Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kitab kuning merupakan istilah khusus yang digunakan untuk

menyebutkan karya tulis di bidang keagamaan yang ditulis dengan huruf

Arab.1 Sebutan ini membedakannya dengan bentuk tulisan lain pada

umumnya yang menggunakan tulisan selain Arab dan disebut buku.

Adapun kitab yang dijadikan sumber belajar di pesantren dan lembaga

pendidikan tradisional, disebut kitab kuning.Dalam tradisi pesantren,

kitab kuning merupakan ciri dan identitas yang tidak dapat dilepaskan.

Sebagai lembaga kajian dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman,

pesantren menjadikan kitab kuning sebagai identitas yang inheren dengan

pesantren. Bahkan Martin van Bruinessen menyatakan bahwakehadiran

pesantren hendaknya dapat mentransmisikan Islam tradisional

sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab kuning tersebut.2

Kitab kuning dapat disinonimkan dengan kitab klasik, tetapi lebih

populer dengan sebutan kitab kuning. 3Dalam Ensiklopedi Hukum Islam

diterangkan, bahwa kitab kuning adalah kitab yang berisikan ilmu-ilmu

keislaman, khususnya ilmu fikih, yang ditulis atau dicetak dengan huruf

Arab dalam bahasa Arab, melayu, Jawa dan sebagainya tanpa memakai

harakat (tanda baris) sehingga disebutjuga “kitab gundul”.

1
Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: PT. Grafindo Widya Sarana Indonesia, 2002),170.
2
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat (Bandung: Mizan, 1999),17.
3
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Penndidikan Islam di Indonesia
(Yogyakarta: Cita Pustaka Media, 200),71.

1
2

Abudin Nata menambahkan bahwa kitab kuning merupakan hasil

karya tulis Arab yang disusun oleh para sarjana muslim abad pertengahan,

sekitar abad 16-18.4 Disebut kitab kuning karena pada umumnya kitab-

kitab tersebut dicetak di atas kertas berwarna kuning, berkualitas rendah,

dan kadang-kadang lembarannya lepas tidak terjilid sehingga mudah diambil

bagian-bagian yang diperlukan tanpa harus membawa satu kitab secara utuh.

Biasanya, para santri hanya membawa lembaran-lembaran tertentu yang akan

dipelajari. Karena bentuk hurufnya yang gundul, kitab ini tidak mudah dibaca

apalagi dipahami oleh yang tidak memahami gramatika bahasa Arab, nahwu

dan sharaf.

Pada daerah asalnya (Timur Tengah), kitab kuning disebut

dengan al-kutub al-muqaddimah, buku klasik sebagai saningan dari al-

kutub. Al-`asriyyah. Kitab kuning yang beredar di Indonesia, khususnya di

pesantren-pesantren jumlah dan jenisnya sangat terbatas. Diantara kitab

klasik yang sangat dikenal adalah kitab-kitab yang berisi ilmu-ilmu

syariat, khususnya ilmu fikih, tasawuf, tafisr, hadits,tauhid dan tarikh,

sedangkan dari kelompok ilmu-ilmu non-syari`at yang masyhur adalah kitab

nahwu, sharaf (tata bahasa Arab) yang sangat dibutuhkan dalam memahami

kitab klasik. M. Sholahudin mengungkapkan juga dalam bukunya bahwa

termasuk ilmu keislaman yang mendapat perhatian besar dipesantren adalah

4
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002),950.
3

ilmu nahwu atau tata bahasa arab. 5 Adapun ciri-ciri umum kitab kuning

sebagai berikut:

1. Al-kitab yang ditulis bertulisan Arab,

2. Umumnya ditulis tanpa baris, bahkan tanpa tanda baca dan koma,

3. Berisika ilmu keislaman,

4. Metode penulisannya dinilai kuno,

5. Dicetak di atas kertas yang berwarna kuning,

6. Lazimnya dipelajari di pondok pesantren

Selama ini kitab kuning berkaitan erat dengan pendidikan pesantren

karena pesantren merupakan pendidikan keislaman yang di situ harus ada

sumber dan rujukan yang otoritatif, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Sumber

otoritatif ini kemudian dielaborasi lagi secara lebih dalam, luas, dan spesifik,

sehingga menghasilkan karya yang disebut kitab kuning. Dengan kata lain,

kitab kuning juga bisa disebut hasil karya dari ijtihad para ulama dalam

berbagai macam bidang keilmuan. 6

Pembelajaran kitab kuning yang telah menjadi inspirasi untuk

membentuk watak, pola umum sikap santri pada kyainya Nampak dilakukan

oleh para santri dengan rasa ikhlas terhadap apa yang harus dilakukannya.

Demikian juga bagi kyai dalam mendidik dan mengajar para santrinya

dilakukan pula dengan rasa pengabdian yang tinggi dan didasari pula dengan

5
M.Solahudin, Tepak sejarah kitab kuning,(kota Kediri jawa timur,2014),1.
6
Haedar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan,150.
4

rasa keikhlasannya demi membentuk pribadi sebagaimana yang dianjurkan

oleh Al-Qur’an dan sekaligus untuk mempraktekkan ajaran agama. 7

Pondok pesantren telah memiliki pola pembelajaran yang khas, yang

terbukti cukup efektif, berorientasi pada pembelajaran individual,

pembelajaran bersifat efektif, serta dilandasi pendidikan moral yang kuat.

Pembelajaran yang dilakukan dengan cara sederhana, akan tetapi dapat

menyentuh pada persoalan riil yang dihadapi masyarakat. Dalam Pasal 20

ayat (2) dan (4) Undang-undang dinyatakan bahwa Pondok pesantren telah

masuk dalam bagian yang tidak terpisahkan dalam Sistem Pendidikan

Nasional.

Secara subtansi Pendidikan Keagamaan berfungsi mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan

nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan

keagamaan berbentuk pendidikan Diniyah, Pesantren, Pasraman, Pabhaja

Samanera, dan bentuk lain yang sejenis” 8

Secara global, lembaga pendidikan Islam di Indonesia adalah pondok

pesantren dan madrasah, walaupun sebenarnya selain kedua lembaga tersebut

masih ada lagi, seperti pelajaran agama Islam yang ada di sekolah umum atau

perguruan tinggi umum. Namun dalam pembahasan ini hanya dibicarakan

tentang lembaga pendidikan Islam yang bernama pondok pesantren dan

madrasah pada modern saja, penulis tidak lagi membahas periode

7
Ibid,69.
8
Sekretariat Negara RI, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara,2003).
5

sebelumnya.9

Islam telah memerintahkan kepada pemeluknya untuk memperdalam

pengetahuan tentang agama agar nantinya bisa memberi pencerahan kepada

masyarakat. sebagaimana firman Allah SWT :

ِ ِ‫ين َآمنُوا إِ َذا قِيل لَ ُك ْم تَ َف َّس ُحوا فِي الْ َم َجال‬


ۖ ‫س فَافْ َس ُحوا يَ ْف َس ِح اللَّهُ لَ ُك ْم‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
َ

ٍ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ
ُ‫ين أُوتُوا الْعْل َم َد َر َجات ۚ َواللَّه‬ َ ‫يل انْ ُش ُزوا فَانْ ُش ُزوا يَ ْرفَ ِع اللَّهُ الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا مْن ُك ْم َوالذ‬ َ ‫َوإ َذا ق‬

‫بِ َما تَ ْع َملُو َن َخبِير‬

Artinya:“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan

kepadamu: “Beririlah kelapangan didalam majelis-

majelis”, maka lapangkanlah, Niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah

kamu, maka berdirilah”, niscaya Allah akan mengangkat

(derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah

maha teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah,

58:11).10

Ayat diatas memberikan pengertian. Dengan pendidikan kita bisa

mendapatkan pengetahuan. Semakin tinggi sesesorang menuntut ilmu maka

akan semakin tinggi derajatnya dan bahkan penghormatan masyarakat

9
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
10
Al-Qur’an, Cetakan Mushaf Aisyah, 58:11.
6

terhadap seseorang yang berpendidikan tinggi itu lebih baik. Kemampuan

Baca kitab kuning merupakan tahap awal yang harus ditempuh untuk

memperdalam Ilmu agama Islam. Keberhasilan pada tahap ini akan

menentukan keberhasilan lebih lanjut terhadap cabang-cabang kelimuan

Islam yang luas. Oleh karena itu, dan pengembangan Baca Kitab Kuning

merupakan pembelajaran yang seharusnya dipelajari pada tingkat dasar.

Melihat pentingnya mempelajari kitab kuning, maka pembelajaran

membaca kitab kuning sudah seharusnya diajarkan sejak dini dengan baik

dan benar sesuai dengan kaidah ilmu nahwiyah, serta mmemahami kitab

kuning kepada setiap peserta didik muslim di semua jenjang pendidikan, baik

pendidikan formal maunpun non formal seperti madrasah diniyah dan

pondok pesantren, bahkan di pondok pesantren pembelajaran Kitab kuning

merupakan pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua santri, agar

nantinya bisa menguasai hukum-hukum dalam agama islam .

Dalam belajar kitab kuning pada suatu lembaga harus mampu memilih

metode yang cocok supaya proses pembelajaran bisa efektif, efisien, dan

sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pembelajaran merupakan proses

belajar mengajar yang di awali dengan perencanaan, dan di akhiri dengan

evaluasi. Ahmad Rohani mengatakan bahwa, “dalam pembelajaran memang

seharusnya direncanakan sejak awal, khususnya metode, metode yang

digunakan harus tepat sehingga Santri dapat cepat membaca Kitab Kuning

dengan baik, dan guru dapat mencapai tujuan yang diinginkan” 11

11
Ahmad Rohani, Pengelola Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004): 68.
7

Di berbagai lembaga pendidikan islam tidak jarang ditemukan berbagai

permasalahan mengenai sulitnya pendidik dalam mengenalkan dan

mengebangkan baca kitab kuning pada santri yang usianya masih sangat dini,

sehingga membutuhkan metode yang relevan dengan usia mereka, agar apa

yang menjadi tujuan pendidikan bisa tercapai.

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud, cara menyelidiki (dalm mengajar). Tanpa metode,

suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif,

metode pendidikan yang tidak tepat akan menjadi hambatan terhadap

kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak waktu dan

tenaga yang terbuang sia-sia, oleh karena itu dalam peroses pengajaran

metode sangat dibutuhkan karena metode merupakan seperangkat jalan atau

cara yang dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan pengajaran dan

pendidikan kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Sehingga, metode yang diterapkan guru dalam proses belajar mengajar

haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran

tersebut.

Salah satu metode yang sudah terbukti efektif dalam cara cepat baca

Kitab Kuning di beberapa pondok pesantren adalah metode Nubdzatul Al-

Bayan. Metode Nubdzatul Al-Bayan merupakan sebuah metode pembelajaran

khusus yang digunakan oleh pesantren atau madrasah untuk mempercepat

santrinya membaca kitab kuning. Metode ini dibukukan mulai dari jilid 1-6,

setelah jilid lima ditempuh maka santri melakukan penyempurnaan dengan


8

menggunakan kitab Takmilatun Bayan. Ada berbagai kitab yang diringkas di

dalam metode Nubdzatul Bayan yaitu kitab alfiyah, imriti dan maqshud.

Metode ini merupakan cabang dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-

bata, hal ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk usaha mempercepat

proses membaca kitab kuning bagi santri itu sendiri. 12

Metode Nubdzatul Al-Bayan sudah lama diterapkan di Maktuba Al-

Baisuny Pondok Pesantren Miftahul Huda As-Sa’idy Lantakan kokop

Bangkalan. Namun dalan penerapannya metode tersebut belum sesuai dengan

tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan bangsa. Hal ini yang menjadi

permasalahan yang perlu di Teliti.

Berdasarkan maksud di atas, maka penulis melakukan penelitian

dengan judul: “Implementasi Metode Nubdzatu Al-Bayan Dalam Cara Cepat

Baca Kitab Kuning di Maktuba Al-Baisuny Pondok Pesantren Miftahul Huda

As-Sa'idy Lantakan Desa Kokop Kabupaten Bangkalan Tahun 2023-2024”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian yang

dibahas yaitu:

1. Bagaimana impelementasi metode Nubdzatul Al-Bayan dalam pengenalan

cara cepat baca kitab kuning di Maktuba Al-Baisuny Pondok Pesantren

Miftahul Huda as-sa'idy Lantakan Kokop Bangkalan Tahun 2023-2024?

2. Apa saja faktor penghambat dalam menerapkan metode Nubdzatul Al-

Bayan dalam pengenalan cara cepat baca kitab kuning di Maktuba Al-

12
Tim penyusun, metode praktis Nubdzatul Al-Bayan, (Pamekasan: Palduding Pamekasan,
2005),02.
9

Baisuny Pondok Pesantren Miftahul Huda as-sa'idy Lantakan Kokop

Bangkalan Tahun 2023-2024?

C. Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah yang terdiri dari 2 pertanyaan tersebut,

maka tujuan yang akan dicapai dalam penulisan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui impelementasi metode Nubdzatul Al-Bayan dalam

pengenalan cara cepat baca kitab kuning di Maktuba Al-BAisuny Pondok

Pesantren Miftahul Huda As-Sa'idy Lantakan Kokop Bangkalan Tahun

2023-2024

2. Untuk mengetahui Apa saja faktor penghambat dalam menerapkan

metode Nubdzatul Al-Bayan dalam pengenalan cara cepat baca kitab

kuning di Maktuba Al-BAisuny Pondok Pesantren Miftahul Huda As-

Sa'idy Lantakan Kokop Bangkalan Tahun 2023-2024

D. Manfaat Penilitian

1. Secara Teoretis
Kajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi khazanah

pendidikan dan memberikan teladan bagi manusia sesuai dengan ajaran

agama Islam.

2. Secara Praktis

a. Pihak yang relevan dengan penelitian ini, sehingga dapat

dijadikan referensi, refleksi ataupun perbandingan kajian yang

dapat dipergunakan lebih lanjut dalam pengembangan pendidikan

Islam.
10

b. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan motivasi dan bahan

acuan khususnya dapat memberikan inspirasi dan masukan kepada

pengurus lembaga tentang hasil implementasi metode Nubdzatul

Al-Bayan kepada santrinya

E. Definisi Konsep

Demi memudahkan dalam memahami judul penelitian ini dan

mengetahui arah dan tujuannya, maka berikut ini akan dipaparkan

definisi istilah sebagai berikut :

1. Implementasi

Implementasi menurut kamus lengkap bahasa Indonesia adalah

penerapan atau pelaksanaan13. Implementasi berasal dari kata dalam

bahasa Inggris yaitu implement yang berarti melaksanakan, jadi

implemenntacion yang diserap menjadi bahasa Indonesia implementasi

berarti pelaksanaan.

2. Metode Nubdzatul Al-Bayan

Metode Nubdzatul Al-Bayan merupakan metode akselerasi

(percepatan) yang tersusun secara sistematis dan digunakan dalam proses

pembelajaran Cepat baca kitab kuning sebagai media untuk mencapai hasil

yang diharapkan.14

Metode Nubdzatul Al-Bayan ini sangat relevan untuk digunakan

bagi santri pemula yang ingin belajar kitab kuning karena metode tersebut

13
Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amanah, 1997),221.
14
Tim penyusun, metode praktis Nubdzatul Al-Bayan, (Pamekasan: Palduding Pamekasan,
2005),02.
11

dapat memepercepat santri membaca kitab kuning dalam waktu 1 tahun.

Selain itu, belajar kitab kuning dengan metode Nubdzatul Al-Bayan sangat

mudah dipahami karena materinya lebih ringkas dan metode ini sangat

menyenangkan dikarenakan disetiap jilidnya terdapat nasyid-nasyid yang

dilagukan dengan menggunakan lagu moderen sehingga dalam proses

pembelajaran lebih cepat diingat dan tidak mudah jenuh.

3. Cara Cepat

Cara cepat adalah proses, cara, melakukan dengan singkat untuk

mencapai sesuatu

4. Baca Kitab Kuning

Belajar membaca Kitab Kuning sesuai dengan Nahwiyah,

Sharofiyah
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang

diteliti oleh peneliti sekarang, penulis menemukan beberapa hasil penelitian

yang temanya hampir sama dengan judul penelitian ini, diantara hasil

penelitian terdahulu sebagai berikut:

1. Skripsi yang disusun oleh Siti Laila, Jurusan Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Tarbiyah Modung 1441 H/2020 M dengan judul

“Implementasi Metode Nubdzah Al-Bayan Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantrenal-Azhar

Serabi Barat Bangkalan”. Dengan satu fokus penelitian yaitu Bagaimana

Pelaksanaan Pengajaran Metode Nubdzah Al-Bayan Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Kitab Kuning Di Pondok Pesantrenal-Azhar

Serabi Barat Bangkalan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh bayaknya

santri khususnya di daerah modung masih bayak belum bisa Membaca

Kitab Kuning Di Pondok Pesantren al-Azhar Serabi Barat Bangkalan yang

pelajarannya menggunakan metode Nubdzatul Al-Bayan dengan tujuan

santri bisa belajar membaca kitab kuning sesuai dengan nahwiyah,

sharfiyah. Dan pentingnya penerapan metode yang relevan pada anak usia

dini. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1)

Bagaimana pelaksanaan pengajaran metode Nubdzatul Al-Bayan di

Pondok Pesantren al-Azhar? Permasalahan tersebut dibahas melalui

12
13

penelitian lapangan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren al-Azhar,

melalui pendekatan metode deskriptif. Adapun data-datanya diambil

melalui observasi, interview/wawancara dan dokumentasi.

2. Skripsi yang disusun oleh Lailatul Jannah, Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Jember 1440 H/2019 M. dengan judul “Penerapan Metode

Nubdzatul Al-Bayan Dalam Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok

Pesantren Bustanul Ulum Bulugading Bangsalsari Jember. Tahun

pelajaran 2018/2019”. Skripsi ini menyimpulkan tentang Penerapan

Metode Nubdzatul Al-Bayan Dalam Pembelajaran Kitab Kuning, meliputi

pemberian tugas, metode sorogan, ceramah, tanya jawab, demonstrasi,

latihan,(drill), tugas den resitasi dan hafalan.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Siti Implement Pelaksanaa Implementasi Pengenalan


Laila asi Metode n metode dan
Nubdzah pengajaran Nubdzatul Pengembang
Al-Bayan Bayan
Metode an cara cepat
Dalam
Meningkat Nubdzatul baca kitab
kan Bayan di kuning,
Kemampua MAKTUB sedangkan
n A Al penelitian
Membaca Baisuny terdahulu
Kitab sangat Meningkatk
Kuning Di
memiliki an
Pondok
Pesantrenal pengaruh Kemampuan
-Azhar besar bagi Membaca
Serabi santri Kitab
Barat Kuning.
Bangkalan dapat di
lihat dari Umum
data dalam
14

kelulusan literasi (cara


santri cepat baca)
melalui uji Kitab
coba Kuning,
dengan
mengevalu sedangkan
asi setiap penelitian
santri yang sebelumnya
akan di khusus
wisuda di dalam
depan kemampuan
semua
membaca
orang
dengan Obyek
pertanyaan
penelitian di
yang MAKTUBA
berkaitan Al-Baisuny
tentang
Pondok
membaca
Pesantren
kitab Miftahul
kuning,
Huda
nahwiyah
Lantkan,
sharfiyahn sedangkan
ya serta penelitian
memahami
terdahulu di
kitab Di Pondok
Pesantrenal-
Azhar Serabi
Barat
Bangkalan.

2 Lailat Penerapan Hasil Cara cepat Implementas


ul Metode penelitian baca kitab i metode
Janna Nubdzatul menunjukk kuning Nabdzatul
h Al-Bayan an bahwa Al-Bayan,
Dalam
Pembelajar naparenep sedangkan
an Kitab Nubdzatul penelitian
Kuning Di Al-Bayan terdahulu
Pondok Pondok Penerapan
Pesantren Pesantren Metode
Bustanul Bustanul Nubdzatul
Ulum
Ulum Al-Bayan
Bulugadin
g Bulugadin Dalam
Bangsalsar g Pembelajara
i Jember. Bangsalsar n
i Jember
dilakukan Sasarannya
dalam adalah santri
15

bentuk MAKTUBA
pembelajar , sedangkan
an Kitab penelitian
Kuning, terdahulu
sasarannya
Mendeskri santri
psikan Bustanul
faktor Ulum
pendukung
dan Obyek
penghamba penelitian di
t dalam Pondok
penerapan Pesantren
metode Miftahul
Nubdzatul Huda
Al-Bayan Lantkan
dalam Kokop,
pembelajar sedangkan
an kitab penelitian
kuning di terdahulu di
pondok Pondok
pesantren Pesantren
Bustanul Pondok
Ulum Pesantren
Bulugadin Bustanul
g Ulum
Bangsalsar Bulugading
i Jember. Bangsalsari
Jember.

B. Kajian Teori

1. Metode

Secara bahasa metode Adalah Kata metode berasal dari bahasa

yunani, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hados berarti jalan

atau cara.15

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “cara teratur


15
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Ar-Ruz Media, 2012): 185.
16

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai

yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. 16

2. Nubdzatul Al-Bayan

Nubdzatul Al-Bayan merupakan metode akselerasi (percepatan) yang

tersusun secara sistematis dan digunakan dalam proses pembelajaran

Cepat baca kitab kuning sebagai media untuk mencapai hasil yang

diharapkan,17 Nubdzah Al-Bayan adalah suatu cara yang digunakan dalam

menyampaikan kitab Nubdzah Al-Bayan, di mana kitab tersebut adalah

kitab yang terprogram dalam sistematika penulisanya untuk belajar

membaca kitab kuning.

Metode Nubdzah Al-Bayan disusun karena mengingat betapa

sulitnya dalam mepelajari ilmu nahwu sharaf yang di implementasikan

dalam membaca kitab kuning bagi tingkat pemula, baik di kalangan anak-

anak maupun dewasa. Pembelajaran inilah yang disebut dengan

pendidikan berbasis kompetensi (kemampuan)

Metode Nubdzatul Al-Bayan ini sangat relevan untuk digunakan

bagi santri pemula yang ingin belajar kitab kuning karena metode tersebut

dapat memepercepat santri membaca kitab kuning dalam waktu 1 tahun.

Selain itu, belajar kitab kuning dengan metode Nubdzatul Al-Bayan sangat

mudah dipahami karena materinya lebih ringkas dan metode ini sangat

16
Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama 2008): 910.
17
Tim penyusun, metode praktis Nubdzatul Al-Bayan, (Pamekasan: Palduding Pamekasan, 2005),
hal.02.
17

menyenangkan dikarenakan disetiap jilidnya terdapat nasyid-nasyid yang

dilagukan dengan menggunakan lagu moderen sehingga dalam proses

pembelajaran lebih cepat diingat dan tidak mudah jenuh.

3. Langkah pembelajaran Nubdzatul Al-Bayan

a. Iftitah

1) Niat: Mengharap ridho Allah SWT, dakwah Islamiyah dan belajar

memamahami Al-Qur’an. Al-Hadist dan kitab kuning

2) Membaca fatihah dan do’a sebelum memulai pelajaran

b. Pre Tes

1) Menanyakan materi pelajaran sebelumnya

2) Menulis sebagian contoh dan ditanyakan materi dan dalilnya tanpa

melihat kitab

c. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan pokok bahasan, pengertian dan rumus

2) Guru membaca contoh potongan ayat-ayat Al-Qur’an dengan

menitikberatkan pada kata bergaris bawah, makna dan

penjelasannya, lalu diikuti oleh murid

3) Murid memahami makna kata yang bergaris bawah sesuai pokok

bahasan

4) Murid membaca dalil-dalil nadzom dengan perorangan atau

bersamaan

5) Guru membacakan ringkasan pokok bahasan

6) Guru mempertegas kembali pokok bahasan


18

7) Membaca lagi (kitab atau di papan tulis) sebagian contoh tanpa

syakal atau harokat dengan benar

d. Pos Tes

1) Guru menanyakan kembali pokok bahasan dan muris menjawab

tanpa melihat kitab

2) Guru memberi tugas mencari contoh lain sesuai pokok bahasan

(sesuai waktu)

e. Ikhtitam

1) Membaca dalil-dalil nadzom yang telah dipelajari

2) Do’a.20.

4. Kelebihan metode Nubdzatul Al-Bayan

a. Belajar kitab kuning dengan metode Nubdzatul Al-Bayan sangat

mudah dipahami dan materinya lebih ringkas.

b. Metode ini sangat cocok digunakan bagi santri pemula yang ingin

belajar kitab kuning karena metode tersebut dapat memepercepat

santri membaca kitab kuning dalam waktu 1 tahun.

c. Metode Nubdzatul Al-Bayan ini sangat menyenangkan dikarenakan

disetiap jilidnya terdapat nasyid-nasyid yang dilagukan dengan

menggunakan lagu modern sehingga dalam proses pembelajaran tidak

mudah jenuh.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research), yang dimaksud dengan penelitian lapangan menurut

Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi (S1) Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Penelitian lapangan yaitu jenis penelitian yang berorientasi dengan

mengumpulkan data secara empiris di lapangan.18

Adapun Pendekatan dari penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan

kualitatif. Metode penelitian kulitatif adalah metode peneltian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih

menekankan makna daripada generalisasi.19

Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek alamiah, atau natural

setting, sehingga metode penelitian ini disebut juga metode naturalistik.

Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh

peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di

obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. 20

Dalam penelitian Kuantitatif pengguna menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, sedangkan

18
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Program studi pendidikan
Agama Islam, (Surabaya: IAIN Press, 2010),7.
19
Sugiyono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008),1.
20
Ibid: 2.

19
20

dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam

peneliti an kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument. Untuk

dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan

wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan

mengkontruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.21

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Maktuba Al-Baisuny

Pondok Pesantren Miftahul Huda As sa’idy Lantakan Dusun Dumargah

Desa Kokop Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa

Timur

C. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan –

pertanyaan dari peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila

peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa

benda, gerak atau proses sesuatu.22

Dalam penelitian ini, terdapat dua sumber data yakni sumber data

primer dan sumber data sekunder.

21
Ibid: 3.
22
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013): 172.
21

1. Data Primer

Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata – kata

yang diucapkan secara lisan, gerak – gerik atau perilaku yang dilakukan

oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek

penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.23

Dalam penlitian ini yang menjadi sumber data utama (primer)

adalah hasil wawancara narasumber serta tehnik pengajaran juga

kegiatan di Maktuba Al-Baisuny pondok pesatren Miftahul Huda As

sa’idy Lantakan Dusun Dumargah Desa Kokop Kecamatan Kokop

Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari segala bentuk

dokumen berupa tulisa maupun foto.24 Data ini berfungsi sebagai

pelengkap yang mendukung hasil penelitian.

Adapun data sekunder pada penelitian ini adalah berkisar pada

kondisi Maktuba Al-Baisuny Pondok Pesantren Miftahul Huda As

sa’idy Lantakan kokop bangkalan terkait sejarah beridirinya pesantren,

sturuktur kepungurusan, visi dan misi pesantren, struktur guru dan lain

sebagainya.

23
Ibid: 173.
24
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2015),70.
22

D. Teknik Pengumupulan Data

Setelah diketahui bahwasanya penelitian ini merupakan penelitian

kepustakaan dan peneliltian lapangan, maka digunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai

tujuan tertentu.

Pengumupulan data secara observasi dilakukan langsung dengan

mengamati proses pembelajaran santri Miftahul Huda As-sa’idy Lantakan

Dusun Dumargah Desa Kokop Kecamatan Kokop Kabupaten Bangkalan

Provinsi Jawa Timur.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.25

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data baik

peneliti sudah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh sehingga peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa

pertanyaan tertulis, ataupun wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

25
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013). 53.
23

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara

yang tak berstruktur (unstructured interview) dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan. 26

Dalam wawancara, peneliti langsung menggunakan ketua

Maktuba, guru dan pengurus pondok sebagai informan untuk mendapatkan

data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental

dari seseorang.27 Peneliti menggunakan teknik ini untuk mempermudah

mengetahui infromasi terkait profil Maktuba, jumlah santri, struktur

kepengurusan, dan lain sebagainya.

E. Analisis Data

Adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

26
Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015): 320
27
Ibid: 139.
24

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri dan orang lain. Ada dua sumber teknik analisis data dalam penelitian

kualitatif. Tapi, dalam penelitian ini menggunakan analisis yang dipaparkan oleh

Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono, mengemukakan

bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung sacara terus-menerus sampai tuntas, sampai datanya jenuh. Aktifitas

dalam analisis data, yaitu:28 Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai

aktivitas dalam analisis data tersebut diatas, yaitu:

1. Kontensasi Data

Pemadatan data mengacu pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan atau transformasi data yang muncul dalam

korpus (badan) lengkap dalam catatan lapangan tertulis, transkrip wawancara,

dokumen,dan bahan empiris lainnya. Dengan memadatkan. Kami membuat

data lebih kuat. (kami menghndari reduksi bdata sebagai istilah karena itu

menyiratkan bahwa kami melemahkan atau kehilangan sesuatu dalam

prosesnya)29

Seperti yang kita lihat, kondensas data terjadi terus menerus sepanjang

hidup proyek yang berorientasi kualitatif. bahkan sebelum data benar benar

dikumpulkan, kondensasi data antisifatif terjadi ketika peneliti memutuskan

(seringkali tanpa kesadaran penuh) kerangka konseptual mana, kasus mana,

pertanyaan penelitian mana, dan pendekatan pengumpulan daata yang akan

dipilih. Saat mengumpulkan data berlangsung, episode kondensasi data

28
Imam Sugiono, Metodelogi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),
194.
29
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, johny Saldana, Qualitative Data Analisys
Methodhods Sourcebook, 2014 Oleh Sage publication, Inc. Printed in the united States of America
25

selanjudnya terjadi: menulis ringkasan.pengkodean, mengembangkan tema,

menghaslkan katagori, dan menulis menu analiti. Proses

kondensasi/tranformasi data berlanjud setelah pekerjaan lapangan selesai,

sehingga laporan berakhir selesai.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. cara

menyajikan data akan diperoleh kemudahan dalam memahami kejadian

didalam penelitian, pun juga mempermudah perencanaan kerja selanjutnya.

c. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga

setelah diteliti menjadi jelas.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan uji kredibitas data dalam uji keabsahan

data penelitian, uji kredibilitas ada enam jenis, yaitu: perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. 30

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Moleong

menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

30
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif Kualitatif dan R&D), 270.
26

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.31

Terdapat beberapa pembagian triangulasi, yakni: triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, trianguasi waktu, triangulasi penyidik,

triangulasi metode dan triangulasi teori. Dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara megecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber. 32 Dengan demikian penelitian ini nantinya dalam

pengumpulan data dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan pada atasan

pemimpin atau penentu kebijakan, kepada para santri yang berkenaan dengan

kasus.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah berkenaan dengan pelaksanaan secara global mulai dari

tahap awal penelitian sampai akhir penelitian yaitu meliputi:

1. Tahap pra penelitian atau persiapan penelitian

Hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan ialah: menyusun

proposal penelitian, mengkaji berbagai referensi yang ada kaitannya

dengan fokus penelitian, berkonsultasi dengan dosen pembimbing,

penyempurnaan proposal penelitian berdasarkan masukan hasil bimbingan

dan mengurus surat izin penelitian.

31
9 Lexy J. Moleong, MetodelogiPenelitian Kualitatif, 330.
32
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif Kualitatif dan R&D), 274.
27

2. Tahap pelaksanaan

Setelah tahap persiapan sudah dilakukan dan sudah mendapatkan surat izin

penelitian dari direktor program sarjana sekolah tinggi agama Islam Al-Hamidiyah

kemudian meneyerahkan kepada lembaga Maktuba Al-Baisuny Lantakan kokop

Bangkalan. Dan peneliti mulai melakukan penelitian.

3. Tahap pasca penelitian

Kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini

adalah menyusun laporan dan berkonsultasi kembali dengan dosen

pembimbing untuk memperoleh masukan demi penyempurnaan laporan.


BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Letak Geografis Maktuba Al-Baisuny Lantakan

Maktuba Al-Baisuny Lantakan merupakan salah satu lembaga yang

berada di bawah naungan Pondok Pesantren Miftahul Huda As-sa’idy

Lantakan yang berada di daerah Bangkalan. tepatnya di Dusun Dumargeh

Desa Kokop Kecamatan. Kokop Kabupaten Bangkalan. Daerah yang dengan

letak yang cukup strategis yang menjadi salah satu penunjang bagi

masyarakat di sana untuk menempuh pendidikan, baik santri yang berasal

dari desa tersebut, dari desa tetangga maupun santri yang berasal dari luar

daerah yang bermukim di Pondok Pesantren Miftahul Huda As-sa’idy

Lantakan . Secara geografis ini menempati lokasi yang strategis, karena

berada di daerah yang bisa dikatakan cukup terjangkau beberapa desa

tetangga. Maktuba Al-Baisuny Lantakan merupakan salah satu lembaga

pendidikan santri yang masih kecil yang maju dan paling diminati oleh

masyarakat skitar. Adapun batas wilayah Maktuba Al-Baisuny Lantakan

yang berada dinaungan Pondok Pesantren Miftahul Huda As-sa’idy

Lantakan ini di sebelah Barat perbatasan dengan Tlokoh dan di selatan

perbatasan desa mano’an.

2. Sejarah singkat Maktuba Al-Baisuny Lantakan Pondok pesantren Miftahul

Huda As-sa’idy Lantakan

28
29

Seiring berjalannya waktu dan bergulirnya zaman dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, kita

dituntut untuk mencari inisiatif baru berupa program cara cepat membaca

kitab kuning yang praktis dinamis bagi pemula dan santri baru, sehingga

kelestariannya mampu mengimbangi kemajuan yang ada terinspirasi dari

metode- metode praktis yang sudah ada di Pondok Pesantren Mambaul Ulum

bata-bata yaitu metode cara cepat membaca kitab kuning yang dikenal dengan

program Maktab Nubdzatul Bayan yang selama ini berjalan dengan efektif,

metode ini sangat cocok di pondok Lantakan sehingga dalam waktu yang

tidak lama santri yang berusia dini dapat membaca kitab kuning dengan baik,

setidaknya dengan metode cepat ini para santri bisa kenal dengan ilmu

Nahwu dan Shorof dan mengingat belajar diusia dini sangat cepat di serap

karna hati dan pikiran mereka sangat bersih, hal itu sesuai dengan maqolah

yang mengatakan:"Belajar diwaktu kecil laksana mengukir di atas batu"

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustadz Syafiuddin selaku ketua

Maktuba Al-Baisuny Lantakan sebagai berikut.

“Untuk distem pembelajaran di Maktuba ini mengikuti sistem


kurikulum di Maktuba Mambaul Ulum Bata-bata karena disana
sudah terbukti suksen mencetak anak-anak didiknya cepat membaca
kitab kuning dengan baik. Pada awal mula berdirinya Lembaga ini
Penga suh Pondok Pesantren Miftahul Huda As-sa’idy Lantakan
selalu pendiri dan pinpinan lebaga ini mengirimkan beberpa santri
untuk melakukan study banding ke Maktuba Mambaul Ulum Bata-
bata dan juga memanfaatkan tenaga Guru Tugas dari pondok
pesantren Mambaul Ulum Bata-bata yang sedang dalam basa tugas di
Pondok Pesantren Miftahul Huda As-sa’idy Lantakan.”33

33
Syafiuddin, Wawancara, Bangkalan, 4 Agustus 2023.
30

Maktuba Al-Baisuny di Pondok pesantren Miftahul Huda Assa’idy

Lantakan Santri putra, inisiatif tersebut berawal dari dauh nya sang pengasuh

saya sangat ingin sekali mempunyai santri yg tau membaca kitab kuning

dengan penguasaan ilmu nahwu & shorrof ujarnya kepada Ustaz Supriadi,

Kemudian Ustadz Supriyadi mengutus santri senior (empat santri yaitu: U.

Abd Azdim, U. Bakri, U.Mislan Dan U.romli.) untuk mengikuti akselerasi

cara cepat membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-

Bata selama 2 minggu setelah mengikuti kursus mereka berempat kembali ke

Pondok pesantren Miftahul Huda Assa’idy Lantakan untuk menerapkan serta

mulai memperaktekkan metode praktis yang telah mereka pelajari di di

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.

Namun sebelum itu U. Supridai memandu mereka agar bisa

mengajarkan metode tersebut dengan baik dan bisaa menjadi kadernisasi,

Alhamdulillah dengan beberapa perakktek mengajar yang disalurkan oleh

beliau mereka berhasil menjalankan metode itu dengan baik. Hingga pada

akhirnya pada tanggal senin pon, 7 Sya'ban 1431 H. bertepattan dengan19

Juli 2010 M., MAKTUBA AL BAISUNY telah diresmikan di Pondok

pesantren Miftahul Huda Assa’idy Lantakan, sampai saat ini maktuba masih

berdiri kokoh di bumi lantahkan itu semua tidak lepas dari perjuangan U.

Supriyadi, dan 4 santri tersebut serta nasehat serta bimbingan, barokah

pengasuh KH. Moh Mas'udi Suyuty dan dewan guru yang terhormat.

Alhamdulillah maktuba saat ini banyak diminati serta respon positif

baik kalangan usia dini maupun kalangan masyarakat setempat, sehingga


31

membuat maktuba semakin populer dari tahun ke tahun dengan materi yang

mudah dimengerti dan dihafal.

Seiring berjalannya waktu, program maktuba bisa dikatakan setabil

dan terus berkembang, sehingga perintis maktuba berinisiatif untuk

merintisnya di kalangan pondok putri, dengan berkoordinasi bersama

beberapa ustadz senior di bagian putri, karena pada masa itu masih belum ada

ustadzah yang mempunyai pengalaman dalam metode praktis tersebut

mengingat pada waktu itu usia pondok putri masih sangat dini, namun karena

kegigihan para beliau bisa berdiri hingga saat ini,Maktuba putri diresmikan

pada Senin Legi 24 syawal 1436 H / 10 agustus 2015 M. Bertepatan dengan

harlah Lantakan yg ke 24 dan diselenggarakn dihalaman pondok pesantrn

putri Miftahul Huda Assa’idy Lantakan.

Sekalipun lahirnya program maktuba di pondok putri mengadopsi dari

pondok pesantren putra, namun tidak bisa terlaksa semaksimal di pondok

putra, karna beberapa faktor, salah satunya, tenaga pengajar yg sangat

terbatas, krna pada saat itu pengajar aktif di maktuba putri hanya 2 orang sja

ya'ni ust mislan dan ust hayyan dan sesekali ust supri berkunjung untk

melihat perkembangan maktuba di pondok putri, santri maktuba harus tetap

mengikuti kegiatan madrasah seprti santri pada umumnya, Setelah maktuba

putri berjalan kurang lebih selama 2 tahun, ada beberapa santri putri yang

dididikan kilat (diklat) untk menjadi kader pengajar dan dikirim ke Pondok

Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata untuk study banding, tahun berikutnya

sepulangnya mereka dari bata bata mereka resmi menjadi pengajar maktuba
32

putri dengan berbekal pengetahuan dan lengalaman dri adanya diklat oleh

guru makruba senior dan studi banding ke Pondok Pesantren Mambaul Ulum

bata-bata.

Sekalipun perogram maktuba di pondok putri terlaksana dengan

sistem yg sangat sederhaana namun, efek positifnya sangat terlihat jelas,

terbukti kelika didalam madrasah santri maktuba jauh lebih aktif dan lebih

unggul di bidang nahwu, shorrof dan peraktek baca kitab kuning.

Dalam perkembangannya, Maktuba Al-Baisuny Lantakan tersebut

mempunyai visi “Terbentuknya insan agamis yang tafaqquh fiddin,

berahlakul karimah serta berguna bagi nusa dan bangsa. Sedangkan misinya

adalah:

1. Santri dapat memahami uluddiniyah dan kutubus salafiyah.

2. Mencetak santri yang beretika dan berbudaya salaf.

3. Mewujudkan santri yang profisional dan disiplin.

4. Menanamkan dasar-dasar ibadah kepada santri secara baik dan benar.

PROFIL LEMBAGA MAKTUBA AL-BAISUNY PONDOK PESANTREN

MIFTAHUL HUDA ASSA’IDY LANTAKAN TAHUN 2022-2023


33

1. Data Maktuba Al-Baisuny

Tabel 2. Data Maktuba Al-Baisuny

1 Nama lembaga MAKTUBA AL-BAISUNY

2 Nama Pendiri KH. M. Mas’udi Suyuthi

3 Tahun pendirian Senin, 19 Juli 2010 M.


JL.KH.SUYUTHI LANTAKAN
4 Alamat
KOKOP BANGKALAN
5 No. Telp 0819-9992-6559

7 Status Naungan Yayasan

8 Nama Yayasan MIFTAHUL HUDA ASSA’IDY

9 Nama ketua Yayasan Syamsul bahri

2. Struktur kepengurusan Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk

tujuan bersama. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau

wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional,

sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali dalam

memanfaatkan sumber daya yang ada dan yang digunakan secara efisien

dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi

mempunyai peranan dalam menunjang tugas, wewenang, tanggung jawab

serta hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan yang ada pada

organisasi tersebut, yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur dan

mengarahkan setiap aktivitas yang dijalankan oleh lembaga sehingga

dapat terkoordinasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin
34

dicapai. Adapun struktur organisasi Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-

2024.

Tabel 3. Struktur kepengurusan Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

1 Pimpinan I KH. M. Mas’udi Suyuthi

2 Pimpinan II RKH. Ach. Syarifuddin MS

3 Ketua M. Syafiuddin

4 Wakil ketua Moh. Ghozali

5 Sekertaris I Ach. Andi

6 Sekertaris II Moh. Romli

7 Bendahara I Ach. Imron

8 Bendahara II Very Setiawan

9 Keamanan Syahrul Al-Fadany

10 Konsultan Fathul Bari

11 Perlengkapan Mubassir

3. Tenaga pengajar Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

Berikut adalah rekap jumlah guru serta tenaga kependidikan

Maktuba Al-Baisuny yang sebagian besar sudah mengikuti dan

mempunyai sertifikat penataran atau pelatihan menjadi tenaga pengajar

metode Nubdzatul Al-Bayan yang lansung dibina oleh tim penyusun

metode Nubdzatul Al-Bayan Maktuba pusat pondok pesantren Mambaul

Ulum Bata-bata.

Tabel 4. Tenaga pengajar Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024


35

NO NAMA JABATAN

1 Ustd M. Syafiuddin Ketua Maktuba

2 Ustd Moh. Ghozali Wakil Ketua

3 Ustd Very Setiawan Juz 1

4 Ustd Rizky Juz 2

5 Ustd Syahrul Shodik Juz 3

6 Ustd Syahrul Salimin Juz 4

7 Ustd Sonhaji Juz 5

8 Ustd Syafiuddin Juz 6

9 Ustd Mubassyir Staf pengajar

10 Ustd Moh Romli Staf pengajar

11 Ustd Moh Imron Staf pengajar

12 Ustd Fathul Bari Staf pengajar

13 Ustd Ach Andi Staf pengajar

4. Sarana Prasarana Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

Dari tahun ketahun Maktuba Al-Baisuny Terus Menerus

Menambah Kelengkapan sarana prasarana pendidikan untuk menunjang

kelancaran proses pembelajaran, untuk lebih jelasnya, pada tabel

berikut secara fisik akan dijelaskan.

Tabel 5. Sarana Prasarana Maktuba Al-Baisuny Periode 2022-2023

NO NAMA JUMLAH

1 Ruang kelas 6
36

2 Kantor 1

3 Musholla 1

4 Kamar mandi 6

5 Papan tulis 6

6 Bangku guru 6

7 Komputer 1

5. Data murid Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

Keberadaan Maktuba Al-Baisuny memiliki daya tarik tersendiri

bagi para orang tua untuk memasukkan anaknya ke Maktuba. Di tengah

persaingan dengan Maktuba cabang-cabang lainnya. Bahkan, Maktuba

Al-Baisuny adalah lembaga pendidikan akselerasi baca kitab kuning

diminati oleh masyarakat sekitar selain lembaga tersebut berada di bawah

naungan Pondok Pesantren Misftahul Huda Lantakan yang merupakan

Pondok Pesantren paling disegani di Desa tersebut namun juga karena

lulusannya yang yang membuktikan sudah bisa dikatakan dapat membaca

kitab kuning sesuai dengan aturan Nahwiyah, Sharfiyahnya ditingkat

anak-anak.

Berikut data murid Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

Data murid Maktuba Al-Baisuny Periode 2023-2024

Maktuba Jenis Kelamin Jumlah Murid

Juz 1 Laki-laki 7

Juz 2 Laki-laki 6
37

Juz 3 Laki-laki 5

Juz 4 Laki-laki 5

Juz 5 Laki-laki 5

Juz 6 Laki-laki 5

Total murid 33

B. Paparan data dan temuan penelitian

Implementasi Metode Nubdzatul Al-Bayan Dalam Cara Cepat Baca

Kitab Kuning Di Maktuba Al-Baisuny Pondok Pesantren Miftahul Huda

As-Sa'idy Lantakan Kokop Bangkalan Tahun 2023-2024

Sebagaimana yg telah dijelaskan dalam bab dua (kajian teori)

mengenai skripsi ini, metode Nubdzatul Al-Bayan dalam penjelasannya

yang fokus pada bagaimana sistem cara cepat membaca agar peserta didik

dapat cepat membaca kitab kuning dengan baik sesuai dengan kaidah

Nahwiyah, Sharfiyah yang di jelaska yang telah di susun dalam metode

Nubdzatul Al-Bayan.

Penerapan pembelajaran pada anak usia dini dilaksanakan dengan

perinsip berorientasi pada anak, belajar melalui bermain, kegiatan belajar

mengembangkan dimensi kecerdasan secara terpadu, menggunakan

pendekatan klasikal, klompok dan individual, lingkungan yang kondusif,

penggunaan model pembelajaran, media dan sumber belajar. Prinsip-

prinsip pelaksanaan pembelajaranpada anak usia dini merupakan salah

satu acuan pendidikan yang harus difahami oleh para guru. Pelaksanaan

pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan bagi


38

peserta didik, dimana peserta didik sebagai objek pendidikan yang

membutuhkan kenyamanan.

Dari keterangan di atas maka seorang guru atau lembaga

pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk mencetak kader-kader

yang berakhlakul karimah dan memahami kitab kitab salaf sangatlah logis

dan realistis apa sejak dini menanamkan sikap mental dan spiritual yang

mulia pada anak, karena, yang akan menentukan dan mengemban

tanggyng jawab nasib Bangsa terletak pada kemsmpuan intelektual,

keluhursn nudi pekerti serta skill/kereatifitas yang islami dari anak-anak

yang masih usia dini maka seorang guru ataupun lembaga pendidikan

harus cermat memilih dan menguasai metode yang sesuai dengan keadaan

peserta didiknya. Seperti halnya di Maktuba Al-Baisuny yang

menentukan pilihan metode Nubdzatul Al-Bayan yang disusun khusus

untuk mengenalkan anak-anak usia dini dapat membaca kitab kuning

dengan konsep dan sitem pengajaran sebagai berikut:

a. Konsep metode Nubdzatul Al-Bayan

1) Menggunakan sistem baca bersama dan individual

2) Mengadakan pengelompokan bunyi untuk menyanyikan

andzimatul Al-Bayan.

3) Mengelompokan huruf yang sudah diberi sakal untuk


39

memudahkan belajar menyambung dan merangkai kata-kata.

4) Mengelompkan huruf yang diberi sakal dan yang dibaca

panjang.

5) Menggunakan drill dalam mengenal makhroj dalam kefasihan

membaca Al-Qur‟an

6) Menerapkan bacaan tajwid

7) Mengenalkan waqaf dan ibtida‟

8) Mengenalkan bacaan gharib pada kelas musykilat.

9) Pelajaran doa-doa sehari-hari

b. Sistem pembelajaran metode at-tanzil

Langkah pembelajaran At-Tanzil

1) Kegiatan Awal

Sebelum dimulai kegiatan awal pembelajaran, wajib bagi

para asatidz untuk menyapa para murid-murid dan menanyakan

kesiapan mereka untuk mengikuti kegiatan belajar, setelah

semuanya terlihat siap maka kegiatan belajar di mulai dengan

bersama-sama membaca do’a.

10 menit pertama membaca bersama-sama sesuai dengan

tingkatan dan bahasan yang telah ditentukan mulai dari halaman

depan sampai halaman belakang.

2) Kegiatan pokok 30 menit individual, para murid diminta untuk

mengahadap para asatidz dengan membawa At-Tanzil mereka

masing-masing dan kemudian dibaca dihadapan para ustadz.


40

3) Kegiatan Akhir 15 menit terakhir klasikal, dengan menggunakan

alat peraga atau papan tulis membaca apa yang sudah ditulis oleh

guru di papan tulis, kemudian mengulang seluruh materi yang

telah diajarkan sesuai tingkatan masing-masing sampai dengan

materi yang akan diajarkan besoknya.

Keterangan diatas mengacu pada buku panduan mengajar metode

At-Tanzil yang diterapkan oleh para guru sekalipun terdapat kebebasan

bagi guru untuk memberikan improfisasi dalam sistem pengajarannya,

namun tetap dengan konsep yang menyenangngkan bagi anak-anak,

seperti halnya menyampaikan materi dengan tepuk-tepuk atau dengan

nyanyian nasyid yang juga bagian dari metode At-Tanzil, sebagaimana

yang sampaikan oleh ustdz Ahmad Juriansyah, pengajar tetap TPA

Raudlatul Athfal

“Untuk menghadapi anak-anak yang usianya masih


sangat dini kami harus selalu mempunyai cara yang keriatif agar
anak-anak tidak bosan dan tetap bisa menikmati pelajaran
dengan suasana yang menyenangkan sehingga tidak bosan,
seperti mengenalkan harkat dengan tepuk-tepung, dengan
bernyayi atau bisa juga dengan tebak-tebakan, kami sepagai
pengajar metode At-Tanzil juga harus selalu punya semangat
belajar anak-anak seperti halnya bemain kuis, memberi hadiah
bagi yang bisa menjawab dan yang berani maju ke depan seperti
yang dicontohkan oleh penyusun metode At-Tansil yakni Ustdza
H. A. Suroto Suruji saat kami mengikuti penataran”. 34

Di TPA Raudlatul Athfal pondok pesantren Miftahul Huda

Assa’idy Lantakan penerapan metode At-Tanzil tidak hanya difokuskan di

dalam kelas saja namun juga pada jam belajar bersama yang dilaksanakan

34
Wawancara dengan ustadz Ahmad juriansyah, (pengajar tetap TPA Raudlatul Athfal), Pada
Tanggal 20 agustus 2022
41

30 menit setelah berjem aah sholat dzuhur yang langsung diawasi oleh

kepala sekolah dan guru-guru yang lain yang mempunyai jadwal setiap

harinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadz Abd Rohman Noer,

Kepala TPA Raudlatul Athfal Lantakan.

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode At-Tanzil tidak hanya

kami terapkan saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung saja.

Namun, kami juga menerapkannya saat jam belaj ar besama yang

dilaksanakan setiap hari yakni 30 menit setelah bejemaah sholat dzuhur

dan diawasi langsung oleh kami dan guru-guru yang mempunya jadwal. 35

Penerapan metode At-Tanzil di TPA Raudlatul Athfal Lantakan

sangat efektif dan efisien karena sangat praktis dan dengan konsep yang

sangat bertahap dari setiap halaman mulai juz satu sampai juz enam

sehingga sangat mudah dan sesuai digunakan untuk anak-anak yang akan

belajar membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah sampai benar-benar

bisa mencambaca dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagaimana yang

dituturkan oleh ustadz Ahmad juriansyah, selaku pengajar tetap di TPA

Raudlatul Athfal Lantakan.

“Metode At-Tanzil adalah metode yang sangat mudah dan


praktis sehingga sangat sesuai digunakan untuk mengenalkan anak-
anak terhadap huruf-huruf hijaiyah dengan konsepnya yang sangat
sistematis mulai dari bagaimana cara menge nalkan huruf alif
hingga ya dengan makhrohnya, membaca huruf gabungan, mulai
dari yang berharkat fathah, kasroh, dhommah, sukun dan tasydid,
dari hukum tajwid yang paling mudah hingga ghorib musykilat Al-
Qur’an”.36

35
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, (Kepala TPA Raudlatul Athfal), Pada Tanggal
21 agustus 2022
36
Ahmad Juriansyah, Wawancara, Bangkalan, 4 Agustus 2023.
42

c. Tehnik pengenalan dan pengembangan membaca Al-Qur’an di TPA

Raudlatul Athfal Lantakan.

Metode At-Tanzil sebagai metode yang disusun khusus untuk

anak-anak usia dini dapat mengenal Al-Qur’an dimulai dari

mengenalkan huruf hijaiyah hingga anak anak bisa membaca ayat-

ayat Al-Qur’an sesuai dengan aturan tajwid dan ghorib muskilat Al-

Qur’an.

Dalam sistem menerapan metode At-Tanzil guru

mencontohkan membaca huruf tanpa dieja dan mencontohkan bunyi

harkat fathah secara berulang-ulang dengan dilihat dan dibaca, guru

tidak boleh pindah pada huruf yang lain sebelum murid benar-benar

faham pada huruf sebelumnya, guru mengenalkan setiap huruf

dengan sistem yang sama. Guru menulis di papan huruf-huruf yang

akan dibahas kemudian guru membaca dan diikuti oleh semua murid

di kelas, baik secara klasikal, berkelompok atau satu persatu, yang

perlu ditekankan oleh guru pada murid yaitu bagaimana cara

memahami semua bunyi huruf yang berharakat fathah beserta

makhorihul hurufnya. Keterangan di atas adalah konsep yang di

fokuskan di juz satu.

Sedangkan pada materi juz dua, murid harus menguasai bunti

harkat dan dapat melafadzkan huruf dengan benar, serta dapat

membedakan antara bacaan yang dibaca panjang dengan bacaan yang

dibaca pendek. Sebelim murid benar-benar menguasai bacaan fathah


43

dan fathah panjang, guru tidak diperbolehkan melanjutkan pada

materi yang lain, seperti harat kasrah dan kasrah panjang, dhommah

dan dhommah panjang.

Pada juz tiga pokok pembahasannya adalah guru harus disiplin

dalam mengajarkan panjang dan pendeknya beserta contoh-contoh

yang dibaca lin (lunak) beserta penguasaan huruf sukun sesuai

dengan makhrojnya dan pengenalan tasydid. Mulai dari juz tiga

murid dikenalkan irama-irama lagu bacaan Al-Qur’an dengan dibaca

tiga kali tanpa waqaf, juz tiga merupakan materi-materi pilihan dari

kata menjadi kalimat dan dari kalimat menjadi potongan ayat dan juz

tiga merupakan kunci kesuksesan pada juz berikutnya.

Pokok pembahasan pada juz empat adalah murif dikenalkan

bacaan panjang yang lebih dari satu alif yaitu mad wajib muttashil

dan mad jaiz munfashil dengan memerhatikan tanda coret di atas

seperti yang ada pada At-Tanzil, selain itu murid juga di kenalkan

dengan nun yang dibaca dengong (ghunnah musyaddah), perbedann

lafdlul jalalah, wawu yang tidak berfungsi, idghom bi ghunnah,

idghom bila ghunnah, dan sebagian dari idhar syafawi, Murid harus

mengetahui materi pada juz empat dan juga harus bisa memahami

bacaan yang terang dan dengang, selain materi pokok pada juz empat

murid juga dianjurkan untuk belajar kedisiplinan atau konsistensi

bacaan tajwidnya.
44

Pada juz lima terdapat beberapa materi pokok, diantaranya

pengenalan cara membaca waqaf, qolqolah, mad lazim, ana yang

dibaca pendek, nun idhzar dan nun iwad, sedangkan pokok

pembahsan pada juz lima adalah kinsistensi dalam waqaf serta

pemerataan mizan dan menhilangkan tawallud.

Pada juz enam murid harus banyak membaca Al-Qur’an dan

untuk penyempurnaan membaca terutama ghorib sebaiknya murid

harus berhadapan langsung dengan guru yang membidangi dalam hal

membaca Al-Qur’an, pokok pembahasan pada juz enam adalah

penguasaan cara baca Al-Qur’an dan disiplin dalam waqof dan

ibtida’nya dengan baik dan benar.

Ysng terakhir di TPA Raudlatul Athfal Lantakan terdpat kelas

khusus TPA yang mana kelas tersebut merupakan kelas penyaringan

bagi murid yang akan di wisuda yang mana pada kelas khusus TPA

ini murid akan betul digembleng untuk peraktek langsung

dengangperaga dan mushaf Al-Qur’an dengan tajwid dan ghorib

musykilat.

Mengenai keterangan di atas menlakukan wawancar denga

ustdz Ahmad Juriansah pengan Teatan dan juga pernah menjabat

sebgai kepalah sk TPA Raudlatul Athfal Lantakan, beliau

menyamnpain sebagai berikut.

“Dalam tehnik pengenalan dan pengembangan


membaca Al-Qur’an kami mengikuti metode yang sudah
disusun oleh Ustadz H. A. Suroto suruji, seperti halnya fokus
pengajra pada juz satu dan dua yakni guru mencontohkan
45

membaca huruf tanpa dieja dan mencontohkan bunyi harkat


fathah secara berulang-ulang dengan dilihat dan dibaca, guru
tidak boleh pindah pada huruf yang lain sebelum murid benar-
benar faham pada huruf sebelumnya, guru mengenalkan setiap
huruf dengan sistem yang sama. Guru menulis di papan huruf-
huruf yang akan dibahas kemudian guru membaca dan diikuti
oleh semua murid di kelas, baik secara klasikal, berkelompok
atau satu persatu, yang perlu ditekankan oleh guru pada murid
yaitu bagaimana cara memahami semua bunyi huruf yang
berharakat fathah beserta makhorihul hurufnya. Keterangan di
atas adalah konsep yang di fokuskan di juz satu.
Dan pada juz dua, murid harus menguasai bunyi harkat
dan dapat melafadzkan huruf dengan benar, serta dapat
membedakan antara bacaan yang dibaca panjang dengan
bacaan yang dibaca pendek. Sebelim murid benar-benar
menguasai bacaan fathah dan fathah panjang, guru tidak
diperbolehkan melanjutkan pada materi yang lain, seperti harat
kasrah dan kasrah panjang, dhommah dan dhommah panjang
begitu pula pada juz-juz selanjutnya tentang pengenalan
kuhum-hukum tawid dan ghorib musykilat”.37

d. Tehnik pengenalan dan pengembangan menulis huruf hijaiyah

Metode At-Tanzil todak hanya fokus dalam pengenalan dan

pengembangan membaca Al-Qur’an saja namun juga diajarkan cara

menulis huruf-huruf hijaiyah mulai dari huruf-huruf yang terpisah

sampai anak-anak bisa menulis potongan ayat-ayat Al-Qur’an..

Teknik pembelajaran keterampilan menulis dapat dilakukan

melalui langkah-langkah berikut ini:

1) Guru memberi contoh di papan tuis atau diarahkan untuk

langsung meniru tulisan di At-Tanzil paa halaman yang

ditentukan oleh guru.

37
Wawancara dengan ustadz Ahmad juriansyah, (pengajar tetap TPA Raudlatul Athfal), Pada
Tanggal 25 agustus 2022
46

2) Guru menjelaskan kepada murid bagaimana cara mengerjakan

menulis terbimbing dengan jelas, menggunakan jenis tulisan yang

jelas dan sama seperti yang terdapat di At-Tanzil sehingga tidak

menimbulkan salah paham atau keraguan.

3) murid mengerjakan tulisan tersebut di dalam kelas atau jika waktu

tidak memungkinkan boleh dikerjakan dirumah masing-masing

4) hasil tulisan murid diperiksa (dikoreksi) dan dineri nilai

5) guru harus memberi stimulus kepada murid agar murid semangat

untuk belajar menulis dengan baik, seperti memberi nilai yang

besar atau mengambar di buku tulis murid

6) guru tidak boleh mengeluarkan perkataan yang tidak baik apabila

terdapat tulisan yang kurang bagus

Tehnik di atas di jelaskan secara rinci oleh penulis dari apa

yang disampaikan oleh ustadz Abd Rohman Noer kepal TPA

Raudlatul Athfak Lantakan dalam wawancara penulis sebagai

berikut.

“Untuk melatih anak-anak menulis guru harus


memberikan latihan menulis setiap hari selain hari tesan
(evaluasi), guru mrnulis di papan uentuk dicontoh oleh murid
atau gurumenyuruh anak-anak untuk membuka halaman pada
At-Tanzil yang harus ditulis oleh murid bisa itu full satu
halaman atau hanya bebrapa baeis saja. Selain itu, guru harus
mengoreksi kemunian memberi nilai terhadap hasil tulisan
murid dengan nilai yang besar atau bisa dengan memberi
gambar pada buku tulis anak-anak supaya anak anak merasa
senang dan semakin semangat untuk latihan menlis, guru
47

tidak boleh mengejek hasis tulisan anak-anak walaupun


jelek”. 38

1. Faktor pendukung dan penghambat Implementasi Metode At-Tanzil

Dalam Pengenalan Dan Pengembangan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Di

TPA Raudatul Athfal Pondok Pesantren Miftahul Huda As-Sa'idy

Lantakan Kokop Bangkalan Periode 2022-2023

Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor pendukung dan

penghambat tentu banyak sekali, namun dalam hal ini akan dibagikan

dengan 2 dimensi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Mengingat

dalam penelitian ini mengambil metode pengenalan baca tulis Al-Qur’an.

Di sini akan dipaparkan diatas menganai hal tersebut.

a. Faktor pendukung

Tidak lepas adanya pendukung merupakan kelangsungan nilai

rasa sukses akan terealisasi program yang telah tertata oleh visi misi

lembaga pendidikan. Suatu lembaga tidak hanya membuat

perencanaan agar murid tercetak sebagai kader Qur’ani melalui

penerapan “metode At-Tanzil” melalui musyawaroh dengan beberapa

pengurus dan tenaga pengajar. Beberapa hal yang menjadi faktor

pendukung adalah:

1) Kesemangatan guru dalam mendidik murid

Hasil observasi penulis mengenai pengawasan guru

terhadap setiap kegiatan anak-anak secara penuh sebagai berikut.

38
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, (Kepala TPA Raudlatul Athfal), Pada Tanggal
25 agustus 2022
48

Setiap hari murid diharuskan untuk mengikuti rangkaian kegiatan

yang sudah disusun di lembaga ini, mulai dari jam 12:15 WIB s/d

jam 03:00 (berjemaah sholat asar) seriap guru akan menemani

murid saat jam belajar membinbing, mengarahkan murid yang

kesulitan untuk membaca dan memahami pelajarannya, selain itu

untuk kenyamanan murid para guru tidak didoktrin untuk menjadi

seseorang yang ditakuti oleh oleh akan tetapi merka harus bisa

menjadi seorang teman bagi murid namun tetap dihormati hal itu

bisa terjadi karena di di TPA Raudlatul Athfal Lantakan juga

diberikan pendidikan akhlak yang dilatih setiap hari ahad dua kali

dalam satu bulan39

Dalam konsep pengajaran terhadap anak-anak yang harus

selalu berada dalam suansa menyenangakan dan tetep menjaga

kondisi hati yang bahagia sesuai dengan apa yang di doktrinkan

oleh penyusun metode At-Tanzil terbukti dengan penuturan ust abd

kholik, salah satu penjagar tetap di di TPA Raudlatul Athfal

Lantakan.

“yang kami hadapi adalah anak-anak yang masih


usia dini sehingga kami bisa mengambil hati mereka
sehingga mereka bisa menyimak pelajaran dengan
sendirinya tanpa harus merasa diperintah oleh para guru,
mereka akan sangan senang dan memerhatikan guru jika
dalam peroses di dalam kelas tercipta suasana yang seru
banyak humur, bahkan kadang kala guru mencontohkan
dengan hewan-hewan, menirukan gaya hewan,
mencontohkan makhroj huruf dengan bunyi hewan, bunyi

39
Hasil observasi TPA Raudlatul Athfal lantakan Pada Tanggal 25 agustus 2022,
49

angin dan lain sebagainya, atau kalo sudah juz empat ke


atas kadang kala kami contohkan dengan membeli jajanan,
seperti dalam materi mengenalkan cara berhenti pada jenis
tanda waqaf mu’anaqoh yang harus berhenti disalah
satunya, contohnya kalau samisal kalian oleh orang tuanya
diberi uang jajan hanya seribu rupiyah sedangkan kalian
ingin membeli pentol atau telur gulung yang harganya
seribuan maka apak ah kalian bisa membeli keduanya, tidak
kalian hanya bisa membeli salh satunya, begitu pula dalam
cara berhenti dalam waqaf muanaqah harus memilih mau
berhenti di tanda yang pertama atau yang ke dua.”40

2) Antusiame dan semangat para ibu wali murid

salah satu hasil studi banding yang di lakukan oleh

beberapa guru TPA Raudlatul Athfal Lantakan ke RA Mambaul

Ulum Bata-bata bahwa salah satu rahasia kesuksesan di sana

adalah ikut andilnya ibu wari murid untuk mengawasi langsung

anak-anak nya ke sekolah membantu ketertiban dan kondusifitas di

kelas dan membibing anak-anaknya mengulangi pelajaran di

rumah masing-masing. Hal ini senada dengan apa di sampaikan

oleh kepala TPA Raudlatul Athfal Lantakan, sebagai berikut.

“Adanya wali murid yang mengantar dan


memnemani anak-anaknya di dalam kelas sangat membantu
terhadap kelancaran kegiatan bejar mengajar, yakni para
wali murid secara langsung membantu menciptakan kelas
yang kondusif, selain itu juga ibu-ibi walis murid dapat
menyimak pelajaran yang disampaikan oleh ustadz dan
ustadzah sehingga materi tersebut bisa diulangi dan
diperlajari lagi di rumah.” 41

40
Wawancara dengan ustadz Abd Kholiq (Pengajar tetap di TPA Raudlatul Athfal Lantakan ) Pada
Tanggal 25 agustus 2022.
41
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, Kepala TPA Raudlatul Athfal, Pada Tanggal 25
agustus 2022
50

Hal itu juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh ustadz

Juriansya, sebagai pengajar tetap selaigus humas TPA Raudlatul

Athfal Lantakan, seperti berikut.

“Wali murid yang ikut mengantar anak-anaknya sangat

membantu terhadap kelancaran keefektifan kegiatan belajar

mengajar seperti membantu membimbing anak-anak di dalam

kelas sehingga bisa lebih cepat memahami apa yang disampaikan

oleh guru didalam kelas” 42

3) Adanya rutinitas membaca At-Tanzil sesuai jilid di setiap kelas

Kegiatan yang merupakan manifestasi dari tehnik drill yang

merupakan salah satu konsep dari metode At-Tanzil menimbulkan

penegasan dari kepala TPA Raudlatul Athfal Lantakan sebagai

berikut.

“Mengulang bacaan yang sudah di pelajari Sangat penting

demi kelancaran anak-anak dalam bacaan, kami terapkan hal itu

dengan mengadakan kegiatan membaca bersama At-Tanzil sesuai

jilid di setiap kelas 10 menit sebelum masuk, hal ini sebagai bentuk

perwujudan dari tehnik drill yaitu bisa karena terbiasa” 43

b. Faktor penghambat

Sebuah ketentuan bagi keajaiban di dunia bahwa setiap arah

kemajuan yang diharapkan dan mau berakhir dengan kesuksesan akan

42
Wawancara dengan ustadz Ahmad juriansyah, (pengajar tetap TPA Raudlatul Athfal), Pada
Tanggal 25 agustus 2022
43
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, Kepala TPA Raudlatul Athfal, Pada Tanggal 25
agustus 2022
51

Nampak suatu penghmbat. Disadari atau tidak. Perkara penghambat

pasti akan Nampak. Sedemikian merupakan represantasi dari adanya

sebuah evaluasi tentang kegiatan tersebut dan itulah juga apa yang

terjadi terhadap kegiatan pengenalan dan pengembangan baca tulis Al-

Qur;an di TPA Raudlatul Athfal yang berada di naungan pondok

pesantren miftahul huda assa’idy lantakan adapun beberapa hal yang

menjadi hambatan terhadap berjalannya kegiatan tersebut meliputi:

1) Rendahnya kecerdasan emosional sebagian murid

Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor

penting yang seharusnya dimiliki olehsiswa yang memiliki

kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik di

sekolah, karena menurut teori yang ada, kecerdasan

emosional sangat berpengaruh terhadapprestasi belajar murid.

Sehingga murid yang kecerdasan emosuionalnya rendah dan sulid

diarahkan menjadi salah satu problem dalam metode-metode

pembelajaran termasuk yang di alami oleh para guru di TPA

Raudltul Athfal Lantakan, seperti halnya yang dituturkan oleh

ustadzah Siti Ruqoyyah pengajar sekaligus wali kelas di salah

satu juz TPA Raudlatul Atfal Lantakan, sebagai berikut.

“Kami sudah berusaha secara maksimal untuk meratakan


kemampuan anak-anak namun bagaimanapun hal itu sangat sulit
atau bahkan mustahil karena karekter anak-anak yang tidak sama
begitu pula denga kecerdasan emosional mereka, hampir di setiap
kelas terdapat murid yang bisa dikatakan sulit untuk diarahkan
sehingga tidak bisa menerima pelajran dengan baik apa lagi yang
52

tidak diantar oleh walinya, hal itu juga menyulitkan guru-guru


yang tergolong sebagai guru baru” 44

Dari apa yang disampaikan oleh informen di atas penulis

mengambil kesimpulan bahwa rendahnya kecerdasan emosional

murid akan menghambat efektifitas pembelajran baik bagi dirinya

sendiri atau teman yang duduk di sekitarnya.

2) Sebagian guru yang belum mengikuti penataran (pelatihan

menjadi pegajar At-Tanzil)

Untuk bisa menyampaikan materi At-Tanzil secara

maksimal harusnya guru yang akan mengajar sudah bisa

menguasai bagai mana konsep pengajaran dalam metode At-

Tanzil yang sudah di rumuskan oleh penyusun meetoe At-Tanzil

hingga bisa menyelaraskan materi dan cara penyampaiannya.

Namun, di TPA Raudlatul Athfal Lantakan Sendiri masih ada

beberapa guru yang belum mengikuti penataran yaitu guru yang

tergolong masih baru yang dipilih menjadi tenaga pengajar karena

harus memenuhi syarat pengabdian apabila sudah hampir lulus

Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda

Assa’idy Lantakan. Hal senada dengan yang disampaikan oleh

kepala TPA Raudlatul Athfal Lantakan, sebagai berikut.

“Pada dasarnya untuk menjadi pengajar dengan metode


At-Tanzil memang harus mengikuti penataran terlebih dahulu
namun kami selaku pemegang lembaga yang berada di bawah
naungan pondok pesantren kami juga harus menampung sebagian

44
Wawancara dengan ustdzah Siti Ruqoyyah, (Pengajar tetap di TPA Raudlatul Athfal Lantakan )
Pada Tanggal 25 agustus 2022
53

santri yang sudah harus mengabdi sebelum berhenti namun masih


belum mempunyai kesempatan untuk mrngikut penataran. Namun
bukan berarti mereka tidak bisa karena mereka sudah dijamis bisa
membaca Al-Qur’an dengan Tajwidnya dan sebagian besar dari
memrka juga lulusan metode At-Tanzil cuman untuk penyesuaian
dengan konsep pengajarannya masig butuh belajar lagi” 45

3) Ikut campur yang berlebihan dari wali murid

Pada dasarnya meli murid memang tidak bisa angkat

tangan sepenuhnya dalam pendidikan anak-anaknya namun juga

bukan berarti harus ikut campur secara berlebihan sehingga

terkesan mengatur sebagian guru ataupun sering mengomentari

keputusan yang dibuat dan telah ditetapkan okeh kepala dan para

guru yang lain. Sebagai wali murid seharusnya memasrahkan

secara penuh terhadap sistem pengajaran yang ditetapkan oleh

suatu lembaga pendidikan, karena itu yang ankan membuat suatu

lembaga bisa memaksikan sistem pendidikan ataupun

menerapkan metode yang dipakai. Merupakan sebuah hambatan

bagi guru apabila masih terdapat sebagian wali murid yang tidak

yakin dan masih ikut campur secara berlebihan dengan apa yang

telah tetapkan oleh lembaga, merupakan salah satu tanggapan

ustadzah Siti Ruqoyyah pengajar sekaligus wali kelas di salah

satu juz TPA Raudlatul Athfal Lantakan sebagai berikut.

“Kami selaku tenaga pengajar merasa ruang gerak


kami terbatasi oleh sebagian wali murid terlalu ikut campur
terlebih kalau sudah waktu kenaikan kelas, ada sebagian
wali murid yang seakan-akan tidak terima jika anaknya

45
Wawancara dengan ustadz Abd Rohman Noer, Kepala TPA Raudlatul Athfal, Pada Tanggal 25
agustus 2022
54

tidak termasuk dalam daftar murid yang naik kelas, padahal


dalam memilah murid yang sudah memenuhi syarat
dinaikkan ataupun tidak sudah kami seleksi sesuai kreteria
yang sudah ditetapkan dalam metode At-Tanzil.”46

Dari penyampaian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

dalam penerapan metode At-Tanzil di TPA Raudlatul At-Tanzil

Lantakan sudah bisa dikatakan maksimal. Termasuk penjelasan

beberapa hal terkait beberapa dukungan dari beberapa piahak juga

kecerdasan kesemgatan para guru dalam memperhatikan murid

setiap hari, antusias dan semangat wali murid yang ikut andik

membimbing dan mengawasi anak-anaknya di dalam kelas agar

murid tetap semangat dan menerima pelajaran denga suasana

kelas yang kondusif dan diadakannya rutinitas membaca bersama

setian 10 menit sebalum masuk agar anak-anak tidak lupa dan

semakin memperlancar bacaannya dan juga sebagai bentuk

manifestasi dari metode drill bisa bisa karena biasa. Tidak lepas

dari itu kekurangannya merupakan adanya ketidak singkronnya

sebuah opini dari salah satu wali murid karena merupakan tidak

relevan denganapa yang sudah ditetapkan oleh kepala dan para

guru sesuai denga aturan-aturan dalam metode At-Tanzil, selain

itu juga adanya beberapa murid yang sulit diarah sehingga

menghambat kelancaran Kegiatan belajar mengajar dan

mengganggu kondusifitas di dalam kelas.

46
Wawancara dengan ustdzag Siti Ruqoyyah, (Pengajar tetap di TPA Raudlatul Athfal Lantakan )
Pada Tanggal 25 agustus 2022.
55

C. Pembahasan Temuan

Temuan ini membahas dan menghubungkan antara temuan yang ada di

lapangan dengan teori. Terkadang apa yang ada didalam temuan yang ada

pada lapangan tidak sama dengan teori, atau sebaliknya. Keadaan inilah yang

perlu pembahasan, sehingga perlu penjelasan lebih lanjut antara penemuan

yang ada dilapangan dengan teori yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini

akan menjawab fokus penelitian yang hanya mencakup tiga aspek, maka

dalam pembahasan temuan ini akan membahas satu persatu fokus penelitian

yang ada.

1. Implementasi Metode At-Tanzil Dalam Pengenalan Dan Pengembangan

Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Di TPA Raudatul Athfal Pondok Pesantren

Miftahul Huda As-Sa'idy Lantakan Kokop Bangkalan Periode 2022-2023

Dari paparan data yang telah disebutkan diatas dan sesuai dengan

pokok penelitian yang hanya mencakup pada bab tertentu dengan hanya

memilih tentang hal yang berhubungan dengan bagaimana penerapan dan

mpenyampaian materi materi yang ada dalam metode At-Tanzil,

menciptakan suana kelas yang menyenangkan dalam tetap kondusif,

mengenalkan murid terhadap huruf-huruf hijaiyah hukum-hukum tajwid

dan ghorib musykilat. hasil ditemukan bahwa impelementasi metode At-

Tanzil dalam belajar membaca Al-Qur’an memiliki beberapa poin penting

sehingga terbentuk murid bisa bembaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

TPA Raudlatul Athfal Lantakan yang telah jelas dalam visi dan

misinya memberikan perhatian lebih terhadap murid-muridnya agar


56

terbentuk menjadi generasi yang bejiwa Qur’any, berakhlaqul karimah,

berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah sangat dibutuhkan adanya

penegalan membaca Al-Qur’an sejak dini dengan baik sesuai makhorijul

huruf, tajwid dan ghorib musykilat agar tertanam kebiasaan melafalkan

Al-Qur’an dengan fasikh. Hal sedemikian bisa tercapai dengan adanya

latihan berbentuk pembiasaan di luar maupun di dalam kelas yang

dipraktekan dengan menggunakan metode At-Tanzil.

Metode terebut dalam konsep pengajaran sangant sistematis dan

bertahap mulai dari juz satu mengenalkan huruf hijaiyah sampai juz enam

bisa menguasai cara membaca Al-Qur’an dan disiplin dalam waqof dan

ibtida’nya dengan baik dan benar. Kegiatan di TPA Raudlatul Athfal

Lantakan dimulai setelah berjamaah sholat dzuhur yang diikuti oleh semua

murid mulai dari juz satu sampai juz enam di kelas masing-masing dengan

penyampaian ust dan ustadzah melalui metode individu, kelompok

maupun dan juga klasikal. Ketiga metode digunakan secara kondisional.

dalam hal ini karena melihat keadaan murid, seperti halnya di awal

menggunakan klasikal kemudian ditenga-tengah pembelajarab

menggunakan metode individu atau juga bisa mengkelompokkan murid.

Dalam hal penerapan metode At-Tanzil yang objeknya adalah

anak-anak maka para guru selalu berusaha untuk menjadikan kelas dalam

suansa menyenangakan dan tetep menjaga kondisi hati yang bahagia

sesuai dengan apa yang di doktrinkan oleh penyusun metode At-Tanzil.


57

Setiap metode pasti ada kelemahan, dibalik bebasnya

menyampaikan teori namun hal tersebut merupakan adanya kaharusan

bahwa setiap metode yang ternyata efektif bagi anak-anak, ternyata ada

beberapa kelemahan. Dari beberapa guyonan yang diciptakan oleh guru

kadang kala membuat murid kebablasan sehingga lebih fokus terhadap

guyonan atau leluconnya dan tidak begitu memerhatikan materinya.

Atas hal itu.maka selain menghibur murid dengan guyonan namun

juga terdapat beberapa cara oleh guru untuk menciptakan suasana kelas

yang menyenangkan yaitu dengan tepuk-tepuk, tebak-tebakan dan juga

nasyid-nasyid islami, belajar makhorijul huruf dengan mencontohkan pada

suara hewan, kata-kata lucu yang dilafadlkan dengan makhroj yang fasikh

dan dibawakan dengan nada yang menarik. Mengklompokkan murid di

dalam kelas dan seolah-olah di adu agar bisa berlomba-lomba melafadlkan

kalimat dengan baik ataupun menjawab pertanyaan guru dengan benar.

Selain pembelajaran di dalam kelas metode At-Tanzil juga

diterapkan pada saat jam belajar yaitu selama 30 puluh menit setelah

berjemaah sholat dzuhur, yang kadang kala di isi secara klasikal bagi

semua murid dari juz satu sampai juz enam, terkadang juga

dikelompokkan perkelas dan terkadang juga di bebaskan tanpa adamnbya

pengelompokan .

Tidak cukup dengan hal itu selain adanya jam belajar selama 30

menit, namun juga diadakan membaca bersama disetiap kelas sesuai

dengan juz At-Tanzil masing-masing. Dan juga di adakan pondok malam


58

dua kali dalam satu minggu yaitu pada malam ahad dan malam rabu.

Namun, hal itu diaktifkan pada semester ke dua.

Di lain itu untuk mengetahui hasil berajar anak-anak diadakan

evaluasi atau yang akrab didengar dengan istilah tesan setiap satu minggu

dua kali yakni hari ahad dan hari rabu, dengan konsep anak-anak harus

menyetorkan kartu pretasinya dan guru memanggil anak-anak satu persatu

sesuai urutan kartu prestasi yang dikumpulkan dan anak-anak disuruh

membaca halaman lanjutan dari halaman yang tertera pada evaluasi terakhi

abapila mendapatkan nilai A, B, atau C. Namun, jika mendaptkan nilai H,

atau K maka anak tersebur harus mengualang halam tersebut pada tesan

selanjutnya.

2. faktor pendukung dan penghambat Implementasi Metode At-Tanzil Dalam

Pengenazlan Dan Pengembangan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Di TPA

Raudatul Athfal Pondok Pesantren Miftahul Huda As-Sa'idy Lantakan

Kokop Bangkalan Periode 2022-2023

1) Faktor pendukung

a) Kesemangatan Kesemangatan guru dalam mendidik murid. Guru

yang mempunyai tugas untuk mengawasi dan mendidik anak-

anak selama ada id sekolah harus menemani murid saat jam

belajar membinbing, mengarahkan murid yang kesulitan untuk

membaca dan memahami pelajarannya.

b) Antusiasme dan semangat para ibu wali murid. Salah satu rahasia

kesuksesan di TPA Raudlatul Athfal Lantakan adalah ikut


59

andilnya ibu wari murid untuk mengawasi langsung anak-anak

nya ke sekolah hal itu membantu ketertiban dan kondusifitas di

kelas dan membibing anak-anaknya mengulangi pelajaran di

rumah masing-masing

c) Adanya rutinitas membaca At-Tanzil sesuai jilid di setiap kelas

merupakan manifestasi dari tehnik drill (bisa karena terbiasa)

yang merupakan salah satu konsep dari metode At-Tanzil dengan

konsep mengulang bacaan yang sudah di pelajari hal ini sangat

penting demi kelancaran anak-anak dalam bacaan, dengan

mengadakan kegiatan membaca bersama At-Tanzil sesuai jilid di

setiap kelas 10 menit sebelum masuk.

2) Faktor hambatan

a) Rendahnya kecerdasan emosional sebagian murid. Kecerdasan

emosional merupakan salah satu faktoryang dapat menhambat

prestasi anak-anak, karena menurut teori yang ada, kecerdasan

emosional sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar murid.

Sehingga murid yang kecerdasan emosuionalnya rendah dan sulid

diarahkan menjadi salah satu problem dalam metode-metode

pembelajaran termasuk yang di alami oleh para guru di TPA

Raudltul Athfal Lantakan hampir di setiap kelas terdapat murid

yang bisa dikatakan sulit untuk diarahkan sehingga tidak bisa

menerima pelajran dengan baik apa lagi yang tidak diantar oleh
60

walinya, hal itu juga menyulitkan guru-guru yang tergolong

sebagai guru baru.

b) Sebagian guru yang belum mengikuti penataran (pelatihan

menjadi pegajar At-Tanzil)

Untuk bisa menyampaikan materi At-Tanzil secara maksimal

harusnya guru yang akan mengajar sudah bisa menguasai bagai

mana konsep pengajaran dalam metode At-Tanzil yang sudah di

rumuskan oleh penyusun meetoe At-Tanzil hingga bisa

menyelaraskan materi dan cara penyampaiannya. Namun, di TPA

Raudlatul Athfal Lantakan Sendiri masih ada beberapa guru yang

belum mengikuti penataran yaitu guru yang tergolong masih baru

yang dipilih menjadi tenaga pengajar karena harus memenuhi

syarat pengabdian apabila sudah hampir lulus Madrasah

Tsanawiyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Assa’idy

Lantakan sehingga mereka belum bisa untuk menyampaikan

materi sesuai tehnik dalam metode At-tanzil


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti

mempunyai kesimpulan bahwa:

1. TPA Raudlatul Athfal Pondok pesantren Miftahul Huda Assa’idy

Lantakan dalam implementasi Metode At-Tanzil Dalam Pengenalan Dan

Pengembangan Baca Tulis Al-Qur’an dalam upaya mengenalkan anak-

anak mengenal huru-huruf hijaiyah dan melafadkannya sesuai makhorijul

huruf dan bisa memmbaca Al-Qur’an dengan baik sesuai aturan tajwida

dan ghorib musykilat Adapun kegiatan tersebut melibatkan pinpinan,

kepala TPA, ustadz dan ustadzah, ibu wali murida dan maurid-murid

TPA.

2. Berdasarkan penelitian dari peneliti dalam program yang diadakan oleh

kepala TPA, ustadz dan ustadzah, ibu wali murida dan maurid-murid

TPA, walaupun berjalan dengan lancar ada hal-hal faktor pendukung dan

penghambat. Faktor pendukungnya adalah diadakannya diadakannya

rutinitas membaca bersama jam, belajar tambahan selama 30 menit

setelah berjemaah sholat dzuhur serta partisipasi ibu wali murid untuk

mengawasi dan membimbing anak-anaknya. Sedangkan faktor

penghambatnya adalah tidak maksimalnya tenaga pengajar yang sebagian

masih belum menguasai tehnik pengajaran metode At-Tanzil, sebagian

wali murid yang terlalu ikut campur dalam dalam ranah yang seharusnya

60
61

menjadi hak guru secara muthlak, serta terdapat beberapa murid yang

yang kecerdasan emosionalnya rendah sehingga sulit untuk diarahkan

dan menjadi beban yang cukup menyulitkan untuk sebagian guru.

B. Saran

1. Kepada ustadz dan ustadzah yang ada di TPA Raudatul Athfal pondok

pesantren Miftahul Huda Assa’idy Lantakan, diharapkan lebih

memerhatikan anak-anak yang kecerdasan emosionalnya rendah dan IQ-

nya di bawah rata-atar agar bisa setara dengan yang lain.

2. Dan bagi pihak-pihak terkait utamanya wali murid agar tidak terlalu ikut

campur dalam ranah yang senmestinya hanya menjadi hak guru secara

muthlak dan untuk anak-anak TPA Raudatul Athfal Lantakan lebih

memperhatikan lagi dan menambah semangat dalam belajar latihan

membaca dan menulis agar kelak betu-betul menjadi generasi Qur’ani.


DAFTAR PUSTAKA

Ardy, Novan Wiyani dan Barnawi. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Ar-
Ruz Media.

Arifin, M. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depertemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Guntur, Henry Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Lexy, Moelong J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Nata, Abudin. 2002. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-


Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Grafindo
Widya Sarana Indonesia.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelola Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT.


Pustaka Insan Madani.

Tim penyusun. 2005. metode praktis Nubdzatul Al-Bayan. Pamekasan:


Palduding Pamekasan.

Van, Martin Bruinessen. 1999 Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Bandung:
Mizan.

62
63

Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Amanah.

Yusuf, Ina Kusumah. 2007. Pendidikan Bahasa Asing dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bagian III. Jakarta: Imperial Bakti Utama.

Anda mungkin juga menyukai