َو اْلَع اِج ُز َم ْن َأْت َبَع َن ْف َس ُه َه واَه ا وَت َم َّن ى عَلى ِهللا.َاْلَك ْيُس َم ْن داَن َن ْف َس ُه وَعِمَل ِلما َب ْع َد اْلَم ْو ِت
Artinya: "Orang cerdas adalah orang yang mau memaksa diri beribadah
dan beramal untuk (bekal) setelah mati. Sedangkan orang yang lemah
adalah orang yang menuruti nafsu pada keinginannya, sementara ia
berharap (surga) kepada Allah." (H.R. Baihaqi)
Anugerah agung ini seharusnya tidak kita sia-siakan. Karunia berharga ini
mestinya tidak kita biarkan berlalu tanpa guna. Kita harus mensyukuri
dengan menggunakannya sesuai tujuan penciptaannya. Kita harus
memanfaatkan secara maksimal untuk menimba dan menuntut ilmu,
khususnya ilmu agama. Sebab, ilmu agama adalah kunci kebaikan
seseorang. Rasulullah SAW bersabda:
Kepada para orang tua khusunya, melihat kenyataan zaman yang kian
rusak moralnya dan budaya hidup yang kian merosot, kita harus
memberikan perhatian lebih kepada anak-anak kita. Pengawasan yang
lebih terhadap pergaulan mereka agar tidak terjerembab dalam jurang
kenistaan. Sebagai orang tua, kiranya kita perlu belajar kepada Nabi
Ya’qub As. Saat mendekati ajal, beliau bertanya kepada putra-putra beliau
perihal nasib agama mereka sepeninggal beliau kelak. Akankah mereka
memegang teguh agama yang mereka selama ini diajarkannya, ataukah
mereka akan kembali mengulangi kesesatan? Kisah ini telah diabadikan
dalam Al-Qur’an:
َأْم ُكْنُتْم ُشَه َد اَء ِإْذ َح َضَر َي ْع ُقوَب اْلَم ْو ُت ِإْذ َقاَل ِلَبِنيِه َم ا َت ْع ُبُد وَن ِمْن َب ْع ِدي َقاُلوا َن ْع ُبُد ِإَٰل َهَك َو ِإَٰل َه آَب اِئَك ِإْب َر اِهيَم َو ِإْس َماِع يَل َو ِإْس َح اَق
ِإَٰل ًها َو اِحًد ا َو َن ْح ُن َلُه ُمْس ِلُموَن
َت َر ْك ُت ِفْي ُك ْم َأْم َر ْي ِن َلْن َت ِض ّلُو ا ما َت َمَّس ْك ُتْم ِبِه ما كتاَب ِهللا وُس َّنَة َن ِبِّيِه
Artinya: Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan
tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu: kitabullah
(Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah." (H.R. Malik)