Anda di halaman 1dari 9

Evaluasi Ujian Tengah Semester

Belajar dan Pembelajaran

Kelompok 4

Nama Anggota:

1. Shofia Imani (E1C020173)


2. Sulisti Anisa (E1C020180)
3. Wine Arnija (E1C020188)
4. Yusviani Tiara Putri (E1C020196)

Kelas: IIIG Bastrindo


Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Baiq Wahidah, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
Soal

1. Jelaskan pengertian belajar menurut Skinner, Gagne, Piaget, dan Rogers !


2. Sebutkan kemampuan dalam ranah – ranah kognitif Bloom. Sebutkan faedah
Taksonomi Bloom tersebut untuk pembelajaran !
3. Bandingkan dan samakan prinsip – prinsip belajar dari sumber Dimyanti dan Mudjiono
dengan prinsip belajar Syaiful Sagala !
4. Jelaskan mengapa prinsip – prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru ?
5. Bandingkan lah motivasi intrinsik dengan motivasi ekstrinsik !
6. Uraikan tugas guru dalam pengelolaan kelas !
7. Mengapa motivasi belajar sangat berpengaruh atas keberhasilan belajar ?
8. Jelaskan berbagai model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) !
9. Jelaskan criteria penentuan metode dalam pembelajaran !
10. Jelaskan aspek manakah yang menuntut adanya penerapan pembelajaran keterampilan
proses (PKP) dari dua aspek kegiatan berikut.
a) Aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku pada diri siswa
b) Aspek proses belajar yakni sejumlah pengalaman intelektual emosional dan fisik
pada diri siswa

Jawaban
1. a) Belajar menurut pandangan B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami
sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.

b) Menurut Robert M. Gagne (1970) belajar merupakan kegiata yang kompleks, dan
hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan; (1) stimulasi yang
berasal dari lingkungan; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.

c) Jean Piaget seorang psikolog Swiss (1896-1980), berpendapat bahwa ada dua
proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu: (1)
proses “Assimilation”, dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi
yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu,
dan (2) proses “Accomodation” yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau
mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu
dapat disesuaikan dengan lebih baik.

d) Menurut pendapat Carl R. Rogers (ahli psiko terapi) praktek pendidikan


menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek
tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya
menghafalkan pelajaran.

2. a) Ranah kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan yang


terdiri atas pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, penilaian.

b. pengetahuan bermanfaat untuk mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari

• Pemahaman dipergunakan sebagai hal-hal yang telah dipelajari untuk


menghadapi situasi-situasi baru dan nyata
• Analisis bermanfaat untuk menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga
struktur organisasinya dapat dipahami
• Sintesis bermanfaat untuk memadukan bagian-bagian menjadi satu
keseluruhan
• Penilaian bermanfaat untuk memberikan harga sesuatu hal berdasarkan
kriteria intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu
3. Dalam Damyati dan Mudjiono (2012:42), Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan
perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan
tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individu. Perhatian mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar.

a) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian


terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan utntuk belajar lebih lanjut, akan membangkitkan motivasi
untuk mempelajarinya. Sedangkan motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat.

b) Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Mulai dari
kegiatan fisik yang berupa membaca, menulis, mendengarkan, berlatih
ketermapilan hingga kegiatan psikis seperti memecahkan masalah,
menyimpulkan hasil percobaan, membandingkan satu konsep dengan konsep
yang lain, dan sebagainya
c) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman,Pentingnya keterlibatan langsung dalam
belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “learning by doing”-nya. Belajar
sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung.Belajar harus dilakukan oleh siswa
secara aktif, baik individual amupun kelompok dengan cara memecahkan
masalah. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing.
d) Pengulangan, Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah Teori
Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal
Thorndike. Ia mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukkan antara
stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar
peluang timbulnya respon benar. Teori Psikologi Conditioning yang merupakan
perkembangan dari teori Koneksionisme menyatakan perilaku individu dapat
dikondisikan, dan belajar merupakan upaya mengkondisikan suatu perilaku atau
respon terhadap sesuatu.
Tantangan
e) Teori Medan dati Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa dalam situasi belajar
barada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.
f) Balikan dan Penguatan,Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan
nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar
lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau
penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai jelek dan takut tidak
naik kelas juga bisa mendorong siswa belajar lebih giat lagi. Ini disebut
penguatan negatif atau escape conditioning.
g) Perbedaan individual berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar siswa.
Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran.
h) Sistem pendidikan klasikal yang dilakuan di sekolah kita umumnya kurang
memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan
rata-rata, kebisaaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan
pengetahuannya.
Sedangkan Menurut Syaiful Sagala prinsip-prinsip pembelajaran yaitu prinsip
perkembangan, perbedaan individu, minat, kebutuhan, aktivitas dan motivasi.
4. Alasan kenapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi pada siswa dan guru :

a) Karena siswa merupakan objek sekaligus subjek utama dalam kegiatan proses
pembelajaran . Para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka
menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar.
b) Karena guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Perbandingan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a) Dalam motivasi intrinsik, seseorang bertindak untuk mencapai sesuatu, tetapi tidak
untuk imbalan eksternal, tetapi untuk menikmati proses atau menganggapnya
sebagai peluang, untuk mengeksplorasi hal / ide baru dan juga untuk
mengaktualisasikan kemampuan. Sebaliknya, dalam motivasi ekstrinsik, orang
tersebut mengadopsi perilaku tertentu dalam upaya untuk mendapatkan hadiah
atau menghindari hukuman.
b) Dalam motivasi intrinsik, itu adalah tindakan yang dianggap penting, di mana
orang tersebut memiliki kendali. Oleh karena itu, itu membuat orang berpartisipasi
dalam suatu kegiatan untuk kemauan atau minat mereka sendiri dan bukan untuk
imbalan yang akan diberikannya. Sebaliknya, dalam motivasi ekstrinsik, fokusnya
adalah pada hasil yang diperoleh ketika tugas selesai. Ini berarti bahwa itu
membuat orang melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah yang berwujud atau
tidak berwujud.
c) Dalam motivasi intrinsik, locus of control terletak di dalam orang tersebut, yang
memutuskan untuk melakukan tugas. Sebaliknya, dalam motivasi ekstrinsik, locus
of control adalah eksternal bagi orang yang dikatakan menjalankan tugas.
d) Motivasi Intrinsik bertujuan untuk merawat, mengembangkan dan memuaskan diri
sendiri dan juga mengidentifikasi potensi, dan mengeksplorasi kemampuan. Di sisi
lain, tujuan dari motivasi ekstrinsik adalah untuk mendapatkan hadiah atau untuk
menghindari hasil negatif tertentu.
e) Motivasi Intrinsik mampu memuaskan kebutuhan psikologis dasar seseorang
untuk kemandirian, kompetensi, dll. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik tidak
memuaskan kebutuhan psikologis mendasar seseorang, namun demikian, ia
merangkul manfaat eksternal seperti uang, kekuasaan, ketenaran, dll.
f) Motivasi Intrinsik berkaitan dengan bagaimana tugas / kegiatan yang diupayakan
selaras dengan nilai-nilai orang tersebut. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik berkaitan
dengan bagaimana aktivitas akan mempengaruhi kehadiran seseorang.
g) Dalam motivasi intrinsik, orang tersebut menikmati tugas itu, tetapi dalam
motivasi ekstrinsik, orang tersebut lebih menekankan pada penghargaan yang
diterima untuk menyelesaikan tugas itu.
h) Motivasi intrinsik didorong oleh keinginan dan kebutuhan seseorang. Sebaliknya,
motivasi ekstrinsik didorong oleh sumber lain, biasanya orang lain.
6. Menguraikan tugas guru dalam pengelolaan kelas.

Guru mampu mengendalikan dan menangani kelas seluruhnya. Selain itu, guru juga
memiliki kompetensi merancang rencana pelajaran, memutuskan kegiatan
pembelajaran, dan menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk belajar. Selanjutnya,
ketika menghadapi masalah dalam proses pembelajaran, guru dapat mengatasi masalah
itu. Cara guru agar pembelajaran dikelas efektif:

• Penataan ruang kelas.


• Mengantisipasi kondisi kelas.
• Tetapkan aturan dengan tegas namun 'bersahabat' .
• Pastikan siswa tetap fokus.
• Serius tapi santai.
• Jangan biarkan ada waktu tersisa yang kosong.
• Bersemangat sejak awal pembelajaran.
• Posisi berdiri ketika mengajar.
• motivasi belajar sangat berpengaruh atas keberhasilan belajar

7. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar dan
Hasil belajar. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki siswa akan mendorong siswa
belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat, sehingga
hasil belajarnyapun meningkat. Jadi kesimpulannya bahwa motivasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari luar maupun dalam diri
individu. Motivasi berperan dalam dunia pendidikan terutama dalam proses belajar dan
mengajar, sebab dengan adanya motivasi, minat belajar siswa akan semakin meningkat
untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.
8. Model pembelajaran kontekstual (contextual theaching and learning) merupakan
proses pembelajaran yang holistik, bertujuan membantu siswa untuk memahami materi
ajar dan mengakaitkannya dengan konteks kehidupan siswa sehari hari ( kontek
pribadi, sosial dan kultural) sehingga mereka berpengetahuan, berketrampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Siswa
bisa belajar dengan baik bila materi ajar terkai dengan penngetahuan dan kegiatan
yang terlah diketahuinya dan terjadi di sekelilingnya.

Pembelajaran kontekstual (Contextual theaching learning) yaitu pembelajaran yang


membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang diajarkn dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dengan kehidupan mereka sehari- hari. Hal ini melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif yaitu ; konstruktivisme (constructivism),
bertanya (quetioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning
commonity), pemodelan (modeling), refleksi (Reflection) dan penelitian sebenarnya
(authentic assessment).

Pembelajaran kontekstual(Contextual theaching learning) adalah sebuah sistem


pembelajaran yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan
makna, suatu pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan knoteks kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kontektual (contextual theaching learning) merupakan model


pembelajaran yang memungkinkan dimana siswa dapat menggunakan pemahaman dan
kemampuan akademiknya dalam banyak konteks di dalam dan di luar sekolah untuk
memecahkan masalah yang bersifat simulatif maupun nyata, baik secara individu
maupun bersama-sama.

9. Kriteria pemilihan metode pembelajaran yaitu :


a. Sifat (karakter) guru.
b. Tingkat perkembangan intelektual dan sosial anak.
c. Fasilitas sekolah yang tersedia.
d. Tingkat Kemampuan Guru.
e. Sifat dan tujuan materi pelajaran.
f. Waktu pembelajaran.
g. Suasana kelas.
h. Konteks domain tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut Slameto kriteria pemilihan metode pembelajaran sebagai berikut.

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa
setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk
mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam
kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan metode
pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan
bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat
kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode
pengajaran yang optimal.
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk
menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak
akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda
dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif
cukup banyak.
10. a) Perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh
seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Jika seseorang belajar sesuatu, Sebagai hasil dirinya akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya. Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang
disebabkan adanya pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap dari seseorang yang melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil dari
kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri
orang yang belajar. Jadi sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses
belajar adalah terjadinya perubahan dari belum mengerti menjadi mengerti, dari tidak
bisa menjadi terampil dan lain sebagainya.
b) Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas
perkembangannya dan mengetahui ciri dan karakteristik sesuai dengan tahapan masa
yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada tiap masa tersebut.
Seorang individu dapat dikatakan berhasil apabila ia telah melewati masanya dengan
baik dan menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Apabila individu
tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya, maka individu tersebut akan mengalami gangguan atau Ketidak
bahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, maupun spiritualnya.

Anda mungkin juga menyukai