Anda di halaman 1dari 26

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA MELALUI METODE CTL MODEL
PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V
SDN KRANGGAN KECAMATAN GURAH KABUPATEN
KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2023/2024

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
Nama : IFANA YULIATIN, S.Pd
NIPPP : 198610132023212028
Unit Kerja : SDN Kranggan Kec. Gurah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KEDIRI


SDN KRANGGAN KECAMATAN GURAH
KABUPATEN KEDIRI
2023
ii

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA


MELALUI METODE CTL MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA
SISWA KELAS V SDN KRANGGAN KECAMATAN GURAH
KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2023/2024

TELAH DISAHKAN PADA :

TANGGAL : 12 Desember 2024

DI : KEDIRI

Mengetahui Kediri, 12 Desember 2023


Kepala SDN Kranggan Peneliti
Kec. Gurah Kab. Kediri

RUSMIATI, S.Pd IFANA YULIATIN, S.Pd


NIP. 19691219 1999 2 001 NIPPP. 198610132023212028
iii

KATA PENGANTAR

.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Metode CTL Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V SDN
Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2023/2024”.
Adapun tujuan penyelesaian makalah ini sebagai upaya guru memilih
dan menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan metode yang tepat agar
dapat mudah dipahami siswa.
Dan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kediri
2. Ketua Pengurus PGRI Kab. Kediri
3. Kepala Sekolah SDN Kranggan Kec. Gurah, Kab. Kediri
4. Rekan-rekan Guru di SDN Kranggan Kec. Gurah, Kab. Kediri
5. Semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini berguna bagi perkembangan ilmu


pengetahuan dan memberikan masukan bagi guru-guru sekolah dasar dalam
memberikan metode pengajaran yang sesuai dengan anak didik.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput
kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.

Kediri, 12 Desember 2023

Penulis
iv

ABSTRAK

IFANA YULIATIN S.Pd, NIPPP. 198610132023212028, 2023, Upaya


Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode CTL Model
Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V SDN Kranggan
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2023/2024.

Kata Kunci : Prestasi Belajar, Matematika, Metode CTL Model Problem


Based Learning.

Dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran yang telah


berlangsung selama ini, diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka penulis mengadakan
penelitian tindakan Sekolah dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Melalui Metode CTL Model Problem Based Learning Pada Siswa
Kelas V SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2023/2024.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana
kemampuan dan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V SDN Kranggan
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2023/2024?
Tujuan penelitian ini adalah : untuk memperoleh gambaran
bagaimana penerapan metode CTL model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V SDN
Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2023/2024
Metode penelitian yang digunakan Rencana tindakan, Tahap
pelaksanaan tindakan, (apersepsi, bagian inti, dan kegiatan penutup), Observasi,
Refleksi.
Kesimpulan penelitian : (1) Penerapan metode CTL model Problem
Based Learning memiliki dampak positif dalam usaha meningkatkan prestasi
belajar siswa jika dibandingkan dengan metode ceramah. (2).Dengan menerapkan
metode CTL model Problem Based Learning, siswa tampak lebih giat belajar dan
antusias dalam belajar lebih meningkat, suasana kelas menjadi hidup dan terdapat
peningkatan hasil belajar yang cukup baik. (3). Dari hasil tiap pembahasan
diperoleh hasil yaitu terdapat peningkatan hasil pembelajaran siswa dimana rata-
rata nilai kelas meningkat menjadi 85,89 dengan ketuntasan belajar pada siklus II
mencapai 100%. Berarti keeberhasilan pembelajaran melalui metode CTL model
Problem Based Learning dalam pelajaran Matematika materi bahasan mengenal
sifat-sifat bangun datar pada siswa Kelas V telah terjadi peningkatan yang
signifikan dan telah memenuhi ketentuan belajar di SDN Kranggan Kecamatan
Gurah Kabupaten Kediri
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan upaya untuk mencapai dan mengarahkan
seseorang menuju kedewasaan. Tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun
1989, pasal 4 adalah sebagai berikut : “pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
munusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan” (Djamarah, 2000 : 25).
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang
pesat baik isi materi maupun kegunaannya. Hal ini dapat ditinjau dari banyaknya
konsepkonsep matematika yang dapat diaplikasikan baik dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) maupun dalam kehidupan masyarakat
seharihari. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi matematika
merupakan kunci pembuka tabir rahasia alam. Dikatakan demikian karena
Matematika dengan objek abstrak beserta beberapa simbol serta gambaran-
gambaran sebagai hasil abstraksi dan idealisasi, dipandang sebagai penata nalar,
alat komputasi, dan alat komunikasi antar ilmuwan (Sujono, 1988:11).
Sedangkan aplikasi Matematika dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,
matematika dijadikan alat bantu manusia untuk memahami dan menyelesaikan
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam (Winataputra, 2007). Sujono (1988:6)
menjelaskan bahwa pentingnya belajar Matematika tidak lepas dari peran
matematika dalam segala jenis dimensi kehidupan, seperti banyaknya persoalan
kehidupan yang memerlukan kemampuan menghitung dan mengukur.
Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa,
sehingga setiap belajar pelajaran matematika kurang antusias. Hal tersebut
terlihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa Kelas V SDN
Kranggan Kediri. Dari pengamatan diperoleh siswa hanya duduk diam dan hanya
mendengarkan ceramah guru. Siswa tidak melakukan umpan balik atas
penjelasan atau pertanyaan guru. beberapa siswa tampak kesulitan dalam
2

mengerjakannya. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa yang
masih di bawah rata-rata kelas.
Problematik tersebut pada gilirannya akan menjadi pangkal tolak
ketidak mampuan siswa atau seseorang dalam hal berhitung kelak di kemudian
hari. Dewasa ini terlihat adanya upaya memperbaiki pembelajaran matematika di
jenjang persekolahan. Berbagai model dicoba untuk diterapkan dalam
pembelajaran topik tertentu, yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan matematika salah satunya adalah metode CTL model Problem Based
Learning.
Metode Kontekstual model Problem Based Learning merupakan suatu
rangkaian kegiatan penyampaian materi pelajaran yang bertujuan memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar sehingga memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan dan mengembangkan keterampilan kognitif dan
manual, serta menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi seperti bertanya terhadap sesuatu yang belum dipahami dengan
menggunakan berbagai metode yang bervariasi untuk menciptakan suasana
peserta didik dan mewujudkan pencapaian hasil belajar yang tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka dalam penyusunan karya
ilmiah ini penulis mengadakan pembelajaran langsung dan sekaligus
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode CTL Model Problem Based
Learning Pada Siswa Kelas V SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten
Kediri Tahun Pelajaran 2023/2024”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapatlah diambil perumusan
masalahnya adalah bagaimana kemampuan dan prestasi belajar Matematika
siswa Kelas V SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun
Pelajaran 2023/2024?
3

C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran bagaimana penerapan metode CTL model Problem Based Learning
dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V
SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2023/2024.

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang
pemdidikan dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran
Matematika terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang
lain dalam penerapan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik siswa di sekolah.
3. Agar siswa lebih meningkatkan minat belajarnya bukan hanya pada pelajaran
Matematika saja, tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk
mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks karena itu belajar
sangat sulit untuk diamati, sebab meskipun dari luar kelihatan belum belajar,
namun dapat saja siswa tersebut telah memperoleh sesuatu yang banyak dari
lingkungannya, kondisi tersebut menunjukkan siswa itu sudah belajar.
Skinner (Dimyati 2002:34) mengemukakan “belajar adalah suatu
perilaku”. Pada saat orang belajar, maka aktivitas yang baik menjadi meningkat,
sebaliknya apabila orang tersebut tidak belajar, maka aktivitas yang baik
menjadi menurun. Dalam belajar diperoleh beberapa hal yaitu kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan aktivitas belajar serta konsekuensi yang
bersifat menguatkan aktivitas belajar tersebut.
Sedangkan Gagne (Dimyati 2002:40) mengemukakan “belajar
merupakan kegiatan yang kompleks”. Hasil belajar merupakan kapabilitas.
Orang setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari simulasi yang berasal dari lingkungan
serta proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.
Sementara itu Winkel (Darsono 2001:4) mengemukakan “belajar adalah
suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan
keterampilan dan nilai sikap”.
Dengan demikian belajar merupakan hasil interaksi antara individu
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan kemampuan tingkah laku dan
keterampilan ke arah yang lebih baik. Selanjutnya secara lebih rinci Ausubel
(Muryati 2003:12) mengemukakan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua
dimensi, yaitu sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada
siswa melalui penerimaan atau penemuan.

8
5

2. Menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada


struktur kognitif yang merupakan fakta-fakta, konsep-konsep dan
generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa yang telah ada.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa belajar mengajar
merupakan interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas untuk
melaksanakan proses pembelajaran sehubungan dengan materi tertentu.
2. Metodologi Pembelajaran Matematika
Beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
memperoleh hasil yang maksimal yaitu motivasi siwa terhadap pelajaran
Matematika
Implikasi pembelajaran matematika tersebut adalah guru perlu :
a. Menyediakan kegiatan yang menyenangkan,
b. Memperhatikan keinginan siswa,
c. Membangun pengertian melalui apa yang diketahui oleh siswa,
d. Menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar,
e. Memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
f. Memberikan kegiatan yang menantang,
g. Memberikan kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan,
h. Menghargai setiap pencapaian siswa.
Proses pembelajaran menurut Paul (1963: 519) sikap merupakan
suatu kesiapan individu untuk bereaksi sehingga merupakan disposisi yang
secara relatif tetap yang telah dimiliki melalui pengalaman yang
berlangsung secara reguler dan terarah. Krech (1962 : 139) menyatakan
bahwa sikap merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen kognitif,
perasaan dan kecenderungan untuk bertindak. Sikap merupakan tingkat
perasaan positif atau negatif yang ditujukan ke objek-objek psikologi.
Dengan demikian sikap kecenderungan perasaan terhadap objek psikologi
yakni sikap positif dan sikap negatif sedangkan derajat perasaan
dimaksudkan sebagai derajat penilaian terhadap objek.
Dari beberapa pembahasan di atas maka diperoleh kesimpulan
bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya ditentukan guru atau pendidik
tetapi juga ditentukan oleh kesiapan siswa dalam menerima materi yang
diberikan.
3. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pembelajaran Matematika
6

Beberapa aspek yang mempengaruhi dalam pembelajaran


matematika antara lain :
a. Kemampuan membaca dan menulis lambang bilangan
b. Kemampuan membaca dan menulis nama bilangan
c. Kemampuan melakukan pengerjaan hitung dasar (+, -, x dan : ) dengan
cepat dan benar
d. Kemampuan menggunakan sifat-sifat sederhana hitung
e. Kemampuan mengenal dan menemukan suatu pola dan keteraturan
f. Kemampuan memecahkan masalah melalui analisis sederhana.

B. Pendekatan Kontekstual
1. Hakikat Pendekatan CTL
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari (Sungkowo,2003:1).
2. Penerapan CTL di Kelas
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar,
langkahnya adalah berikut ini.
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Menyiptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
3. Tujuh Komponen CTL
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama yang harus
diterapkan dalam pembelajarannya (Depdiknas,2003:10). Ketujuh komponen
tersebut diuraikan sebagai berikut:
7

Nurhadi (2003:39) menyampaikan, penerapan pembelajaran


konstruktivistik muncul dalam lima langkah pembelajaran berikut:
a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge).
b. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge).
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).
d. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh (applying
knowledge).
e. Melakukan refleksi (reflecting on knowledge).
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
menemukan, apapun materi yang diajarkan (Depdiknas,2003:13). Inquiry
dibentuk dan meliputi discovery karena siswa harus menggunakan
kemampuan discovery dan lebih banyak lagi, misalnya: merumuskan
problem, merancang eksperimen, melakukan observasi dan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, mempunyai
sikap-sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya (Moh.
Amien, 1987:127)
Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk
1. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
2. Mengecek pemahaman siswa
3. Membangkitkan respon kepada siswa mengetahui sejauhmana
keingintahuan siswa
4. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
5. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
6. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
7. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

C. Model Pembelajaran Problem Based Learning


Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
8

belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah
dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek),
Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic
Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered Instruction (Pembelajaran
berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan ikuiri.
1. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-
prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan
masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang
autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya
berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya
siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka
harus menganalisasi dan mendefinisikan masalah, mengembankan
hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis
9

informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat iferensi,


dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan
yang digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan. Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan, model fisik,
video atau program computer (Ibrahim & Nur, 200:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu
sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil).
Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam
tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan
dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
berpikir.
2. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual,
belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadikan pembelajar yang otonom
dan mandiri.
10

BAB III
PEMBAHASAN

A. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian di SDN Kranggan Kediri. Pemilihan lokasi penelitian
ini sesuai dengan peneliti sebagai guru di SDN Kranggan yang secara langsung
dapat dengan mudah mengadakan penelitian karena setiap hari melaksanakan
kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut. Selain itu dengan mengadakan
penelitian di sekolah secara otomatis guru telah mengetahui keberadaan siswanya
setiap hari sehingga dapat mempererat komunikasi dan dapat mempercepat
pemahaman siswa. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SDN Kranggan
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Kediri Tahun Pelajaran 2023/2024..

B. Rancangan Penelitian
Penelitian pada makalah ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas ( PTK ), dengan menerapkan beberapa tahap diantaranya:
1. Persiapan penelitian
Pada tahap ini, guru membuat beberapa persiapan agar penelitian dapat
berjalan dengan lancar diantaranya :
a. Membuat skenario pembelajaran yang cocok dengan metode CTL model
Problem Based Learning.
b. Merencanakan lembar tugas yang sesuai dengan metode pembelajaran
CTL model Problem Based Learning.
c. Merencanakan kegiatan pembelajaran siswa
d. Merencanakan tata letak meja siswa.
e. Merencanakan lembar tugas yang sesuia dengan metode CTL model
Problem Based Learning.
f. Membuat soal tes akhir siklus
g. Membuat lembar pengamatan siswa
h. Menentukan batasan siswa berhasil atau gagal
i. Membuat lembar catatan lapangan
11

2. Rencana Tindakan penelitian


a. Refleksi Awal
Refleksi awal dilaksanakan untuk mengetahui kondisi awal siswa.
Data diambil dari hasil observasi serta catatan harian guru kelas. Selain
itu dilakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
tentang materi mengenal sifat-sifat bangun datar. Dari diskripsi situasi
yang diperolah, guru dapat menyelasaikan permasalahan yang
menyangkut kesulitan siswa. Dengan menggunakan metode CTL model
Problem Based Learning, guru mampu mengatasi kendala-kendala yang
ada sehingga siswa dapat memahami konsep yang diberikan sehingga
hasil belajar bisa meningkat.
b. Perencanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan sistem siklus yang
terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Planning, Acting, Observing, dan
Reflecting.
Dalam makalah ini terdiri dari dua siklus yaitu dengan
menerapkan metode ceramah, dan pemberian tugas dan siklus kedua
dengan menggunakan metode CTL model Problem Based Learning.
Setiap akhir siklus selalu dilakukan evaluasi akhir secara
individual. Tes evaluasi dimaksudkan sebagai alat ukur sampai sejauh
mana kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang materi
yang telah disampaikan.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tidakan aspek collaborative
participatori antara tim peneliti sangat penting dan menonjol.
Hubungan kolaborasi tersebut harus tercipta dalam suasana demokratis
agar implementasi rencana tindakan dapat berjalan dalam suasana
efektif dan efisien. Peneliti sebagai guru kelas menunjuk guru lain
sebagai pengamat, Guru dan pengamat berkolaborasi untuk mengetahui
apakah setelah tindakan dilakukan terjadi perubahan atau peningkatan
sehingga diperlukan suatu gambaran tentang keadaan awal. Dari
gambaran tersebut dapat ditentukan apa yang harus diubah, diperbaiki
atau ditingkatkan. Dengan diketahuinya keadaan awal, maka perubahan
dan peningkatan dapat diikuti dari waktu ke waktu selama tindakan
12

dilaksanakan.
Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan untuk menghasilkan
adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa
pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi lebih aktif dan hasil
belajar meningkat. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
tindakan adalah implementasi metode Kontekstual model Problem
Based Learning yang telah disusun oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan metode CTL
model Problem based learning secara rinci sebagai berikut:
a. Menjelaskan materi sesuai sub topik bahasan yang ada pada buku
paket Matematika Kelas V.
b. Memberikan beberapa contoh dan cara penyelesaiannya terkait
materi yang sedang di bahas.
c. Memberikan soal-soal di papan tulis.
d. Meminta beberapa siswa menyelesaikan soal di papan tulis.
e. Meminta siswa menyelesaikan soal di buku kerja siswa.
f. Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama.
g. Penilaian hasil kerja siswa.
h. Memberikan penegasan atas hasil yang telah dicapai.
d. Observasi
Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti
melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dari
penerapan metode CTL model Problem Based Learning. Tujuan dari
observasi tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan
mengahasilkan perubahan yang diinginkan.
Peneliti bertugas sebagai pengamat pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Fokus pengamatan ditekankan pada
implementasi metode CTL model Problem Based Learning terhadap
kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: peran serta
siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar dan pencapaian hasil belajar
siswa.
Observasi yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
13

2) Kemampuan mengerjakan tugas


3) Tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran dengan
menggunakan metode CTL model Problem Based Learning
4) Suasana kegiatan belajar mengajar
e. Analisis dan Refleksi
Kegiatan refleksi ini mencakup kegiatan analisis, interpretasi
dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data
yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya
dianalisis dan diinterpretasi (diberi makna) sehingga dapat segera
diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan.
Interpretasi (pemaknaan) hasil observasi ini menjadi dasar untuk
melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya
dalam pelaksanaan tindakan.
Refleksi dalam penelitian ini adalah upaya untuk mengkaji apa
yang telah terjadi dan apa yang telah dihasilkan pada proses tindakan
dihubungkan dengan penyelesaian permasalahan yang ditargetkan pada
siklus tersebut. Pada tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan
dianalisis oleh peneliti, untuk kemudian dilakukan refleksi untuk
melihat kekurangan atau kelemahan yang telah terjadi. Pada tahap ini
pula dilakukan diskusi oleh siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran
yang telah terjadi. Hasil refleksi ini akan digunakan dalam perencanaan
siklus berikutnya.
Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi
sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi
bagi peneliti untuk perbaikan metode pembelajaran materi pokok
berikutnya (pada siklus II). Salah satu aspek penting dari kegiatan
refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan
pencapaian tujuan tindakan.
14

C. Pelaksanaan Penelitian
Pada penerapan pembelajaran menggunakan metode CTL model
Problem Based Learning dengan. Berikut disampaikan kegiatan pelaksanaan
pembelajaran di kelas :
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak
siswa untuk berdoa.
b. Guru mengkondisikan kelas mulai dari ruang kelas sampai memerikasa
kehadiran siswa.
c. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa alat peraga sederhana.
d. Siswa menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan.
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.\
f. Siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru.
g. Guru menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.
h. Siswa memperhatikan guru dengan seksama.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran meliputi :
a. Guru bertanya kepada siswa apa pengertian bangun datar.
b. Sebagian siswa menjawab bangun datar adalah sebuah bidang yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis.
c. Siswa lain menjawab jumlah ruas garis yang membatasi bergantung pada
nama bangun datar itu. Jika ada 3 ruas garis disebut bangun datar
segitiga, jika ada 4 ruas garis disebut bangun datar segiempat, dan
seterusnya.
d. Guru membenarkan jawaban siswa kemudian menambahkan jika jumlah
ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan
salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar
ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
e. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
f. Guru menunjukkan alat peraga jajar genjang kepada siswa dan bertanya
bangun apa yang dipegang oleh guru.
g. Siswa memperhatikan alat peraga dengan seksama kemudian menjawab
dengan benar bangun datar yang dipegang guru adalah bangun datar jajar
genjang.
15

h. Guru bertanya kepada siswa sifat-sifat apa saja yang dimiliki bangun
datar jajar genjang.
i. Siswa menjawab dengan tepat sifat bangun datar jajar genjang, bahwa
sifat jajar genjang adalah memiliki 4 ruas garis, memiliki 2 ruas garis
yang berhadapan sama panjang, serta memiliki 2 buah sudut lancip dan
sudut tumpul.
j. Guru membenarkan jawaban siswa.
k. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menggambar bangun datar jajar
genjang.
l. Guru memperhatikan siswa menggambar bangun datar jajar genjang.
m. Guru melanjutkan menunjukkan alat peraga layang-layang kepada siswa
dan menanyakan bangun datar apakah yang dipegang oleh guru.
n. Siswa memperhatikan alat peraga dengan seksama kemudian menjawab
dengan tepat bangun datar yang dipegang guru adalah bangun datar
layang-layang.
o. Guru bertanya sifat-sifat apa saja yang dimiliki bangun datar layang-
layang.
p. Siswa menjawab sifat-sifat bangun datar layang-layang memiliki 4 ruas
garis, memiliki 2 ruas garis yang berhadapan sama panjang, memiliki 2
macam ukuran diagonal.
q. Guru membenarkan jawaban siswa serta menambahkan bangun datar
layang-layang juga memiliki 2 buah sudut lancip dan sudut tumpul.
r. Guru bertanya apa yang dimaksud dengan diagonal pada bangun datar
layang-layang.
s. Siswa menjawab pertanyaan guru bahwa pengertian diagonal adalah
suatu garis yang ditarik dari satu titik sudut terhadap titik sudut lainnya
yang saling berhadapan sehingga selalu melintang.
t. Guru membenarkan jawaban siswa.
u. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menggambar bangun datar
layang-layang.
v. Guru memperhatikan siswa menggambar bangun datar layang-layang.
w. Guru menunjukkan alat peraga belah ketupat kepada siswa dan bertanya
kepada siswa bangun apa yang dipegang oleh guru.
16

x. Siswa memperhatikan alat peraga dengan seksama kemudian menjawab


bangun yang dipegang guru adalah bangun datar belah ketupat.
y. Guru bertanya pada siswa sifat-sifat apa saja yang dimiliki bangun datar
belah ketupat.
z. Siswa menjawab belah ketupat memiliki 4 ruas garis, 2 ruas garisnya
berhadapan dan sama panjang serta memiliki 2 macam ukuran diagonal.
aa. Guru membenarkan jawaban siswa.
bb. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menggambar bangun datar belah
ketupat.
cc. Guru memperhatikan siswa menggambar bangun datar belah ketupat.
dd. Guru melanjutkan menunjukkan alat peraga bangun datar lingkaran
kepada siswa.
ee. Siswa menjawab bangun datar lingkaran tanpa ditanyakan oleh guru.
ff. Guru bertanya sifat apa saja yang dimiliki bangun datar lingkaran.
gg. Siswa menjawab bangun datar lingkaran memiliki satu titik pusat dan
memiliki satu sisi lengkung.
hh. Guru menambahkan lingkaran juga memiliki jari-jari yang sama panjang.
ii. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
jj. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menggambar bangun datar
lingkaran.
kk. Guru memperhatikan siswa menggambar bangun datar lingkaran.
ll. Guru memberikan soal untuk dikerjakan siswa.
mm. Siswa mengerjakan soal latihan tentang sifat-sifat bangun datar jajar
genjang, layang-layang, belah ketupat dan lingkaran secara individu.
3. Kegiatan penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran tentang sifat-sifat
bangun datar.
2. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa.
3. Guru melakukan refleksi pembelajaran
17

D. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Terhadap Siswa
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa :
a. hampir semua siswa mendapatkan penilaian baik
b. Suasana kelas lebih hidup, siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran
c. Dalam proses membimbing dengan media pembelajaran juga
mendapatkan nilai baik.
2. Pemaparan Hasil Tes
Frekuensi Nilai Tes

No Interval Frekuensi Prosentase (%)

1 100 – 104 2 11.76


2 95 – 99 2 11.76
3 90 – 94 4 23.53
4 85 – 89 6 35.29
5 80 – 84 2 11.76
6 75 – 79 1 11.76
Jumlah 17 100.00

Berikut disampaikan grafik hasil tes II


GRAFIK II

3. Pembahasan
a. Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa dari 17 siswa Kelas V
Nilai terendah adalah 75 dan nilai tertinggi 100.
b. Rata-rata kelas 85,89.
18

c. Ketuntasan belajar siklus II adalah 100 %


Berkat perubahan-perubahan yang telah dilakukan ternyata
mendapat hasil yang sangat memuaskan. Pada siklus II ini siswa terlihat
semakin aktif dalam mengikuti pelajaran serta dalam menyelesaikan tugas
dan kegiatan kelompok. Suasana pembelajaran semakin kondusif dan rasa
tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugasnya semakin meningkat.
Berdasarkan observasi yang terhadap siswa, siswa semakin aktif
dalam belajar, serta observasi oleh teman sejawat tentang kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru terdapat peningkatan cara
menyampaikan pembelajaran. terdapat peningkatan hasil pembelajaran
siswa dimana rata-rata nilai kelas meningkat menjadi 85,89 dengan
ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 100%.
Setelah melihat hasil penilaian dari dewan juri bahwa metode CTL
model Problem Based Learning cukup baik dan pengamatan terhadap
kegiatan siswa secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
dihentikan sampai pada siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi
target penelitian yaitu mengalami peningkatan. Peneliti berharap dan akan
berupaya untuk terus meningkatkan serta menggunakan cara-cara yang
sudah peneliti tempuh untuk materi lainnya, tentunya disesuaikan dengan
materi yang akan diajarkan.
19

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan metode CTL model Problem Based Learning memiliki dampak
positif dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa jika dibandingkan
dengan metode ceramah.
2. Dengan menerapkan metode CTL model Problem Based Learning, siswa
tampak lebih giat belajar dan antusias dalam belajar lebih meningkat, suasana
kelas menjadi hidup dan terdapat peningkatan hasil belajar yang cukup baik.
3. Dari hasil tiap pembahasan diperoleh hasil yaitu terdapat peningkatan hasil
pembelajaran siswa dimana rata-rata nilai kelas meningkat menjadi 85,89
dengan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 100%. Berarti
keeberhasilan pembelajaran melalui metode CTL model Problem Based
Learning dalam pelajaran Matematika materi bahasan mengenal sifat-sifat
bangun datar pada siswa Kelas V telah terjadi peningkatan yang signifikan
dan telah memenuhi ketentuan belajar di SDN Kranggan Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri.

B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa
saran yang dirasa perlu untuk disampaikan guna memaksimalkan pembelajaran.
1. Bagi guru
a. Guru seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
b. Setiap pembelajaran jika memungkinkan atau untuk mencapai hasil yang
maksimal, diusahakan agar siswa melakukan atau mengalami sendiri
(learn to do), tentunya dengan panduan yang benar, sehingga hal-hal yang
bersifat teoritis dapat menjadi realistis.
20

c. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus terlebih dahulu mengkaji


bahan ajar yang akan dipelajari oleh siswa, mencari tambahan berupa
pengembangan materi, sehingga saat pembelajaran berlangsung guru dapat
menguasai seluruh materi.
d. Jika perlu, guru harus menyiapkan desain pembelajaran untuk
memaksimalkan prosen dan hasil belajar siswa terhadap bahan ajar yang
khusus atau butuh kreatif untuk penyampaiannya.
2. Bagi Sekolah
a. Sekolah hendaknya mendukung program perbaikan pembelajaran dengan
mengalokasikan dana khusus untuk program-progam pendidikan yang
direncanakan sekolah.
b. Sekolah hendaknya sering memantau tenaga-tenaga pendidiknya, agar
masing-masing guru kelas melaksanakan pembelajaran secara maksimal.
c. Sekolah harus memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk
berinovasi dalam proses pembelajaran.
21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Alat Peraga Pembelajaran, (Online)


(http://gurupembaharu.com/home/alat-peraga-pembelajaran.html), diakses
27 April 2015.

Anonim, 2011. Pengertian Alat Peraga. (Online)


(www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html?m=1), diakses
tanggal 27 April 2015.

Anonim, 2012. Contoh PKP UT. (Online)


(http://seputaresde.blogspot.com/2012/10/contoh-pkp-ut-tahun-2012.html)
diakses tanggal 27 April 2015.

Anonim, 2014. Hakikat Belajar Menurut Para Ahli, (Online)


(http://panduanguru.com/hakikat-belajar/), diakses tanggal 30 Maret 2015.

Anonim. 2013. Teknik Analisis Data. (Online)


(https://www.scribd.com/doc/116285568/13/Teknik-Analisis-Data), diakses
tanggal 6 Mei 2015 .

Burhanuddin, Afid. 2013. Pengunpulan Datar dan Instrumen Penelitian.


(Online) (https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-
data-dan-instrumen-penelitian-3/), diakses tanggal 6 Mei 2015.

Chacha, Mie. 2012. Pentingnya Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran.


(Online) (http://mie-chacha.blogspot.com/2012/09/pentingnya-penggunaan-
alat-peraga-dalam.html), diakses tanggal 11 Mei 2015.

Effendi. 2012. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli, (Online) (http://effendi-


dmth.blogspot.com/2012/09/pengertian-belajar-menurut-para-
ahli.html#.VUQVVtKqqko), diakses tanggal 30 Maret 2015.

Hakim, Zainal. 2012. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran. (Online)


(http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran.html)
diakses tanggal 11 Mei 2015.

Karim, Asrul. 2013. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD), (Online)


(http://asrulkarimpgsd.blogspot.com/2013/09/pembelajaran-matematika-di-
sekolah.html), diakses tanggal 21 Januari 2015.

Nisa, Intan Khoirun. 2014. Pengumpulan Data, Tindakan dan Refleksi pada
Penelitian Tindakan Kelas. (Online)
(http://sedikitbicarabanyakilmu.blogspot.com/2014/01/pengumpulan-data-
tindakan-dan-refleksi.html) diakses tanggal 6 Mei 2015.
22

Anda mungkin juga menyukai