OLEH
Nama : IFANA YULIATIN, S.Pd
NIPPP : 198610132023212028
Unit Kerja : SDN Kranggan Kec. Gurah
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL
DI : KEDIRI
KATA PENGANTAR
.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Metode CTL Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V SDN
Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2023/2024”.
Adapun tujuan penyelesaian makalah ini sebagai upaya guru memilih
dan menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan metode yang tepat agar
dapat mudah dipahami siswa.
Dan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kediri
2. Ketua Pengurus PGRI Kab. Kediri
3. Kepala Sekolah SDN Kranggan Kec. Gurah, Kab. Kediri
4. Rekan-rekan Guru di SDN Kranggan Kec. Gurah, Kab. Kediri
5. Semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Penulis
iv
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
mengerjakannya. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa yang
masih di bawah rata-rata kelas.
Problematik tersebut pada gilirannya akan menjadi pangkal tolak
ketidak mampuan siswa atau seseorang dalam hal berhitung kelak di kemudian
hari. Dewasa ini terlihat adanya upaya memperbaiki pembelajaran matematika di
jenjang persekolahan. Berbagai model dicoba untuk diterapkan dalam
pembelajaran topik tertentu, yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan matematika salah satunya adalah metode CTL model Problem Based
Learning.
Metode Kontekstual model Problem Based Learning merupakan suatu
rangkaian kegiatan penyampaian materi pelajaran yang bertujuan memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar sehingga memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan dan mengembangkan keterampilan kognitif dan
manual, serta menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi seperti bertanya terhadap sesuatu yang belum dipahami dengan
menggunakan berbagai metode yang bervariasi untuk menciptakan suasana
peserta didik dan mewujudkan pencapaian hasil belajar yang tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka dalam penyusunan karya
ilmiah ini penulis mengadakan pembelajaran langsung dan sekaligus
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode CTL Model Problem Based
Learning Pada Siswa Kelas V SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten
Kediri Tahun Pelajaran 2023/2024”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapatlah diambil perumusan
masalahnya adalah bagaimana kemampuan dan prestasi belajar Matematika
siswa Kelas V SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun
Pelajaran 2023/2024?
3
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran bagaimana penerapan metode CTL model Problem Based Learning
dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V
SDN Kranggan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran
2023/2024.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang
pemdidikan dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran
Matematika terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang
lain dalam penerapan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik siswa di sekolah.
3. Agar siswa lebih meningkatkan minat belajarnya bukan hanya pada pelajaran
Matematika saja, tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk
mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks karena itu belajar
sangat sulit untuk diamati, sebab meskipun dari luar kelihatan belum belajar,
namun dapat saja siswa tersebut telah memperoleh sesuatu yang banyak dari
lingkungannya, kondisi tersebut menunjukkan siswa itu sudah belajar.
Skinner (Dimyati 2002:34) mengemukakan “belajar adalah suatu
perilaku”. Pada saat orang belajar, maka aktivitas yang baik menjadi meningkat,
sebaliknya apabila orang tersebut tidak belajar, maka aktivitas yang baik
menjadi menurun. Dalam belajar diperoleh beberapa hal yaitu kesempatan
terjadinya peristiwa yang menimbulkan aktivitas belajar serta konsekuensi yang
bersifat menguatkan aktivitas belajar tersebut.
Sedangkan Gagne (Dimyati 2002:40) mengemukakan “belajar
merupakan kegiatan yang kompleks”. Hasil belajar merupakan kapabilitas.
Orang setelah belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari simulasi yang berasal dari lingkungan
serta proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.
Sementara itu Winkel (Darsono 2001:4) mengemukakan “belajar adalah
suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan
keterampilan dan nilai sikap”.
Dengan demikian belajar merupakan hasil interaksi antara individu
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan kemampuan tingkah laku dan
keterampilan ke arah yang lebih baik. Selanjutnya secara lebih rinci Ausubel
(Muryati 2003:12) mengemukakan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua
dimensi, yaitu sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada
siswa melalui penerimaan atau penemuan.
8
5
B. Pendekatan Kontekstual
1. Hakikat Pendekatan CTL
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari (Sungkowo,2003:1).
2. Penerapan CTL di Kelas
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar,
langkahnya adalah berikut ini.
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya.
b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Menyiptakan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.
f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
3. Tujuh Komponen CTL
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama yang harus
diterapkan dalam pembelajarannya (Depdiknas,2003:10). Ketujuh komponen
tersebut diuraikan sebagai berikut:
7
belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah
dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran Proyek),
Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan pengalaman), Authentic
Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered Instruction (Pembelajaran
berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan ikuiri.
1. Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a. Pengajuan pertanyaa atau masalah.
Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-
prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan
masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang
autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya
berbagai macam solusi itu.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya
siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata. Mereka
harus menganalisasi dan mendefinisikan masalah, mengembankan
hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis
9
BAB III
PEMBAHASAN
B. Rancangan Penelitian
Penelitian pada makalah ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas ( PTK ), dengan menerapkan beberapa tahap diantaranya:
1. Persiapan penelitian
Pada tahap ini, guru membuat beberapa persiapan agar penelitian dapat
berjalan dengan lancar diantaranya :
a. Membuat skenario pembelajaran yang cocok dengan metode CTL model
Problem Based Learning.
b. Merencanakan lembar tugas yang sesuai dengan metode pembelajaran
CTL model Problem Based Learning.
c. Merencanakan kegiatan pembelajaran siswa
d. Merencanakan tata letak meja siswa.
e. Merencanakan lembar tugas yang sesuia dengan metode CTL model
Problem Based Learning.
f. Membuat soal tes akhir siklus
g. Membuat lembar pengamatan siswa
h. Menentukan batasan siswa berhasil atau gagal
i. Membuat lembar catatan lapangan
11
dilaksanakan.
Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan untuk menghasilkan
adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa
pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi lebih aktif dan hasil
belajar meningkat. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
tindakan adalah implementasi metode Kontekstual model Problem
Based Learning yang telah disusun oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan metode CTL
model Problem based learning secara rinci sebagai berikut:
a. Menjelaskan materi sesuai sub topik bahasan yang ada pada buku
paket Matematika Kelas V.
b. Memberikan beberapa contoh dan cara penyelesaiannya terkait
materi yang sedang di bahas.
c. Memberikan soal-soal di papan tulis.
d. Meminta beberapa siswa menyelesaikan soal di papan tulis.
e. Meminta siswa menyelesaikan soal di buku kerja siswa.
f. Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama.
g. Penilaian hasil kerja siswa.
h. Memberikan penegasan atas hasil yang telah dicapai.
d. Observasi
Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti
melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dari
penerapan metode CTL model Problem Based Learning. Tujuan dari
observasi tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan
mengahasilkan perubahan yang diinginkan.
Peneliti bertugas sebagai pengamat pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Fokus pengamatan ditekankan pada
implementasi metode CTL model Problem Based Learning terhadap
kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: peran serta
siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar dan pencapaian hasil belajar
siswa.
Observasi yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
13
C. Pelaksanaan Penelitian
Pada penerapan pembelajaran menggunakan metode CTL model
Problem Based Learning dengan. Berikut disampaikan kegiatan pelaksanaan
pembelajaran di kelas :
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak
siswa untuk berdoa.
b. Guru mengkondisikan kelas mulai dari ruang kelas sampai memerikasa
kehadiran siswa.
c. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa alat peraga sederhana.
d. Siswa menyiapkan buku pelajaran yang akan digunakan.
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.\
f. Siswa memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru.
g. Guru menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan.
h. Siswa memperhatikan guru dengan seksama.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran meliputi :
a. Guru bertanya kepada siswa apa pengertian bangun datar.
b. Sebagian siswa menjawab bangun datar adalah sebuah bidang yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis.
c. Siswa lain menjawab jumlah ruas garis yang membatasi bergantung pada
nama bangun datar itu. Jika ada 3 ruas garis disebut bangun datar
segitiga, jika ada 4 ruas garis disebut bangun datar segiempat, dan
seterusnya.
d. Guru membenarkan jawaban siswa kemudian menambahkan jika jumlah
ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun merupakan
salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun datar
ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-lain.
e. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
f. Guru menunjukkan alat peraga jajar genjang kepada siswa dan bertanya
bangun apa yang dipegang oleh guru.
g. Siswa memperhatikan alat peraga dengan seksama kemudian menjawab
dengan benar bangun datar yang dipegang guru adalah bangun datar jajar
genjang.
15
h. Guru bertanya kepada siswa sifat-sifat apa saja yang dimiliki bangun
datar jajar genjang.
i. Siswa menjawab dengan tepat sifat bangun datar jajar genjang, bahwa
sifat jajar genjang adalah memiliki 4 ruas garis, memiliki 2 ruas garis
yang berhadapan sama panjang, serta memiliki 2 buah sudut lancip dan
sudut tumpul.
j. Guru membenarkan jawaban siswa.
k. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menggambar bangun datar jajar
genjang.
l. Guru memperhatikan siswa menggambar bangun datar jajar genjang.
m. Guru melanjutkan menunjukkan alat peraga layang-layang kepada siswa
dan menanyakan bangun datar apakah yang dipegang oleh guru.
n. Siswa memperhatikan alat peraga dengan seksama kemudian menjawab
dengan tepat bangun datar yang dipegang guru adalah bangun datar
layang-layang.
o. Guru bertanya sifat-sifat apa saja yang dimiliki bangun datar layang-
layang.
p. Siswa menjawab sifat-sifat bangun datar layang-layang memiliki 4 ruas
garis, memiliki 2 ruas garis yang berhadapan sama panjang, memiliki 2
macam ukuran diagonal.
q. Guru membenarkan jawaban siswa serta menambahkan bangun datar
layang-layang juga memiliki 2 buah sudut lancip dan sudut tumpul.
r. Guru bertanya apa yang dimaksud dengan diagonal pada bangun datar
layang-layang.
s. Siswa menjawab pertanyaan guru bahwa pengertian diagonal adalah
suatu garis yang ditarik dari satu titik sudut terhadap titik sudut lainnya
yang saling berhadapan sehingga selalu melintang.
t. Guru membenarkan jawaban siswa.
u. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menggambar bangun datar
layang-layang.
v. Guru memperhatikan siswa menggambar bangun datar layang-layang.
w. Guru menunjukkan alat peraga belah ketupat kepada siswa dan bertanya
kepada siswa bangun apa yang dipegang oleh guru.
16
D. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Terhadap Siswa
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa :
a. hampir semua siswa mendapatkan penilaian baik
b. Suasana kelas lebih hidup, siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran
c. Dalam proses membimbing dengan media pembelajaran juga
mendapatkan nilai baik.
2. Pemaparan Hasil Tes
Frekuensi Nilai Tes
3. Pembahasan
a. Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa dari 17 siswa Kelas V
Nilai terendah adalah 75 dan nilai tertinggi 100.
b. Rata-rata kelas 85,89.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan metode CTL model Problem Based Learning memiliki dampak
positif dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa jika dibandingkan
dengan metode ceramah.
2. Dengan menerapkan metode CTL model Problem Based Learning, siswa
tampak lebih giat belajar dan antusias dalam belajar lebih meningkat, suasana
kelas menjadi hidup dan terdapat peningkatan hasil belajar yang cukup baik.
3. Dari hasil tiap pembahasan diperoleh hasil yaitu terdapat peningkatan hasil
pembelajaran siswa dimana rata-rata nilai kelas meningkat menjadi 85,89
dengan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 100%. Berarti
keeberhasilan pembelajaran melalui metode CTL model Problem Based
Learning dalam pelajaran Matematika materi bahasan mengenal sifat-sifat
bangun datar pada siswa Kelas V telah terjadi peningkatan yang signifikan
dan telah memenuhi ketentuan belajar di SDN Kranggan Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa
saran yang dirasa perlu untuk disampaikan guna memaksimalkan pembelajaran.
1. Bagi guru
a. Guru seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
b. Setiap pembelajaran jika memungkinkan atau untuk mencapai hasil yang
maksimal, diusahakan agar siswa melakukan atau mengalami sendiri
(learn to do), tentunya dengan panduan yang benar, sehingga hal-hal yang
bersifat teoritis dapat menjadi realistis.
20
DAFTAR PUSTAKA
Nisa, Intan Khoirun. 2014. Pengumpulan Data, Tindakan dan Refleksi pada
Penelitian Tindakan Kelas. (Online)
(http://sedikitbicarabanyakilmu.blogspot.com/2014/01/pengumpulan-data-
tindakan-dan-refleksi.html) diakses tanggal 6 Mei 2015.
22