Anda di halaman 1dari 2

1. Kekuasaan dan Tiga Cara Mendapatkannya (Menurut R.W.

Robbin):

 Definisi Kekuasaan: Kekuasaan merujuk pada kemampuan untuk


memengaruhi perilaku orang lain atau untuk mengubah situasi
sesuai dengan kehendak individu atau kelompok tertentu.
Kekuasaan merupakan elemen kunci dalam hubungan sosial,
terutama dalam konteks pemerintahan dan politik.

 Tiga Cara Mendapatkan Kekuasaan (Menurut R.W. Robbin):

1. Kekuasaan Coercive (Paksaan): Cara ini melibatkan


penggunaan kekuatan fisik atau ancaman untuk memaksa
orang lain melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Contohnya adalah pemerintah yang menggunakan aparat
keamanan untuk menegakkan hukum atau mempertahankan
keamanan nasional.

2. Kekuasaan Utilitarian (Manfaat): Cara ini berkaitan


dengan memberikan imbalan atau manfaat kepada orang
lain sehingga mereka mau mengikuti kehendak kita.
Misalnya, pemimpin yang menawarkan insentif ekonomi
atau keuntungan politik kepada kelompok tertentu untuk
mendapatkan dukungan atau ketaatan.

3. Kekuasaan Normatif (Norma dan Nilai): Cara ini


melibatkan penggunaan norma, nilai, atau legitimasi untuk
memperoleh kepatuhan. Seseorang yang memiliki otoritas
moral atau dukungan publik yang kuat cenderung lebih
mudah mempengaruhi orang lain. Contohnya adalah
pemimpin yang dihormati karena integritas moralnya.

Dalam teori kekuasaan ini, tiga cara tersebut mencerminkan berbagai strategi yang
dapat digunakan oleh individu atau kelompok untuk memperoleh dan
mempertahankan kekuasaan dalam konteks sosial dan politik.
2. Etika Pancasila dan Aktualisasi Filsafat Pancasila dalam Filsafat
Pemerintahan di Indonesia:

 Etika Pancasila: Etika Pancasila merujuk pada prinsip-prinsip


moral dan nilai-nilai yang terkandung dalam dasar falsafah negara
Indonesia, Pancasila. Prinsip-prinsip ini mencakup nilai-nilai
seperti keadilan sosial, persatuan, demokrasi, kemanusiaan, dan
ketuhanan yang maha esa.

 Aktualisasi Filsafat Pancasila dalam Filsafat Pemerintahan:


Aktualisasi dalam konteks filsafat pemerintahan merujuk pada
implementasi dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan
dan tindakan pemerintah. Ini mencakup upaya untuk menciptakan
pemerintahan yang adil, demokratis, berkeadilan sosial, dan
berdasarkan norma-norma moral Pancasila.

Dalam praktiknya, penerapan filsafat Pancasila dalam pemerintahan melibatkan


berbagai aspek, termasuk kebijakan pembangunan ekonomi yang berkeadilan,
perlindungan hak asasi manusia, partisipasi demokratis, dan pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pemimpin dan pejabat pemerintahan
diharapkan untuk menjadi contoh dalam menjalankan etika Pancasila, memastikan
integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kebijakan. Implementasi yang baik dari nilai-nilai Pancasila
diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.

Sumber : BMP ADPU4531 Filsafat Administrasi

Anda mungkin juga menyukai