Anda di halaman 1dari 6

Soal Midterm Mahasiswa/i Ilmu Tafsir

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)


Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Aceh

Mata Kuliah : Ilmu Tafsir


Semester :3
Ujian : Open Book
Durasi Ujian : 14 hari

A. Petunjuk Mengerjakan Soal


1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan sesuai dengan
perintah dalam setiap butir soal.
2. Kerjakan soal yang dianggap lebih mudah terlebih dahulu, tanpa khawatir akan
acak.
3. Setiap soal mempunyai bobot nilai 100 (ekuivalen 25) dengan bobot nilai yang
diperlukan maksimal 25 % dari 100.
4. Jawaban diketik pada kertas A4 dengan Times New Roman, dan besar font 12; dan
1,5 spasi.
5. Ujian dikerjakan secara individual, tanpa menyontek dan copy-paste; jika terdapat
jawaban yang sama persis maka tidak diberi nilai.
6. Jawaban diserahkan/dikumpulkan pada hari Rabu, tanggal 22 November 2022 via
WhatsApp Dosen yang bersangkutan.

B. Soal-Soal:
1. Apa itu Ilmu Tafsir?
2. Jelaskan secara ringkas mengapa Ilmu Tafsir itu penting?
3. Jelaskan 15 bidang Ilmu yang Harus Dikuasai Sebelum menafsirkan Al-Qur`an.
4. Apa perbedaan Tafsir dan Ilmu Tafsir?
5. Mengapa menuntut ilmu agama sangat penting dalam Islam?
6. Apa tugas intelektual dalam kehidupan sosial?
7. Sebutkan dan jelaskan ayat yang teman-teman tulis di dalam makalah secara
ringkas. Jabarkan sesuai pemahaman teman-teman tentang ayat tersebut.
8. Mengapa Al-Qur'an disebut mukjizat?
9. Sebutkan ayat yang berisi tantangan Allah untuk satu surah semisal Al-Qur'an
bagi kaum kafir.
10. Sebutkan satu kisah di dalam Al-Qur'an yang paling teman-teman dapat ambil
pelajarannya. (Secara ringkas, bonus)
Tamat.
JAWABAN

1. Tafsir adalah ilmu untuk memahami Kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul Allah
SAW, penjelasan mengenai makna-makna Kitab Allah, serta mengesensikan hukum-
hakam dan hikmah-hikmahnya.
2. Jadi tafsir akan menjelaskan dan menjabarkan ayat yang ada didalam Al-Qur'an secaara
terperinci dan mendalam. Ilmu tafsir akan menjelaskan makna-makna Al-Qur'an,
mengetahui apakah ayat tersebut masuk dalam kategori khas atau 'aam, serta dapat
digunaakan untuk mengambil kesimpulan dan menentukan suatu hukum.
3. a. Ilmu Lughat
Yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur’an. Mujahid RA berkata: “Barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar
tentang tentang ayat-ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui ilmu lugat. Sedikit pengetahuan
tentang lughat tidaklah cukup karena kadang kala satu kata mengandung berbagai arti. Jika
hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan
maksud yang berbeda.
b. Ilmu Nahwu (tata bahasa)
Sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja i’rab hanya didapat dalam
ilmu Nahwu.
c. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata)
Mengetahui ilmu Sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan
mengubah maknanya. Ibnu Faris berkata, “jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf,
berarti ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syeikh Zamakhsyari
menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat Al-Qur’an yang berbunyi: {‫يَ ْو َم‬
‫(“ }بِا َمامِ ِهم أُنَاس كُل نَدْعُ ْوا‬ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) Kami panggil setiap
umat dengan pemimpinnya.” (Surah Al Isra [17]: 71). Karena ketidaktahuannya tentang
ilmu Sharaf, ia menerjemahkan ayat itu seperti ini: “Pada hari ketika manusia dipanggil
dengan ibu-ibu mereka.” Ia mengira bahwa kata ‘imaam (pemimpin) yang merupakan
bentuk mufrad (tunggal) adalah bentuk memahami ilmu sharaf, tidak mungkin akan
mengartikan ‘imaam sebagai ibu-ibu.
d. Ilmu Isytiqaq (akar kata)
Mengetahui ilmu isytiqaq akan dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang
berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal
dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas
suatu benda, atau juga berasal dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
e. Ilmu Ma’ani
Ilmu ini sangat penting diketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat dapat diketahui
dengan melihat maknanya.
f. Ilmu Bayaan
Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zahir dan yang tersembunyi, juga
mempelajari kiasan serta permisalan kata.
g. Ilmu Badi’
Ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga disebut sebagai
cabang ilmu Balaghah yang sangat penting dimiliki oleh para ahli tafsir. Al-Qur’an adalah
mukjizat yang agung, maka dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan Al-Qur’an dapat
diketahui.
h. Ilmu Qira’at
Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat.
Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
i. Ilmu Aqa’id
Ilmu yang mempelajari dasar-dasar keimanan. Kadangkala ada satu ayat yang arti zahirnya
tidak mungkin diperuntukkan bagi Allah. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu,
seperti ayat yang berbunyi: {‫“ }إيديهم فوق هللا يدق‬Tangan Allah di atas tangan mereka.”
(Surah Al Fath [48]: 10)
j. Ushul Fiqih
Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil
dalil dan menggali hukum dari suatu ayat.
k. Ilmu Asbabun-Nuzul
Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-musabab turunnya ayat, sehingga suatu ayat mudah
dipahami. Kadangkala maksud suatu ayat itu bergantung pada asbabun nuzul-nya.
l. Ilmu Nasikh Mansukh
Ilmu ini mempelajari suatu hukum yang sudah dihapus dan hukum yang masih tetap
berlaku.
m. Ilmu Fiqih
Ilmu ini mengkaji hukum-hukum syariat secara rinci dan akan mudah mengetahui hukum
secara global.
n. Ilmu Hadis
Ilmu ini perlu dikuasai untuk mengetahui hadis-hadis yang menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur’an.
o. Ilmu Wahbi
Ilmu khusus yang diberikan kepada Allah kepada hamba-Nya yang istimewa, sebagaimana
sabda Nabi SAW: “Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah Ta’ala
akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui”.
Dikisahkan dalam satu riwayat, Ali bin Abi Thalib RA pernah ditanya oleh seseorang,
“Apakah Rasulullah telah memberimu suatu ilmu atau nasihat khusus yang tidak diberikan
kepada orang lain?” Maka Ali menjawab: “Demi Allah, demi Yang menciptakan surga
dan jiwa. Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman Al-Qur’an yang
Allah berikan kepada hamba-Nya.” Ibnu Adi Dunya berkata, “Ilmu Al-Qur’an dan
pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan yang tak bertepi.”
4. Tafsir adalah menjelaskan makna ayat,bentuk,kisah atau sebab diturunkan Al qur'an.
Sedangkan pengertian ilmu tafsir adalah ilmu yg menerangkan tentang asbabun nuzul
ayat,keadan keadaan,kisah kisah,sebab turun,tertib makkiyah dan madaniyah.
5. Ilmu dapat mengantarkan seseorang menuju kepada kebajikan dan ketaqwaan. Dan sebab
ketaqwaan itu, seseorang dapat memperoleh kemuliaan di sisi Allah subhanahu wa ta'ala,
dan kebahagiaan abadi.
6. Intelektual adalah mereka yang berpikir, sehingga siapapun manusia, selama mereka
berpikir, maka mereka adalah intelektual. Dalam perkembangan waktu, makna intelektual
ini mengalami pergeseran, sehingga bukan lagi dilekatkan pada aktivitas, melainkan pada
profesi yang secara kontinyu melakukan aktivitas tersebut. Inilah mengapa kemudian
intelektualisme lekat kaitannya dengan profesi seperti Dosen, Guru, Ilmuwan, dan lain-
lain
7.

8. Mukjizat Alquran adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa pada Alquran yang terjadi
melalui nabi Muhammad SAW, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada
orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal yang serupa, namun mereka
tidak mampu melayani tantangan tersebut.
9. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menantang kepada orang-orang musyrik, orang-orang
munafik dan orang-orang kafir yang meragukan kebenaran Al-Quran dengan menyatakan :
“Jika kamu sekalian masih ragu ragu tentang kebenaran Al-Quran dan menyatakan Al-
Quran itu buatan Muhammad, maka cobalah membuat sebuah kitab yang serupa dengan
Al-Quran, walaupun hanya satu surat saja. Kalau benar Muhammad yang membuatnya,
tentu kamu sanggup pula membuatnya karena kamu pasti sanggup melakukan segala
perbuatan yang sanggup dibuat oleh manusia. Ajak pulalah penolong-penolong kamu,
berhala-berhala yang kamu sembah, pembesar-pembesarmu, bersama-sama dengan kamu
membuatnya karena kamu mengakui kekuasaan dan kebesaran berhala-berhala dan
pembesar-pembesarmu itu.
10. "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai
(Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena
sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah
seorang) dari para rasul."
Secara jelas, ayat di atas menunjukkan tentang kisah Nabi Musa yang dihanyutkan oleh
ibunya ke Sungai Nil. Karena itulah, kisah Nabi Musa dan Sungai Nil sangat terkenal di
dunia Islam. Bahkan, dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga dikisahkan
tentang dihanyutkannya Nabi Musa AS ke Sungai Nil yang kemudian diasuh oleh
Permasuri Firaun.
Sungai Nil terletak di Negara Mesir, Benua Afrika. Sungai Nil merupakan sungai
terpanjang di dunia. Panjangnya mencapai 6.650 kilometer (km) atau sekitar 4.132 mil.
Secara keseluruhan Sungai Nil melintasi sembilan negara di Afrika, seperti Ethiopia,
Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, dan Mesir.
Sungai Nil berasal dari bahasa Yunani, Neilos, yang berarti lembah sungai. Sungai ini
identik dengan sejarah Mesir, yakni sejak zaman Mesir kuno. Sungai Nil mempunyai
peranan penting dalam peradaban, kehidupan, dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun
yang lalu

Anda mungkin juga menyukai