Anda di halaman 1dari 6

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dosen Pengampu :
Dr. Hendripal Panjaitan

Lembaran ini adalah isi dari pemakalah pembanding yang akan disajikan kepada pemakalah
kelompok 9 serta untuk memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan persentasi..

Nama Pemakalah Kelompok 9:


1. Muhammad Syam (0103203042)
2. Dinny Rahmayani Zebua (0103202032)

Dengan Judul : Memahami Prinsip-Prinsip Belajar


Adapun Nama-Nama Pembanding :
1. Laila Fitri (01032020310)
2. Aminatun Nisa ( 0103202027 )

Pertanyaan :
1. Laila Fitri
➢ Prinsip- prinsip apa saja yang dibutuhkan dalam belajar pada peserta didik ?

2. Aminatun Nisa
➢ Prinsip belajar apa saja yang dinyatakan prinsip belajar yang salah

Kritik Dari Pembanding :


1. Laila Fitri
➢ Dalam penulisan makalah kelompok 9 pemakalah tidak mencantumkan ayat
al-quran maupun hadits pada makalah tersebut.
➢ Daftar pustaka masih kurang rapi harusnya menggunakan Ctrl-T,
➢ Rata kanan kiri bagian dapus tidak rapi
➢ Dihalaman 12 terdapat garis footnote namun tidak ada refrensinya.

2. Aminatun Nisa
➢ Spasi di footnot hal 8-9 tidak sama dengan pembahasan
➢ Nama dosen apakah memang ada garis bawah nya
➢ Daftar pustaka tidak di tab kekanan dan tidak sesuai abjad
Argumentasi Dari Pembanding :

1. Laila Fitri:
➢ Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar ProsesBelajardan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik.

2. Aminatun Nisa
Argumentasi dari saya yaitu pada bagiam pembahasan mengenai prinsip latihan
Menurut Syafruddin (2013:21) yang dimaksud dengan latihan (exercise/ubung) adalah
suatu proses pengolahan atau penerapan latihan materi seperti keterampilan-
keterampilan gerak dalam bentuk pelaksanaan yang berulang-ulang melalui tuntutan
yang bervariasi.Sedangkan padamakalah kelompok 8 tidak ada kutipan dari para ahli
yang di cantumkan di makalah tersebut.
Konstribusi :

1. Laila Fitri:

Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah:


1. Prinsip Kesiapan (Readinees)
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
3. Prinsip Persepsi
4. Prinsip Tujuan
5. Prinsip Perbedaan Individual
6. Prinsip Transfer dan Retensi
7. Prinsip Belajar Kognitif
8. Prinsip Belajar Afektif
9. Prinsip Belajar Evaluasi
10. Prinsip Belajar Psikomotor
Prinsip-prinsip belajar menurutNgalimPurwanto(2002)
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakanpartisipasiaktif, meningkatkan minat
dan membimbinguntukmencapai tujuan intruksional.
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi ituharusmemiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehinggasiswa mudah menangkap pengertiannya.
3. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yangkuatpada siswa untuk mencapai
tujuan intruksional.
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harustahapdemitahap menurut
perkembangannya.
5. Belajar memerlukan sarana cukup, sehinggaanakdapat belajar dengan tenang.
6. Belajar perlu ada interaksi anak denganlingkungannya.
7 Prinsip-Prinsip Belajar
1. Perhatian dan Semangat
• Menurut Gage dan Berliner analisis belajar pengerjaan informasi terbuka bahwa
tidak terdapat perhatian yang tidak akan mungkin berlangsungnya belajar.
Perilaku perhatian mengenai pelajaranakan berdampak apabila pelajaran yang
diterima sesuai dengan keperluan siswa-siswi. Karena siswa-siswi menganggap
bahwa pelajaran itu menjadi sesuatu yang diperlukan dan menganggap dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari maka siswa-siswi akan lebih bersemangat untuk
mengeksplorasi lebih lanjut.
• Semangat ialah energi yang memobilisasi dan memandu aktivitas individu
semangat juga bisa dijadikan sebagai tujuan dalam belajar. Semangat menjadi
tujuan yang bisa dijadikan salah satu tujuan dalam membentuk. Kondisi tersebut
berhubungan dengan guru yang menginginkan siswa-siswi terpikat dalam aktivitas
berakal dan estetik sampai aktivitas belajar berakhir.
2. Keaktifan
Menurut John Dewey menyajikan gagasan bahwa belajar melihat apa yang harus
dikerjakan siswa-siswi untuk dirinya sendiri, kemudian siswa-siswi harus
mempunyai ide sendiri danguruhanya bekerja untuk memandu dan menuntun.
Dari teori diatas, bisa dijelaskan bahwa belajar tidak bisa memaksa oleh orang lain
dan juga tidak bisa berlebih-lebihkan oleh orang lain. Setiap anak mempunyai
dukungan untuk melaksanakan sesuatu, mempunyai keinginan dan kemauan diri
sendiri dan tugas guru hanyalah memandu dan menuntun.
3. Keterampilan
Menurut pendapat dari John Dewey mengutarakan bahwa belajar hendaknya
dialami melewati aktivitas langsung. Belajar harus dilaksanakan siswa-siswi
secara aktif, baik secara perorangan ataupun secara berkelompok dengan cara
menganggulangi masalah. Tugas guru berperan menjadi memandu dan menuntun.
4. Pengulangan
Menurut pendapat dari prinsip Psikologi Asosiasi dalam satu hukum belajarnya
“Law of Exercise (Hukum Latihan)” mengutarakan bahwa belajar ialah
penciptaan interaksi antara semangat dan tanggapan, dan peniruan mengenai
keahlian tersebut akan memperbesar harapan dampaknya tanggapan yang benar.
5. Tantangan
Menurut pendapat dari prinsip Kurt Leewin mengutarakan bahwa dalam kondisi
belajar siswa-sisiwi berada dalam suatu intikad psikologis, dalam kondisi itu
siswa-siswi belajar mendapati suatu peranan yang perlu diperoleh namun selalu
mendapati tantangan.
6. Balikan dan Penguatan
Siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik
dalam tes. Nilai yang baik itu mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi.
7. Perbedaan Individual
Perbedaan individual sangat berakibat pada cara belajar dan dipleroleh siswa-
sisiwi dalam belajar. Setiap siswa-siswi mempunyai perorangan yang unik,
maksudnya setiap seseorang mempunyai perbedaan satu sama lain, misalnya
perbedaan perilaku psikologis, karakter dan sifat yang berbeda. Kondisi tersebut
yang dibutuhkan diperhatikan oleh guru dalam cara pembelajaran.
2. Aminatun Nisa

.
1 Menurut Edward Walter

Belajar adalah perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman dan latihan. Contoh. Anti
kesulitan dan ketakutan belajar matematika, padahal kakaknya Anto pandai belajar
matematika. Menurut Edward Walter belajar matematika memerlukan latihan–latihan yang
berulang kali.

Latihan-latihan yang intensif bagi siswa SD akan lebih mudah mempelajari simbol-simbol
matematika. Ungkapan guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri belajar
matematika, bukan mengkritik anak dengan komentar negatif. Anak menjadi cemas, bahkan
ketakutan belajar matematika.

.
2 Clifford T. Morgan

Menurut Morgan, belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil pengalaman,
sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi selanjudnya dengan cara yang
berbeda-beda. Contoh, apabila Anti ketakutan belajar matematika, maka ia akan menganggap
bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit.

Namun bila Anti belajar matematika dalam situasi yang menyenangkan (kegiatan
berupa Games) Anti akan belajar matematika dengan menyenangkan pula. Belajar sambil
bermain akan merubah perilaku seperti yang dialami Anti. Pengalaman mempelajari
matematika dengan kegiatan games akan menumbuhkan motivasi belajar.

.
3 Woodword

Pakar ini mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif permanen, akibat
interaksi lingkungan. Contoh, bila Anti belajar di sekolah dan di rumah dengan berbagai
macam media, maka ketakutan Anti untuk belajar matematika akan berkurang.

Para guru di sekalah dasar bersama keluarga hendaknya memberi sugesti positif, agar siswa
SD berbesar hati membangun keparcayaan diri pada saat mempelajari simbol-simbol
matematika.

4. Crow & Crow


Menurut Crow & Crow, belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena kebiasaan,
pengetahuan dan sikap. Contoh, pada umumnya anak usia SD yang tinggal di Jakarta, pola
belajarnya akan berkembang sesuai dengan kemampuan teknologi Computer Kid yang
digunakan.

Penggunaan media tersebut dapat berdampak positif untuk memperluas wawasan,


pengetahuan, dan sikap perilaku anak SD. Teknologi modern memperkaya anak sehingga
banyak mengalami perubahan dalam proses belajar.

5. Menurut Pakar yang Lain


Menurut pakar-pakar yang lain, belajar merupakan proses memiliki pengetahuan, dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Selain itu, belajar merupakan
perubahan secara fisik maupun motorik. Belajar juga merupakan perubahan yang
menekannkan aspek-aspek rohani.

Contoh, bilamana Anti belajar menari berarti ia memiliki pengetahuan tentang gerak gerik
menari, dan secara motorik Anti belajar menari dengan lemah gemulai. Pada saat Anti menari
di pentas, Anti merasakan kesenangan batiniah (aspek rohaniah). Bila pentas tari di sekolah
mendapatkan penghargaan, maka hal itu akan memincu Anti belajar lebih giat.

Di dalam belajar, terdapat tiga ranah yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan
dengan tegas. Ketiganya ialah: (1) ranah kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif
(affective domain), serta (3) ranah psikomotor (psychomotor domain) yang berhubungan
dengan motorik kasar seperti melempar, menangkap, dan menendang, juga motorik halus
seperti menulis dan menggambar.
Mari kita cermati contoh ketiga ranah belajar tersebut. Joko anak usia 9 tahun dan duduk di
kelas 3 SD. Ia pergi ke malldidekat rumahnya dengan menggunakan sepeda. Kemampuan
Joko dalam mengendarai sepeda terdiri dari: (1) pengetahuan tentang cara-cara naik sepeda
(ranah kognitif), (2) keberanian naik sepeda (ranah afeksi), dan mampu mengemudikan
sepeda untuk berbelok ke kiri maupun ke kanan secara tepat (ranah psikomotor).
Guru–guru SD perlu melatih ketiga ranah belajar tersebut selama proses belajar mengajar di
SD berlangsung dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Apa yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip belajar? Prinsip-prinsip belajar adalah:

1. tujuan yang terarah;


2. motivasi yang kuat;
3. bimbingan untuk mengetahui hambatan dan bimbingan;
4. cara belajar dengan pemahaman;
5. interaksi yang positif dan dinamis antara individu dan lingkungan;
6. teknik-teknik belajar;
7. diskusi dan pemecahan masalah; serta
8. mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari- hari.
Anak SD pergi ke sekolah bukan karena terpaksa, melainkan karena suatu kebutuhan. Oleh
karena itu, orang tua dan guru hendaknya tidak memaksa anak agar belajar di SD, melainkan
mengarahkan anak bahwa belajar adalah suatu kebutuhan, serta membangun motivasi diri
yang kuat bahwa dengan belajar di SD berarti mempersiapkan hidup untuk masa depan.
Apabila anak mengalami hambatan dan rintangan anak akan memperoleh bimbingan dari
guru, sehingga apa yang dipelajari dapat dipahami dengan mudah. Hubungan yang positif dan
dinamis antara guru dan orang tua memungkinkan anak untuk belajar secara aktif.

Proses belajar memerlukan teknik-teknik yang bervariasi. Latihan dan ulangan dapat
memperkaya anak untuk belajar. Dengan metode diskusi dan pemecahan masalah siswa SD
belajar berani mengemukakan pendapat. Keberhasilan anak SD dalam belajar mempermudah
anak untuk mempelajari berbagai kehidupan sehari-hari di masyarakat. Anak SD yang
mengalami kesalahan dalam belajar disebabkan karena:

1. belajar tanpa adanya tujuan yang jelas;


2. belajar tanpa rencana, hanya insidental (misalnya kalau ada ujian atau ulangan
saja);
3. hanya menghafal tanpa memahami;
4. tidak dikaitkan dengan pengalaman;
5. tidak dikaitkan dengan teknik-teknik yang bervariasi;
6. tidak dikaitkan dengan pengelolaan waktu belajar; serta
7. tidak menggunakan alat bantu, atau referensi yang utuh (buku-buku / internet).

Anda mungkin juga menyukai