Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN KANDANG AYAM BROILER

CLOSE HOUSE DAN OPEN HOUSE

Kelompok 3
Program Studi Ilmu Ternak, Fakultas Pertanian & Peternakan

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Penelitian


Ayam broiler merupakan unggas penghasil daging memiliki kecepatan tumbuh
pesat dalam waktu yang singkat, sehingga dapat dijadikan usaha komersial yang
sangat potensial (Rasyaf, 1994). Kandang Sistem Tertutup (Closed House) adalah
kandang dengan sistem ventilasi tertutup, pada prinsipnya dapat mengatur suhu,
kelembapan, kecepatan angin, dan cahaya yang masuk ke dalam kandang disesuaikan
dengan kebutuhan ayam broiler. Kandang open house adalah kandang yang
dindingnya dibuat dengan sistem terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau
bambu sehingga menjamin hembusan angin bisa masuk dalam kandang dan bisa
memanfaatkan pergantian sinar matahari. Pada umumnya ada dua sistem
perkandangan yaitu sistem kandang tertutup (closed house) dimana iklim mikro dalam
kandang dapat diatur sesuai kebutuhan, tipe kandang lainnya adalah kandang terbuka
(open house) dimana unsur mikro dalam kandang tergantung pada kondisi alam di
sekitar lingkungan kandang. Kabupaten Blitar telah mempunyai 3 kandang close
house besar dengan kapasitas populasi diatas 30.000 ayam per kandang.sedangkan
kandang open house yang tak terhitung jumlahnya maka dari itu kami ingin
melakukan penelitian untuk mengetahui lebih efektif mana perkembangan close house
atau open house.

2. Rumusan Masalah Penelitian


Lebih efektif mana antara kandang clouse house dan open house di perkembangan ayam
broiler?

3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui lebih efektif mana antara kandang clouse house dan open house di
perkembangan ayam broiler

4. Ruang Lingkup Penelitian


Di peternakan ayam broiler di desa sawahan kec.kanigoro kab.blitar
5. Hipotesis
Lebih efektif menggunakan kandang clouse house di banding kandang open house karena
pada kandang clouse house dapat diatur suhunya sesuai kenyamanan ayam dibanding
kandang open house yang tidak dapat di atur suhunya

B. Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka

1
1. Landasan Teori

1.1 Kandang Open House

Kandang open house sering disebut dengan kandang konvensional. Hal itu karena
kandang ini dibangun dengan manual dan dengan bahan yang tidak memerlukan biaya
tinggi untuk mendapatkannya.

Kandang ini masih umum digunakan oleh peternak rakyat di penjuru nusantara.
Biasanya kandang ini didesain berbentuk panggung dengan bangunan terbuat dari
kayu dan bambu.

Kandang open house mengandalkan sirkulasi manual dari rongga-rongga udara yang
berada di bangunan kandang. Selain itu, dengan desain sirkulasi yang terbuka
membuat kandang ini harus diletakkan jauh dari pemukiman untuk mengantisipasi
polusi udara yang dihasilkan agar tidak berdekatan dengan masyarakat.

1.2 Kandang Close House

Kandang closed house merupakan kandang sudah mengadopsi automatisasi dan


teknologi modern. Untuk saat ini, kandang ini biasanya dipilih oleh industri
peternakan dalam skala besar.

Kandang dengan sistem closed house memiliki sistem otomatis untuk mengatur suhu
dan kelembaban di dalam kandang, baik disesuaikan dengan fase umur pemeliharaan
maupun kondisi lingkungan, sehingga apabila kondisi lingkungan sedang tidak stabil,
maka sistem kandang akan merespon dan dapat mengatur suhu agar sesuai dengan
suhu standar yang dibutuhkan oleh ternak.

Kandang closed house dapat didesain untuk satu lantau hingga tiga lantai. Hal itu
tentu disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kapasitas modal yang dimiliki oleh
peternak atau pengusaha.

Kandang ini memiliki kontruksi yang sangat kuat. Biasanya kandang closed house
dibuat dengan kontruksi beton dan dengan bantuan beberapa bahan yang memiliki
ketahanan fisik hingga 10 tahun.

Ditambah lagi, peralatan berteknologi canggih yang digunakan untuk memantau


perkembangan ayam dalam satu kali masa pemeliharaan. Hal tersebut yang
menyebabkan kandang closed house memiliki biaya investasi yang lebih tinggi
dibandingkan kandang open house.

2
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kandang open house dan close
house. Adapun perbandingan open house dan close house yang dimana kontruksi open
house tahan dalam jangka waktu menengah ( < 10 tahun ) dan hasil panen pada ayam broiler
memiliki bobot standar dan cenderung dibawah rata – rata. Juga biaya pembuatan kandang
open house relatif lebih murah dan menengah.
Berbeda dengan close house yang dimana kontruksi nya tahan dalam waktu panjang
( kisaran 10 – 15 tahun ) dan hasil panen ayam broilernya memiliki bobot sesuai
perencanaan dan lebih efisien dalam pakan. Juga biaya pembuatan kandang close house
cukup tinggi.

C. Metode Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 november 2023. Penelitan ini merupakan penelitian
lapangan yang dilaksanakan di Srikandi Farm.

2. Sumber Data Penelitian


Data penelitian ini diambil di Srikandi Farm. Srikandi Farm berlokasi di Satrean Kanigoro
Blitar. Yang dimana tempat tersebut memiliki dua kandang yaitu open house dan close
house. Jarak antara kandang open house dan close house cukup berdekatan sehingga mudah
untuk mengambil data dan menganalisis kedua kandang tersebut.
3. Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa alur yaitu:
(1) Penelitian pendahuluan
(2) Wawancara peternak
(3) Analisis kandang
(4) Analisis data

Daftar Pustaka

https://blog.broilerx.com/blog/kandang-closed-house-semi-closed-house-dan-open-house-
perbedaan-dan-fungsinya

3
Foto Kegiatan Wawancara dan Observasi (Ditambahkan keterangan foto)

Wawancara peternak

Kandang Open House

Kandang Close House

4
5
INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN WAWANCARA

Nama : Sugeng
Alamat : Satrean Kanigoro Blitar
Pekerjaan : Peternak ayam broiler
Hari/ tanggal wawancara : Selasa/ 28 November 2023
Tempat wawancara : Srikandi Farm

Daftar pertanyaan
1. Efektif mana antara kandang close house dan kandang open house?
2. Apa penyebab kandang close house lebih efektif?
3. Kandang close rak sama kandang close umbaran lebih baik mana?
4. Modal bikin rak ayam seperti ini habis berapa?

Anda mungkin juga menyukai