Berdasarkan BKI, jumlah minimal sekat kedap melintang di kapal :
= 3 sekat kedap melintang untuk letak Kamar Mesin dibelakang yaitu sekat buritan, sekat depan Kamar Mesin dan sekat Tubrukan. = 4 sekat kedap melntang untuk letak Kamar Mesin diantara tengah dan belakang yaitu : sekat buritan, sekat belakang Kamar Mesin, sekat depan Kamar Mesin dan sekat tubrukan. Untuk penambahan sekat-sekat kedap melintang dan memanjang diruang muat tergantung dari panjang kapal dan jenis kapal.
Berdasarkan Lloyd’s Register (LR), jumlah sekat melintang kedap
86,9 m < L< 102,1 m = 5 sekat
102,1 m < L< 123,4 m = 6 sekat 123,4 m < L< 143,3 m = 7 sekat 143,3 m < L< 164,6 m = 8 sekat 164,6 m < L< 185,9 m = 9 sekat
Berdasarkan Perhitungan Kebocoran kapal (floodable length)
Perhitungan kebocoran kapal (floodable length) adalah perhitungan untuk menentukan
berapa jarak maksimum antar sekat kedap air dimana bilamana terjadi kebocoran pada kapal dan satu kompartemen penuh terisi air maka kapal masih bisa selamat. Penentuan jarak antar sekat kedap melintang berdasarkan perhitungan floodable length ini harus diterapkan untuk kapal penumpang dan diterapkan untuk kapal-kapal perang Untuk kapal-kapal niaga, perhitungan jarak antar sekat kedap dengan konsep floodable length ini tidak di-aplikasikan dengan beberapa pertimbangan yaitu : 1) Dengan makin banyaknya sekat kedap maka akan makin banyak kompartemen ruang muat akibat yang ditimbulkan adalah : * Jumlah struktur rangka sekat bertambah : LWT kapal akan bertambah * Jumlah ruang muat bertambah akan bertambah pula jumlah peralatan bongkar muat kapal dan berdampak pada: - Bertambahnya peralata bongkar muat akan menambah LWT kapal - Bertambahnya peralatan bongkar muat akan menambah besar biaya pembelian peralatan bongkar muat 2) Dengan makin banyaknya kompartemen ruang muat dengan panjang yang terbatas akan sulit untuk bisa mengatur pemuatan barang dalam palka dengan optimal. Sebagai contoh untuk memuat container yang memiliki ukuran standar tertentu akan sulit dan banyak ruangan yang tidak bisa termanfaatkan. Juga ada masalah untuk memuat muatan yang panjangnya melampaui panjang ruang muat. Berdasarkan pertimbangan beberapa hal-hal diatas bahwa : 1) makin naiknya LWT akan mengurangi besarnya DWT kapal (utamanya akan mengurangi jumlah muatan yang diangkut), 2) bertambahnya jumlah palka berdampak biaya pembelian peratatan bongkar muat akan bertambah, juga biaya pembuatan sekat kedap akan bertambah, dan pada ujungnya biaya pembuatan kapal akan bertambah. 3) dan adanya faktor tidak bisanya optimal pemuatan barang serta kesulitan-kesulitan proses pemuatan barang, maka pemilik kapal-kapal niaga memilih tidak mengaplikasikan konsep floodable length pada penentuan jumlah sekat kedap dikapalnya, dan lebih memilih mengambil resiko kapalnya tenggelam bila terjadi kebocoran, dari pada harus mengalami kerugian selama kapalnya dioperasikan dan kejadian kebocoran kapal belum tentu terjadi. Untuk penentuan jumlah sekat-sekat kedap baik melintang ataupun memanjang juga posisi penempatan sekat-sekat kedap tersebut sudah dibahas pada bahasan sebelumnya, namun demikian masih terdapat beberapa ketentuan-ketentuan BKI yang lebih detail khususnya berkaitan dengan pemasangan sekat kedap air (watertight bulkhead) dikapal. Adapun ketentuan-ketentuan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sekat Tubrukan (collision bulkhead). 1) Collision bulkhead harus dipasang kedap diteruskan keatas hingga geladak freeboard, tidak harus lurus bentuk step atau relung (recesses) diperkenankan. 2) Pada kapal yang mempunyai bangunan atas menerus / panjang, Sekat tubrukan harus menerus sampai geladak pertama diatas geladak freeboard. Penerusan Sekat tubrukan (collision bulkhead) tidak perlu dipasang langsung / segaris dengan sekat dibawahnnya. Bukaan dengan alat penutup kedap cuaca dapat dipasang diatas geladak freeboard didalam sekat tubrukan dan didalam step dan relung (rescess) yang disebutkan diatas. 3) Pada kapal yang dilengkapi dengan pintu depan (bow door) dan pintu rampah dimiringkan (incleaned bow ram) yang merupakan bagian dari sekat tubrukan diatas geladak freeboard, bagian tertentu dari pintu rampah yang dipasang lebih dari 2,30 m, dapat ditempatkan didepan batas yang ditentukan pada BKI sec.11.2.1.1. Pintu rampah tersebut harus kedap air sepanjang ketinggiannya. 4) Tidak ada pintu, lobang orang (man hole), bukaan untuk akses ataupun lubang ventilasi yang diijinkan disekat tubrukan dibawah geladak freeboard dan diatas dasar ganda (double bottom) Bila pada kapal barang (cargo) terdapat pipa menembus sekat tubrukan dibawah freeboard deck, screwdown valve harus dipasang langsung disekat tubrukan. Bila valve tersebut dipasang didalam forepeak, harus bisadioperasikan dari atas geladak freeboard. Bila ruang yang mudah diakses yang bukan hold space terletak berbatasan langsung dengan forepeak (seperti bow thruster space), screwdown valve dapat dipasang dipasang dalam ruang ini langsung disekat tubrukan dan tidak perlu dioperasikan dari posisi jauh. 2. Sekat Buritan (aft. Bulkhead / stern tube bulkhead) Untuk kapal berbaling-baling sendiri akan memiliki sekat tabung buritan (stern tube bulkhead) yang secara umum berjarak minimal 3 jarak gading ceruk dari ujung depan boss baling-baling. Stern tube bulkhead harus diperpanjang keatas hingga geladak freeboard atau hingga platform kedap air (watertight platform) yang ada diatas garis air sarat penuh (load water line) 3. Sekat Kedap Air (watertight Bulkhead) yang lain. 1) Untuk sekat kedapair yang lain secara umum tergantung dari tipe kapal, untuk diperpanjang hingga geladak freeboard. Bilamana memungkinkan peletakannya ditempatkan dalam satu bidang gading (frame). Jika tidak bagian-bagian geladak yang terletak diantara bagian sekat melntang harus kedap air. 2) Bila ruangan (hold) dimaksudkan untuk diisi air balast, sekatnya harus dilengkapi dengan persyaratan BKI. Sec.12.D. 3) Sekat dari ruangan (hold) yang dimaksudkan untuk membawa bijih besi (ore), harus dilengkapi dengan persyaratan BKI sec.23.B. sejauh hal-hal yang menyangkut kekuatannya.
COLLISION BULKHEAD (SEKAT TUBRUKAN)
BKI telah memberikan aturan dalam menentukan letak dari Sekat tubrukan (collision bulkhead) sebagai berikut : Sekat Tubrukan (collision bulkhead) : o Untuk kapal linggi miring maximum = 0,08 Lc dari FP minimum = 0,05 Lc dari FP untuk Lc ≤ 200 m minimum = 10 m dari FP untuk Lc > 200 m
o Untuk kapal linggi bulbous bow
maximum = 0,08 Lc dari FP minimum = 0,05 Lc dari FP untuk Lc ≤ 200 m minimum = 10 m dari FP untuk Lc > 200 m dimana : maximum dan minimum diukur dari garis sejarak x didepan FP harga x = yang terkecil dari harga : x = a/2, x = 0,015 Lc dan x = 3,0 m harga Lc = nilai yang lebih panjang dari 2 perhitungan dibawah. pada sarat 85 % H moulded : 1) panjang 95 % dari total panjang LWL =......... 2) panjang dari linggi depan (steam) sampai dengan AP = ......
SEKAT CERUK BURITAN (AFTER PEAK WT BULKHEAD)
Penentuan lengkung stern frame kapal berdasarkan propeller clearances dari Det Norske Veritas (DNV).