BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
kitab kuning merupakan ciri dan identitas yang tidak dapat dilepaskan.
keislaman, khususnya ilmu fikih, yang ditulis atau dicetak dengan huruf
Arab dalam bahasa Arab, melayu, Jawa dan sebagainya tanpa memakai
1
Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: PT. Grafindo Widya Sarana Indonesia, 2002),170.
2
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat (Bandung: Mizan, 1999),17.
3
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Penndidikan Islam di Indonesia
(Yogyakarta: Cita Pustaka Media, 200),71.
1
2
karya tulis Arab yang disusun oleh para sarjana muslim abad pertengahan,
sekitar abad 16-18.4 Disebut kitab kuning karena pada umumnya kitab-
bagian-bagian yang diperlukan tanpa harus membawa satu kitab secara utuh.
dipelajari. Karena bentuk hurufnya yang gundul, kitab ini tidak mudah dibaca
apalagi dipahami oleh yang tidak memahami gramatika bahasa Arab, nahwu
dan sharaf.
nahwu, sharaf (tata bahasa Arab) yang sangat dibutuhkan dalam memahami
4
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002),950.
3
ilmu nahwu atau tata bahasa arab. 5 Adapun ciri-ciri umum kitab kuning
sebagai berikut:
2. Umumnya ditulis tanpa baris, bahkan tanpa tanda baca dan koma,
sumber dan rujukan yang otoritatif, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Sumber
otoritatif ini kemudian dielaborasi lagi secara lebih dalam, luas, dan spesifik,
sehingga menghasilkan karya yang disebut kitab kuning. Dengan kata lain,
kitab kuning juga bisa disebut hasil karya dari ijtihad para ulama dalam
membentuk watak, pola umum sikap santri pada kyainya Nampak dilakukan
oleh para santri dengan rasa ikhlas terhadap apa yang harus dilakukannya.
Demikian juga bagi kyai dalam mendidik dan mengajar para santrinya
dilakukan pula dengan rasa pengabdian yang tinggi dan didasari pula dengan
5
M.Solahudin, Tepak sejarah kitab kuning,(kota Kediri jawa timur,2014),1.
6
Haedar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan,150.
4
ayat (2) dan (4) Undang-undang dinyatakan bahwa Pondok pesantren telah
Nasional.
nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan
masih ada lagi, seperti pelajaran agama Islam yang ada di sekolah umum atau
7
Ibid,69.
8
Sekretariat Negara RI, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara,2003).
5
sebelumnya.9
ٍ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ
ُين أُوتُوا الْعْل َم َد َر َجات ۚ َواللَّه َ يل انْ ُش ُزوا فَانْ ُش ُزوا يَ ْرفَ ِع اللَّهُ الذ
َ ين َآمنُوا مْن ُك ْم َوالذ َ َوإ َذا ق
58:11).10
9
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
10
Al-Qur’an, Cetakan Mushaf Aisyah, 58:11.
6
Baca kitab kuning merupakan tahap awal yang harus ditempuh untuk
Islam yang luas. Oleh karena itu, dan pengembangan Baca Kitab Kuning
membaca kitab kuning sudah seharusnya diajarkan sejak dini dengan baik
dan benar sesuai dengan kaidah ilmu nahwiyah, serta mmemahami kitab
kuning kepada setiap peserta didik muslim di semua jenjang pendidikan, baik
merupakan pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua santri, agar
Dalam belajar kitab kuning pada suatu lembaga harus mampu memilih
metode yang cocok supaya proses pembelajaran bisa efektif, efisien, dan
digunakan harus tepat sehingga Santri dapat cepat membaca Kitab Kuning
11
Ahmad Rohani, Pengelola Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004): 68.
7
mengebangkan baca kitab kuning pada santri yang usianya masih sangat dini,
sehingga membutuhkan metode yang relevan dengan usia mereka, agar apa
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk
suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif,
tenaga yang terbuang sia-sia, oleh karena itu dalam peroses pengajaran
pendidikan kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran
tersebut.
Salah satu metode yang sudah terbukti efektif dalam cara cepat baca
santrinya membaca kitab kuning. Metode ini dibukukan mulai dari jilid 1-6,
dalam metode Nubdzatul Bayan yaitu kitab alfiyah, imriti dan maqshud.
Metode ini merupakan cabang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-
bata, hal ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk usaha mempercepat
B. Fokus Penelitian
dibahas yaitu:
Bayan dalam pengenalan cara cepat baca kitab kuning di Maktuba Al-
12
Tim penyusun, metode praktis Nubdzatul Al-Bayan, (Pamekasan: Palduding Pamekasan,
2005),02.
9
C. Tujuan Penelitian
maka tujuan yang akan dicapai dalam penulisan penelitian ini yaitu :
2023-2024
D. Manfaat Penilitian
1. Secara Teoretis
Kajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi khazanah
agama Islam.
2. Secara Praktis
Islam.
10
E. Definisi Konsep
1. Implementasi
berarti pelaksanaan.
pembelajaran Cepat baca kitab kuning sebagai media untuk mencapai hasil
yang diharapkan.14
bagi santri pemula yang ingin belajar kitab kuning karena metode tersebut
13
Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amanah, 1997),221.
14
Tim penyusun, metode praktis Nubdzatul Al-Bayan, (Pamekasan: Palduding Pamekasan,
2005),02.
11
Selain itu, belajar kitab kuning dengan metode Nubdzatul Al-Bayan sangat
mudah dipahami karena materinya lebih ringkas dan metode ini sangat
3. Cara Cepat
mencapai sesuatu
Sharofiyah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
yang temanya hampir sama dengan judul penelitian ini, diantara hasil
1. Skripsi yang disusun oleh Siti Laila, Jurusan Pendidikan Agama Islam
sharfiyah. Dan pentingnya penerapan metode yang relevan pada anak usia
12
13
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
bentuk MAKTUBA
pembelajar , sedangkan
an Kitab penelitian
Kuning, terdahulu
sasarannya
Mendeskri santri
psikan Bustanul
faktor Ulum
pendukung
dan Obyek
penghamba penelitian di
t dalam Pondok
penerapan Pesantren
metode Miftahul
Nubdzatul Huda
Al-Bayan Lantkan
dalam Kokop,
pembelajar sedangkan
an kitab penelitian
kuning di terdahulu di
pondok Pondok
pesantren Pesantren
Bustanul Pondok
Ulum Pesantren
Bulugadin Bustanul
g Ulum
Bangsalsar Bulugading
i Jember. Bangsalsari
Jember.
B. Kajian Teori
1. Metode
yunani, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hados berarti jalan
atau cara.15
2. Nubdzatul Al-Bayan
Cepat baca kitab kuning sebagai media untuk mencapai hasil yang
dalam membaca kitab kuning bagi tingkat pemula, baik di kalangan anak-
bagi santri pemula yang ingin belajar kitab kuning karena metode tersebut
Selain itu, belajar kitab kuning dengan metode Nubdzatul Al-Bayan sangat
mudah dipahami karena materinya lebih ringkas dan metode ini sangat
16
Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama 2008): 910.
17
Tim penyusun, metode praktis Nubdzatul Al-Bayan, (Pamekasan: Palduding Pamekasan, 2005),
hal.02.
17
a. Iftitah
b. Pre Tes
melihat kitab
c. Kegiatan Inti
bahasan
bersamaan
d. Pos Tes
(sesuai waktu)
e. Ikhtitam
2) Do’a.20.
b. Metode ini sangat cocok digunakan bagi santri pemula yang ingin
mudah jenuh.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi (S1) Fakultas Tarbiyah dan
untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di
18
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Program studi pendidikan
Agama Islam, (Surabaya: IAIN Press, 2010),7.
19
Sugiyono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008),1.
20
Ibid: 2.
19
20
dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam
dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan
B. Lokasi Penelitian
Timur
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini, terdapat dua sumber data yakni sumber data
21
Ibid: 3.
22
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013): 172.
21
1. Data Primer
Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata – kata
yang diucapkan secara lisan, gerak – gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek
2. Data Sekunder
sturuktur kepungurusan, visi dan misi pesantren, struktur guru dan lain
sebagainya.
23
Ibid: 173.
24
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2015),70.
22
1. Observasi
tujuan tertentu.
2. Wawancara
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
peneliti sudah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
25
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013). 53.
23
ditanyakan. 26
3. Dokumentasi
E. Analisis Data
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
26
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015): 320
27
Ibid: 139.
24
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain. Ada dua sumber teknik analisis data dalam penelitian
kualitatif. Tapi, dalam penelitian ini menggunakan analisis yang dipaparkan oleh
bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
dalam analisis data, yaitu:28 Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai
1. Kontensasi Data
data lebih kuat. (kami menghndari reduksi bdata sebagai istilah karena itu
prosesnya)29
Seperti yang kita lihat, kondensas data terjadi terus menerus sepanjang
hidup proyek yang berorientasi kualitatif. bahkan sebelum data benar benar
28
Imam Sugiono, Metodelogi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),
194.
29
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, johny Saldana, Qualitative Data Analisys
Methodhods Sourcebook, 2014 Oleh Sage publication, Inc. Printed in the united States of America
25
2. Penyajian data
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. cara
c. Kesimpulan
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Moleong
30
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif Kualitatif dan R&D), 270.
26
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan
kredibilitas data dilakukan dengan cara megecek data yang telah diperoleh
pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan pada atasan
pemimpin atau penentu kebijakan, kepada para santri yang berkenaan dengan
kasus.
G. Tahap-Tahap Penelitian
penelitian ini adalah berkenaan dengan pelaksanaan secara global mulai dari
31
9 Lexy J. Moleong, MetodelogiPenelitian Kualitatif, 330.
32
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif Kualitatif dan R&D), 274.
27
2. Tahap pelaksanaan
Setelah tahap persiapan sudah dilakukan dan sudah mendapatkan surat izin
penelitian dari direktor program sarjana sekolah tinggi agama Islam Al-Hamidiyah
letak yang cukup strategis yang menjadi salah satu penunjang bagi
dari desa tersebut, dari desa tetangga maupun santri yang berasal dari luar
pendidikan santri yang masih kecil yang maju dan paling diminati oleh
28
29
dituntut untuk mencari inisiatif baru berupa program cara cepat membaca
kitab kuning yang praktis dinamis bagi pemula dan santri baru, sehingga
metode- metode praktis yang sudah ada di Pondok Pesantren Mambaul Ulum
bata-bata yaitu metode cara cepat membaca kitab kuning yang dikenal dengan
program Maktab Nubdzatul Bayan yang selama ini berjalan dengan efektif,
metode ini sangat cocok di pondok Lantakan sehingga dalam waktu yang
tidak lama santri yang berusia dini dapat membaca kitab kuning dengan baik,
setidaknya dengan metode cepat ini para santri bisa kenal dengan ilmu
Nahwu dan Shorof dan mengingat belajar diusia dini sangat cepat di serap
karna hati dan pikiran mereka sangat bersih, hal itu sesuai dengan maqolah
33
Syafiuddin, Wawancara, Bangkalan, 4 Agustus 2023.
30
Lantakan Santri putra, inisiatif tersebut berawal dari dauh nya sang pengasuh
saya sangat ingin sekali mempunyai santri yg tau membaca kitab kuning
dengan penguasaan ilmu nahwu & shorrof ujarnya kepada Ustaz Supriadi,
cara cepat membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-
beliau mereka berhasil menjalankan metode itu dengan baik. Hingga pada
pesantren Miftahul Huda Assa’idy Lantakan, sampai saat ini maktuba masih
berdiri kokoh di bumi lantahkan itu semua tidak lepas dari perjuangan U.
pengasuh KH. Moh Mas'udi Suyuty dan dewan guru yang terhormat.
membuat maktuba semakin populer dari tahun ke tahun dengan materi yang
beberapa ustadz senior di bagian putri, karena pada masa itu masih belum ada
mengingat pada waktu itu usia pondok putri masih sangat dini, namun karena
kegigihan para beliau bisa berdiri hingga saat ini,Maktuba putri diresmikan
terbatas, krna pada saat itu pengajar aktif di maktuba putri hanya 2 orang sja
ya'ni ust mislan dan ust hayyan dan sesekali ust supri berkunjung untk
putri berjalan kurang lebih selama 2 tahun, ada beberapa santri putri yang
dididikan kilat (diklat) untk menjadi kader pengajar dan dikirim ke Pondok
sepulangnya mereka dari bata bata mereka resmi menjadi pengajar maktuba
32
putri dengan berbekal pengetahuan dan lengalaman dri adanya diklat oleh
guru makruba senior dan studi banding ke Pondok Pesantren Mambaul Ulum
bata-bata.
terbukti kelika didalam madrasah santri maktuba jauh lebih aktif dan lebih
berahlakul karimah serta berguna bagi nusa dan bangsa. Sedangkan misinya
adalah:
memanfaatkan sumber daya yang ada dan yang digunakan secara efisien
serta hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan yang ada pada
dapat terkoordinasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin
34
2024.
3 Ketua M. Syafiuddin
11 Perlengkapan Mubassir
Ulum Bata-bata.
NO NAMA JABATAN
NO NAMA JUMLAH
1 Ruang kelas 6
36
2 Kantor 1
3 Musholla 1
4 Kamar mandi 6
5 Papan tulis 6
6 Bangku guru 6
7 Komputer 1
anak-anak.
Juz 1 Laki-laki 7
Juz 2 Laki-laki 6
37
Juz 3 Laki-laki 5
Juz 4 Laki-laki 5
Juz 5 Laki-laki 5
Juz 6 Laki-laki 5
Total murid 33
yang fokus pada bagaimana sistem cara cepat membaca agar peserta didik
dapat cepat membaca kitab kuning dengan baik sesuai dengan kaidah
Nubdzatul Al-Bayan.
satu acuan pendidikan yang harus difahami oleh para guru. Pelaksanaan
membutuhkan kenyamanan.
yang berakhlakul karimah dan memahami kitab kitab salaf sangatlah logis
dan realistis apa sejak dini menanamkan sikap mental dan spiritual yang
yang masih usia dini maka seorang guru ataupun lembaga pendidikan
harus cermat memilih dan menguasai metode yang sesuai dengan keadaan
andzimatul Al-Bayan.
panjang.
membaca Al-Qur‟an
1) Kegiatan Awal
alat peraga atau papan tulis membaca apa yang sudah ditulis oleh
Raudlatul Athfal
dalam kelas saja namun juga pada jam belajar bersama yang dilaksanakan
34
Wawancara dengan ustadz Ahmad juriansyah, (pengajar tetap TPA Raudlatul Athfal), Pada
Tanggal 20 agustus 2022
41
30 menit setelah berjem aah sholat dzuhur yang langsung diawasi oleh
kepala sekolah dan guru-guru yang lain yang mempunyai jadwal setiap
dan diawasi langsung oleh kami dan guru-guru yang mempunya jadwal. 35
sangat efektif dan efisien karena sangat praktis dan dengan konsep yang
sangat bertahap dari setiap halaman mulai juz satu sampai juz enam
sehingga sangat mudah dan sesuai digunakan untuk anak-anak yang akan
35
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, (Kepala TPA Raudlatul Athfal), Pada Tanggal
21 agustus 2022
36
Ahmad Juriansyah, Wawancara, Bangkalan, 4 Agustus 2023.
42
ayat Al-Qur’an sesuai dengan aturan tajwid dan ghorib muskilat Al-
Qur’an.
tidak boleh pindah pada huruf yang lain sebelum murid benar-benar
akan dibahas kemudian guru membaca dan diikuti oleh semua murid
materi yang lain, seperti harat kasrah dan kasrah panjang, dhommah
tiga kali tanpa waqaf, juz tiga merupakan materi-materi pilihan dari
kata menjadi kalimat dan dari kalimat menjadi potongan ayat dan juz
bacaan panjang yang lebih dari satu alif yaitu mad wajib muttashil
seperti yang ada pada At-Tanzil, selain itu murid juga di kenalkan
idghom bila ghunnah, dan sebagian dari idhar syafawi, Murid harus
mengetahui materi pada juz empat dan juga harus bisa memahami
bacaan yang terang dan dengang, selain materi pokok pada juz empat
bacaan tajwidnya.
44
bagi murid yang akan di wisuda yang mana pada kelas khusus TPA
musykilat.
37
Wawancara dengan ustadz Ahmad juriansyah, (pengajar tetap TPA Raudlatul Athfal), Pada
Tanggal 25 agustus 2022
46
berikut.
penghambat tentu banyak sekali, namun dalam hal ini akan dibagikan
a. Faktor pendukung
rasa sukses akan terealisasi program yang telah tertata oleh visi misi
pendukung adalah:
38
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, (Kepala TPA Raudlatul Athfal), Pada Tanggal
25 agustus 2022
48
yang sudah disusun di lembaga ini, mulai dari jam 12:15 WIB s/d
seseorang yang ditakuti oleh oleh akan tetapi merka harus bisa
menjadi seorang teman bagi murid namun tetap dihormati hal itu
diberikan pendidikan akhlak yang dilatih setiap hari ahad dua kali
Lantakan.
39
Hasil observasi TPA Raudlatul Athfal lantakan Pada Tanggal 25 agustus 2022,
49
40
Wawancara dengan ustadz Abd Kholiq (Pengajar tetap di TPA Raudlatul Athfal Lantakan ) Pada
Tanggal 25 agustus 2022.
41
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, Kepala TPA Raudlatul Athfal, Pada Tanggal 25
agustus 2022
50
Hal itu juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh ustadz
berikut.
jilid di setiap kelas 10 menit sebelum masuk, hal ini sebagai bentuk
b. Faktor penghambat
42
Wawancara dengan ustadz Ahmad juriansyah, (pengajar tetap TPA Raudlatul Athfal), Pada
Tanggal 25 agustus 2022
43
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, Kepala TPA Raudlatul Athfal, Pada Tanggal 25
agustus 2022
51
sebuah evaluasi tentang kegiatan tersebut dan itulah juga apa yang
44
Wawancara dengan ustdzah Siti Ruqoyyah, (Pengajar tetap di TPA Raudlatul Athfal Lantakan )
Pada Tanggal 25 agustus 2022
53
keputusan yang dibuat dan telah ditetapkan okeh kepala dan para
bagi guru apabila masih terdapat sebagian wali murid yang tidak
yakin dan masih ikut campur secara berlebihan dengan apa yang
45
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, Kepala TPA Raudlatul Athfal, Pada Tanggal 25
agustus 2022
54
setiap hari, antusias dan semangat wali murid yang ikut andik
manifestasi dari metode drill bisa bisa karena biasa. Tidak lepas
sebuah opini dari salah satu wali murid karena merupakan tidak
46
Wawancara dengan ustdzag Siti Ruqoyyah, (Pengajar tetap di TPA Raudlatul Athfal Lantakan )
Pada Tanggal 25 agustus 2022.
55
C. Pembahasan Temuan
lapangan dengan teori. Terkadang apa yang ada didalam temuan yang ada
pada lapangan tidak sama dengan teori, atau sebaliknya. Keadaan inilah yang
yang ada dilapangan dengan teori yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini
akan menjawab fokus penelitian yang hanya mencakup tiga aspek, maka
dalam pembahasan temuan ini akan membahas satu persatu fokus penelitian
yang ada.
Dari paparan data yang telah disebutkan diatas dan sesuai dengan
pokok penelitian yang hanya mencakup pada bab tertentu dengan hanya
sehingga terbentuk murid bisa bembaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
TPA Raudlatul Athfal Lantakan yang telah jelas dalam visi dan
bertahap mulai dari juz satu mengenalkan huruf hijaiyah sampai juz enam
bisa menguasai cara membaca Al-Qur’an dan disiplin dalam waqof dan
Lantakan dimulai setelah berjamaah sholat dzuhur yang diikuti oleh semua
murid mulai dari juz satu sampai juz enam di kelas masing-masing dengan
dalam hal ini karena melihat keadaan murid, seperti halnya di awal
anak-anak maka para guru selalu berusaha untuk menjadikan kelas dalam
bahwa setiap metode yang ternyata efektif bagi anak-anak, ternyata ada
juga terdapat beberapa cara oleh guru untuk menciptakan suasana kelas
suara hewan, kata-kata lucu yang dilafadlkan dengan makhroj yang fasikh
diterapkan pada saat jam belajar yaitu selama 30 puluh menit setelah
berjemaah sholat dzuhur, yang kadang kala di isi secara klasikal bagi
semua murid dari juz satu sampai juz enam, terkadang juga
pengelompokan .
Tidak cukup dengan hal itu selain adanya jam belajar selama 30
dua kali dalam satu minggu yaitu pada malam ahad dan malam rabu.
evaluasi atau yang akrab didengar dengan istilah tesan setiap satu minggu
dua kali yakni hari ahad dan hari rabu, dengan konsep anak-anak harus
membaca halaman lanjutan dari halaman yang tertera pada evaluasi terakhi
atau K maka anak tersebur harus mengualang halam tersebut pada tesan
selanjutnya.
1) Faktor pendukung
b) Antusiasme dan semangat para ibu wali murid. Salah satu rahasia
rumah masing-masing
2) Faktor hambatan
menerima pelajran dengan baik apa lagi yang tidak diantar oleh
60
PENUTUP
A. Kesimpulan
huruf dan bisa memmbaca Al-Qur’an dengan baik sesuai aturan tajwida
kepala TPA, ustadz dan ustadzah, ibu wali murida dan maurid-murid
TPA.
kepala TPA, ustadz dan ustadzah, ibu wali murida dan maurid-murid
TPA, walaupun berjalan dengan lancar ada hal-hal faktor pendukung dan
setelah berjemaah sholat dzuhur serta partisipasi ibu wali murid untuk
wali murid yang terlalu ikut campur dalam dalam ranah yang seharusnya
60
61
menjadi hak guru secara muthlak, serta terdapat beberapa murid yang
B. Saran
1. Kepada ustadz dan ustadzah yang ada di TPA Raudatul Athfal pondok
2. Dan bagi pihak-pihak terkait utamanya wali murid agar tidak terlalu ikut
campur dalam ranah yang senmestinya hanya menjadi hak guru secara
Ardy, Novan Wiyani dan Barnawi. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Ar-
Ruz Media.
Van, Martin Bruinessen. 1999 Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Bandung:
Mizan.
62
63
Amanah.
Yusuf, Ina Kusumah. 2007. Pendidikan Bahasa Asing dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bagian III. Jakarta: Imperial Bakti Utama.