Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA PROFESI TEKNLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Disusun Oleh:

ANISA SULISYAWATI USMAN

22115061 REGULER 03

SEMESTER 5

PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS


ILMU KOMPUTER DAN SAINS
UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO UTARA 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini yang
berjudul “Etika Profesi Teknologi Informasi Dan Komunikasi” dapat tersusun sampai selesai.

Pada makalah ini, kami akan membahas berbagai aspek penting dalam konteks etika
profesi teknologi informasi dan komunikasi. Kami akan menyoroti prinsip-prinsip etika
yang perlu diimplementasikan, tantangan yang dihadapi, serta beberapa upaya untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan etika di kalangan profesional.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari dosen yang telah memberikan tugas ini yang bersifat
membangun harapan penulis demi kesempurnaan makalah singkat ini. Akhir kata, penulis
sampaikan terima kasih.

Gorontalo, Februari 2023

Cindy F.Paputungan

ii
DAFTAR ISI

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI i


KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
KODE ETIK PROFESI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI 2
Kode Etik TI 2
Kode Etik Profesi Bidanf TI 2
PROFESIONALISME KERJA DAN SERTIFIKASI DI BIDANG TI 4
Profesionalisme Kerja 4
Profesi Kerja Bidang TI 5
Kompetensi Bidang TI 5
Model SEARCC 5
CYBERCRIME DAN CONTOH KASUS DI MASYARAKAT 6
Definisi Cybererime 6
Jenis-Jenis Cybererime 6
Bagaimana Mencegah Cybererime 7
CYBERLAW DAN UU ITE 8
Cyberlaw 8

UU ITE 9

Contoh Kasus Cybercrime Di Masyarakat 9

iii
BAB III 10
PENUTUP 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iv
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilain moral.
Definisi etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar atau salah, baik dan
buruk, tanggung jawab, dan lain sebagainya.
Kata etika berasal dalam bahasa Yunani kuno yakni ethikos, yang berarti timbul dari
kebiasaan. Sedangkan pengertian etika menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, anatara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika,
yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah
laku manusia.

1
BAB II PEMBAHASAN

KODE ETIK PROFESI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

Kode Etik IT

Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau
norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI
dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi
profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang professional dengan klien
(pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang professional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang
harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya
atau user dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari
pihak- pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya hacker, cracker, dll)

Kode Etik Profesi dalam Bidang Teknologi Informasi

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang
yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Tiga hal pokok yang
merupakan fungsi dari kode etik professional :
Kode etik profesi adalah pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalita.
Sehingga pelaksana profesi mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
Kode etik profesi adalah control social bagi Masyarakat atas profesi yang dijalankan. Artinya
etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada Masyarakat agar juga dapat memahami
arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
tempat kerja.
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Artinya bahwa pelaksana profesi di lain instansi atau Perusahaan.

2
Kode Etika Pengguna Internet
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah :
Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan
masalah pornografi dan nudism dalam segala bentuk.
Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung
secara langsung dan negative masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk di
dalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk
pelanggaran ha katas perseorangan, kelompok/Lembaga/institusi lain.
Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku di Masyarakat internet
umumnya dan bertanggung jawab terhadap segala muatan/isi situsnya.
Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan
teguran secara langsung.

Etika Programmer
Adapun kode etik yang diharapkan bagi programmer adalah :
Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan senjata.
Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah
membeli atau meminta ijin
Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer
akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer

3
Profesionalisme Kerja Dan Sertifikasi Di Bidang Teknologi Informasi

Profesionalisme Kerja

Profesionalisme kerja merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh setiap pekerja,
dimana setiap pekerja atau orang yang memiliki sebuah profesi wajib menjalankannya
secara mutlak, karna dengan adanya profesionalisme kerja maka pekerja akan semakin
tinggi nilainya dimata perusahaan
Profesionalisme berasal dan kata professional yang mempunyai makna yaitu berhubungan
dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994).
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat kita artikan bahwa profesionalisme
merupakan sebuah tingkah laku seseorang, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dari sebuah profesi, dan untuk profesionalisme kerja sendiri berarti memiliki pengertian
yaitu tingkah laku seseorang dalam meningkatkan kualitas dirinya dalam menjalankan
sebuah pekerjaan,

Profesi Kerja Bidang Teknologi Informasi

Mungkin kita mengetahui bahwa tidak semua pekerjaan yang ada di dunia ini merupakan
sebuah profesi, dimana sebuah pekerjaan akan menjadi sebuah profesi ketika dipkerjaan
tersebut seorang menuangkan keahlian khusus yang hanya dimiliki orang-orang tertentu
saja, maka sebelum mengetahui apakah pekerjaan yang dijalankan merupakan sebuah
profesi harus diuji terlebih dahulu, begitu pula dengan bidang teknologi informasi, karena
tidak semua orang yang bekerja dan bersentuhan dengan dunia teknologi informasi dapat
dikatakan sebagai profesi kerja bidang teknologi informasi.
Contoh sebuah pekerjaan yang bersentuhan dengan bidang TI tapi bukan merupakan
profesi adalah operator computer (menggunakan computer hanya untuk urusan
administrasi), saat ini kalau hanya menjadi operator computer saja tidak perlu
menggunakan orang yang mahir dibidang computer, karena setiap individu sudah sangat
terbiasa menggunakan computer, dan bisa menjadi operator computer.

Kompetensi Bidang TI

Beberapa profesi yang disebutkan dan diklasifikasikan diatas tentunya memiliki


kemampuan dan keahlian yang sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan profesinya,
dimana

4
kemampuan ini di dapat tidak hanya dari bangku perkuliahan saja melainkan juga dari
pengalaman dan pembelajaran yang matang, dan untuk mendukung profesi yang melekat pada
dirinya maka dari itu seorang pekerja professional bidang TI wajib memiliki kompetensi yang di
mumpuni.

Model SEARCC ( South Eash Asia Regional Computer Confideration)

SEARCC merupakan sebuah forum atau badan yang beranggotakan Profesional IT yang
terdiri dari 13 negara, dimana forum ini didirakan pada bulan februari 2989 di singapura
oleh 6 ikatan computer dari negara negeri tetangga seperti hongkong, Indonesia, Malaysia,
fillipina, singapura, dan Thailand.
Indonesia sebagai anggota SEARCC telah aktif turut serta dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh forum tersebut, salah satunya adalah SRIG-PS ( Special Regional
Interest Group on Profesional Standarisation) yang mencoba untuk merumuskan sebagai
standarisasi pekerjaan dalam dunia teknologi informasi, dimana dalam kegiatan ini
dibuatlah sebuah model yang mengatur tentang profesi IT, dan disebut dengan model
SEARCC.

5
CYBERCRIME DAN CONTOH KASUS DI MASYARAKAT

Definisi Cybercrime
Cybercrime adalah setiap kegiatan atau aktivitas criminal yang melibatkan computer,
perangkat jaringan atau jaringan. Selain itu Sebagian besar kejahatan dunia maya yang
dilakukan mempunyai tujuan untuk menghasilkan keuntungan bagi penjahat dunia maya
atau biasa dsebut “Hacker/Cracker”, kejahatan dunia maya yang sering dilakukan terhadap
computer atau perangkat secara langsung dapat merusak atau menonaktifkan system
apaun perangkat jaringan, disisi lain penjahat dunia maya juga dapat memanfaatkan dan
menggunakan computer atau jaringan untuk menyebarkan malware, informasi illegal,
gambar atau document lainnya.
Di Indonesia banyak terjadi kasus-kasus cybercrime hingga saat ini Tindakan kriminalitas
secara cyber masih sangat masiv dan terstruktur. Namun untuk mengungkap kasus-kasus
cybercrime diindonesia sangatlah tidak mudah karna dengan berkembangnya teknlogi
maka system keamanan juga turut ikut berkembang hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh
penjahat cyber untuk mengamankan setiap Tindakan yang dilakukannya.

Jenis-Jenis Cybercrime

Terdapat Sebagian jenis criminal pada cybercrime yang bisa anda golongkan menurut
kegiatan yang dilakukannya seperti dijabarkan berikut ini yang dihimpun dari beragam
sumber.
Unauthorized Aces
Ilegal Contents
Penyebaran Virus, Malware, Ransomeware
Cyber Espinoge, Sabotage, and Extortion
Carding
Hacking and Cracker
Cybersquatting and Typosquatting
Cyber Terorism

BAGAIMANA MENCEGAH CYBERCRIME

Tindakan Cybercrime tentunya tidak mungkin akan berhenti begitu saja selama masih ada
celah keamanan dan factor-faktor yang lain yang mendukung aktifitas cyber crime.

6
Namun untuk itu hal yang dapat kita lakukan ialah mencegah agar kita dapat terhindar dari
serangan cyber, hal yang dapat kita lakukan didalam pencegahan serangan cyber diantaranya
: menggunakan aplikasi otentifikasi dua factor atau kunci keamanan fisik. Aktifkan otentifikasi
dua factor pada setiap account online bila memungkinkan contohnya akun (email, social, media,
dan akun penting lainnya)

7
CYBER LAW DAN UU ITE

Cyberlaw

Cyber law adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki
dunia cyber atau maya. Cyber law sendiri merupkan istilah yang berasal dari cyberspace
law. Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyber Law, yang saat ini
secara internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemafaatan TI.
Iastilah lain yang digunakan adalah hukum TI (Law of Information Teknologi), hukum
Dunia maya (Virtual World Law) dan hukum mayantara. Secara akademis, terminology
“cyber law” belum menjadi terminologi yang umum. Terminilogi lain untuk tujuan yang
sama seperti The law of the internet, law and the information superhighway, information
technology law, the law of information, dll.
Cyber law sangat dibutuhkan, kaitannya dengan Upaya pencegahan tidak pidana, ataupun
penangan tindak pidana. Cyber law akan menjadi dasar hukum dalam proses penegakan
hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik dan computer, termasuk
kejahtan pencucian uang dam kejahtan terorisme.

UU ITE

Negara Indonesia mempunyai aturan dan hukum yang jelas mengenai bagaimana saksi
hukum bagi pelaku cybercrime. Pada tahun 2008 diterbitkan UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK yang berisi aturan bagaimana kita melakukan dan memanfaatkan
teknologi secara baik dan benar. Namun dikarenakan UU ITE masih dianggap belum tepat hingga
pada tahun 2016 UU ITE dilakukan revisi dan menghasilkan beberapa perbaikan diantaranya :
Menambahkan penjelasan terkait istilah “mendistribusikan, menstrasmisikan
dan/atau memungkinkan informasi elektronik dapat diakses”
Menegaskan bahwa ketentuan tersebut adalah delik aduan, bukan delik umum.
Menegaskan bahwa unsur pidana pada ketentuan tersebut mengacu pada ketentuan
pencemaran nama baik dan fitnah yang di atur dalam KUHP

8
Contoh Kasus Cybercrime Di Masyarakat

Perkemangan teknologi yang begitu cepat dan semakin canggih memungkinkan


munculnya kejahatan yang disebut “cyber crime” atau kejahtan melalui jaringan internet.
Kasus “cyber crime” di Indonesia semakin marak diantaranya pencurian informasi pribadi,
hoax, penyadapan data orang lain, memanipulasi data dan penyebaran program jahat yang
menguntungkan pelaku serta kasus-kasus penyebaran konten pornografi. Dengan adanya
“cyber crime” didalam “cyber society” tentunya sangatlah merugikan dan memberikan
dampak yang berbahaya, dalam beberapa kasus cyber crime ada yang sampai saat ini
belum terungkap baik pelaaku dan Teknik dalam melakukan aktifitas cyber crime. Berikut
contoh kasus-kasus yang berkaitan dengan kejahatan cyber beserta undang-undang yang
yang dapat digunakan untuk menjerat pelaku :
- Pencemaran nama baik
Pencemaran nama baik adalah kasus yang marak sering terjadi di dalam
penggunaan social media beberapa kasus diantaranya iyalah mengandung unsur
penghinaan dan pencemaran nama baik atau mengandung unsur SARA. Undang-
undang yang dapat dijerat kepada pelaku : pasal 28 ayat (2) jo pasal 45 (2) undang-
undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang informasi dan transaksi elektronik.

BAB III PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Makalah ini telah membahas pentingnya etika dalam profesi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) sebagai landasan yang sangat krusial dalam perkembangan industri ini. Etika menjadi kunci
dalam memastikan bahwa perkembangan teknologi tidak hanya berfokus pada kemajuan teknologi
semata, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial,
keamanan,privasi,danmoral.PentingnyaetikadalamTIKadalahuntukmemastikanbahwa
profesionaldibidanginibertanggungjawabdalampengambilankeputusandanpenggunaan teknologi. Etika
juga mendorong keterbukaan, transparansi, dan integritas dalam tindakan dan kebijakan yang
mempengaruhi masyarakat secara luas.

Beberapaisuetikayangtelahdibahasmeliputiprivasidata,keamananinformasi,kebijakan penggunaan
internet, dan dampak teknologi terhadap masyarakat. Munculnya inovasi seperti kecerdasan buatan,
penggunaan data besar (big data), dan perkembangan teknologi medis juga memunculkan pertanyaan
etika yang kompleks dan memerlukan perhatiankhusus.

C. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan etika dalam
bidang profesi pekerjaan apapun, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan
mahasiswa. Demi 16 penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif

DAFTAR PUSTAKA

jojp.gov, "Digital Evidence and Forensics", https://nij.ojp.gov/digital-evidence-and-


forensics, [diakses pada 29 Oktober 2019]

10
ttp://mertoyoso97.blogspot.com/p/blog-page_17.html ttp://rssoedono.jatimprov.go.id/berita-
etika-dan-sopan-santun-di-sosial-media.html

https://29a.ch/sandbox/

https://infokomputer.grid.id/read/12341780/beberapa-sertifikasi-teknologi-informasi-yang-

paling-banyak-diburu?page=3 https://jpegsnoop.id.uptodown.com

https://kbbi.web.id/etika https://mediaarea.net

https://slideplayer.info/slide/11118443/

https://turnbackhoax.id/

https://www.academia.edu/6953269/SEJARAH_INTERNET https://www.dictio.id/t/apa-
yang-dimaksud-dengan-system-administrator/15144

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-government-menurut-para-ahli-beserta-

contohnya/ https://www.idntimes.com/life/career/noto/pekerjaan-it-yang-banyak-
dibutuhkan-perusahaan-

clc2/full

https://www.liputan6.com/citizen6/read/2111028/7-keahlian-it-yang-banyak-dicari-hingga- saat-

ini.

11

Anda mungkin juga menyukai