Karena check list ini digunakan untuk membantu meningkatkan keterampilan, adalah penting untuk
membuat skor yang dilakukan dengan hati-hati dan seobjektif mungkin. Penampilan dan tiap-tiap
langkah peserta di skor ke dalam tiga skala seperti berikut:
1. Butuh perbaikan: langkah atau tugas tidak dilakukan secara benar atau tidak sesuai urutan.
2. Kompeten: langkah atau tugas dilakukan secara benar atau sesuai urutan, namun peserta
tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah berikutnya secara efisien
3. Dilakukan secara mahir: langkah atau tugas dilakukan dengan benar dan efisien dengan
urutan langkah yang benar.
PANDUAN BELAJAR UNTUK KEMAMPUAN KONSELING IVA DAN KRIOTERAPI
LANGKAH/TUGAS KASUS
KONSELING
Interview Awal (Wilayah Penerimaan Perempuan)
1. Menyambut perempuan dengan hormat dan penuh keramahan
2. Menjelaskan maksud kunjungan dan menjawab pertanyaan
3. Memberikan informasi umum tentang pencegahan kanker
dengan deteksi dini
4. Memberikan informasi tentang pemeriksaan pelvis dan
keuntungan serta keterbatasan dari deteksi dini kanker:
Menjelaskan bagaimana pemeriksaan pelvis dilakukan
Menjelaskan bagaimana tes IVA dan krioterapi dapat
mencegah kanker dan bahwa kanker serviks lebih mudah
diobati bila stadium belum lanjut.
5. Menjelaskan apa yang diharapkan sepanjang kunjungan klinik
Konseling Khusus IVA (Wilayah Konseling)
6. Meyakinkan pasien tentang kerahasiaan dan privasi
7. Memperoleh infomasi tentang identitas: nama, alamat, dll
8. Menanyakan riwayat reproduksi (usia saat hubungan seksual
pertama kali, penyakit hubungan seksual)
9. Memberikan informasi tambahan tentang IVA dan krioterapi:
Menjelaskan riwayat alami kanker serviks dan hubungannya
dengan HPV
Mendiskusikan faktor risiko penyakit kanker serviks
Menguraikan bagaimana tes IVA dilaksanakan dan hasilnya
Menjelaskan perawatan bila tes IVA abnormal
10. Menanyakan kebiasaan atau agama yang dianut yang
berpengaruh terhadap keputusan untuk melakukan tes IVA
11. Mendiskusikan kebutuhan perempuan, perhatian, dan
ketakutan dengan cara yang simpatik dan seksama
12. Membantu perempuan dalam memutuskan untuk memeriksa
tes IVA
Jika perempuan memilih untuk melakukan tes IVA:
13. Tanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan tentang tes IVA
14. Gambarkan prosedur tes IVA dan apa yang diharapkan selama
pemeriksaan pelvis dan sesudahnya
Jika hasil tes IVA negatif:
15. Mendiskusikan dengan pasien tentang hasil tes IVA dan apa
maknanya terhadap kesehatan reproduksinya
16. Memberitahukan kapan pasien harus kembali untuk skrining
selanjutnya
17. Meyakinkan pasien untuk kembali sebelum jadwalnya bila
membutuhkan nasihat atau perhatian medis
18. Memberikan instruksi tentang kunjungan berikutnya
KONSELING KRIOTERAPI
Jika hasil tes IVA positif:
19. Setelah melengkapi pemeriksaan pelvis, tanyakan pasien
apakah lebih senang berdiskusi tentang hasil selagi
berbaring/ duduk
20. Beritahu pasien mengenai hasil tes IVA
21. Tanyakan apakah pasien hamil? Jika ya, tanyakan usia
kehamilan.
22. Berikan informasi yang lengkap mengenai pilihan terapi:
Tunjukkan bagaimana prosedur krioterapi dilakukan:
Tindakan krioterapi bersifat local untuk merusak jaringan
serviks dengan cara membekukan bagian yang terdapat
lesi pada suhu -65C sampai -85C)
Menguraikan keuntungan dan efektivitas krioterapi:
durasi tindakan singkat, tidak seinvasif operasi,
perdarahan relatif sedikit, perawatan setelah tindakan
lebih singkat dan dapat dilakukan dirumah, biaya lebih
murah daripada dioperasi.
Menjelaskan kemungkinan efek samping dan
memastikan bahwa pasien mengerti, efek samping yang
dapat terjadi: rasa panas di wajah, pengeluaran cairan di
vagina, selama 2-3 minggu)
Menjelaskan tingkat keberhasilan pengobatan:
- NIS 1 dan 2: 85 – 95%
- NIS 3: 61 – 68%
23. Mendorong pasien untuk bertanya dan mendiskusikan
kondisinya
24. Beri kesempatan kepada pasien untuk memastikan
25. Tanyakan kepada pasien apakah akan memberikan
persetujuan untuk terapi
Konseling Setelah Krioterapi
26. Memberikan instruksi untuk merawat diri di rumah
27. Menasihati pasien tentang tanda dan gejala yang mungkin
timbul
28. Mendiskusikan dengan pasien apa yang harus dilakukan jika
ada masalah (misalnya perdarahan lama atau nyeri perut
atau nyeri pelvis)
29. Memberikan instruksi untuk memakai kondom dan kondom
vagina (jika ada)
30. Meminta pasien untuk mengulang instruksi
31. Menjawab semua pertanyaan
32. Menjadwal kunjungan berikutnya
PANDUAN BELAJAR KEMAMPUAN KLINIK TES IVA
(Digunakan untuk peserta)
Menilai pencapaian tiap langkah atau tugas yang diamati dengan memakai skala nilai sebagai
berikut:
1. Butuh perbaikan: langkah atau tugas tidak dilakukan secara benar atau tidak sesuai urutan.
2. Kompeten: langkah atau tugas dilakukan secara benar atau sesuai urutan, namun peserta
tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah berikutnya secara efisien
3. Dilakukan secara mahir: langkah atau tugas dilakukan dengan benar dan efisien dengan
urutan langkah yang benar.
Menilai pencapaian tiap langkah atau tugas yang diamati dengan memakai skala nilai sebagai
berikut:
1. Butuh perbaikan: langkah atau tugas tidak dilakukan secara benar atau tidak sesuai urutan.
2. Kompeten: langkah atau tugas dilakukan secara benar atau sesuai urutan, namun peserta
tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah berikutnya secara efisien
3. Dilakukan secara mahir: langkah atau tugas dilakukan dengan benar dan efisien dengan
urutan langkah yang benar.
Menilai pencapaian tiap langkah atau tugas yang diamati dengan memakai skala nilai sebagai
berikut:
1. Butuh perbaikan: langkah atau tugas tidak dilakukan secara benar atau tidak sesuai urutan.
2. Kompeten: langkah atau tugas dilakukan secara benar atau sesuai urutan, namun peserta
tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah berikutnya secara efisien
3. Dilakukan secara mahir: langkah atau tugas dilakukan dengan benar dan efisien dengan
urutan langkah yang benar.
Menilai pencapaian tiap langkah atau tugas yang diamati dengan memakai skala nilai sebagai
berikut:
1. Butuh perbaikan: langkah atau tugas tidak dilakukan secara benar atau tidak sesuai urutan.
2. Kompeten: langkah atau tugas dilakukan secara benar atau sesuai urutan, namun peserta
tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah berikutnya secara efisien
3. Dilakukan secara mahir: langkah atau tugas dilakukan dengan benar dan efisien dengan
urutan langkah yang benar.
Menilai pencapaian tiap langkah atau tugas yang diamati dengan memakai skala nilai sebagai
berikut:
1. Butuh perbaikan: langkah atau tugas tidak dilakukan secara benar atau tidak sesuai urutan.
2. Kompeten: langkah atau tugas dilakukan secara benar atau sesuai urutan, namun peserta
tidak ada kemajuan dari langkah ke langkah berikutnya secara efisien
3. Dilakukan secara mahir: langkah atau tugas dilakukan dengan benar dan efisien dengan
urutan langkah yang benar.
PENGETAHUAN DASAR
LEEP merupakan singkatan dari Loop Electrosurgical Excision Procedure. Prosedur tersebut dapat
berupa:
1. LLETZ (Large Loop Excision of the Transformation Zone)
2. LLEC (Large Loop Excision of the Cervix)
3. Konisasi Biopsi / Loop Cone Biopsi of the cervix
INDIKASI
1. Biopsi membuktikan derajat NIS
2. Temuan Tes Pap Abnormal
3. Temuan Kolposkopi abnormal
KONTRAINDIKASI
1. Kuretase endoserviks positif 6. Postpartum 3 bulan
2. Dicurigai lesi invasif 7. Sedang menstruasi
3. Gangguan perdarahan 8. Pasien terpapar dengan DES
4. Kehamilan 9. Serviks abnormal equivokal
5. Servisitis berat
PANDUAN PEMBELAJARAN LEEP/LLETZ
LANGKAH KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Alat pelindung diri: masker, apron, kacamata, topi, baju tindakan, sarung
tangan steril, dan alas kaki
2. Alat kolposkopi
Electrosurgical Unit (ESU) posisi blended
Elektroda plate pada pasien
Elektroda bentuk round dan square berbagai ukuran
3-5 mm ball electrode untuk koagulasi
3. Instrumen
Spekulum besar dengan smoke evacuator (plastic atau bahan isolated)
Tenakulum
Sonde uterus
Klem Fenster
Cunam Tampon
Evakuator
Cotton balls dan cotton swab besar dan kecil
Kain alas bokong dan penutup perut bawah
Lampu sorot
Formulir pemeriksaan patologi anatomi
4. Obat-obatan atau alat kesehatan
Cairan: asam asetat 5%, larutan lugol, albothyl
Larutan formalin 10%
Lidocain 2%
Obat vasopressor (Epinefrin 1:1000 10 ml)
Infiltrasi set
Jarum no. 26 – 32 atau spinal needle 20 – 25
Benang chromic 4-0 dan needle holder panjang
PERSIAPAN PASIEN
1. Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemih
2. Baringkan dalam posisi litotomi
3. Pasang kain alas bokong dan penutup perut bawah
PERSIAPAN PENOLONG
1. Cuci rangan dan lengan dengan sabun dan air mengalir
2. Keringkan tangan sebelum tindakan
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
1. Jelaskan tentang prosedur, tujuan, dan komplikasi tindakan. Pastikan pasien
mengerti
2. Mintakan persetujuan lisan dan tulisan untuk melakukan tindakan
LEEP/LLETZ
PROSEDUR
1. Beritahu pasien bahwa prosedur akan dimulai
2. Pasang kolposkopi dalam posisi terbaik, sesuai kebutuhan
3. Setting ESU pada posisi blended (35-50W) untuk electrode 10 mm atau
lebih kecil (25 – 35 mm)
4. Pakai sarung tangan DTT
5. Lakukan tindakan aseptik – antiseptik pada vulva, perineum, dan vagina
6. Pasang spekulum cocor bebek ke dalam vagina, tampak serviks lalu kunci
dan pasang smoke evakuator
7. Semprotkan NaCl 0,9% ke serviks, bersihkan vagina dan serviks
8. Posisikan kolposkopi sesuai kebutuhan sehingga terlihat jelas serviks
9. Lakukan anestesi lokal, siapkan jarum anestesi dan lidokain 2-5% dengan
epinefrin, blok paraservikal (jarum pada posisi jam 3 dan 9 atau jam 4 dan 8),
atau anestesi sirkumferensial dengan kedalaman 5-7 mm (aspirasi jarum
untuk mencegah obat masuk pembuluh darah)
10. Infiltrasi serviks dengan vasopresor untuk mencegah perdarahan dengan
menggunakan epinefrin dalam 10 ml NaCl fisiologis
11. Usap permukaan serviks dengan lugol kemudian amati perubahan warna
(gambaran area eksisi)
12. Periksa zona transformasi
13. Gunakan elektroda round disesuaikan dengan besar serviks, dorong
tegak lurus ke dalam serviks lateral dari zona transformasi, kemudian tarik
mundur tegak lurus, untuk mencapai kelenjar dilakukan penetrasi 5-8 mm ke
dalam permukaan
14. Untuk mendapatkan spesimen lebih besar (walaupun fragmen
ektoserviks dan endoserviks terpisah tetapi perlu ditempatkan dalam satu
container/cowboy hat excision), berikan keterangan spesimen. Konisasi yang
lebih dalam dapat dilakukan dengan mengambil sampel endoserviks kedua
menggunakan loop yang lebih kecil setelah sampel ektoserviks didapatkan.
15. Periksa kembali serviks apakah masih ada lesi yang tertinggal, yang
memungkinkan dilakukan eksisi ketiga
16. Bila terdapat perdarahan dilakukan hemostasis koagulasi dengan ball
coagulation, jahit dengan benang chromic bila perdarahan banyak
17. Lepas speculum
18. Siapkan jaringan untuk pemeriksaan patologi anatomi
DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN
1. Kumpulkan semua peralatan yang telah digunakan kemudian masukkan
dalam wadah berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit
2. Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah
disediakan. Seka bagian-bagian yang dicemari darah dan cairan tubuh
dengan larutan klorin 0,5%
3. Masukkan tangan ke dalam larutan klorin 0,5% bersihkan dari darah dan
cairan tubuh, lalu lepaskan sarung tangan secara terbalik, rendam 10 menit
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Keringkan dengan handuk bersih
PEMANTAUAN DAN REKAM MEDIK
1. Periksa tanda vital dan keluhan pasien
2. Catat hasil tindakan yang telah dilakukan, pemeriksaan jaringan, obat-
obatan yang diberikan, dan penyulit yang timbul selama tindakan
KONSELING PASCA TINDAKAN
1. Jelaskan tentang hasil tindakan yang telah dilakukan
2. Jelaskan bagaimana dan kemana pasien harus datang jika terjadi
komplikasi
3. Jelaskan kapan penderita harus kontrol kembali 1 minggu kemudian
untuk memastikan tidak ada infeksi atau perdarahan yang berat. Selanjutnya
tiap bulan atau jika pasien tidak ada keluhan.
Catatan Khusus: lakukan pemeriksaan pada saat tidak menstruasi (terbaik 7 hari setelah menstruasi
atau paling sedikit 7 hari sebelum haid berikutnya