Dogmatika Kristologi - TeolB
Dogmatika Kristologi - TeolB
DISUSUN OLEH:
SOLAFIDE C. TARIGAN (NIM. 213121030)
HALAMAN JUDUL 1
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Kesimpulan.............................................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................................7
C, Refleksi Teologis.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna filosofis dari pohon Batang Haring?
2. Bagaimana persamaan pribadi Yesus dengan pohon Batang Haring?
3. Bagaimana perbedaan pribadi Yesus dengan pohon Batang Haring?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan makna filosofis dari pohon Batang Haring.
2. Menguraikan persamaan pribadi Yesus dengan pohon Batang Haring.
3. Menguraikan perbedaan pribadi Yesus dengan pohon Batang Haring.
BAB II
PEMBAHASAN
1 Sudirman Mirim. 2018. BATANG GARING: Sebuah Kajian Mitologi, Fungsi dan Makna. Jurnal Widya
Katambung. Vol. 9(1), h. 50-66.
2 Fridolin Ukur. 1994. Kebudayaan Dayak Aktualisasai Dan Transformasi. Jakarta: LP3S Institute Of
Dayakology Research And Development Dan PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, h. 35-37.
sebagai awal dari keberadaan alam kehidupan ini, sama halnya kita sebagai orang percaya
mempercayai pribadi Yesus sebagai simbol pembaharuan hidup rohaniah kita. Orang Kristen
yang percaya Yesus dan mengalami pembaharuan didalam Kristus adalah manusia baru, bukan
hanya sekedar beragama Kristen, tetapi ada pembaharuan didalam hidup. 3 Kedua, adanya
beberapa kemiripan antara narasi di utus-Nya Yesus oleh sang Bapa dalam injil Yohanes 1: 1-14
dan isi kitab suci Panaturan 2: 5. Ranying Hattala di gambarkan sebagai Allah Bapa dan
Ranying Pandareh Bunu yang berubah menjadi Batang Garing dapat di gambarkan sebagai
Yesus yang adalah Firman Allah yang mengambil rupa seorang manusia untuk menjalankan misi
Allah demi mendamaikan dunia dalam hubungan khusus dengan Allah. Ketiga, Batang Haring
juga di percaya melambangkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara sesama
manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Demikian juga Penulis temui
dalam pribadi Yesus, dimana dalam Injil Matius 22: 37-40 tentang hukum kasih, disana Yesus
menekankan keharmonisan antara hubungan manusia dan sesamanya juga antara hubungan
manusia dengan Tuhannya. Yesus pun dalam pelayananNya seringkali menggunakan
perumpamaan-perumpamaan alamiah, misalnya perumpamaan tentang benih yang tumbuh (Mrk
4:26-29), biji sesawi (Mrk 4:30-34) dan pohon Ara (Mrk 13:24-32). Sedangkan Penginjil Lukas
juga berbicara tentang Kerajaan Allah dengan perumpamaan yang memakai unsur-unsur alami,
seperti awan, hujan,angin dan matahari (Luk 12:54-55). Dengan perumpamaan tentang Kerajaan
Allah yang mengangkat aneka unsur alamiah menunjukkan bahwa Yesus sangat dekat dengan
alam. Kedekatan dengan anasir-anasir alam ini yang menimbulkan rasa cinta dan hormat-Nya
terhadap jagad raya beserta isinya. Rasa cinta itulah yang menumbuhkan sikap mau menjaga,
memelihara dan self-limitation atau membatasi diri dalam menggunakan sumber daya alam.
Dunia memiliki batas kemampuan tertentu sehingga eksploitasi alam tanpa batas harus
dihentikan dan digalakkan harmonisasi alam. Dengan demikian dunia sebagai tempat harmoni
untuk berbagi rasa dan cerita setiap makhluk akan terwujud. 4 Penulis beranggapan bahwa hal ini
mau menyadarkan manusia kembali bahwa hidup didunia ini tidak sendiri. Kita hidup bersama
dengan makhluk-makhluk lain dan alam sekitar. Makna dalam perumpamaan-perumpamaan
alamiah Yesus barangkali bisa menolong kita untuk tidak hanya memusatkan relasi kita kepada
sesama manusia dan Tuhan tetapi juga belajar hidup beradab dengan alam sekitar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat berkristologi dengan apa saja
karena pribadi Yesus senantiasa dapat dikontekstualisasikan dengan objek-objek yang ada
terkhususnya pada pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini pribadi Yesus dikontekstualisasikan
dengan simbol suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah yaitu pohon Batang Haring. Sangat
menarik karena dapat di temukan banyak persamaan dan juga perbedaan mengenai nilai-nilai
yang ada di antara keduanya.
B. Saran
Saran dari penulis tentang karya tulis ilmiah ini adalah menambah wawasan dan
meningkatkan pemahaman para pembaca dalam memaknai nilai persamaan dan perbedaan
pribadi Yesus dengan salah satu simbol Suku Dayak yaitu pohon Batang Haring. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan pemikiran-
pemikiran penulis serta sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
C. Refleksi Teologis
Di dalam kehidupan ini kita sebagai orang percaya tentunya harus selalu mengalami
pembaharuan yang daripada Tuhan. Kita akan menemukan pembaharuan ketika kita berada di
dalam Tuhan, Barang Garing di percaya sebagai awal daripada kehidupan dan Yesuspun juga
merupakan awal dari segala kehidupan bagi kita orang-orang percaya seperti tertulis dalam
Wahyu 1:8 ”Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan
yang akan datang, Yang Mahakuasa.” Dari ayat ini kita tahu bahwa Yesus merupakan awalnya
dari segala sesuatu yang ada. Batang Garing sangat di percaya oleh orang Dayak namun hal ini
masih belum diketahui kebenarannya tetapi Yesus jauh berbeda sebab segala sesuatu yang ada
padaNya mengandung hal yang pasti bukan hanya katanya melainkan sebuah fakta yang nyata.
Jadi sebagai orang-orang percaya sudah sepantasnya kita untuk percaya kepada Yesus Kristus
yang menjadi awal dari segala sesuatunya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendi & T. Aruan. 2020. Konsep Manusia Baru Dalam Kristus Berdasarkan Surat Efesus 4:17-
32. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol. 4(1), h. 113-
130.
Mirim, Sudirman. 2018. BATANG GARING: Sebuah Kajian Mitologi, Fungsi dan Makna. Jurnal
Widya Katambung. Vol. 9. No. 1, h. 50-66.
Stanislaus, Surip. 2008. Harmoni Kehidupan. Asal-usul Alam Semesta. Menggembalakan
Ciptaan. Yogyakarta: Kanisius.
Ukur, Fridolin. 1994. Kebudayaan Dayak Aktualisasai Dan Transformasi. Jakarta: LP3S
Institute Of Dayakology Research And Development Dan PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, h. 35-37.