Anda di halaman 1dari 13

KARYA ILMIAH

CARA MENGATASI KETEGANGAN DAN KONFLIK BATIN


(Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa indonesia)

DOSEN PENGAMPU :
Herman Susanto., S.pd., M.pd

DISUSUN OLEH :
Muhammad Sukri ( A1H1123034 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN


KESEHATAN
JURUDAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023

i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Bahasa indonesia dengan judul “Cara sehat mengatasi ketegangan dan konflik
batin,prinsip memberikan bimbingan”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan

Jambi, 10 Desember 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Manusia yang mengalami suatu masalah yang tidak terpecahkan
menimbulkan konflik. Konflik lahir dari adanya perbebedaan–perbedaan baik ciri
batiniah, emosi, kebudayaan,kebutuhan, kepentingan, maupun pola–pola perilaku
antar individu, atau kelompok dalam masyarakat.Setiap orang memiliki fenomena
konflik yang berbeda-beda Konflik batin merupakan tipe yang paling erat kaitanya
dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Konflik dapat
muncul dari dua penyebab; karena kelebihan beban (role overloads) atau karena
ketidak sesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (person
roleincompatibilities).Dalam kondisi pertama seseorang mendapat “beban
berlebihan” akibat status (kedudukan) yang dimiliki, sedang dalam kondisi yang
kedua seseorang memang tidak memiliki kesesuaian yang cukup untuk
melaksanakan peranan sesuai dengan statusnya (Ahmadi, 2007: 286). Maslow
melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan
sepenuhnya puas. Bagi manusia, kepuasan itu sifatnya sementara. Jika suatu
kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan
muncul menurut pemuasan, begitu seterusnya (Maslow melalui Koesworo, 1991:
118-127). Kebutuhan-kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi akan menimbulkan
konflik. Konflik batin berdasarkan konsep dalam teori psikologi Abraham
Maslow (Koesworo, 1991: 118-127) antara lain:1) Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis2) Kebutuhan akan rasa aman3) Kebutuhan akan cinta dan memiliki4)
Kebutuhan akan harga diri, dan5) Kebutuhan akan aktualisasi diri

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana cara mengatasi ketegangan dan konflik batin
2. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui caranya mengatasi ketegangan dn konflik batin
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip bimbingan

1.4. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara mengatasi ketegangan dan konflik
batin
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja prinsip-prinsip bimbinga

1
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
BAB I................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.................................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................................1
1.4. Manfaat.................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................3
1. Ketegangan dan konflik batin...............................................................3
2. Cara mengatasi ketegangan dan konflik batin......................................4
3. Prinsip-prinsip bimbingan....................................................................5

BAB III.............................................................................................................8
Kesimpulan......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ketegangan Dan Konflik Batin
Arti ketegangan di KBBI adalah: hal (keadaan) tegang; pertentangan yang
keras. Penyebab ketegangan konflik pribadi antara lain: Perbedaan individu yang
meliput i perbedaan pendirian dan perasaan. Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Perbedaan kepentingan antara
individu.
Perbedaan kepentingan. Mengejar tujuan kepentingan masing-masing yang
berbeda-beda, kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk
memperebutkan kesempatan dan sarana.
Konflik batin, merupakan konflik dengan diri sendiri merupakan konflik
yang terjadi akibat adanya pergolakan batin yang dirasakan oleh tokoh yang
merupakan pertarungannya terhadap diri sendiri. Konflik pada diri sendiri terjadi
karena tekanan emosional dirasakan oleh individu akibat harus membereskan
sesuatu kegiatan atau harus mencukupi sesuatu tujuan yang harus tercapai, hal ini
merupakan suatu beban bagi seseorang yang sedang dalam konflik batin. Dalam
konflik ini bisa terjadi jika seseorang sedang dalam masa 244 | Halaman minat,
tujuan atau tata nilai pribadinya bertentangan dengan satu sama lain. Konflik
dapat menghambat sesuatu yang akan dicapai atau diwujudkan (Pickering, 2006:
12).

Selain itu Nurgiyantoro (2013:181) menjelaskan juga bahwa “Konflik


internal (atau: konflik kejiwaan, konflik batin) adalah konflik yang terjadi dalam
hati dan pikiran, dalam jiwa seseorang. Jadi, ia merupakan konflik yang dialami
manusia dengan dirinya sendiri”. Konflik batin ini merupakan masalah intern bagi
seorang manusia. Misalnya, ada sesuatu hal yang terjadi akibat adanya
pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda,
harapanharapan, atau masalah-masalah lainnya.
A. Kecewa
Kekecewaan merupakan reaksi atas ketidak sesuaian antara harapan,keinginan
dengan kenyataan. Faktor penyebab utama timbulnya kekecewaan ialah karena
target yang kita tentukan terhadap sesuatu atau seseorang tidak terpenuhi,sehingga
seringkali kita ingin menyalahkan sesuatu atau menghakimi orang lain
B. Malu
Malu adalah perasaan yang muncul ketika seseorang mengevaluasi tindakan,
perasaan, atau perilakunya dan menyimpulkan bahwa dirinya telah melakukan
sesuatu yang keliru, kurang benar, atau tidak sesuai. Walau pada tingkatan tertentu
merasa malu merupakan sesuatu yang wajar, namun ada kalanya malu
menyebabkan orang merasa takut atau segan untuk terbuka kepada orang lain.

3
C. Bingung
Manusia tak bisa menghindar dari rasa bingung, karena manusia itu punya rasa,
karsa, hati, dan otak/pikiran. Bingung adalah suatu keadaan dimana antara
keinginan dan pikiran terjadi perbedaaan sehingga tak tahu apa yang harus
diputuskan
D. Sedih
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak eruntung,
kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai
penurunan suasana hati sementara, sementara depresisering dicirikan dengan
penurunan suasana hati yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan
gangguan terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan hariannya
E. Iri
Iri ialah menginginkan hal yang sama seperti yang diperoleh atau dialami orang
lain karena menganggap yang diperoleh atau dialami orang lain itu lebih baik dari
pada apa yang diperoleh atau dialami dirinya.Jadi intinya iri itu karena ada sesuatu
pada diri orang lain yang kita pandang atau kita anggap lebih baik. Dan intinya iri
itu karena menganggap apa yang diperoleh atau dialami pada diri kita itu lebih
buruk daripada orang lain alami.
F. Khawatir
Khawatir adalah reaksi emosi dari semua peristiwa yang menimbulkan efek rasa
takut ke dalam diri. Dua hal yang berbeda, yaitu kekhawatiran dan ketakutan,
menjadi begitu erat. Ketakutan adalah objek yang jelas dan itu mudah diatasi,
akan tetapi kekhawatiran adalah suatu perasaan terancam yang menyerang
jiwa anak.
G. Curiga
Perilaku curiga merupakan gangguan berhubungan dengan orang lain dan
lingkungan yang ditandai dengan persaan tidak percaya dan ragu-ragu. Perilaku
tersebut tampak jelas saat individu berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungannya. Curiga adalah berhati-hati karena khawatir memikirkan sesuatu
yang dirasakan.
H. Takut
Rasa takut adalah kemampuan untuk mengenali bahaya yang menyebabkan
dorongan untuk menghadapinya atau lari dari itu juga dikenal sebagai pertarungan
atau lari. Dengan demikina, takut merupakan suatu tanggapan emosi terhadap
ancaman yang ditandai oleh perasaan tidak menyenangkan disertai usaha untuk
menghindar atau melarikan diri
I. Kesal
Kesal adalah perasaan tidak senang dalam hati. Kesal lumrah dirasakan oleh
manusia. Kesal merupakan bagian dari sebuah kekecewaan terhadap
sesuatu.kesal merupakan perasaan yang tidak menyenangkan terhadap sesuatu.

4
2. Cara Mengatasi Ketegangan Dan Konflik
Konflik batin sering terjadi saat ada beberapa keinginan kita saling
bertentangan. Nah, contoh konflik batin yang paling sederhana adalah saat kamu
hendak bangun di pagi hari. Di satu sisi kamu masih ingin terus tidur di kasur, tapi
di satu sisi lagi kamu merasa harus bangun untuk beraktivitas seperti biasa. Sering
seperti itu? Masalahnya nih, terkadang konflik batin terjadi saat kita harus
mengambil suatu keputusan yang berat. Kalau sudah seperti itu, apa yang harus
dilakukan? Tenang saja, setidaknya kamu bisa melakukan lima langkah yang
mungkin bisa membantumu saat mengalami konflik batin.
1. Bersikap jujur dan terbuka pada diri sendiri
Pertama-tama nih, hal yang harus kamu ingat dan lakukan saat mengalami
konflik batin adalah tetap bersikap jujur dan terbuka pada diri sendiri.
Kenapa? Seringkali kita tidak mau jujur dengan diri kita sendiri. Mungkin,
kamu tidak mau mengakui hal-hal yang jadi penyebab konflik batin yang
kamu alami.
2. Catat dan pahami dulu apa keinginan masing-masing yang bertentangan
tersebut, Selanjutnya, hal yang sebaiknya kamu lakukan adalah memahami
dan mendengarkan dahulu apa saja keinginan-keinginan yang berkonflik
dalam dirimu. Ini penting lho, sebab kamu harus mengerti betul apa sih
yang sebenarnya terjadi dan mengapa sampai bisa terjadi konflik batin.
3. Kemudian, cari tahu apa akar masalah atau penyebab utama dari konflik
batin tersebut, Memahami keinginan masing-masing yang sedang
bertentangan saja tidaklah cukup. Kamu perlu mencari tahu, apa sih akar
masalah atau penyebab utama terjadinya konflik batin. Misalnya, dulu
kamu sering mengalami kegagalan yang akhirnya membuat kamu trauma
untuk keluar dari zona nyaman lagi.
4. Renungkan, apa kira-kira solusi terbaik agar masing-masing keinginan
mau 'berdamai' satu sama lain,nah setelah tahu apa keinginan yang saling
bertentangan dan penyebabnya maka sudah saatnya kamu mencari solusi
yang pas untuk masalah konflik batin ini. Lakukan self talk secara
konsisten dan tetap rileks agar kamu bisa menemukan jawaban dari konflik
batin yang selama ini terjadi. Tidak mudah memang untuk 'mendamaikan'
konflik batin yang sudah bersemayam dalam diri.
5. Terakhir, ada baiknya kamu berkonsultasi pada orang terdekat atau orang
yang bisa kamu percaya Nah, setelah langkah-langkah di atas kamu
mungkin masih tidak mampu menyelesaikan konflik batin yang kamu
alami saat ini. Maka, ada baiknya kamu menceritakan kebimbangan dan
konflik batinmu pada orang terdekat atau orang yang bisa kamu percaya.
Karena, mungkin saja mereka bisa mencarikan solusi yang paling tepat
atas konflik batin yang kamu alami.

5
3. Prinsip-Prinsip Bimbingan
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan
dengan sautu cara tertentu melhirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung
dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan
teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
yang dimaksudkan. (Halaen,2002,: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan tentang pokok-pokok
dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main
yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat
juga dijadikan sebagai seperangkat pemaduan hasil-hasil teori dan praktek yang
dirumuskan dan landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan
telaah lapangan yanh digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang
dimaksudkan” jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip
bimbingan dan konseling merupakan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi
peyelengaran pelayanan.
Macam-macam Prinsip Bimbingan dan Konseling Dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, prinsip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis
hasil dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan
kehidupan manusia dalam konteks sosial manusia, perkembangan dan kehidupan
manusia dalam konteks sosial budaya,budaya,pegertian, tujuan, fungsi, dan
proseses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
1) Prinsip-Prinsip Umum Bimbingan Dan Konseling

a) Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.


b) Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang
dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-
kesulitan dalam hidupnya.
c) Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang
dibimbing.
d) Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e) Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi
kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.
f) Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
g) Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan
program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
h) Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh
orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan
pe;laksanaannya harus bekerjasamadengan berbagai pihak yang terkait,
seperti dokter psikiater, serta pihakpihak yang terkait lainnnya.

6
i) Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan
dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan
berkesinambungan

2) Prinsip-Prinsip Khusus Bimbingan Dan Konseling


a. prinsip Khusus yang berkaitan dengan peserta didik Sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan
maupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan, pada umumnya adalah
perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan
langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-
aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap
dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong
dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut:
 BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku, agama dan status social ekonomi.
 BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik
dan dinamis
 BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai apek
perkembangan individu.
 BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual
yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
 Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
 Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan
dan konseling kepada individu atau siswa.
 Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada
siswa.
 Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan
beragam dan luas.
 Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
 Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara
berangsurangsur dapat menolong dirinya sendiri.
3). prinsip Khusus yang berkaitan dengan Tujuan Pendidikan

Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling (baik yang terprogram atau


incidental) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini
selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu oleh seorang konselor.
Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling konselor perlu
mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam lembaga maupun
dari luar lembaga agar tercapainya perkembangan peserta didik secara optimal.
Prinsip-prinsip yang berkenaan denga hal tersebut adalah :

7
a) Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu.
Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
mengembangkan konseli agar mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya
b) Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan
oleh konseli hendaknya atas kemauan konseli sendiri, bukan karena
kemauan atau desakan dari konselor.
c) Permasalahan khusus yang dialami konseli harus ditangani oleh tenaga
ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalaha khusus tersebut.
d) Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional. Oleh jarena itu
dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan
latihan latihan khusus dalam bidang bimbingan konseling.
e) Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan
pelayanan bimbingan konseling. Oleh karena itu kerjasama antar konselor
dengan orang tua dan guru sangat diperlukan.
f) Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh
karena itu keduanya harus mengembangkan peranan yang saling
melengkapi untuk mengurangi hambatan-hambatan yang menyebabkan
terganggunya aktivitas belajar mengajar disekolah maupun interaksi
peserta didik terhadap lingkungan dimana ia berada.
g) Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan
sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu, sebaiknya didakan program
penilaian dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian
4). Prinsip Khusus yang berkaitan dengan Permasalahan

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu


tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh
dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan
perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK
hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
a. BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental 4
atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta
dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan mer upakan faktor
timbulnya masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama
pelayanan BK.
5) Prinsip Khusus yang berkaitan dengan Pengorganisasian
a. Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan
berkelanjutan.

8
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative
record) bagi setiap siswa.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai
dengan kebutuhan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing
pembimbing mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan
bimbingan dan konseling.
e. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau
kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang
dipergunakan dalam mememcahkan masalah terkait.
f. Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah
dan madrasah harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
g. Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama
dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manusia yang mengalami suatu masalah yang tidak terpecahkan menimbulkan
konflik. Konflik lahir dari adanya perbebedaan–perbedaan baik ciri batiniah,
emosi, kebudayaan,kebutuhan, kepentingan, maupun pola–pola perilaku antar
individu, atau kelompok dalam masyarakat.Setiap orang memiliki fenomena
konflik yang berbeda-beda. Konflik batin merupakan tipe yang paling erat
kaitanya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi.
Konflik dapat muncul dari dua penyebab; karena kelebihan beban (role overloads)
atau karena ketidak sesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (person
roleincompatibilities). Dalam kondisi pertama seseorang mendapat “beban
berlebihan” akibat status (kedudukan) yang dimiliki, sedang dalam kondisi yang
kedua seseorang memang tidak memiliki kesesuaian yang cukup untuk
melaksanakan peranan sesuai dengan statusnya

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2007. Psiokologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: Ciputat


Press. Koesworo. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco
Rini Agustina, 2015, Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Catatan Malam
Terakhir Karya Firdya Taufiqurrahman,Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 4,
No. 2,
Ristiani,Rista Keuis,ddk.2017.Konflik Batin Toko Utama dalam Novel,Surga
yang tak dirindukan 2 karya Asma Nadia. jurnal literasi.Vol.1,No.2
Pickering, Peg. 2006. How to Manage Conflict: Kiat Menangani Konflik (edisi
ketiga). Jakarta: Esensi Erlangga

11

Anda mungkin juga menyukai