Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH FILSAFAT KOMUNIKASI

BIOGRAFI FILSUF

Dikerjakan Oleh :

Anisa Gusmayuni (153220027)

Dosen Pengampu :

ISBANDI SUTRISNO S. Sos M. Si

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


Thales dari Miletus (skt. 625–547 SM)

Thales merupakan salah seorang filsuf pra-Sokratik yang berasal dari Miletus, sebuah kota kuno di
wilayah pesisir Asia Kecil, yang saat ini berada di Turki. Dalam lingkup filsafat, dia dikenal sebagai Tokoh
Awal yang mengawali era Filsafat Yunani Kuno atau biasa disebut dengan “Bapak Filsafat” yang
memberikan pijakan bagi perkembangan filsafat dalam masyarakat tersebut. Tidak hanya itu, dia juga
merupakan perintis pertama yang berusaha mengubah norma-norma lama yang telah mengakar dalam
tradisi Yunani dan Mesir Kuno. Namun, menggali lebih dalam tentang biografi lengkapnya dan memahami
inti pemikirannya menjadi tantangan yang rumit, karena dia tidak pernah menyusun pemikirannya dalam
bentuk buku atau tulisan sepanjang hidupnya.

Kehidupan dan Pencapaian:

1. Astronomi: Thales merupakan orang pertama yang berhasil memprediksi terjadinya gerhana
matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Saat itu, tengah berlangsung pertempuran antara
Media dan Lydia di Miletus. Tiba-tiba, langit siang hari menjadi gelap secara tiba-tiba, yang
mengakibatkan kepanikan di antara kedua belah pihak yang terlibat dalam pertempuran. Reaksi
panik ini dapat dimaklumi, karena pada saat itu fenomena luar biasa seperti gerhana matahari
merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Fenomena ini menciptakan rasa takut yang luar biasa
dan dianggap sebagai peringatan ilahi. Kejadian ini akhirnya memaksa kedua pihak yang bertikai
untuk mengakhiri perang dan berdamai. Terungkap bahwa Thales mampu memprediksi terjadinya
gerhana matahari ini berkat pengetahuannya tentang siklus Saros atau siklus Exeligmos.

2. Matematika: Dia adalah orang pertama yang mengembangkan konsep diameter, yaitu garis yang
membagi lingkaran menjadi dua bagian melalui titik pusatnya. Selanjutnya, dia juga berhasil
menemukan bahwa ukuran sudut-sudut pada alas segitiga adalah setara dengan ukuran sudut-sudut
pada kedua sisinya. Dia juga merupakan tokoh yang menegaskan bahwa sudut-sudut yang
terbentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain memiliki ukuran yang sama. Selain
itu, dia berhasil menyatakan bahwa sudut dalam setengah lingkaran adalah sudut yang tepat.
Temuannya ini, yang kini lebih dikenal sebagai Teorema Thales, menjadi landasan penting dalam
matematika.

3. Konsep Elemen Dasar: Salah satu pandangan khas Thales adalah keyakinannya bahwa unsur
dasar dari segala sesuatu adalah air. Ia mengusulkan bahwa air adalah substansi mendasar yang
menjadi dasar bagi seluruh materi dan alam semesta.

4. Kontribusi Filosofis: Thales dikenal atas pemikirannya yang lebih rasional dan sistematis
ketimbang keyakinan mitologis. Pendekatan ini terlihat dalam upayanya untuk menjelaskan alam
semesta melalui alasan dan penyelidikan, menandakan transisi dari pandangan mitos menuju
pandangan rasional dalam ranah filsafat.

Warisan:

Thales dianggap sebagai salah satu tokoh pionir yang memulai perjalanan filsafat Barat. Walaupun tulisan-
tulisan aslinya tidak ada yang bertahan, pengaruhnya dapat ditemukan dalam karya-karya para filsuf
generasi selanjutnya. Ia juga menjadi contoh yang berharga bagi para filsuf pra-Sokratik lainnya yang
mengusahakan pemahaman dunia melalui penalaran dan pengamatan, menggantikan pendekatan mitos
dan legenda.
Archimedes (skt. 287–212 SM)
Archimedes merupakan seorang tokoh ilmiah, matematikawan, dan penemu berkebangsaan Yunani kuno,
yang lahir di kota Syracuse di Sisilia. Pada masa itu, Syracuse adalah bagian dari wilayah Magna Graecia,
yang terletak di Italia selatan.

Kehidupan dan Kontribusinya:

Pendidikan dan Warisan Keluarga: Archimedes berasal dari keluarga berstatus tinggi dan mungkin
mendapatkan pendidikan yang baik di Athena atau Alexandria. Keluarganya memiliki koneksi dengan
istana di Syracuse, memungkinkannya berinteraksi dengan lingkungan intelektual dan ilmiah yang kaya.

Kontribusi dalam Matematika: Archimedes dikenal karena kontribusinya dalam dunia matematika. Dia
mengembangkan metode perhitungan yang sangat inovatif, termasuk metode eksaustif untuk menghitung
luas dan volume bentuk geometris yang rumit, seperti lingkaran dan bola.

Prinsip Apung (Hukum Archimedes): Salah satu sumbangan paling penting dari Archimedes adalah
penemuan prinsip apung, yang sekarang lebih dikenal sebagai Hukum Archimedes. Prinsip ini menyatakan
bahwa gaya apung yang dialami oleh objek yang terendam sepenuhnya dalam cairan adalah sama dengan
berat cairan yang digantikan oleh objek tersebut. Prinsip ini memiliki implikasi penting dalam pemahaman
kita tentang gaya dan kekutan.

Penemuan Mesin dan Teknikal: Archimedes juga terkenal berkat penemuannya di bidang mesin dan
teknik. Dia diduga menciptakan alat-alat seperti skrew Archimedes (atau "screw pump"), yang digunakan
untuk mengangkat air dari lokasi yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Dia juga terkenal atas
penemuan alat-alat perang seperti katapel.

Ilmu Fisika dan Geometri: Archimedes memberikan kontribusi signifikan dalam bidang fisika dengan
penelitiannya tentang tuas, prinsip tuas, dan momentum. Dia juga mengembangkan penelitian dalam
bidang geometri dan menggabungkan matematika dengan ilmu fisika untuk memecahkan beragam
masalah teknis dan ilmiah.

Akhir Hidup:

Pada tahun 212 SM, Syracuse diserbu oleh pasukan Romawi selama Perang Punic Kedua. Pada saat itu,
Archimedes tengah terlibat dalam eksperimen atau perhitungan matematika. Meskipun diminta untuk
meninggalkan pekerjaannya, dia menolak dan akhirnya tewas dalam serangan tersebut. Hal ini mengakhiri
hidupnya yang produktif dan inovatif.

Warisan:

Archimedes diakui sebagai salah satu ilmuwan terhebat dalam sepanjang sejarah. Karya-karyanya
memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perkembangan matematika, fisika, dan teknik. Prinsip-
prinsip yang ditemukannya masih relevan dalam dunia ilmiah dan teknologi saat ini. Dia juga menjadi
contoh penting tentang bagaimana metode ilmiah dan pemikiran rasional dapat digunakan untuk
memahami alam semesta.

Walaupun karya-karya asli yang ditulis oleh Archimedes umumnya tidak ada yang bertahan, banyak dari
pemikirannya yang dijelaskan dalam karya-karya penulis lain. Meskipun begitu, warisannya tetap kuat
dalam dunia ilmiah dan memberikan inspirasi bagi para ilmuwan dan penemu masa kini.
Pythagoras (skt. 570–495 SM)
Pythagoras merupakan seorang tokoh matematikawan, filsuf, dan pemimpin spiritual terkemuka dalam
zaman kuno. Meskipun banyak misteri yang mengelilingi hidupnya, dia dianggap sebagai salah satu
individu yang paling berpengaruh dalam perkembangan filsafat, matematika, dan pemikiran spiritual.

Masa Muda dan Pendidikan:

Lahir di pulau Samos, Yunani kuno, Pythagoras memiliki latar belakang keluarga terhormat dan
kemungkinan belajar di bawah bimbingan filsuf Thales. Namun, dia memilih untuk melakukan perjalanan
dan mendalami pengetahuannya di berbagai tempat seperti Mesir, Babilonia, dan India.

Pendirian Sekolah di Kroton:

Pythagoras mendirikan sebuah sekolah di kota Kroton, yang terletak di Italia selatan. Sekolah ini dikenal
sebagai "Sekolah Pythagoras" atau "Sekolah Mathematikoi." Ia mengajar matematika, ilmu alam, dan
spiritualitas kepada murid-muridnya. Pengajaran-pengajaran ini sering diakses melalui pengalaman
langsung dan ajaran-ajaran rahasia.

Kontribusi dalam Bidang Matematika:

Salah satu prestasi paling terkenal dari Pythagoras adalah Teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
dalam segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi lainnya.
Teorema ini memiliki dampak besar dalam dunia matematika dan ilmu pengetahuan secara umum.

Pemikiran Spiritual dan Filsafat:

Di samping bidang matematika, Pythagoras juga dikenal atas ajaran spiritual dan filsafatnya. Ia
menganggap konsep reinkarnasi penting dan percaya bahwa angka merupakan dasar segala sesuatu. Etika,
kesucian, dan pengembangan diri adalah bagian integral dari jalan menuju kedewasaan menurut ajaran-
ajaran Pythagoras.

Pengaruh dan Warisan:

Pengaruh Pythagoras sangat signifikan dalam perkembangan filsafat, matematika, dan spiritualitas di
Barat. Ajaran dan pemikirannya memberi pengaruh pada Plato serta banyak filsuf dan ilmuwan berikutnya.
Namun, banyak informasi tentang hidupnya diberi sentuhan mitos dan legenda, sehingga membingungkan
dalam membedakan fakta dari fiksi.

Socrates (469–399 SM)


Socrates adalah seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal dengan metodenya yang dikenal sebagai
"maieutics" atau "bidan roh." Meskipun ia tidak pernah menciptakan karya tulis pribadi, pengaruhnya
terhadap perkembangan filsafat Barat memiliki dampak yang luar biasa, dan banyak pemikirannya
terekam melalui tulisan-tulisan murid-muridnya, terutama melalui karya-karya Plato.

Kehidupan Awal dan Karir:

Socrates lahir di Athena, Yunani, dari keluarga biasa. Dia tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi dengan
tradisi demokratis dan intelektual. Pada awalnya, pekerjaannya adalah seorang pengrajin, namun seiring
berjalannya waktu, ia memilih untuk sepenuhnya mengabdikan dirinya pada filsafat.

Metode Filsafat Maieutics:


Socrates terkenal karena metode unik yang digunakan dalam melakukan filsafatnya. Ia sering kali
memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan mendalam dan berkelanjutan untuk mendorong lawan bicaranya
merenungkan pandangan mereka dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Ia meyakini bahwa
pengetahuan sejati dapat diungkapkan melalui dialog dan introspeksi.

Kritik Terhadap Keyakinan Konvensional:

Socrates sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis mengenai keyakinan dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Ia meragukan pandangan-pandangan tradisional tentang keadilan,
kebijaksanaan, dan moralitas. Pendekatan filsafatnya yang mendorong refleksi sering kali
menempatkannya sebagai ancaman di mata otoritas dan elit politik.

Pengaruh dan Pengikut:

Socrates memiliki kelompok pengikut setia, termasuk Plato dan Xenophon, yang mendokumentasikan
ajaran dan dialog Socrates melalui karya-karya mereka. Pengaruh Socrates terhadap pemikiran Barat
sangat kuat, terutama melalui ajaran-ajaran Plato. Konsep-konsep mengenai penalaran moral, introspeksi,
dan metode dialektika yang digunakan oleh Socrates memberikan dampak besar dalam perkembangan
filsafat dan pendidikan hingga masa modern.

Dakwaan dan Kematian:

Pada tahun 399 SM, Socrates diadili di pengadilan Athena dengan tuduhan murtad dan merusak moral
masyarakat. Ia dituduh mengganggu kaum muda dengan pertanyaan-pertanyaannya yang
mempertanyakan keyakinan dan norma-norma yang ada. Meskipun Socrates diberi kesempatan untuk
meminta hukuman lebih ringan atau melarikan diri dari hukuman mati, ia memilih untuk minum racun
sikuta sebagai penghormatan terhadap hukum dan prinsip-prinsip yang diyakininya.

Warisan:

Socrates dianggap sebagai bapak etika dan moral dalam filsafat, dengan penekanan pada pemahaman diri
dan penalaran moral yang mendalam. Konsepnya mengenai hubungan antara pengetahuan, kebijaksanaan,
dan moralitas menjadi dasar bagi pemikiran banyak filsuf yang datang setelahnya. Meskipun tidak
meninggalkan tulisan-tulisan langsung, warisannya tetap relevan melalui karya-karya murid-muridnya,
terutama dalam tulisan-tulisan Plato dan Xenophon.

Plato (427–347 SM)


Plato adalah seorang filosof terkemuka dalam sejarah yang terkenal atas kontribusi mendalamnya di
berbagai bidang filsafat seperti etika, metafisika, politik, dan epistemologi. Selain itu, ia juga dikenal
sebagai pendiri Akademi Athena, sebuah institusi pendidikan yang memiliki pengaruh besar pada zaman
kuno.

Awal Kehidupan dan Pendidikan:

Plato lahir di Athena, Yunani, dari keluarga bangsawan. Nama aslinya adalah Aristokles, tetapi ia lebih
dikenal dengan julukan "Plato" yang merujuk pada alisnya yang lebar atau pemikirannya yang luas. Dia
menjadi murid dari Socrates dan terpengaruh secara mendalam oleh ajaran dan metodenya.

Pendidikan di Akademi:
Setelah Socrates dieksekusi pada tahun 399 SM, Plato melakukan perjalanan untuk mendalami pemikiran
filosofis. Pada tahun 387 SM, ia mendirikan Akademi Athena, dianggap sebagai universitas pertama di
dunia Barat. Di Akademi ini, Plato memberikan pengajaran tentang berbagai topik filsafat dan memimpin
diskusi-diskusi berarti.

Teori Ide (Teori Bentuk):

Salah satu kontribusi terbesar Plato adalah Teori Ide atau Teori Bentuk. Ia berpendapat bahwa realitas yang
sejati tidak dapat ditemukan dalam dunia material, melainkan dalam bentuk-bentuk abstrak dan universal.
Dunia nyata hanyalah pantulan dari realitas ini.

Pemikiran Politik:

Plato juga dikenal karena pandangannya tentang politik. Dalam karyanya "Negara," ia menggambarkan
negara ideal yang diperintah oleh seorang filosof-raja yang memiliki pengetahuan tentang Bentuk-Bentuk.
Namun, pandangan ini juga kontroversial karena memiliki unsur elitisme.

Pemikiran tentang Pengetahuan:

Pandangan Plato tentang pengetahuan diuraikan dalam karyanya "Meno" dan "Teetetus." Ia berargumen
bahwa pengetahuan sejati adalah ingatan tentang Bentuk-Bentuk yang dimiliki jiwa sebelum lahir.

Warisan:

Pengaruh Plato dalam perkembangan filsafat Barat sangat besar. Karya-karyanya seperti "Republik,"
"Symposium," dan "Phaedo" merupakan sumbangan penting bagi pemikiran filosofis. Pengaruhnya
terlihat pada banyak filsuf berikutnya, termasuk Aristoteles. Pemikirannya juga memberikan dampak yang
signifikan pada bidang politik, pendidikan, dan agama.

Akhir Kehidupan:

Plato meninggal pada usia sekitar 80 tahun. Meskipun karya-karyanya terus memengaruhi filsafat dan
pemikiran manusia hingga saat ini, banyak detail tentang hidupnya yang hilang karena keterbatasan
sumber sejarah langsung. Meskipun demikian, warisannya tetap menjadi titik acuan penting dalam sejarah
pemikiran manusia.

Aristotle (384–322 SM)


Aristotle adalah seorang filsuf Yunani kuno yang dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam
sejarah filsafat. Kontribusinya mencakup berbagai bidang seperti logika, metafisika, etika, biologi, politik,
dan banyak lagi. Ia juga merupakan murid dari Plato dan seorang guru bagi Alexander Agung.

Kehidupan Awal dan Pendidikan:

Aristotle lahir di Stagira, Yunani, dan berasal dari keluarga kedokteran. Pada usia 17, ia bergabung dengan
Akademi Athena yang didirikan oleh Plato. Di bawah bimbingan Plato, ia memperdalam pemahamannya
tentang berbagai bidang ilmu dan filsafat.

Pendirian Sekolah Lyceum:

Setelah belajar di Akademi selama hampir dua dekade, Aristotle mendirikan sekolahnya sendiri, yang
dikenal sebagai Lyceum. Di sini, ia mengajarkan berbagai topik filsafat dan ilmu pengetahuan. Metode
pengajaran di Lyceum cenderung lebih sistematis dan empiris daripada metode dialektis yang diajarkan di
Akademi.

Kontribusi dalam Logika:

Salah satu sumbangan paling signifikan Aristotle adalah dalam bidang logika. Karyanya "Organon" adalah
kumpulan tulisan yang membahas berbagai aspek logika, termasuk silogisme (argumen deduktif) dan
analisis bahasa.

Metafisika dan Ilmu Pengetahuan Alam:

Aristotle mengembangkan pandangan tentang metafisika, pemikiran tentang alam semesta dan eksistensi.
Ia membedakan antara "bentuk" dan "materi," dan berpendapat bahwa segala sesuatu memiliki tujuan atau
akhir tertentu. Ia juga memiliki kontribusi besar dalam ilmu pengetahuan alam, mengamati dan
menggolongkan berbagai jenis organisme dan menjelaskan prinsip penyebab alam.

Etika dan Politik:

Dalam karya "Nikomakhos," Aristotle membahas etika dan moralitas. Ia berpendapat bahwa kebahagiaan
adalah tujuan tertinggi manusia dan ia merumuskan konsep etika kebajikan yang menjadi dasar perilaku
yang baik. Dalam "Politik," ia membahas berbagai bentuk pemerintahan dan mengusulkan konsep "negara
ideal" yang diatur oleh hukum.

Pengaruh dan Warisan:

Aristotle memiliki dampak besar pada perkembangan filsafat, ilmu pengetahuan, dan pendidikan di Barat.
Pemikirannya menjadi dasar bagi banyak bidang ilmu pengetahuan dan filsafat selanjutnya. Karya-
karyanya menjadi bahan ajar standar di seluruh dunia Barat hingga Abad Pertengahan.

Akhir Hidup:

Aristotle meninggal di Euboea pada tahun 322 SM. Setelah kematiannya, warisannya terus hidup melalui
tulisan-tulisan dan pengajaran para muridnya. Walaupun beberapa karyanya hilang atau hanya
terlestarikan dalam fragmen, pengaruhnya dalam dunia intelektual dan pemikiran manusia tetap besar
hingga saat ini.

René Descartes (1596–1650)


René Descartes adalah seorang tokoh Prancis yang dikenal sebagai filsuf, matematikawan, dan ilmuwan
yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pemikiran modern. Ia sering dijuluki sebagai "Bapak
Filsafat Modern" dan dikenal atas peran pentingnya dalam pengembangan metode ilmiah serta berbagai
cabang ilmu pengetahuan.

Awal Kehidupan dan Pendidikan:

Lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di La Haye en Touraine, yang sekarang dikenal sebagai Descartes,
Prancis. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan mendapatkan pendidikan yang baik di Collège Royal
Henry-Le-Grand dan Universitas Poitiers. Sejak muda, ia menunjukkan minat dalam matematika dan ilmu
alam.

Metode Pengembangan Pengetahuan:


Salah satu kontribusi terkenal dari Descartes adalah pendekatan metodologisnya terhadap pengetahuan. Ia
mengembangkan metode yang didasarkan pada keraguan sistematis dan skeptis terhadap keyakinan yang
tidak dapat dibuktikan dengan pasti. Dalam kutipan terkenalnya "Cogito, ergo sum" (Saya berpikir, maka
saya ada), Descartes menegaskan bahwa keberadaannya sebagai pemikir adalah suatu kepastian, dan inilah
dasar untuk pengetahuannya yang lebih lanjut.

Geometri Analitik:

Descartes membuat kontribusi signifikan dalam matematika dengan mengembangkan geometri analitik.
Ia menggabungkan aljabar dan geometri dengan merumuskan hubungan antara titik-titik dalam ruang
menggunakan koordinat. Konsep ini menjadi landasan bagi perkembangan matematika modern.

Filsafat dan Dualisme Bahan-Roh:

Descartes juga memberikan sumbangan penting dalam bidang filsafat. Ia memperkenalkan pandangan
dualisme bahan-roh, yang mengklaim bahwa alam semesta terdiri dari dua substansi yang berbeda: bahan
fisik (res extensa) dan roh atau pikiran (res cogitans). Pandangan ini mempengaruhi pemikiran tentang
hubungan antara tubuh dan pikiran.

Kontribusi dalam Ilmu Pengetahuan:

Descartes juga mengembangkan teori tentang cairan tubuh dan berkontribusi dalam bidang optik serta
meteorologi. Ia merumuskan hukum refraksi cahaya dan memberikan penjelasan tentang pembentukan
pelangi.

Pengaruh dan Warisan:

Karya-karya Descartes memberikan sumbangan besar dalam pemikiran filsafat, ilmiah, dan matematika.
Pendekatannya yang rasional dan metodenya dalam membangun pengetahuan memberikan dampak yang
kuat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern dan metode ilmiah. Pemikirannya mengenai
hubungan antara tubuh dan pikiran serta metodenya dalam keragu-raguan juga berdampak pada filsafat
dan psikologi.

Akhir Kehidupan:

Descartes meninggal pada tanggal 11 Februari 1650 di Stockholm, Swedia. Warisannya masih terasa
hingga sekarang, dan karyanya terus mempengaruhi perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan
modern.

Immanuel Kant (1724–1804)


Immanuel Kant merupakan seorang filsuf asal Jerman yang diakui sebagai salah satu tokoh paling
berpengaruh dalam sejarah filsafat modern. Pemikiran luasnya meliputi berbagai bidang, termasuk etika,
epistemologi, metafisika, dan estetika. Karya-karyanya telah memberikan kontribusi signifikan terhadap
perkembangan filsafat kontemporer dan tetap mempunyai pengaruh yang kuat hingga saat ini.

Latar Belakang dan Pendidikan Awal:

Immanuel Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Königsberg, yang terletak di Prusia Timur (kini
Kaliningrad, Rusia). Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memiliki nilai-nilai agamawi yang kuat
dan menerima pendidikan yang baik dalam bidang ilmu alam dan filsafat. Ia menempuh pendidikan di
Universitas Königsberg, tempat ia kemudian menjadi dosen dan profesor.

Pemikiran Filsafat:
1. Kritik Akal Murni: Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah "Kritik Akal Murni." Di dalam
karya ini, Kant memaparkan gagasannya bahwa pengetahuan manusia bersumber dari dua sumber
utama: pengalaman inderawi dan struktur a priori yang terdapat dalam akal manusia. Ia
mengidentifikasi perbedaan antara pengetahuan analitik (yang kebenarannya dapat diambil dari
definisi) dan pengetahuan sintetik (yang memerlukan pengalaman).

2. Etika Kategori: Dalam ranah etika, Kant mengembangkan pendekatan yang dikenal sebagai "etika
kategori." Ia berpendapat bahwa tindakan yang moral adalah yang didasarkan pada prinsip-prinsip
universal yang dapat diterapkan secara adil untuk semua orang. Ia menekankan pentingnya
tindakan yang dipandu oleh kewajiban moral daripada motifasi pribadi.

3. Estetika dan Keindahan: Kant juga memberikan kontribusi dalam bidang estetika dengan
mengemukakan pandangannya. Ia berargumen bahwa persepsi keindahan bersifat subjektif dan
dipengaruhi oleh pengalaman individu. Gagasannya tentang "rasa" (Gefühl) menjadi landasan
untuk memahami pengalaman estetika.

Konsep Waktu dan Ruang:

Salah satu kontribusi pentingnya adalah pengembangan konsep tentang waktu dan ruang. Kant
berpendapat bahwa waktu dan ruang tidaklah eksis sebagai entitas objektif yang terlepas dari manusia.
Sebaliknya, ia berpendapat bahwa waktu dan ruang merupakan kerangka dasar dalam memahami dunia
dan merupakan bentuk-bentuk a priori dalam akal manusia.

Pengaruh dan Warisan:

Karya-karya Kant memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan filsafat modern dan ilmu
pengetahuan. Ide-idenya mengenai pengetahuan, etika, dan estetika telah memberikan pengaruh yang
mendalam terhadap berbagai disiplin ilmu. Filsafatnya mempengaruhi berbagai arah pemikiran, termasuk
aliran idealisme Jerman dan pemikiran analitik. Pemikiran Kant juga memiliki peran penting dalam
membentuk teori etika dan politik modern.

Akhir Hidup:

Immanuel Kant meninggal pada tanggal 12 Februari 1804 di Königsberg, tempat ia menjalani sebagian
besar hidupnya. Warisannya masih sangat kuat dalam dunia filsafat, dan karya-karyanya terus menjadi
subjek studi dan perdebatan di kalangan filsuf modern. Dengan pemikiran yang mendalam dan kontribusi
yang luas, Kant tetap menjadi figur penting dalam perjalanan intelektual manusia.

Karl Marx (1818–1883)


Karl Marx adalah seorang tokoh utama dalam filsafat, ekonomi, dan teori politik yang telah memiliki
dampak besar dalam sejarah modern. Kontribusinya dalam bidang ekonomi, teori sosial, dan politik telah
membentuk dasar untuk memahami kapitalisme, struktur kelas, dan dinamika masyarakat.

Awal Kehidupan dan Pendidikan:

Kelahiran Karl Marx pada tanggal 5 Mei 1818 di Trier, Prusia (kini Jerman), menandai awal
perjalanannya. Dilahirkan dalam keluarga kelas menengah, ia mendapatkan pendidikan yang cermat
dalam ilmu alam dan filsafat. Ia menempuh pendidikan di Universitas Bonn dan melanjutkan studinya di
Universitas Berlin, tempat ia terlibat dalam lingkungan intelektual dan revolusioner.

Pemikiran Filosofis:
Salah satu kontribusi paling signifikan yang diberikan oleh Marx adalah pengembangan konsep
materialisme historis. Pandangannya menyatakan bahwa perkembangan masyarakat dan sejarah dipicu
oleh faktor ekonomi dan struktur kelas. Bagi Marx, struktur ekonomi masyarakat menjadi kekuatan utama
di balik perubahan sosial dan politik.

Teori Nilai Buruh: Teori nilai buruh yang dikembangkan oleh Marx mengusulkan bahwa nilai suatu
produk atau layanan bergantung pada jumlah kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Konsep ini
membentuk dasar bagi pemahaman tentang eksploitasi dalam sistem kapitalisme.

Alienasi: Marx mengamati fenomena alienasi di masyarakat kapitalis, di mana pekerja merasa terasing
dari hasil kerjanya karena kehilangan kendali atas produksi dan produk yang dihasilkan. Ia berargumen
bahwa kepemilikan pribadi atas alat produksi adalah akar dari alienasi ini.

Teori Kelas Sosial:

Dalam pemikirannya tentang kelas sosial, Marx mengidentifikasi masyarakat dalam istilah kelas, terutama
kelas buruh (proletariat) yang menjual tenaga kerjanya kepada pemilik modal (borjuis). Ia menyatakan
bahwa konflik antara kelas-kelas ini akan mengarah pada perubahan sistem kapitalis menjadi sosialisme
dan akhirnya komunisme.

Manifesto Komunis:

Pada tahun 1848, Marx bekerja sama dengan Friedrich Engels untuk menerbitkan "Manifesto Komunis,"
di mana mereka menyajikan pandangan dan tujuan komunis. Manifesto ini mengusulkan penghapusan
kepemilikan pribadi atas alat produksi dan pemusnahan perpecahan kelas dalam masyarakat.

Pengaruh dan Warisan:

Pemikiran Marx memiliki dampak besar dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, politik, sosiologi, dan
filsafat. Ide-idenya menjadi dasar bagi berbagai aliran pemikiran seperti Marxisma dan Marxisme-
Leninisme. Pemikirannya juga menjadi dasar bagi gerakan pekerja, revolusi sosial, dan pembentukan
negara-negara komunis.

Akhir Hidup:

Karl Marx meninggal pada tanggal 14 Maret 1883 di London, Inggris. Warisannya tetap kuat dalam dunia
filsafat dan ilmu sosial. Meskipun pemikirannya masih dikelilingi oleh kontroversi dan beragam
interpretasi, kontribusinya terhadap analisis sosial dan pemahaman tentang ekonomi masih memiliki
relevansi dalam konteks dunia modern.

Jürgen Habermas (lahir 1929):


Jürgen Habermas, seorang filsuf dan sosiolog asal Jerman, dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam
teori kritis dan komunikasi. Lahir pada 18 Juni 1929 di Düsseldorf, Jerman, Habermas memiliki kontribusi
yang substansial dalam bidang filsafat dan sosiologi, terutama dalam pemahaman mengenai rasionalitas,
demokrasi, komunikasi, dan teori kritis.

Kehidupan Awal dan Pendidikan:

Habermas mengalami masa pertumbuhan di Jerman pasca-perang, yang tercermin dalam pengalaman
masa kecilnya di bawah pemerintahan Nazi serta dalam upaya pasca-perang untuk memahami dan
mencegah pengulangan sejarah kelam tersebut. Pendidikannya terbentuk oleh atmosfer budaya dan
intelektual pasca-perang yang bertujuan mencegah kejahatan masa lalu.

Karir Akademik dan Karya:

Setelah menyelesaikan studi di Universitas Göttingen dan Universitas Zurich, Habermas memasuki dunia
akademik. Salah satu karya pentingnya adalah "The Structural Transformation of the Public Sphere"
(1962), yang membahas bagaimana ruang publik berkembang dalam masyarakat modern dan bagaimana
partisipasi publik dalam diskusi politik dapat membentuk dasar demokrasi.

Konsep Komunikatif:

Salah satu sumbangsih terkenal dari Habermas adalah teori komunikatif. Ia meyakini bahwa komunikasi
yang rasional dan terbuka sangat penting untuk mencapai kesepakatan dan pemahaman di antara individu
dalam masyarakat. Konsep ini membentuk fondasi bagi pemahaman tentang norma-norma etika dan
demokrasi yang melibatkan dialog.

Teori Tindakan Komunikatif:

Melalui karya monumentalnya "The Theory of Communicative Action" (1981), Habermas


mengembangkan teori tindakan komunikatif. Ia menekankan peran penting komunikasi dalam membentuk
identitas sosial dan memahami norma-norma masyarakat. Teori ini mengaitkan komunikasi dengan
pembentukan masyarakat yang adil dan demokratis.

Teori Kritis dan Analisis Sosial:

Habermas juga menjadi tokoh sentral dalam tradisi teori kritis. Dengan pendekatan yang lebih terfokus
pada transformasi sosial melalui komunikasi rasional, ia meneruskan warisan dari Sekolah Frankfurt.
Hubungan antara pemahaman teoritis dan analisis empiris menjadi fokus eksplorasinya.

Pengaruh dan Warisan:

Karya-karya Habermas memberikan dampak besar dalam berbagai bidang ilmu, termasuk filsafat,
sosiologi, dan ilmu politik. Kontribusinya dalam konsep komunikasi, demokrasi deliberatif, dan teori kritis
telah berperan penting dalam pemahaman mengenai perubahan sosial dan transformasi masyarakat.

Hingga saat ini, Habermas masih aktif dalam dunia akademik dan terus berkontribusi dalam diskusi
tentang isu-isu sosial dan politik kontemporer. Pemikirannya tetap menjadi titik rujukan penting dalam
studi filsafat dan ilmu sosial modern.

Jalaluddin Rumi (1207–1273):


Jalaluddin Rumi, juga dikenal sebagai Rumi, adalah seorang tokoh yang terkenal sebagai penyair, filsuf,
dan sufi pada abad ke-13. Lahir pada tanggal 30 September 1207 di Balkh, wilayah yang saat ini
merupakan bagian dari Afghanistan, kehidupan dan karya-karyanya telah memberikan pengaruh besar
serta inspirasi yang meluas kepada banyak orang di seluruh dunia, khususnya dalam bidang puisi mistis
dan spiritualitas.

Masa Muda dan Perpindahan:

Rumi dilahirkan di Balkh, namun keluarganya terpaksa mengalami perpindahan akibat invasi Mongol.
Mereka menetap di Konya, Anatolia, yang kini terletak di Turki. Ayah Rumi, Baha'uddin Walad,
merupakan seorang cendekiawan dan sufi ternama. Setelah meninggalnya ayahnya, Rumi mengambil
peran sebagai pemimpin keluarga dan mendalami studi agama dan ilmu.

Pengaruh dan Guru Sufi:

Rumi kemudian bertemu dengan Syekh Shams Tabrizi, seorang sufi yang berperan penting dalam
mengubah arah spiritual Rumi. Pertemuan mereka memberikan inspirasi pada karya-karya paling terkenal
Rumi. Shams Tabrizi mengajarkan Rumi tentang makna cinta dan pencarian spiritual yang mendalam.

Karya Puisi dan Kreativitas:

Rumi adalah seorang penyair yang produktif dan salah satu karyanya yang sangat dikenal adalah
"Mathnawi" atau "Masnavi," kumpulan puisi yang merangkai perjalanan spiritual manusia menuju Tuhan.
Karyanya ini terkenal atas kekayaan imajinatifnya dan penggunaan simbolisme yang mendalam. Puisi-
puisi Rumi sering kali mencakup tema-tema seperti cinta ilahi, kesatuan, dan pencarian makna
eksistensial.

Cinta dan Aspek Mistis:

Pusat dari karya Rumi adalah konsep cinta ilahi, yang dijelaskan sebagai kekuatan pendorong utama di
balik pencarian manusia akan kebenaran dan kehadiran Tuhan. Puisi-puisinya sering kali menggambarkan
hubungan antara pencari dan Sang Kekasih, yang melambangkan ikatan spiritual antara manusia dan Yang
Ilahi.

Tarekat dan Pengikut:

Usai meninggalnya Shams Tabrizi, Rumi mendirikan tarekat sufi Mevlevi, lebih dikenal sebagai Tarekat
Tariqa Mawlawiyya. Tarekat ini dikenal dengan tarian tarekat yang terkenal, juga dikenal sebagai "tariqa"
atau "semazen," yang menjadi representasi visual perjalanan spiritual dan pencarian kedekatan dengan
Tuhan.

Kematian dan Warisan:

Rumi wafat pada tanggal 17 Desember 1273 di Konya. Karyanya, termasuk puisi-puisinya, terus memiliki
dampak besar pada pemikiran dan spiritualitas dunia Islam serta berbagai budaya di seluruh dunia. Puisi-
puisinya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan tetap menjadi sumber inspirasi bagi mereka
yang mencari makna hidup, kedamaian batin, dan hubungan dengan Yang Ilahi.

Ki Ageng Suryomentaram:
Ki Ageng Suryomentaram lahir dengan nama Bendoro Raden Mas Kudiarmaji pada 20 Mei 1892 di kraton
Yogyakarta. Ia adalah putra ke-55 dari Sultan Hamengkubuwono VII. Setelah mengenyam pendidikan di
kraton dan mengikuti kursus bahasa, ia bekerja di kantor gubernur dan belajar agama dari KH Ahmad
Dahlan.

Pada usia 18 tahun, ia diangkat menjadi pangeran dengan gelar Bendoro Pangeran Haryo Suryomentaram,
meskipun ia merasa kurang bahagia dengan jabatan tersebut. Pangeran Suryomentaram mengalami
kegelisahan yang luar biasa. Apalagi setelah kakeknya diberhentikan dari jabatan patih, lalu meninggal
dunia. Ibundanya diceraikan oleh Sultan Hamengkubuwono VII. Tidak hanya itu, istri yang dicintainya
pun meninggal dunia.

Pangeran Suryomentaram yang gelisah kemudian memohon kepada ayahandanya, untuk mengundurkan
diri dari jabatan pangeran, akan tetapi permohonan ini ditolak. Ia juga memohon untuk menunaikan ibadah
haji, namun permohonan ini juga tidak dikabulkan. Setelah semua permintaannya tidak dikabulkan,
pangeran Suryomentaram lalu pergi meninggalkan kraton. Ia pergi dan menyamar sebagai rakyat biasa di
desa. Kepergiannya diketahui Sultan Hamengkubuwono VII, lalu sultan memerintahkan punggawa kraton
untuk mencari sang pangeran. Diketahui, sang pangeran menyamar dengan memakai nama Natadangsa,
yang bekerja serabutan di daerah Cilacap. Tidak berselang lama, kemudian penyamarannya diketahui
utusan ayahnya. Ia pun terpaksa pulang dan mengalami lagi kegelisahan-kegelisahannya.

Hidup di tembok kraton tidak membuat pangeran Suryomentaram bahagia, justru ia gelisah akan
kemewahan kraton. Ia menempuh banyak jalan untuk menemukan kebahagiaan. Ia sering keluyuran untuk
bertapa di tempat-tempat wingit, menemui tokoh-tokoh agama, ia juga sempat mempelajari dasar agama
Kristen dan Teosofi. Namun, ia tetap merasa gelisah meskipun melakukan berbagai tindakan, bertapa dan
membagi-bagikan harta kepada orang lain.

Setelah wafatnya Sultan Hamengkubuwono VII, ia mendapat izin untuk mengundurkan diri dari jabatan
pangeran dan hidup di luar kraton. Setelah keluar dari kraton, Suryomentaram tinggal di Desa Bringin,
Desa kecil di sebelah utara Salatiga. Ia juga memutuskan untuk menikah lagi. Suryomentaram hidup
sebagai seorang petani biasa. Walaupun begitu, ia sering dikunjungi banyak orang untuk meminta
pertolongan dan do'a. Saking banyaknya tamu, orang-orang sekitar menganggapnya sebagai seorang
dukun. Sejak saat itulah, orang-orang sekitar menjulukinya Ki Gedhe Suryomentaram atau juga dikenal
sebagai Ki Gedhe Bringin.

Pada suatu malam Ki Gedhe Suryomentaram tiba-tiba seperti mengalami ketersingkapan, ia kemudian
membangunkan istrinya dan mengatakan, bahwa dirinya telah menemukan manusia. "Bu, apa yang kucari
selama ini sudah ketemu. Aku tidak bisa mati. Ternyata yang merasa tak kunjung bertemu manusia, yang
selalu merasa kecewa dan tak pernah puas adalah manusia, wujudnya si Suryomentaram.
Suryomentaramlah yang ketika diperintah kecewa, dimarahi kecewa, disembah kecewa, dimintai berkah
kecewa, dianggap dukun kecewa, dianggap gila kecewa, menjadi bangsawan kecewa, menjadi pedagang
kecewa, dan menjadi petani juga kecewa. Nah, mau apa lagi? Sekarang tinggal diperhatikan, diketahui
dan ditelaah."

Inti dari kisah ini adalah perjalanan Ki Ageng Suryomentaram mencari makna dan kebahagiaan dalam
hidupnya, tetapi ia menyadari bahwa manusia selalu merasa kecewa dan tidak puas, mengajarkan pesan
tentang keprihatinan terhadap kegelisahan manusia.

Anda mungkin juga menyukai