Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

HUKUM DAN ETIKA PROFESI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Imaging Diagnostik


Dosen Pengampu : Dr. Rr. Sri Endang Pujiastuti, SKM, MN

M. SOFYAN
P1337430423017

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN IMAGING DIAGNOSTIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2023/2004
Nama : M. Sofyan
Program Studi : Imaging Diagnostik
Nim : P1337430423017
Ujian Tengah Semester : Hukum Dan Etika Profesi

Dosen Pengampu : Dr. Rr. Sri Endang Pujiastuti, SKM, MN

KASUS

BAWA TABUNG OKSIGEN, PRIA INI TEWAS TERSEDOT MESIN MRI

Di Mumbai, pada hari Senin, seorang pria India meninggal setelah terhisap ke dalam
mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) di sebuah rumah sakit. Korban bernama Rajesh
Maru, berusia 32 tahun, menurut polisi setempat pada Senin (29/1). Kejadian tragis ini terjadi
ketika pria tersebut mendekati mesin MRI dengan membawa tabung oksigen.
MRI adalah alat diagnostik canggih yang menggunakan medan magnet yang kuat dan
gelombang frekuensi radio untuk memeriksa dan mendeteksi kondisi tubuh manusia. Rajesh
terperangkap dalam mesin MRI karena tabung oksigen yang dibawanya, yang terbuat dari
bahan logam, tersedot oleh daya magnet mesin tersebut. Pihak kepolisian Mumbai telah
menangkap seorang dokter dan seorang anggota staf muda lainnya karena kelalaian yang
menyebabkan kejadian ini.
Insiden ini terjadi pada malam Sabtu (27/1) di Nair Hospital, Mumbai, yang merupakan
ibu kota negara bagian Maharashtra dan salah satu kota terpadat di India. Menurut laporan
awal polisi, Rajesh diduga tewas akibat menghirup oksigen yang bocor dari tabung yang
rusak setelah menabrak mesin.
Pejabat di Nair Hospital, Ramesh Bharmal, mengatakan bahwa penyelidikan sedang
dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kematian Rajesh. Polisi telah mengamankan
rekaman CCTV yang memperlihatkan insiden ini. Menurut paman korban, Rajesh diminta
membawa tabung oksigen oleh seorang staf muda yang memberikan jaminan bahwa mesin
MRI sudah dimatikan.

Tanggapan kasus tersebut bedasarkan jurnal “A narrative review of current and


emerging MRI safety issues: What every MRI technologist (radiographer) needs to
know”.
Kejadian kematian seorang pria yang tersedot mesin MRI saat membawa tabung
oksigen menyoroti signifikansi pemahaman dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
keamanan dalam lingkungan MRI, sebagaimana yang ditunjukkan dalam penelitian yang
telah dilakukan (Lisa Mittendorff.,et all,2022). Meskipun MRI biasanya dianggap sebagai
metode pencitraan yang aman tanpa radiasi ionisasi, insiden semacam ini menggaris bawahi
potensi risiko yang harus dipahami secara menyeluruh oleh para profesional MRI.
Pada peristiwa ini, tampaknya pria tersebut kurang memahami atau mengabaikan risiko
yang berkaitan dengan adanya benda logam seperti tabung oksigen dalam lingkungan MRI.
Abstrak menekankan betapa esensialnya pemahaman tentang risiko yang terkait dengan
medan elektromagnetik dalam ruang MRI. Pemahaman ini merupakan bagian penting dari
pengetahuan yang harus dimiliki oleh teknologi MRI dan perawat radiologi yang bekerja
dengan peralatan ini.
Kasus ini juga menegaskan urgensi bagi para teknologi MRI dan petugas radiographer
untuk selalu memperbarui pengetahuan mereka sejalan dengan kemajuan teknologi MRI dan
isu-isu keamanan yang terkait dengannya. Perkembangan cepat dalam teknologi MRI dan
peningkatan penggunaannya dalam berbagai pengaturan klinis mewajibkan praktisi ini untuk
selalu berada di garis terdepan perkembangan tersebut.
Dalam situasi semacam ini, sangat penting bagi teknologi MRI dan petugas
radiographer untuk terus meningkatkan kesadaran mereka terhadap risiko keamanan yang
terkait dengan berbagai benda logam dan peralatan lain yang mungkin digunakan oleh pasien
dalam lingkungan MRI. Kematian pria dalam kasus tersebut adalah pengingat bahwa
kepatuhan terhadap panduan keamanan merupakan kunci dalam menjaga keselamatan pasien
dan staf yang bekerja di lingkungan MRI.

Tanggapan kasus tersebut bedasarkan jurnal “MRI-Related Heating of Implants and


Devices: A Review”.
Kejadian kematian seorang pria yang terhisap oleh mesin MRI saat membawa tabung
oksigen sangat menunjukkan tingkat risiko yang serius yang terkait dengan adanya benda
konduktif di dalam area MRI. Kasus ini menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam
tentang faktor-faktor keamanan yang harus diperhatikan selama prosedur MRI, terutama saat
ada potensi bahaya yang melibatkan benda-benda logam di dalam ruang MRI. sebagaimana
yang ditunjukkan dalam penelitian yang telah dilakukan (Lukas Winter.,et all,2021).
Peristiwa ini menyoroti perlunya meningkatkan pemahaman dan edukasi bagi pasien,
dokter, dan staf medis mengenai risiko yang mungkin muncul ketika benda konduktif, seperti
tabung oksigen, digunakan dalam lingkungan MRI. Ini juga menunjukkan urgensi untuk
meningkatkan kesadaran akan risiko yang dapat terjadi ketika peralatan medis yang terbuat
dari logam digunakan di dalam ruang MRI. Oleh karena itu, pelatihan yang lebih baik dan
pemahaman yang lebih mendalam tentang tindakan pencegahan dan respons darurat
sangatlah penting.
Kasus ini juga menekankan pentingnya pengembangan metode penilaian keamanan
yang lebih baik, seperti yang diusulkan dalam abstrak, serta pelaksanaan manajemen risiko
yang aktif di dalam lingkungan MRI. Meskipun kasus ini sangat tragis, hal ini dapat menjadi
dorongan untuk meningkatkan pedoman keamanan, protokol pelatihan, dan pemahaman yang
lebih baik mengenai risiko-risiko di lingkungan MRI.
Secara keseluruhan, kejadian ini menegaskan perlunya terus memprioritaskan
keamanan dalam lingkungan MRI, tidak hanya dalam hal teknologi, tetapi juga dalam
pendekatan edukasi, kesadaran, dan manajemen risiko yang efektif.

Tanggapan kasus tersebut bedasarkan jurnal “ Magnetic resonance imaging incidents


are severely underreported: a finding in a multicentre interview survey”.

Kejadian tragis di mana seorang pria meninggal karena terhisap ke dalam mesin MRI
saat membawa tabung oksigen merupakan peringatan serius tentang pentingnya memahami
risiko dan keamanan dalam lingkungan pencitraan resonansi magnetik (MRI), seperti yang
disampaikan dalam ringkasan penelitian. Insiden ini menunjukkan perlunya mengembangkan
prosedur penyelidikan yang lebih baik untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
sebagaimana yang ditunjukkan dalam penelitian yang telah dilakukan (Johan kihlberg.,et
all,2021).
Penelitian ini menyoroti fakta bahwa hanya sedikit insiden yang terkait dengan MRI
yang secara resmi dilaporkan, dan beberapa di antaranya memiliki dampak yang sangat
serius. Hal ini mengindikasikan adanya kesenjangan dalam budaya pelaporan dan
pemahaman tentang potensi risiko dalam prosedur MRI. Perlu diingat bahwa peralatan medis
seperti tabung oksigen, yang dapat menghantarkan listrik, dapat menjadi sumber potensi
bahaya dalam lingkungan MRI.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif antara jumlah insiden
tahunan dan tingkat pengetahuan staf MRI serta jumlah fisikawan MRI per mesin. Ini
menekankan perlunya meningkatkan pendidikan bagi staf dan mendapatkan dukungan yang
kuat dari manajemen dalam upaya meningkatkan budaya keselamatan. Ungkapan seperti
"Luka bakar bisa diharapkan dalam MRI" menggambarkan kurangnya kesadaran tentang
risiko dalam lingkungan MRI.
Secara keseluruhan, kasus ini menegaskan perlunya perbaikan dalam manajemen
keamanan dalam lingkungan MRI, termasuk pendidikan yang lebih baik bagi staf,
peningkatan budaya pelaporan, dan keterlibatan aktif manajemen dalam memastikan
keselamatan pasien dan staf. Kita harus belajar dari kasus ini dan menggunakan pengalaman
ini sebagai titik awal untuk meningkatkan tingkat keselamatan dalam penggunaan teknologi
pencitraan medis yang canggih seperti MRI.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.kompas.id/baca/internasional/2018/01/29/bawa-tabung-oksigen-pria-ini-
tewas-tersedot-mesin-mri.

2. A narrative review of current and emerging MRI safety issues: What every MRI
technologist (radiographer) needs to know.

3. MRI-Related Heating of Implants and Devices: A Review


4. Magnetic resonance imaging incidents are severely underreported: a finding in a
multicentre interview survey

Anda mungkin juga menyukai