Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya kepada kami kelompok dapat menulis makalah ini dengan segala baik. Semua ini bisa
terjadi karena adanya tuntunan dari Tuhan.

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Teologi sistematika II di fakultas
kependetaan di Sekolah Tinggi Teologi Germita.

Kami kelompok berterimakasih kepada Bpk Pdt. Dr. A. Abas M.Th selaku dosen yang
telah memberikan materi ini kepada kami dan membimbing kami memberikan beberapa
contoh sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik. Dengan adanya makalah ini kami
kelompok mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dalam mengenal lagi apa itu
budaya Talaud.

Terimakasih juga kepada anggota kelompok yang telah berlelah-lelah mencari narasumber
untuk makalah ini kiranya kita semua dapat terus berkembang dan berkarya di Sekolah
Tinggi Teologi Germita ini dan terus semangat tidak goyah dan bisa lulus bersama-sama
dengan nilai yang baik.

Kami kelompok menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Maka dari itu kami kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Lirung, 5 November 2023


DAFTAR ISI

 Kata pengantar ............................................................................................


 Daftar isi .....................................................................................................
 Bab I Pendahuluan .....................................................................................
Latar belakang ............................................................................................
Rumusan masalah ......................................................................................
Tujuan .........................................................................................................
 Bab II Pembahasan .....................................................................................
Pandangan manusia menurut Budaya Talaud Nanusa ...............................
Pandangan manusia menurut Budaya Talaud karakelang ..........................
Pandangan manusia menurut Budaya Talaud salibabu ..............................
 Bab III Penutup ...........................................................................................
Kesimpulan .................................................................................................
Saran ............................................................................................................
 Daftar pustaka .............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kisah penciptaan manusia diciptakan pada hari yang keenam. Manusia
diciptakan Allah menurut rupa dan gambar-Nya terdapat dalam kitab Kejadian 1:27. Dalam
kitab ini manusia dipandang sebagai makhluk yang mulia diantara semua ciptaan Allah
karena manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah ( Imago Dei).

Dalam perspektif teologi Manusia dipandang sebagai makhluk mulia tetapi jatuh
dalam dosa karena ketidaktaatannya dan kemudian manusia diselamatkan oleh karena kasih
Allah yang begitu besar melalui Yesus Kristus. Ada juga pandangan manusia menurut para
filsuf yaitu Plato. Menurut Plato manusia terdiri dari dua yaitu tubuh yang bersifat fana dan
jiwa yang bersifat kekal pandangan ini di sebut Dikotomi. Jiwa yang kekal terkurung dalam
turkurung dalam tubuh yang fana. Namun pandangan ini di tentang oleh Aristoteles muridnya
sendri karena menurut Aristoteles manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh yang disebut
trikoromi.

Begitu banyak pandangan-pandangan tentang manusia dan disini kami kelompok


akan membahas pandangan manusia menurut budaya Talalud. Budaya Talaud adalah tatanan
kehidupan masyarakat yang masih diakui sampai sekarang dan kebenarannya masih bisa
diterima dengan logika yang sifatnya untuk kebaikan masyarakat Talaud. Talaud terdiri dari
empat pulau namun kami kelompok hanya menguraikan pandangan dari tiga pulau yaitu
Nanusa, Karakelang dan Salibabu karena kurangnya narasumber di pulau karakelang. Tala
memilki dialek masing-masing perdesa dan tatalaksana budaya talalud namun dalam
keberagaman inilah budaya Talalud sangat kaya dan kuat akan budaya. Dari perbedaan ini
pasti akan timbul perbedaan dialek tetapi memiliki arti yang sama itulah kekayaan budaya
Talaud.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan manusia menurut budaya Talalud?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan manusia menurut budaya
Talalud, menolong mahasiswa memenuhi tugas Mata kuliah Teologi Sistematika II

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan manusia menurut budaya Talalud di Pulau Nanusa.

Menurut Ratubanua (pentua adat) di pulau Nanusa Bpk. Josua M. Batunan S.H
pandangan manusia dibudaya Nanusa ada tiga yang terdiri dari:

1. “Taumata ude Wando Ruata” berasal dari bahasa Talaud yang terdiri dari tiga suku
kata ‘Taumata’ artinya manusia, ‘Wando’ artinya maha besar, agung, perkasa yang
merujuk pada seseorang. Sedangkan ‘Ruata’ adalah Allah sehingga “ Taumata ude
Wando Ruata” adalah manusia adalah serupa dan segambar dengan Allah yang
menekankan manusia sebagai termulia. Pandangan ini mengambarkan keagungan dan
kemahakuasaan Allah.

2. “Taumata ude Lihid’du Mawu” yang berarti manusia serupa dengan Gambar Allah
sama seperti ‘Wando Ruata’. Kata ‘lihid atau lihida’ dalam dialek pulau karakelang ini
berarti wajah, bayangkan, serupa. Kata dalam bahasa Talaud digunakan sesuai kebutuhan
karena memiliki banyak arti. Kata ‘Lihidu Mawu’ menujukan pandangan manusia adalah
serupa dan segambar dengan Allah.

3. “Allu Apen” berasal dari dua suku kata dalam bahasa Talaud memiliki arti yang sangat
bagus. Allu Apen ini diambil dari kalimat bahasa Talaud ‘Mawu nandiadi dunia
nipolosannu Allu Apen taumata’ artinya Tuhan menciptakan bumi dan di
tempatkannyalah manusia untuk menghuni dan mendiami bumi. Dari kalimat ini kita
dapat melihat bahwa Allu Apen ini merujuk pada manusia yang ditempatkan di bumi
tidak hanya untuk tinggal tetapi diberikan mandat untuk memelihara bumi. Allu Apen
menujukan pandangan manusia sebagai bentuk ciptaan Allah untuk menempati bumi dan
memelihara bumi.

B. Pandangan manusia menurut budaya Talalud di karakelang.

Menurut Ratumbanua di Karakelang desa Melonguane Bpk Ramli Adam A.Mpd


“taumata ude iaarang Wandu Ruata ana Mawu nangola’a Runia pia tataune se nadiadi
Taumata” artinya manusia itu dinamakan ciptaan Allah karena Allah menciptakan dunia
ada isinya sehingga menciptakan manusia. Kata “Wandu” ini sama dengan “Wando”
menurut Bpk Ramli tetapi artinya berbeda dengan budaya di Nanusa. Kata Wandu itu
memiliki arti lelahnya/ kelelahan. Sedangkan di Nanusa Wando Adalah maha besar.
Wandu Ruata adalah ciptaan Allah.

C. Pandangan manusia menurut Budaya Talaud di Salibabu


Menurut Inanguwanua di pulau Salibabu desa Moronge Bpk. Yohanis Tempoh
Pandangan manusia menurut Budaya Talaud di Salibabu adalah “Taumata ude
namngsurungu Mawu”. Kata ‘namangsurungu’ memiliki kata dasar namangsurung yang
berarti sama, segambar. Kata ini adalah kata yang bisa dipahami oleh masyarakat Talaud
karena biasa dipakai sehari-hari. Sedangkan ‘Mawu’ artinya Allah. Sehingga menurut
Budaya Talaud di Salibabu manusia sama atau segambar dengan Allah.
Dari beberapa sumber ini dapat dilihat bahwa di pulau Nanusa, pulau karakelang
dan pulau Salibabu ada perbedaan dialek tetapi memiliki arti yang kurang lebih sama.
Inilah yang menjadi suatu keberagaman budaya Talaud. Meskipun berbeda tetapi tetap
satu.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Talaud yang terdiri dari tiga pulau yaitu Nanusa, Karakelang, dan Salibabu
Memiliki pandangan budaya tersendiri terhadap manusia namun pada umumnya tetap
memiliki kesamaan sehingga kami kelompok menyimpulkan pandangan manusia menurut
Budaya Talaud adalah manusia sebagai ciptaan yang termulia yang serupa dan segambar
dengan Allah “ wando Ruta, Lihi’du Mawu, Namangsurungu Mawu Wandu Ruata” .

B. Saran
Dari makalah ini diharapkan mahasiswa STT Germita dapat mengenal lebih luas
budaya Talalud dan makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang teologi
Antropologi menurut budaya kita yaitu budaya Talalud.
DAFTAR PUSTAKA

 Sumber utama dari tokoh-tokoh adat Talaud


 Ratumbanua pulau Nanusa : Bpk Josua M. Batunan
 Ratumbanua di pulau Karakelang desa Melonguane:
 Ratumbanua di pulau Salibabu desa Moronge:
TEOLOGI SISTEMATIKA
PANDANGAN MANUSIA MENURUT BUDAYA TALAUD

KELOMPOK 2 :
Vita Batunan
Selain Taasiringan
Sesilia Ria
Rati Langinan
Cristania Laehe
Meison Mangore

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GERMITA


2023

Anda mungkin juga menyukai