Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu : (Jogiyanto, 2001).

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau kelompoknya

mendefinisikan sistem sebagai berikut: "Sistem adalah kumpulan dari elemen-

elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu". Elemen-elemen

sistem tersebut adalah:

a) Tujuan

Merupakan arah atau tujuan dari sistem yang dapat berupa tujuan usaha,

kebutuhan, masalah, prosedur pencapaian tujuan.

b) Batasan

Merupakan batasan-batasan yang ada dalam mencapai tujuan dari sistem.

Batasan ini dapat berupa peraturan-peraturan, biaya-biaya, personel, dan

peralatan.

c) Pengawasan (Control)

Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem yang dapat

berupa control pemasukan data (input), control pengeluaran data (output) dan

control pengoperasian.
d) Masukan (Input)

Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan,

dimana data dapat berupa masukan, frekuensi pemasukan data dan jenis

pemasukan data.

e) Pengolahan (Proses)

Merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi informasi sesuai

dengan keinginan penerima.

f) Keluaran (Output)

Merupakan keluaran atau tujuan akhir dari sistem. Dapat berupa laporan atau

grafik.

g) Umpan Balik

Umpan balik dapat berupa pemeliharaan dan perbaikan.

Sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu:

a) Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi satu

dengan yang lainnya bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b) Batasan Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang

lain dengan lingkungan luarnya.

c) Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar

batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem tersebut.


d) Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem yang lainnya.

e) Masukan Sistem

Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat

berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal

input).

f) Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat berupa masukan

untuk subsistem yang lain.

g) Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan menjadi keluaran.

h) Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran, sasaran merupakan hasil

yang ingin dicapai oleh sistem, sehingga dapat dikatakan bahwa suatu sistem

akan berhasil bila sasaran dan tujuan dicapai.

Adapun definisi sistem menurut Van de Poel seperti yang dikutip Basuki

Rachmat, adalah "Een verzameling elemnten waartussen relaties bestan.

Vaak treft men bovendien in de litteratuur nog de volgende toevoeging

elementen

gericht op de verwezenlijking van bepaalde gemeenschappelijke doeleinden."

Yang diterjemahkan oleh Winardi sebagai sekumpulan elemen diantara mana

terdapat adanya hubungan-hubungan. (http://library.gunadarma.ac.id)


Senada dengan pendapat di atas menurut Awad, seperti yang dikutip

Basuki Rachmat, menyatakan bahwa "system is an organized, funtioning,

relationship among unit or components”. Yang dapat diartikan, sistem adalah

hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.

Riggs dalam Winardi mengemukakan pengertian sistem sebagai suatu kelompok

yang terdiri dari beberapa komponen atau bagian yang saling berinteraksi dalam

hubungan yang dinamis.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diuraikan bahwa suatu sistem adalah

suatu kelompok atau bagian terdiri dari sekumpulan elemen yang saling

berhubungan satu sama lain yang memiliki pencapaian sasaran yang telah

ditentukan.

2.1.2 Pengertian Informasi

Apabila kita mendengar kata informasi pasti kita akan menghubungkannya

dengan data, karena data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif

tidak berarti bagi pemakai. Informasi adalah data yang telah diproses, atau data

yang memiliki arti : (Raymond McLeod Jr, 2004).

Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi.

Pengolah informasi adalah salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual.

Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, elemen-elemen

nonkomputer, atau kombinasi keduanya.


2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dan orang-

orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama

lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan

prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan

data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban : (James A.

O’brein, 2005).

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990: Perguruan tinggi

adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dan

penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Penelitian merupakan kegiatan

dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, mo-

del, atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau

kesenian. Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kegiatan yang

memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi

kemajuan masyarakat.

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada di

lingkungan perguruan lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi


dan sekolah tinggi lainnya yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari

suatu perguruan tinggi. Perpustakaan ini sepenuhnya dikelola oleh perguruan

tinggi sebagai lembaga induk.

Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan suatu unsur penunjang yang

merupakan perangkat kelengkapan di bidang pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. Setiap perguruan tinggi harus memiliki

perpustakaan yang bertugas menunjang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan

Tinggi yang disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT).

2.2.2 Definisi Sistem Informasi Perpustakaan

Secara spesifik pengertian sistem informasi perpustakaan adalah suatu

penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi manajemen

perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem

informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi

bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini

sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan : (Ikhwan Arif,

2003).

"Tetapi ternyata masih banyak orang (termasuk para pustakawan) yang


belum bisa membedakan dan masih mencampuradukkan antara konsep
“Perpustakaan Dijital” (digital library) dengan “Automasi Perpustakaan”
(library automation). Penulis pernah dimintai tolong untuk memberikan
demo aplikasi perpustakaan dijital, ternyata yang diinginkan adalah
aplikasi automasi perpustakaan. Seorang teman penulis --seorang web
programmer-- memberi nama aplikasi buatannya sebagai digital library,
padahal yang dibuat hanyalah katalog terpasang (online catalog)."
Sebenarnya apa perbedaan mendasar sistem informasi perpustakaan

dengan perpustakaan dijital? Sistem automasi perpustakaan adalah implementasi

teknologi informasi pada pekerjaan-pekerjaan administratif di perpustakaan agar

lebih efektif dan efisien. Apa saja yang termasuk pekerjaan administratif di

perpustakaan. Diantaranya: pengadaan, pengolahan, sirkulasi (peminjaman,

pengembalian), inventarisasi, dan penyiangan koleksi, katalog terpasang,

manajemen keanggotaan, pemesanan koleksi yang sedang dipinjam, dan lain-lain.

Sedangkan sistem perpustakaan dijital adalah implementasi teknologi informasi

agar dokumen dijital bisa dikumpulkan, diklasifikasikan, dan bisa diakses secara

elektronik. Secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan

koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk dijital : (Ikhwan Arif, 2003).

2.2.3 Cakupan Sistem Informasi Perpustakaan

Cakupan sistem informasi perpustakaan meliputi kegiatan-kegiatan

administratif di perpustakaan, di antaranya:

a) Pengadaan (acquisitions), yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan

pengadaan bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian, pertukaran

maupun berupa hadiah. Termasuk di dalamnya kegiatan pengecekan

bibliografi (pre-order bibliographic checking).

b) Pengatalogan (cataloguing), yaitu semua kegiatan yang dilakukan dalam

rangka mempersiapkan cantuman (record) bibliografi untuk pembuatan

katalog yang digunakan sebagai sarana temu-balik informasi.


c) Pengawasan sirkulasi (circulation control), yaitu semua kegiatan yang

berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, biasanya

untuk penggunaan di luar perpustakaan.

d) Pengawasan serial (serials control)

e) Pengelolaan keanggotaan, yaitu sebuah kegiatan administratif pengelolaan

perpustakaan, yang meliputi kegiatan penerimaan layanan keanggotaan,

pemuatan kartu tanda anggota (KTA), layanan surat keterangan bebas tagihan

dan lain-lain.

f) Katalog online (Online Public Access Catalogu/OPAC), yaitu penyediaan

fasilitas temu balik koleksi perpustakaan melalui terminal komputer untuk

digunakan oleh pengguna perpustakaan : (Ikhwan Arif, 2003).

2.2.4 Tujuan Sistem Informasi Perpustakaan

Menurut John Corbin tujuan sistem informasi perpustakaan antara lain;

1) Mempercepat layanan informasi yang diberikan

2) Meringankan beban tugas pustakawan/staf perpustakaan terhadap pekerjaan

yang bersifat pengulangan dan rutin (klerikal)

3) Menghemat waktu dan tenaga sehingga memberikan hasil kerja yang

konsisten

4) Meningkatkan kerjasama antar layanan/bagian ataupun antar perpustakaan

5) Memberikan layanan yang lebih efektif kepada pemakai : (John Corbin,

1985).
Menurut Cochrane, seperti yang dikutip Sulistyo Basuki, bahwa tujuan

sistem informasi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1) Memudahkan integrasi berbagai kegiatan perpustakaan

2) Memudahkan kerjasama dan pembentukan jaringan perpustakaan

3) Membantu menghindari duplikasi kegiatan di perpustakaan

4) Menghilangkan pekerjaan yang bersifat mengulang (repetitif)

5) Membantu perpustakaan memperluas jasa perpustakaan

6) Menimbulkan berbagai peluang untuk memasarkan jasa perpustakaan

7) Dapat meningkatkan efisiensi : (Sulistyo Basuki, 1998).

2.3 Metode Pengembangan SDLC

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal.

Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah. Siklus

hidup sistem adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem

atau subsistem informasi berbasis komputer : (Raymond McLeod Jr, 2004).

Dalam membangun sebuah sistem informasi kita harus melewati beberapa

tahap dari mulai sistem itu direncanakan sampai dengan sistem tersebut

dioperasikan. Tahap-tahap tersebut dinamakan SDLC (System Development Life

Cycle). Secara garis besar siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari lima

tahap, lima tahap tersebut adalah:

1) Tahap Perencanaan

2) Tahap Analisis

3) Tahap Perancangan

4) Tahap Penerapan
5) Tahap Penggunaan

2.3.1 Tahap Perencanaan

Perencanan pengembangan sistem informasi bertujuan untuk

mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan

dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan

serta mempertimbangkan dana yang tersedia, dan siapa yang akan melaksanakan.

Perencanaan sistem dapat mencangkup keseluruhan unit bisnis maupun secara

departemen dengan memperhatikan misi dari usaha bisnis tersebut. Perencanaan

sistem dimulai setelah adanya usulan dari dalam maupun luar, selanjutnya dengan

keputusan manajemen. Bila manajemen setuju dengan rencana atau usulan

tersebut, maka akan disusun suatu kerangka kerja dan anggaran.

2.3.2 Tahap Analisis

Tahap analisis dapat didefinisikan sebagai suatu penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-

kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

2.3.3 Tahap Perancangan

Tahap perancangan dapat diartikan sebagai tahap setelah analisa dari

SDLC (System Development Life Cycle) yang menggambarkan bagaimana sistem

dibentuk, serta pendefinisian dari bentuk-bentuk fungsionalnya. Termasuk


menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan

perangkat keras dari suatu sistem.

Adapun tujuan dari perancangan sistem yaitu memberikan gambaran

secara umum kepada user tentang sistem yang baru.

2.3.4 Tahap Penerapan

Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang ada pada dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji,

menginstall dan memulai menggunakan sistem baru atau sistem yang sudah

diperbaiki. Di mana tujuan dari tahap penerapan ini adalah untuk menyelesaikan

desain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-

program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa personil yang

terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa konversi sistem

lama ke sistem yang baru dapat berjalan secara baik dan benar.

2.3.5 Tahap Penggunaan

Pada tahap penggunaan disarankan adanya dua tahap review yang harus

dilaksanakan. Pertama kali pada saat yang tidak terlalu lama setelah penerapan

sistem, di mana proyek tim masih ada masing-masing anggota masih segar untuk

mengingat sistem yang mereka buat. Review berikutnya dapat dilakukan kira-kira

setelah enam bulan sistem yang baru berjalan. Tujuannya untuk meyakinkan

apakah sistem tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih

ada perbaikan atau penyempurnaan yang harus dilakukan.


2.4 Perancangan Sistem

2.4.1 Data Flow Diagram

Pendekatan analisis terstruktur diperkenalkan oleh DeMarco (1978) dan

Gane Sarson (1979) melalui buku metodologi struktur analisis dan desain sistem

informasi. Mereka menyarankan untuk menggunakan data flow diagram (DFD)

dalam menggambarkan atau membuat model sistem.. Data Flow Diagram (DFD)

adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem komputerisasi,

manualisasi atau gabungan dari keduanya yang penggambarannya disusun dalam

bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan

aturan mainnya : (Tata Sutabri, 2004).

2.4.2 Konsep Dasar Basis Data (Database)

Basis data adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi,

diorganisasikan dan disimpan dengan cara yang memudahkan pengambilan

kembali. DASD (medium file master yang baik) harus digunakan. Tujuan utama

dari konsep basis data adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai

independensi. Pengulangan data (data redundancy ) adalah duplikasi data artinya

data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah

kemampuan untuk membuat perubahan dalan struktur data tanpa membuat

perubahan pada program yang memproses data. Program mengacu pada tabel
untuk mengakses data. Perubahan pada struktur data hanya dilakukan sekali, yaitu

dalam tabel.

2.4.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Pada Model Entity-Relationship, semesta data yang ada di ‘dunia nyata’

diterjemahkan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi

sebuah diagram data, yang umum disebut sebagai Diagram Entity-Relationship

(Diagram E-R). Model Entity-Relationship dibentuk dari dua komponen yaitu

entitas (entity) dan relasi (relation). Kedua komponen ini dideskripsikan lebih

jauh melalui sejumlah atribut : (Fathansyah Ir, 2002).

Langkah-langkah pembuatan ERD:

1) Menentukan entitas yang diperlukan.

2) Menentukan hubungan antar entitas.

3) Menentukan Cardinality Ratio.

4) Menentukan atribut yang diperlukan dari tiap entitas.

5) Menentukan kunci diantara atribut.

Adapun komponen-komponen ERD sebagai berikut:

1) Komponen Entitas (Entity)

Entitas merupakan suatu kumpulan objek atau suatu yang dapat dibedakan

secara unik.

2) Komponen Hubungan (Relationship)

Relationship menyatakan hubungan antar Entitas. Relationship memiliki

beberapa derajat relationship, yaitu jumlah entitas yang berpartisipasi dalam


suatu relationship. Ada empat relationship yang sering digunakan dalam

ERD:

a. Unary Relationship

Relasi yang berderajat satu, merupakan relasi yang terjadi dari sebuah

himpunan entitas ke himpunan entitas yang sama.

b. Binary Relationship

Relasi yang berderajat dua, merupakan relasi yang terjadi antara 2 entitas.

c. Ternary Relationship

Relasi yang berderajat tiga, merupakan relasi yang terjadi antara 3 entitas.

d. N-ary Relationship

Relasi yang berderajat N, merupakan relasi yang terjadi lebih dari 3

entitas.

3) Komponen Atribut

Atribut adalah karakteristik suatu entitas yang menyediakan penjelasan secara

detail tentang entitas tersebut.

Demikian pula untuk membantu menggambarkan relasi secara lengkap

terdapat juga beberapa relasi dalam hubungan atribut yang ada di dalam 1 atau 2

file, yaitu sebagai berikut: (Lihat daftar simbol ERD)

1) One to One Relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu.

Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk

menunjukan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah

tunggal.

2) One to Many Relationship


Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding

banyak atau dapat pula dibalik banyak lawan satu. Hubungan tersebut dapat

digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan tabel dan relasi

antar keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda untuk menunjukkan

hubungan banyak tersebut.

3) Many to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adanya banyak perbandingan

banyak. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk

menunjukkan tabel dan relasi antar keduanya diwakilkan dengan tanda panah

ganda untuk menunjukkan hubungan banyak tersebut.

2.5 Perancangan Input/Output

2.5.1 Perancangan Input

Input adalah informasi dalam bentuk formulir input, tampilan layar,

dokumen-dokumen jaringan interaktif. Yang mana bentuk-bentuk tersebut

didasarkan pada hal-hal yang menurut pikiran kita merupakan suatu hal yang

penting untuk bentuk. Adapun bentuk dari suatu input yang baik dapat dilihat dari

keefektifan, ketepatan, serta kemudahan dalam penggunaan dan tampilan layar

yang sederhana dan menarik.

2.5.2 Perancangan Output

Output adalah informasi yang telah dikirim kepada pengguna melalui

sistem informasi lewat intranet, extranet, atau World Wide Web. Output dapat

diwujudkan dalam beberapa bentuk, misalnya hard copy tradisional dari laporan
cetakan atau soft copy seperti layar komputer. Output tersebut dapat berupa

Output catakan dan Output layar.


2.6 Teori Pemrograman

2.6.1 PHP

1) Sejarah Singkat PHP

PHP yang memiliki kepanjangan rekursif Hypertext Pre Processor

bukanlah bahasa pemrograman. Akan tetapi, PHP adalah bahasa scripting

open source yang ditulis menggunakan sintaks bahasa C, Java dan Perl yang

sederhana dan mudah dipelajari. PHP pertama kali diperkenalkan oleh Rasmus

Lerdoff pada tahun 1995 untuk keperluan dinamisasi website pribadinya. Saat

ini PHP telah berkembang seiring dengan sambutan komunitas open source di

internet. PHP juga memenuhi kebutuhan akan bahasa scripting server side

yang sederhana, kuat dan memiliki konektivitas dengan beragam database

server. Salah satu database server yang berhubungan erat dengan PHP adalah

MySQL.

2) Kelebihan PHP

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PHP, diantaranya adalah:

a. PHP dapat dipakai dihampir semua web server yang ada di pasaran

(Apache, AOL Server, fhttpd, phpttpd, Nic IIS, PWS, Xitami, dll.) yang

dijalankan di berbagai sistem operasi (Linux, Windows, Solaris,

FreeBSD). Dengan demikian, proses perkembangannnya dapat dilakukan

pada sistem operasi yang berbeda.

b. PHP banyak mendukung paket database, baik yang bersifat komersil

maupun non komersil seperti postgreSQL, Msql, MySQL, Oracle, dan

seterusnya dan mudah dipelajari.


3) Struktur Program PHP

Skrip PHP diawali dengan tag pembuka <? Dan diakhiri dengan tag

penutup ?>. Setiap file yang berisi kode PHP harus diberi ekstensi .php, agar

dapat diterjemahkan oleh server dan mengeluarkan output hasil dalam bentuk

tag HTML ke browser setiap kali file tersebut diakses.

2.6.2 MySQL

1) Sejarah Singkat MySQL

Database telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia.

Sebuah pekerjaan akan terasa berat jika tidak didukung oleh database.

Sebagai contoh keberadaan database dirasakan sangat penting dalam

pekerjaan di bank, universitas, perpustakaan dan lain-lain.

2) Keunggulan MySQL

Berikut ini adalah beberapa keunggulan MySQL, yaitu:

a. Mampu menangani jutaan user dalam waktu yang bersamaan

b. Mampu menampung lebih dari 50.000.000 record

c. Menyediakan dukungan open source, sehingga setiap pengguna MySQL

diizinkan mengubah source untuk keperluan pengembangan dan

penyelerasan spesifikasi database sesuai kebutuhan

2.6.3 Apache

Untuk menjalankan PHP dan MySQL, maka diperlukan web server. Web

server yang juga dikenal dengan istilah HTTPD (Hypertext Transfer Protocol

Deamon) atau HTTP server, adalah service yang bekerja untuk melayani

request
dari HTTP client (web browser) ke komputer server. PHP dan MySQL dapat

bekerja dengan banyak web server. Salah satu web server yang dikenal

konektivitasnya dengan PHP dan MySQL adalah Apache.

Seperti halnya dengan PHP dan MySQL, Apache juga dikembangkan oleh

komunitas open source di internet. Saat ini Apache merupakan web server yang

paling populer. Apache, PHP dan MySQL merupakan tiga rangkaian yang bekerja

di komputer server untuk melayani request dari komputer client melalui jalur

HTTP.

2.7. Kode Batang (Barcode)

Di awal perkembangannya, penggunaan kode batang dilakukan untuk

membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket.

Tetapi saat ini kode batang sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi

seperti misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk

pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.

Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih

dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan

kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal

kadaluwarsa, nomor identitas dengan mudah dan murah. Kode batang

digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet

sejajar horisontal

Anda mungkin juga menyukai