Anda di halaman 1dari 2

Bapak/Ibu Mahasiswa yang saya hormati, Pastikan Anda berpartisipasi dengan tidak

melakukan copy artikel pada internet untuk menjawab Diskusi sebab Kami akan memberikan
nilai 0 (NOL) atas jawaban yang merupakan plagiasi (imitasi penuh dari artikel/blog atau
referensi lainnya yang bersumber dari internet). Artikel yang ada (yang bersumber dari
internet atau sumber lainnya) dipergunakan sebagai bentuk referensi dalam membangun
pendapat Anda pada saat menjawab Diskusi.

Perhatikan contoh kasus berikut ini :

Pasal 3d Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan dan Tambahan
Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan
Pemberian Ganti Kerugian (“PP 41/1964”) menjelaskan mengenai larangan kepemilikan
tanah absentee,

1. Jelaskan pengertian kepemilikan tanah absentee !


2. Mengapa dilarang Memiliki Tanah Pertanian Secara Absentee ?

Kategori jawaban dengan skor maksimal adalah jawaban yang original (menggunakan bahasa
sendiri) yang merupakan hasil analisis dari berbagai sumber BMP, berdasarkan teori, dasar
hukum, materi pendukung atau artikel ilmiah yang tersedia dengan mencantumkan sumber
referensinya.

1. Tanah absentee memiliki makna sebagai tanah milik individu atau entitas hukum yang tidak
tinggal di daerah tanah itu berada atau dapat diartikan tanah absentee adalah tanah yang
letaknya berjauhan dengan tempat tinggal pemiliknya.

2. Program dari landreform memiliki tujuan untuk mempertinggi penghasilan dan taraf hidup
para petani penggarap tanah sebagai landasan atau prasyarat untuk menyelenggarakan
Pembangunan ekonomi menuju masyarakat yang adil dan Makmur berdasarkan Pancasila,
menurut Effendi Perangin (1986: 122). Di jelaskan secara umum dalam PP Nomor 224 Tahun
1961, bahwa landreform bertujuan mengadakan pembagian yang adil dan merata atas
sumber penghidupan rakyat tani yang berupa tanah sehingga dengan pembagian tersebut
diharapkan akan tercapai pembagian hasil yang adil dan merata.

Mengapa kepemilikan tanah pertanian secara absentee dilarang? Dikarenakan akan


menyebabkan ketidakadilan terhadap para petani yang menggarap tanah namun bukan
tanah miliknya sehingga hasil yang didapat tidak tidak maksimal sementara pemilik tanah
tidak mengerjakan tanahnya tetapi tetap menikmati hasil bumi dari tanah tersebut.

Tertera jelas dalam Pasal 10 ayat (1) UUPA, sebagai landasan hukum mengenai larangan
pemilikan tanah secara absentee,

“Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada
asasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan
mencegah cara-cara pemerasan.”

Untuk pelaksanaan nya, maka pasal 3 ayat (1) PP no. 224 tahun 1961 menentukan,
“Pemilik tanah yang bertempat tinggal diluar kecamatan tempat letak tanahnya, dalam
jangka waktu 6 bulan wajib mengalihkan hak atas tanahnya kepada orang lain di kecamatan
tempat letak tanah itu atau pindah ke kecamatan letak tanah tersebut.”

Yang selanjutnya dalam pasal 3d PP no. 41 tahun 1964 ditentukan,

“Dilarang untuk melakukan semua bentuk memindahkan hak baru atas tanah pertanian yang
mengakibatkan pemiki tanah yang bersangkutan memiliki bidang tanah di luar kecamatan
dimana ia bertempat tinggal.”

Referensi :
BMP ADPU4335 Administrasi Pertanahan
https://kfmap.asia/blog/apa-itu-tanah-absentee/2571
https://e-journal.uajy.ac.id/8691/3/2MIH02000.pdf
https://www.hukumonline.com/klinik/a/larangan-memiliki-tanah-pertanian-secara-i-
absentee-i--lt6023d26cafe67/

Anda mungkin juga menyukai