Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PUSKESMAS RI SIDOMULYO

KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

MISNANDA DEVINA ANASTASYA

NISN:

SMK KESEHATAN PRO-SKILL INDONESIA

JL.CIPTA KARYA.3 PANAM

2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

SMK KESEHATAN PRO-SKILL INDONESIA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

DIBUAT

Sebagai salah satu syarat untuk praktik kerja lapangan (pkl) pada SMK Kesehatan Pro-
skill Indonesia dibawah naungan yayasan putra riau membangun.

Disahkan Oleh:

Pembimbing Puskesmas Pembimbing Sekolah

SRI MEUTIA,AMK Ns.Florensia Hardi Saputri


NIP: NIP:
Mengetahui,

Kepala sekolah

Jerry Mansontuah Naibaho,S.ST


NIY:
LEMBAR PENGUJI
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSKESMAS RI SIDOMULYO
KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN

Laporan ini telah di setujui dan diperiksa tim penguji laporan praktik kerja lapangan
SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia.

MISNANDA DEVINA ANASTASYA


NISN:

Pekanbaru, Mei 2023

Penguji I :

Penguji II :

Mengetahui,
Kepala sekolah

Jerry Mansontuah Naibaho, S.ST


NIY.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran ALLAH SWT atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia. Laporan
ini merupakan standar bagi siswa agar dapat melaksanakan tindskan Keperawatan dan mencapai
Kompetensi yang diharapkan,meliputi kemampuan kognitif,dan psikomotor.

Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak sekolah SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia
yang telah memberikan konstribusi dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Kami
juga menyadari laporan kerja ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kami
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca dan pengguna Laporan Kerja ini dalam
rangka perbaikan dimasa mendatang.

Pekanbaru,Mei 2023

Misnanda Devina Anastasya


DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PENGUJI ii
KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Tujuan praktik kerja lapangan 2

1.2.1 Tujuan umum 2

1.2.2 Tujuan khusus 2

1.3 Ruang lingkup 2

1.3.1 Tempat pelaksanaan 2

1.3.2 Waktu pelaksanaan 3

1.4 Unit kerja. 3

1.4.1 Subjek 3

1.4.2 Objek 3

1.5 Manfaat praktek kerja lapangan 3

BAB II URAIAN UMUM 4

2.1 Definisi puskesmas 4

2.2 Fungsi puskesmas 4

2.2.1 Fungsi profesional. 5

2.2.2 Fungsi pokok 5

2.3 Klasifikasi puskesmas 6


2.3.1 Berdasarkan jenis pelayanan 6

2.3.2 Berdasarkan kedudukan puskesmas 6

2.3.3 Berdasarkan status akreditas 6

2.4 Tujuan puskesmas7

2.4.1 Tujuan umum 7

2.4.2 Tujuan khusus 7

2.5 Instalasi rawat inap puskesmas 8

2.5.1 Pengertian instalasi rawat inap puskesmas 8

2.5.2 Tujuan instalasi rawat inap puskesmas 8

2.6 Fungsi instalasi puskesmas 9

BAB III URAIAN KHUSUS 10

3.1 Sejarah puskesmas 10

3.2 Visi,misi dan motto 11

3.3 Pelayanan kesehatan 12

BAB IV PEMBAHASAN 19

4.1 Pengertian Diabetes Melitus 19

4.2 Etiologi DM 19

4.3 Manifestasi Klinis 20

4.4 Patofisiologi 21

4.5 Pemeriksaan penunjang 23

4.6 Penatalaksanaan 23

4.7 Pengkajian Keperawatan 24

4.8 Phatway 25

4.9 Diagnosa Keperawatan 26

4.10 Intervensi Keperawatan 27


4.11 Evaluasi 28

4.12 Laporan Kasus 28

4.12.1 Data Pasien 28

4.12.2 Pengkajian 28

4.12.3 Tindakan Yang Dilakukan 29

4.12.4 Evaluasi 29

BAB V PENUTUP 30

5.1 Kesimpulan 30

5.2 Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN V

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta/Denah Puskesmas
2. Gambar Puskesmas
3. Visi,Misi dan Motto
4. Gambar Ruang Rawat Inap
5. Laporan Pendahuluan
6. Laporan Kasus I
7. Laporan Kasus II
8. Activity Daily Living
9. Lembar Consul
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu Keperawatan merupakan bidang studi yang menyiapkan kamu menjadi seorang
perawat. Di jurusan ini kamu akan mempelajari teori dan teknologi baru untuk
mengembalikan dan merawat kesehatan mental dan fisik seseorang yang mengidap suatu
penyakit dan penyandang disabilitas. Bidang spesialisasi untuk setiap kelas perawat antara
lain perawat dewasa, perawat anak-anak, perawat manula, perawat untuk mental, dan
perawatan jalan.
Sekolah menengah kejuruan Asisten Keperawatan merupakan program yang bertujuan
untuk menghasilkan tenaga ahli dalam asistensi keperawatan yang terampil dan kompeten di
bidang pelayanan dasar keperawatan khususnya pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Lulusan dari jurusan keperawatan diharapkan dapat memfasilitasi perawatan individu,
keluarga, masyarakat, sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, dan memulihkan
kondisi kesehatan yang optimal dan kualitas hidup yang prima. Sekolah menengah asisten
keperawatan mempunyai syarat kelulusan. Salah satu syarat kelulusan sekolah Menengah
kejuruan asisten keperawatan adalah melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan.
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di instansi seperti klinik,rumah sakit dan
puskesmas,lapangan memberikan gambaran kepada siswa tentang dunia kerja
sesungguhnya,dan siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama di sekolah.
Seperti ilmu kebutuhan dasar manusia,anatomi fisiologi manusia,ilmu kesehatan
masyarakat,konsep dasar tindakan keperawatan lebih banyak di terapkan di klinik dan
puskesmas,praktek kerja ini di gunakan sebagai saran mencari “bibit unggul” yang nantinya
dapat bekerja sama dengan instansi tersebut.
1.2 TUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mengenal instalasi Keperawatan yang sebenarnya sehingga dapat memberikan


gambaran kepada siswa tentang kegiatan kegiatan yang di lakukan oleh perawat
khususnya di ruang perawatan,atau dengan dua cara:

a. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan di berikan di sekolah oleh guru
pembimbing di sekolah SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia khususnya di bidang
keperawatan.
b. Mendapatkan pengalaman secara langsung dan nyata saat praktik kerja lapangan(pkl)

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui jenis-jenis pelayanan yg di berikan kepada pasien khususnya di instalasi


keperawatan.
b. Mengetahui intervensi yang di berikan kepada pasien di poli sesuai dengan diagnosa.
c. Mengetahui implementasi yang diberikan kepada pasien di poli.
d. Mengetahui evaluasi dan perubahan keadaan pasien rawat jalan

1.3 RUANG LINGKUP

1.3.1 Tempat Pelaksanaan

Sebagai syarat untuk melengkapi kurikulum program 3 tahun di SMK Kesehatan


Pro- skill Indonesia maka di laksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang laksanakan oleh
seluruh kelas XI Asisten Keperawatan dan di laksanakan di beberapa puskesmas seperti
Puskesmas RI Sidomulyo,Puskesmas RJ Sidomulyo,Puskesmas pecanbaru kota,Puskesmas
garuda,Puskesmas Simpang tiga,Simpang baru,langsat,Payung sekaki dan Melur.
1.3.2 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Puskesmas RI Sidomulyo


adalah kurang lebih 2 bulan Terhitung sejak tanggal 13 Maret s/d 13 Mei 2023 Dimana
setiap hari Senin-sabtu,Yaitu: 07.30 Wib s/d 14.30 Wib

1.4 UNIT KERJA

Unit kerja pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang kami jalani merupakan jurusan
keahlian di bidang Asistes Keperawatan yang di kepalai oleh pembimbing puskesmas Sri
Meautia.AMK.

1. Subjek
Siswa-siswi Kelas XI Asisten Keperawatan SMK Kesehatan Pro-skill Indonesia.
2. Objek
Instalasi Keperawatan Puskesmas RI Sidomulyo.

1.5 MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Praktek kerja lapangan memberikan kesempatan sekaligus melatih keterampilan bagi


siswa-siswi SMK dengan menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah. Siswa-siswi SMK
dapat mengaplikasikan teori, prinsip dan konsep yang telah mereka pelajari sebelumnya terutama
di bidang kesehatan dan lebih mengetahui bagaimana nyata nya dunia kerja agar dapat menjadi
tenaga kesehatan yg kompeten,berwawasan luas dan berakhlak mulia.
BAB II

URAIAN UMUM

2.1 DEFINISI PUSKESMAS

Puskesmas ini adalah unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan
kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Jadi bisa dibilang Puskesmas merupakan ujung tombak sistem pelayanan kcsehatan di Indonesia.

2.2 FUNGSI PUSKESMAS

Keberadaan Puskesmas di daerah tentu membawa pengaruh baik terhadap perkembangan


kesehatan masyarakat. Adapun beberapa fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut.

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat atau mengedukasi masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah kerjanya.


Kini fungsi Puskesmas juga bertambah yakni memberi rujukan jika pasien ingin dirawat dengan
BPJS di rumah sakit. Maka Puskesmas akan melakukan pemeriksaan dasar kemudian
mengeluarkan surat rujukan agar pasien diterima di RS untuk dirawat.

2.2.1 Fungsi Profesional

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Puskesmas mempunyai fungsi

1. Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya


2. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
4. Penyuluhan dan pembinaan kesehatan masyarakat
5. Pembina teknis Puskesmas Pembantu dan Polindes
6. Pembina Teknis Unit Pelayanan Kesehatan swasta dan kader pembangunan kesehatan
7. Pengembangan kegiatan swadaya kesehatan masyarakats
8. Penyelenggaraan urusan tata usaha Puskesmas
9. Pengembangan kegiatan swadaya kesehatan masyarakat dan
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

2.2.2 Fungsi Pokok

Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.
2.3 KLASIFIKASI PUSKESMAS

2.3.1 Berdasarkan Jenis Pelayanan

a. Puskesmas Rawat Inap


Puskesmas yang di berikan tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan
pelayanan rawat inap,sesuai kebutuhan pertimbangan pelayanan kesehatan.

b. Puskesmas Rawat Jalan


Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap,kecuali pertolongan
persalinan normal.

2.3.2 Berdasarkan kedudukan puskesmas

pada rakernas ke-2 tahun 1969, puskesmas dibagi menjadi 3 kategori:


a. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh.
b. b. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter secara tidak penuh.
c. c. Puskesmas tipe C dipimpin oleh para medis.

2.3.3 Berdasarkan Status Akreditasi

Dalam hal ini Permenkes RI Nomor 46 tahun 2015 menyatakan bahwa penetapan
status akreditasi puskesmas terdiri dari: tidak terakreditasi, terakreditasi dasar,

terakreditasi madya, terakreditasi utama, atau terakreditasi paripurna . Sebagai informasi,


ada empat tingkatan akreditasi puskesmas, yakni strata dasar, madya, utama dan yang
paling tinggi paripurna. Puskesmas yg telah terakreditasi adalah Pengakuan terhadap
puskesmas yang di berikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang di
tetapkan oleh menteri kesehatan setelah di nilai bahwa puskesmas telah memenuhi
standar pelayanan puskesmas yang telah di tetapkan oleh menteri kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan yg lebih baik.
2.4 TUJUAN PUSKESMAS

2.4.1 Tujuan Umum Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas tertera dalam
peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2, yang
mana tujuan puskesmas adalah;
 Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;

 Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat;

 Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

 Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat.

2.4.2 Tujuan Khusus Puskesmas

Tujuan Khusus Kesehatan Puskesmas adalah menemukan masalah-masalah kesehatan


yang muncul di wilayah kerja. Menemukan prioritas masalah yang akan diselesaikan
selama setahun kedepan.
2.5 INSTALASI RAWAT INAP PUSKESMAS

2.5.1 Pengertian Instalasi Rawat Inap Puskesmas


Instalasi rawat inap merupakan salah satu bentuk proses pengobatan atau rehabilitasi oleh
tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang sakit, dengan cara di inapkan di
ruangan yang disesuaikan dengan jenis penyakit yang dialami

2.5.2 Tujuan Instalasi Rawat Inap puskesmas


Puskesmas dengan ruang rawat inap sebagai pusat rujukan antara dalam sistem rujukan,
berfungsi untuk menunjang upaya penurunan kematian bayi dan ibu maternal, keadaan-
keadaan gawat darurat serta pembatasan kemungkinan timbulnya kecacatan.
2.5.3 Tugas Pokok dan Tanggung Jawab
Tugas Pokok Perawat:

1. melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat ditingkat keluarga dan


kelompok masyarakat,

2. menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat,

3. membantu penemuan kasus penyakit,

4. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat,

5. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat,

6. melakukan rujukan kasus,

7. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat,

8. melakukan pemberdayaan masyarakat,

9. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat,

10. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat,

11. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling


2.6 FUNGSI INSTALASI RAWAT INAP PUSKESMAS

Fungsi Puskesmas Rawat Inap sebagai tempat rujukan pertama bagi kasus tertentu
yang perlu dirujuk, mempunyai beberapa fungsi pokok, antara lain :
1. Fungsi sesuai dengan tugasnya yaitu pelayanan,pembinaan dan pengembangan, dengan
penekanan pada fungsi pada kegiatan yang bersifat preventif, promotif, dan fungsi rehabilitative
2. Fungsi yang berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien sakit, instalasi
oba, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang lebih berorientasi pada kegiatan yang
bersifat kuratif.
BAB III
URAIAN KHUSUS
3.1 SEJARAH PUSKESMAS
UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap terletak di Kecamatan Tampan, dimana pada
tahun 2016 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No. 04 Tahun 2016, tentang
Pembentukan Kelurahan di Kota Pekanbaru. Wilayah Kelurahan di Kecamatan Tampan
dimekarkan dari 4 Kelurahan menjadi 9 Kelurahan dengan batas-batas Kecamatan sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payung Sekaki (Kota Pekanbaru)
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambang (Kabupaten Kampar)
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai (Kota Pekanbaru)
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tapung (Kabupaten Kampar).
Sampai akhir tahun 2016 UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap masih membawahi 2
puskesmas pembantu dengan jenis pelayanan berupa promotif, preventif dan kuratif. Puskesmas
Sidomulyo Rawat Inap beralamat dijalan Garuda Kelurahan Delima Kecamatan Tampan dengan
jumlah penduduk Berdasarkan data dari kantor BPS Kota Pekanbaru tahun 2016, jumlah
penduduk kelurahan delima Kecamatan Tampan yaitu sebanyak 43.691 jiwa dengan kepadatan
Penduduk Kecamatan Tampan adalah sebesar 208.995 jiwa/km².
Kemampuan baca tulis atau melek huruf merupakan salah satu indikator yang penting
dari seseorang untuk dapat menerima pesan tertulis, aktif dalampembangunan kesehatan secara
wajar dan berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan serta dapat menikmati hasil dari
pembangunan kesehatan itu sendiri. Jumlah penduduk melek huruf di Kecamatan Tampan
berjumlah 145.267 Orang (88,38 %). Porsi terbesar tingkat pendidikan tertinggi yang 42 43
ditamatkan penduduk Kecamatan Tampan adalah tingkat SMA/MA dengan jumlah 2990 orang.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap terdapat 1 rumah sakit. Di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas
Pembantu selain itu juga terdapat 6 klinik, 6 balai pengobatan swasta, 12 praktik pengobatan
tradisional, 28 apotek, toko obat, 5 optic dan 1 laboratorium swasta, dan terdapat 37 posyandu di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo, dengan 27 posyandu berstrata mandiri,
3 posyandu purnama,pratama 4 dan 3 posyandu madya. Terdapat 2 Desa siaga di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap.
Jumlah Dokter Spesialis di UPTD Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap tahun 2016 adalah
9 orang, jumlah dokter umum adalah 5 orang, jumlah Kesehatan Masyarakat adalah 2 orang dan
jumlah dokter gigi 3 orang. Sedangkan jumlah perawat 21 orang, bidan 13 orang, perawat gigi 1
orang.Tenaga kefarmasian ada 0 orang,apoteker 2 orang. Tenaga kesehatan lingkungan 1 orang
dan ahli gizi 2 orang.56 Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja, antara lain: 1. Unit Pelaksana Teknis 2. Pembangunan Kesehatan 3. Pertanggungjawaban
penyelenggaraan kesehatan 4. Wilayah Kerja.

3.2 VISI,MISI DAN MOTTO


Adapun Visi dan Misi Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap sebagai berikut :
1.Visi
“Sahabat Keluarga Menuju Masyarakat Sehat”
2. Misi
a) Meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat
b) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector untuk mewujudkan
masyarakat sehat
c) Meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat sehat
3. Motto Puskesmas Rawat Inap sidomulyo
Motto Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap adalah
“Kesehatan Anda Adalah Kepuasan Kami.”
3.3 PELAYANAN KESEHATAN

a. Pendaftaran
Untuk mengetahui pelayanan dan fasilitas Puskesmas Rawat Jalan Sidomulyo
menyediakan Client Service untuk pasien dan memberikan informasi mengenai
pelayanan Puskesmas,dan juga pendaftaran BPJS atau pun umum untuk
pengobatan rawat jalan.

b. Pelayanan Poli Umum


Poli umum merupakan salah satu dari jenis layanan di Puskesmas RI Sidomulyo
yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaan kesehatan,
pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat, serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan.
c. Pelayanan Poli TB
Poli TB di Puskesmas RI Sidomulyo memberikan pelayanan khusus bagi pasien
lama yang terdiagnosa TB paru/TB ekstra paru berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik maupun penunjang yang telah dilakukan sebelumnya. Pasien
yang telah terdiagnosa Tb akan diberikan konseling tentang penyakit Tb,
kesehatan lingkungan dan gizi.

d. Pelayanan Usila(Usia Lanjut)

Pelayanan Usila di Puskesmas RI Sidomulyo biasanya melakukan Pemeriksaan


fisik (BB,TB,Tekanan darah,,lingkar perut,dll), Pemeriksaan laboratorium
sederhana seperti pemeriksaan kadar asam urat,gula darah dan kolesterol,
pemeriksaan status gizi,dll.
e. Pelayanan Farmasi

Pelayanan Farmasi di Puskesmas RI Sidomulyo biasanya menyediakan material


berupa pengelolaan Sediaan Farmasi,bahan medis habis pakai,kegiatan pelayanan
farmasi klinik dan menjadi tempat penyerahan resep serta pengambilan obat.

f. Pelayanan Laboratorium

Pelayanan Laboratorium Puskesmas RI Sidomulyo biasanya melayani


beberapa pemeriksaan Lab seperti pemeriksaan: Gula darah,kolestrol,Asam
urat,Hb,Golongan Darah dan khusus nya untuk pemeriksaan VL,Bateri
GO,PMN,PCT(HIV,SIFILIS) dll.
g. Pelayanan Gizi

Pelayanan Ahli GIZI Di Puskesmas RI Sidomulyo biasanya memberikan


konseling, penyuluhan serta asuhan gizi kepada masyarakat. Ahli gizi juga bisa
menentukan jenis dan asupan yang tepat bagi pasien tanpa komplikasi tertentu

h. Pelayanan Poli anak

Pelayanan Poli Anak di Puskesmas RI Sidomulyo berupa pemeriksaan


kesehatan, pengobatan dan penyuluhan kepada pasien anak di bawah 17 tahun,
lalu pembuatan surat keterangan sehat dll.
i. Pelayanan VCT & IMS

Pelayanan VCT & IMS di Puskesmas RI Sidomulyo biasanya memberikan


Layanan komprehensip berkesinambungan pencegahan HIV dan Infeksi Menular
Seksual (IMS) dengan cara memberikan edukasi dan obat oleh dokter setelah
melakukan pemeriksaan (IMS).

j. Pelayanan Poli Gigi

Puskesmas RI Sidomulyo memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut


berupa pemeriksaan gigi dan mulut, pengobatan dan pemberian tindakan medis
dasar kesehatan gigi mulut seperti pencabutan gigi,penambalan gigi dan
pengobatan gigi.
k. Pelayanan KB

Pelayanan KB di Puskesmas RI Sidomulyo melayani berbagai jenis


kb dari pil,suntik implant dan lainnya bidan juga memberikan edukasi
kepada pasien.

l. Pelayanan Poli KIA

Pelayanan poli KIA di Puskesmas RI Sidomulyo melayani persyaratan


caten,ibu hamil,pemeriksaan rutin ibu hamil hingga turun ke posyandu
lalu memberikan edukasi kesehatan kepada ibu hamil dan penyuluhan
di posyandu.
m. Pelayanani Unit Gawat Darurat(UGD)

Pelayanan UGD di Puskesmas RI Sidomulyo melayani pasien gawat


darurat dan di UGD puskesmas ini di jaga oleh beberapa dokter yg
bertugas di UGD.

n. Pelayanan Kamar bersalin

Pelayanan Kamar Bersalin sangat di dukung oleh tenaga medis


puskesmas,fasilitas memadai untuk menunjang proses persalinan.
Puskesmas sangat baik dalam pelayanan dan mementingkan
kenyamanan pasien yang akan melahirkan.
BAB IV

PEMBAHASAN

DIABETES MELITUS(DM)

4.1 PENGERTIAN

dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan” (siphon).


Mellitusberasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus
dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa
tinggi. Diabetes melitusadalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan
absolute insulin atau penurunanrelative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).Diabetes Melllitus adalah
suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan olehkarena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupunrelatif
(Arjatmo, 2002)

4.2 ETIOLOGI

a. Diabetes tipe I

- Faktor genetikPenderita diabetes tidak mewarisidiabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik
ini di temukan pada individu yangmemiliki tipe antigen HLA.

- Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringannormal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen. Faktor lingkunganVirus atau toksin tertentu dapat memicu
proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
padadiabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinyaresistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

b. Obesitas

c. Riwayat keluarga

4.3 MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis yang muncul pada pasien DM menurut Black

(2014) dan Smeltzer et al (2013) yaitu:

a)Poliuria (air kencing keluar banyak).

b) Polydipsia (rasa haus yang berlebih) yang disebabkan karena

osmolalitas serum yang tinggi akibat kadar glukosa serum yang

meningkat.

c)Anoreksia.

d) Polifagia (rasa lapar yang berlebih) yang terjadi karena

glukosuria yang menyebabkan keseimbangan kalori negative.

e) Penurunan berat badan.

f) Keletihan (rasa cepat lelah) dan kelemahan yang disebabkan

penggunaan glukosa oleh sel menurun.

g) Ketonuria.
h) Pada kulit pasien DM akan mengalami kering, lesi kulit atau

luka yang lambat sembuhnya, dan rasa gatal pada kulit.

i) Sakit kepala.

j) Mengantuk.

k) Gangguan pada aktivitas disebabkan oleh kadar glukosa,

4.4 PATOFISIOLOGI

Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karenasel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa
terjadi akibatprodukasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal
dari makanantidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemiaposprandial (sesudah makan).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap
kembali semuaglukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin
(glukosuria). Ketikaglukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairandan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis
osmotik. Sebagai akibat darikehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan
dalam berkemih (poliuria) dan rasahaus (polidipsia).

Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkanpenurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan
(polifagia), akibatmenurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan
kelemahan. Dalam keadaannormal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa
yang disimpan) danglukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan
substansi lain), namunpada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan
dan lebih lanjut akan turutmenimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan
lemak yang mengakibatkanpeningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping
pemecahan lemak. Badan ketonmerupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa
tubuh apabila jumlahnya berlebihan.Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan
tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen,mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton
dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.
Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuaikebutuhan akan memperbaiki dengan
cepat kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejalahiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan
latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang seringmerupakan komponen terapi yang
penting.

Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulinyaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
resptor tersebut, terjadi suaturangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes tipe IIdisertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untukmenstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah, harusterdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi
glukosa terganggu,keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa
akan dipertahankan padatingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-
sel beta tidak mampumengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadidiabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas DM tipe II, namunmasih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksibadan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.Meskipun demikian, diabetes tipe II yang
tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnyayang dinamakan sindrom
hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).

Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia lebih dari 30
tahun danobesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-tahun)
dan progresif,maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami
pasien, gejalatersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria,
polidipsi, luka padakulit yang lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur
(jika kadra glukosanyasangat tinggi).
4.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Glukosa darah sewaktu.


b) Kadar glukosa darah puasa
c) Tes toleransi

glukosaKriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali


pemeriksaan :

a) Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)


b) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)c. Glukosa plasma dari sampel
yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam
post prandial (pp) > 200 mg/dl

4.6 PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan
terapeutikpada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5
komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1.Diet2. Latihan

3. Pemantauan

4. Terapi (jika diperlukan)

5. Pendidikan
4.7 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Data Pasien
a) Nama: Ny.p
b) Umur:65 tahun
c) Jenis kelamin: Perempuan
d) Perum Rajawali

2. Keluhan Utama

Pasien merasakan Berat badan yg turun drastis,mudah lelah,sakit kepala,sering


buang air kecil dan keluhan itu sudah di rasakan sejak 1 bulan yang lalu.

3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang

Sakit kepala yang di rasakan pasien,berat badan yang turun jauh dari dua
minggu lalu,sering buang air kecil.

b) Riwayat Kesehatan dahulu

Pasien pernah di bawa ke klinik saat glukosa darah nya naik,pasien juga
tidak menjaga pola makan sehat seperti makanan yg rendah
gula,lemak,garam dan karbohidrat tinggi yang dapat menyebabkan
peningkatan gula darah.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit serupa.

d) Pemeriksaan fisik

(TTV) TD:150/90mg/dl Suhu:36,7 Nadi:80x/I Rr: 20x/i


4.8 PHATWAY
4.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Nyeri akut Berhubungan dengan agen cedera biologis:


Infeksi,iskemia,neplasma
b) Resiko infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis(diabetes mellitus)
c) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan status
metabolik neurpati perifer ditandai dengan gangrene pada extremitas
d) Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah

4.10 INTERVENSI KEPERAWATAN

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi rasional


NOC NIC
 Nutritional status 1. Kaji status nutrisi 1. Menentukan
 Nutrisional status: 2. Berikan informasi kebutuhan nutrisi
Food and fluit tentang kebutuhan klien

 Intake nutrisi 2. Diet yang tepat

 Nutritional status: 3. Tentukan program penting untuk

Nutrient intake diet dan pola makan penyembuhan


4. Kolaborasi dengan 3. Mengidentifikasi
 Weight control
ahli gizi untuk penyimpangan dan
menentukan jumlah kebutuhan terpeutik.
nutrisi dan kalori 4. Ahli gizi berkom-
peten dalam mene-
ntukan dan
merencanakan
kebutuhan nutrisi
klien.
Kriteria hasil Nutritional monitoring
 Adanya peningkatan 1. Berat badan pasien 1. Memvalidasi dan
berat badan yang dalam batasnormal Menetapkan derajat
sesuai dengan 2. Monitoring adanya masalahuntukmenetapka
tujuan. penurunan berat – npilihan intervensi yang
 Berat badan ideal badan tepat.
sesuai dengan ting- 3. Timbang berat 2. Penimbangan berat
gi badan. badan setiap hari badan di lakukan
 Mampu atau sesuai dengan sebagai evaluasi
mengindentifikasi- indikasi terhadap intervensi
kebutuhan nutrisi 4. Monitoring mual yang akan di berikan
 Tidak ada tanda- dan muntah 3. Mengkaji
tanda malnutrisi 5. Observasi tanda pemasukan makanan

 Menunjukkan tanda hipoglikemia yang adekuat

peningkatan fungsi seperti perubahan 4. Membantu

pengecapan dari tingkat mengetahui toleransi

menelan kesadaran,kulit terhadap makanan

 Tidak terjadi pen- lembab\ yang berhubungan

urunan beratbadan dingin,denyut nadi dengan peningkatan

yang berarti cepat,lap-ar peka tekanan


rangsang-an,sakit intraabdomen\asites
kepala,pu-sing 5. Karena metabolism
sempoyongan karbohidrat mulai
6. Monitoring terjadi(gula akan
makanan yang di berrkurang dan
suka sementara tetap di
berikan insulin
makan hipoglikemia
dapat terjadi jika
pasien dalam
keadaan
koma,hipoglikemia
mungkin terjadi
tanpa
memperlihatkan
perubahan tingkat
kesadaran).
6. Untuk meningkatkan
keinginan nafs\ m-
kan,karna lemah

4.11 EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya adalah
membandingkan status keadaan kesehatan dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah
ditetapkan. (Tarwoto dan Wartonah.2015)

4.12 LAPORAN KASUS

4.12.1 Data pasien

a) Nama: Ny.p
b) Umur:65 tahun
c) Jenis kelamin: Perempuan
d) Alamat: jln.perum rajawali

4.12.2 Pengkajian

a) Diagnosa Medis: Diabetes mellitus tipe I


b) Alasan Datang ke puskesmas: Pasien merasakan Berat badan yg turun
drastic,mudah lelah,sakit kepala,sering buang air kecil dan keluhan itu
sudah di rasakan sejak 2 minggu yang lalu.
4.12.3Tindakan yang di lakukan

Memeriksa Tanda-Tanda Vital(TTV) Dengan hasil TD:150\90 Suhu:36,7


Nadi:80x/I Rr: 20x/I setelah itu di lakukan pemeriksaan labor Kadar Gula
Darah(KGD) dengan hasil: 305mg/dl ,lalu dokter melakukan suntikan insulin
pada pasien. Dokter juga memberikan edukasi kepada pasien.

4.12.4 Evaluasi

Pasien di perbolehkan pulang dan beristirahat dirumah. Pasien diberikan terapi


obat:

1. Aspirin: 1x1
2. Captopril 2x1
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pembelajaran di dunia kerja,yaitu di Puskesmas RI Sidomulyo merupakan suatu strategi


yang memberi peluang kepada kami dalam menjalankan proses pembelajaran,dan mencari
wawasan melalui bekerja pada dunia kerja yang sesungguhnya dan turun langsung kepada
pasien. Dengan adanya praktek kerja lapangan di Puskesmas RI Sidomulyo sangat membantu
kami untuk memahami pembelajaran yang mungkintidak bisa di rasakan saat belajar di sekolah
seperti berinteraksi langsung dengan pasien dan turun ke posyandu untuk pemeriksaan ibu hamil
yang langsung di pimpin oleh beberapa bidan dan perawat serta analis kesehatan labor.

5.2 SARAN

Untuk kesempatan ini,izinkan penulis untuk memberikan beberapa saran kepada pihak
sekolah yang sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan di masa
yang akan dating,saran saran itu iyalah:

1. Sekolah hendak nya menyiapkan tempat untuk praktik kerja lapangan jauh jauh hari dan
membuat keputusan yang lebih matang agar siswa/siswi bisa mempersiapkan diri untuk
memulai kegiatan pkl dengan baik.
2. Pihak sekolah hendaknya dapat memantau kegiatan siswa yang sedang melaksanakan pkl
secara intensif sehingga kesulitan yang timbul dapat di pecahkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.penerbitwidina.com/media/publications/439035-
metodologi-keperawatan-aa6113fc

http://eprints.umpo.ac.id/6179/3/BAB%202.pdf

https://www.academia.edu/34103462/
LAPORAN_PENDAHULUAN_DIABETES_MELLITUS

https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus
LAMPIRAN

1. Peta/Denah Puskesmas

2. Gambar Puskesmas RI Sidomulyo


3. Visi,Misi,Dan Motto Puskesmas
a) Visi

“Sahabat Keluarga Menuju Masyarakat Sehat”

b) Misi
 Meningkatkan pengetahuan, Motivasi dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
 Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector untuk mewujudkan
masyarakat sehat
c) Motto

“Kesehatan Anda Adalah Kepuasan Kami”

4. Gambar Ruang Rawat Inap


 RUANG RAWAT INAP(PRIA)
 RUANG RAWAT INAP(WANITA)
Arjatmo Tjokronegoro.Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu

.Cet 2. Jakarta : Balai PenerbitFKUI, 2002Soegondo S, dkk. 2007.

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu

, cetakan keenam. Balai PenerbitFKUI : JakartaSudoyo, W Aru. 2006.

Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai