PUSKESMAS RI SIDOMULYO
DISUSUN OLEH:
NISN:
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
DIBUAT
Sebagai salah satu syarat untuk praktik kerja lapangan (pkl) pada SMK Kesehatan Pro-
skill Indonesia dibawah naungan yayasan putra riau membangun.
Disahkan Oleh:
Kepala sekolah
Laporan ini telah di setujui dan diperiksa tim penguji laporan praktik kerja lapangan
SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia.
Penguji I :
Penguji II :
Mengetahui,
Kepala sekolah
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia. Laporan
ini merupakan standar bagi siswa agar dapat melaksanakan tindskan Keperawatan dan mencapai
Kompetensi yang diharapkan,meliputi kemampuan kognitif,dan psikomotor.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak sekolah SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia
yang telah memberikan konstribusi dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Kami
juga menyadari laporan kerja ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kami
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca dan pengguna Laporan Kerja ini dalam
rangka perbaikan dimasa mendatang.
Pekanbaru,Mei 2023
COVER
LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR PENGUJI ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.4.1 Subjek 3
1.4.2 Objek 3
BAB IV PEMBAHASAN 19
4.2 Etiologi DM 19
4.4 Patofisiologi 21
4.6 Penatalaksanaan 23
4.8 Phatway 25
4.12.2 Pengkajian 28
4.12.4 Evaluasi 29
BAB V PENUTUP 30
5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN V
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta/Denah Puskesmas
2. Gambar Puskesmas
3. Visi,Misi dan Motto
4. Gambar Ruang Rawat Inap
5. Laporan Pendahuluan
6. Laporan Kasus I
7. Laporan Kasus II
8. Activity Daily Living
9. Lembar Consul
BAB I
PENDAHULUAN
a. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan di berikan di sekolah oleh guru
pembimbing di sekolah SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia khususnya di bidang
keperawatan.
b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dan nyata saat praktik kerja lapangan(pkl)
Unit kerja pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang kami jalani merupakan jurusan
keahlian di bidang Asistes Keperawatan yang di kepalai oleh pembimbing puskesmas Sri
Meautia.AMK.
1. Subjek
Siswa-siswi Kelas XI Asisten Keperawatan SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia.
2. Objek
Instalasi Keperawatan Puskesmas RI Sidomulyo.
URAIAN UMUM
Puskesmas ini adalah unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan
kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
Jadi bisa dibilang Puskesmas merupakan ujung tombak sistem pelayanan kcsehatan di Indonesia.
2. Membina peran serta masyarakat atau mengedukasi masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka kemampuan untuk hidup sehat.
Dalam hal ini Permenkes RI Nomor 46 tahun 2015 menyatakan bahwa penetapan
status akreditasi puskesmas terdiri dari: tidak terakreditasi, terakreditasi dasar,
Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat.
Fungsi Puskesmas Rawat Inap sebagai tempat rujukan pertama bagi kasus tertentu
yang perlu dirujuk, mempunyai beberapa fungsi pokok, antara lain :
1. Fungsi sesuai dengan tugasnya yaitu pelayanan,pembinaan dan pengembangan, dengan
penekanan pada fungsi pada kegiatan yang bersifat preventif, promotif, dan fungsi rehabilitative
2. Fungsi yang berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien sakit, instalasi
oba, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang lebih berorientasi pada kegiatan yang
bersifat kuratif.
BAB III
URAIAN KHUSUS
3.1 SEJARAH PUSKESMAS
UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap terletak di Kecamatan Tampan, dimana pada
tahun 2016 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No. 04 Tahun 2016, tentang
Pembentukan Kelurahan di Kota Pekanbaru. Wilayah Kelurahan di Kecamatan Tampan
dimekarkan dari 4 Kelurahan menjadi 9 Kelurahan dengan batas-batas Kecamatan sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payung Sekaki (Kota Pekanbaru)
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambang (Kabupaten Kampar)
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai (Kota Pekanbaru)
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tapung (Kabupaten Kampar).
Sampai akhir tahun 2016 UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap masih membawahi 2
puskesmas pembantu dengan jenis pelayanan berupa promotif, preventif dan kuratif. Puskesmas
Sidomulyo Rawat Inap beralamat dijalan Garuda Kelurahan Delima Kecamatan Tampan dengan
jumlah penduduk Berdasarkan data dari kantor BPS Kota Pekanbaru tahun 2016, jumlah
penduduk kelurahan delima Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 43.691 jiwa dengan kepadatan
Penduduk Kecamatan Tampan adalah sebesar 208.995 jiwa/km².
Kemampuan baca tulis atau melek huruf merupakan salah satu indikator yang penting
dari seseorang untuk dapat menerima pesan tertulis, aktif dalampembangunan kesehatan secara
wajar dan berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan serta dapat menikmati hasil dari
pembangunan kesehatan itu sendiri. Jumlah penduduk melek huruf di Kecamatan Tampan
berjumlah 145.267 Orang (88,38 %). Porsi terbesar tingkat pendidikan tertinggi yang 42 43
ditamatkan penduduk Kecamatan Tampan adalah tingkat SMA/MA dengan jumlah 2990 orang.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap terdapat 1 rumah sakit. Di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas
Pembantu selain itu juga terdapat 6 klinik, 6 balai pengobatan swasta, 12 praktik pengobatan
tradisional, 28 apotek, toko obat, 5 optic dan 1 laboratorium swasta, dan terdapat 37 posyandu di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, dengan 27 posyandu berstrata mandiri,
3 posyandu purnama,pratama 4 dan 3 posyandu madya. Terdapat 2 Desa siaga di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap.
Jumlah Dokter Spesialis di UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap tahun 2016 adalah
9 orang, jumlah dokter umum adalah 5 orang, jumlah Kesehatan Masyarakat adalah 2 orang dan
jumlah dokter gigi 3 orang. Sedangkan jumlah perawat 21 orang, bidan 13 orang, perawat gigi 1
orang.Tenaga kefarmasian ada 0 orang,apoteker 2 orang. Tenaga kesehatan lingkungan 1 orang
dan ahli gizi 2 orang.56 Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja, antara lain: 1. Unit Pelaksana Teknis 2. Pembangunan Kesehatan 3. Pertanggungjawaban
penyelenggaraan kesehatan 4. Wilayah Kerja.
a. Pendaftaran
Untuk mengetahui pelayanan dan fasilitas Puskesmas Rawat Jalan Sidomulyo
menyediakan Client Service untuk pasien dan memberikan informasi mengenai
pelayanan Puskesmas,dan juga pendaftaran BPJS atau pun umum untuk
pengobatan rawat jalan.
f. Pelayanan Laboratorium
PEMBAHASAN
DIABETES MELITUS(DM)
4.1 PENGERTIAN
4.2 ETIOLOGI
a. Diabetes tipe I
- Faktor genetikPenderita diabetes tidak mewarisidiabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik
ini di temukan pada individu yangmemiliki tipe antigen HLA.
- Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringannormal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen. Faktor lingkunganVirus atau toksin tertentu dapat memicu
proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
padadiabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinyaresistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
meningkat.
c)Anoreksia.
g) Ketonuria.
h) Pada kulit pasien DM akan mengalami kering, lesi kulit atau
i) Sakit kepala.
j) Mengantuk.
4.4 PATOFISIOLOGI
Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karenasel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa
terjadi akibatprodukasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal
dari makanantidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemiaposprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap
kembali semuaglukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketikaglukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairandan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Sebagai akibat darikehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan
dalam berkemih (poliuria) dan rasahaus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkanpenurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan
(polifagia), akibatmenurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan
kelemahan. Dalam keadaannormal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa
yang disimpan) danglukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan
substansi lain), namunpada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan
dan lebih lanjut akan turutmenimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan
lemak yang mengakibatkanpeningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping
pemecahan lemak. Badan ketonmerupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa
tubuh apabila jumlahnya berlebihan.Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan
tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen,mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton
dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.
Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuaikebutuhan akan memperbaiki dengan
cepat kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejalahiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan
latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang seringmerupakan komponen terapi yang
penting.
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulinyaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
resptor tersebut, terjadi suaturangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes tipe IIdisertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untukmenstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah, harusterdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi
glukosa terganggu,keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa
akan dipertahankan padatingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-
sel beta tidak mampumengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadidiabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas DM tipe II, namunmasih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksibadan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.Meskipun demikian, diabetes tipe II yang
tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnyayang dinamakan sindrom
hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari 30
tahun danobesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-tahun)
dan progresif,maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami
pasien, gejalatersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria,
polidipsi, luka padakulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur
(jika kadra glukosanyasangat tinggi).
4.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
4.6 PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan
terapeutikpada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5
komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1.Diet2. Latihan
3. Pemantauan
5. Pendidikan
4.7 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data Pasien
a) Nama: Ny.p
b) Umur:65 tahun
c) Jenis kelamin: Perempuan
d) Perum Rajawali
2. Keluhan Utama
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Sakit kepala yang di rasakan pasien,berat badan yang turun jauh dari dua
minggu lalu,sering buang air kecil.
Pasien pernah di bawa ke klinik saat glukosa darah nya naik,pasien juga
tidak menjaga pola makan sehat seperti makanan yg rendah
gula,lemak,garam dan karbohidrat tinggi yang dapat menyebabkan
peningkatan gula darah.
d) Pemeriksaan fisik
INTERVENSI KEPERAWATAN
4.11 EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya adalah
membandingkan status keadaan kesehatan dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah
ditetapkan. (Tarwoto dan Wartonah.2015)
a) Nama: Ny.p
b) Umur:65 tahun
c) Jenis kelamin: Perempuan
d) Alamat: jln.perum rajawali
4.12.2 Pengkajian
4.12.4 Evaluasi
1. Aspirin: 1x1
2. Captopril 2x1
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Untuk kesempatan ini,izinkan penulis untuk memberikan beberapa saran kepada pihak
sekolah yang sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan di masa
yang akan dating,saran saran itu iyalah:
1. Sekolah hendak nya menyiapkan tempat untuk praktik kerja lapangan jauh jauh hari dan
membuat keputusan yang lebih matang agar siswa/siswi bisa mempersiapkan diri untuk
memulai kegiatan pkl dengan baik.
2. Pihak sekolah hendaknya dapat memantau kegiatan siswa yang sedang melaksanakan pkl
secara intensif sehingga kesulitan yang timbul dapat di pecahkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.penerbitwidina.com/media/publications/439035-
metodologi-keperawatan-aa6113fc
http://eprints.umpo.ac.id/6179/3/BAB%202.pdf
https://www.academia.edu/34103462/
LAPORAN_PENDAHULUAN_DIABETES_MELLITUS
https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus
LAMPIRAN
1. Peta/Denah Puskesmas
b) Misi
Meningkatkan pengetahuan, Motivasi dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector untuk mewujudkan
masyarakat sehat
c) Motto
Jakarta : EGC