Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

PENGEMBANGAN MEDIA PETAKO BERBASIS ETNOMATEMATIKA MATERI BANGUN


RUANG KELAS V SEKOLAH DASAR

Rifqi Indah Rahmatika


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (rifqiindah20@gmail.com)

Ika Rahmawati
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Media pembelajaran dengan memenfaatkan IPTEK salah satunya yaitu Smartphone berbasis Android dapat
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran daring atau online. Penelitian ini bertujuan: (1)
Mendeskripsikan proses pengembangan media Petako berbasis etnomatematika pada materi bangun ruang
kelas V Sekolah Dasar (2) Mengetahui kelayakan media Petako berbasis etnomatematika pada materi
bangun ruang kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research
and Development dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Penelitian pengembangan ini
memperoleh hasil validasi materi dengan presentase sebesar 91%, sedangkan hasil validasi media
memperoleh presentase sebesar 87%. Pada tahap uji coba produk dengan menggunakan kuisioner yang
diberikan kepada peserta didik kelas V Sekolah Dasar memperoleh presentase sebesar 90%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa media Petako berbasis etnomatematika sangat layak digunakan dalam
pembelajaran.
Kata Kunci: pengembangan media, media Petako, etnomatematika, media Android.

Abstract
Learning media by utilizing science and technology, one of which is an Android-based smartphone, can
help students in the online or online learning process. This study aims: (1) Describe the process of
developing Petako media (ethnomatematics-based) in elementary school class V geometry material (2)
Determining the feasibility of Petako media (ethnomatematics-based) geometry material in elementary
school class V geometry material. This research is a research development using the ADDIE development
model. This development research obtained material validation results with a percentage of 91%, while the
results of media validation obtained a percentage of 87%. At the product trial stage using a questionnaire
given to grade V elementary school students, the percentage was 90%. So it can be concluded that the
ethnomatematics-based Petako media is very decene for use in learning.
Keywords: media development, Petako media, ethnomatematics, Android media.

PENDAHULUAN tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran demi


Media pembelajaran adalah suatu perantara yang dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
digunakan pendidik dalam menyampaikan materi atau Pendidik harus bisa merancang maupun menciptakan
pesan kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dengan
pendapat (Arsyad, 2014) bahwa media pembelajaran memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
dapat digunakan oleh pendidik sebagai perantara dalam yang semakin berkembang sangat pesat. IPTEK memiliki
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. peranan penting dalam kehidupan sehari-hari untuk
Media pembelajaran harus kreatif dan inovatif sehingga menambah pengetahuan dan wawasan dengan menjadi
dapat menarik perhatian peserta didik dan menjadikan sumber pembelajaran, sehingga dapat melancarkan
peserta didik bersemangat dalam pembelajaran serta kegiatan belajar mengajar yang lebih efisien serta efektif.
memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang Petako merupakan singkatan dari nama media yang
disampaikan. Pemilihan media pembelajaran yang akan akan digunakan. Kepanjangan petako yaitu petualangan di
digunakan harus dapat melibatkan seluruh peserta didik, taman kota karena karakter dari media yang akan
sehingga tidak didominasi oleh pendidik. Penggunaan dikembangkan yaitu sebuah petualangan seorang anak
media pembelajaran harus dilakukan secara efisien dan untuk menemukan bangun ruang. Media interaktif bukan
memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi hanya untuk pendidik yang lebih dominan aktif dalam
kepada peserta didik, oleh sebab itu, media pembelajaran kegiatan pembelajaran namun, peserta didik juga dapat
secara aktif dalam pembelajaran karena peserta didik

1718
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

dituntut untuk berinteraksi langsung dengan media, matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang
sehingga dapat menambah pengetahuan dan melatih berhubungan dengan bentuk-bentuk atau struktur-struktur
kemandirian peserta didik. Salah satu contoh software yang abstrak dan hubungan diantara hal-hal tersebut.
dengan penerapan media interaktif adalah Adobe Animate. Untuk memahaminya diperlukan pemahaman tentang
Adobe Animate merupakan merupakan Flash versi terbaru suatu konsep-konsep yang ada di dalam metematika itu
yang dapat digunakan dalam membuat animasi dari Adobe sendiri, sehingga banyak peserta didik yang menganggap
System, selain itu juga dapat digunakan untuk membuat bahwa matematika sulit untuk dimengerti dan
vektor maupun animasi. Hasil dari media yang dibuat membosankan, bahkan banyak dari peserta didik yang
dalam Adobe Animate dapat berupa HTML5, WebGL, tidak menyukai pelajaran matematika. Berdasarkan hasil
Scalable Vector Graphics (SVG), mobile, warisan Flash wawancara dengan pendidik kelas V UPT SD Negeri 78
Player (SWF) dan format Adobe AIR, sehingga dapat Gresik pada hari sabtu 21 November 2020, didapatkan
dijalankan pada komputer maupun Smartphone. informasi bahwa pendidik dalam melakukan pembelajaran
Smartphone merupakan sebuah alat genggam yang matematika tentang bangun ruang hanya mencontohkan
berfungsi sebagai alat komunikasi maupun sarana hiburan, dengan memberikan gambar tanpa menggunakan media
selain itu juga dapat dijadikan sebagai media interaktif, sebelum mengenal bangun ruang peserta didik
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. terlebih dahulu dituntut untuk memahami bangun datar
Smartphone sangat digemari oleh khalayak umum mulai karena akan memudahkan peserta didik dalam
dari orang dewasa hingga anak-anak karena ukurannya mempelajari bangun ruang karena bangun datar dan
yang kecil sehingga mudah dibawa serta dapat digunakan bangun ruang saling berkaitan. Pembelajaran bangun
kapanpun dimanapun. Pada zaman sekarang anak-anak ruang memerlukan media pembelajaran yang interaktif,
sekolah dasar sudah mengenal Smartphone dan mahir oleh karena itu, salah satu inovasi yaitu adanya media
dalam mengoperasikannya. Di Indonesia penggunaan pembelajaran yang modern harus dimanfaatkan sebaik-
Smartphone semakin hari mengalami peningkatan, baiknya sehingga, dapat meningkatkan motivasi peserta
pengapalan Smartphone pada tahun 2015 tumbuh 17,1% didik dalam belajar matematika.
yaitu 29,3 juta unit. Jumlah dalam pengguna Smartphone Berdasarkan penelitian Suci (2018) bahwa hasil
diperkirakan semakin meningkat oleh CAGR (compound penelitian yang telah dilakukan dengan memanfaatkan
annual growth rate atau laju pertumbuhan majemuk CAI dalam pembelajaran layak digunakan sebagai media
tahunan) sejumlah 33% antara tahun 2013 dan 2017, pembelajaran. Peserta didik sangat antusias dalam proses
tumbuh dari sekitar 52 juta pada tahun 2015 hingga 87 pembelajaran dan menjadikan peserta didik aktif dalam
juta pada tahun 2017 (Kotler, 2017). Faktanya proses pembelajaran. Hasil penelitian terdahulu terdapat
Smartphone sering digunakan untuk bermain games dan pengembangan media CAI dengan menggunakan
bermain media sosial sehingga menjadikan anak malas Microsoft Power Point dan Macromedia Flash 8, tetapi
belajar. Untuk menanggulangi hal tersebut maka alangkah dalam penjelasan materi langsung mengamati contoh
lebih baik Smartphone digunakan dalam pembelajaran bangun ruang contohnya adalah kubus dan balok tanpa
sehingga peserta didik dapat belajar dengan mandiri. mengetahui konsep bangun lainnya, sehingga untuk
Target platform yang dihasilkan dari pengembangan penelitian selanjutnya ingin mengembangkan media
media ini yaitu berbasis Android. Android merupakan berbasis etnomatematika
sistem operasi yang terdapat pada Smartphone yang Belajar matematika juga bisa dikaitkan dengan budaya
berbasis Linux. Dalam Android menyediakan platform yaitu yang bernama etnomatematika. Etnomatematika
untuk membuat aplikasi, oleh karena itu Android dapat merupakan pembelajaran matematika berbasis budaya.
dijadikan sebagai media pembelajaran. Salah satu bidang Budaya tidak bisa dilepaskan dengan kehidupan sehari-
studi di sekolah dasar yang membutuhkan media dalam hari karena sangat dekat dengan kehidupan peserta didik.
proses pembelajaran adalah matematika. Setiap peserta didik memiliki budaya masing-masing yang
Matematika memiliki peranan yang sangat penting berbeda. Keragaman budaya dapat dijadikan sebagai
bagi kehidupan sehari-hari, dalam menjalani kehidupan di sumber belajar dalam pembelajaran matematika di
lingkungan masyarakat kita tidak bisa lepas dengan sekolah dasar agar budaya yang ada tidak luntur dengan
permasalahan matematika contohnya seperti kita seiring perkembangan zaman dan peserta didik mengenal
mengenal bangun ruang. Matematika mengasah seseorang budaya-budaya yang ada di Indonesia. Hasil penelitian
untuk mengolah cara berpikir agar lebih kritis, logis dan (Sirate, 2012) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
inovatif, selain itu matematika merupakan disiplin ilmu matematika pendidik telah memanfaatkan etnomatematika
yang abstrak. Hal ini sependapat dengan Ruseffendi dapat dijadikan sebagai sarana untuk memotivasi belajar
1992:37 dalam Hamdi (2017) mengemukakan bahwa bagi peserta didik, mengatasi kejenuhan maupun kesulitan

1719
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

peserta didik serta memberikan nuansa baru dalam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi seperti
pembelajaran matematika. Etnomatematika pada Android. Apabila ingin mengadakan zoom bersama
penelitian ini adalah bangunan Sunan Giri. Beberapa peserta didik yang mengikuti cuma beberapa dikarenakan
bentuk-bentuk yang terdapat pada bangunan Sunan Giri kendala masalah handphone dan kuota. Oleh karena itu
serupa dengan beberapa bentuk bangun ruang seperti pada agar menarik perhatian peserta didik dan materi bisa
atap makam berbentuk limas segitiga, bagian atas pintu diakses kapanpun tanpa menguras kuota maka perlu
keluar makam berbentuk kerucut, pada pintu keluar adanya pengembangan media pembelajaran berbasis
terdapat bangunan gapura berbentuk kubus sedangkan Android.
bangunan gapura bagian bawah dan tangga terdiri dari Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
beberapa bentuk balok yang bisa dikaitkan pada mengembangkan media yang sesuai dengan kondisi
pembelajaran matematika di sekolah dasar. pembelajaran saat ini yaitu pembelajaran daring atau
Pembelajaran matematika di sekolah dasar pada saat online. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ini dilakukan secara daring atau online dikarenakan media Petako yang dibuat dalam Adobe Animate dengan
adanya pandemi Covid-19. Covid-19 muncul di Indonesia platform Mobile berbasis etnomatematika, sehingga dapat
pada awal maret 2020. Pandemi Covid-19 merupakan dijalankan dalam Smartphone dengan sistem operasi
penyakit menular yang disebabkan oleh SARS Android. Pengembangan media tersebut sangat cocok
Coronavirus 2 (SARS-Cov-2). Dengan adanya virus baru digunakan pada kondisi pandemi Covid-19 dan sesuai
ini, pembelajaran yang ada di Indonesia yang sebelumnya apabila digunakan dalam pembelajaran matematika materi
dilaksanakan secara tatap muka atau offline sekarang bangun ruang karena dengan memanfaatkan media
dilaksanakan secara daring atau online yang bertujuan interaktif dapat memotivasi siswa dalam belajar, selain itu
untuk menghindari penyebaran virus tersebut. Hasil survei juga dapat memudahkan peserta didik dalam memahami
mengenai proses belajar dari rumah yang dilakukan oleh materi bangun ruang. Mengkaitkan bangun ruang dengan
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Sunan Giri agar budaya yang ada tidak luntur dengan
Anak (KPPPA) terhadap 717 anak dari 29 provinsi yang seiring perkembangan zaman. Selain itu media Petako
disebarkan oleh Forum Anak Nasional (FAN) melalui juga menuntut siswa untuk secara aktif dan melatih
pesan berantai aplikasi whatsapp menunjukkan bahwa kemandirian siswa dalam proses pembelajaran, sehingga
58% anak merasakan proses belajar dari rumah tidak peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
menyenangkan. Hal tersebut dikarenakan anak kesulitan “Pengembangan Media Petako Berbasis
berinteraksi dengan teman sebayanya. Selain itu, 38% Etnomatematika Materi Bangun Ruang Kelas V
anak menyatakan bahwa sekolah belum cukup memiliki Sekolah Dasar”.
program yang baik dalam penerapan belajar di rumah Pengembangan media Petako berbasis etnomatematika
(Ashari, 2020). bertujuan untuk 1) mendeskripsikan proses
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 27 pengembangan media Petako berbasis etnomatematika
September 2020 dengan pendidik kelas V UPT SD Negeri pada materi bangun ruang kelas V sekolah dasar; 2)
78 Gresik melalui whatsapp, didapatkan informasi bahwa mengetahui kelayakan media Petako berbasis
saat melakukan pembelajaran matematika tatap muka atau etnomatematika pada materi bangun ruang kelas V
offline tidak menggunakan media, dikarenakan jika sekolah dasar.
menggunakan media akan memakan waktu yang lama Penelitian pengembangan media Petako berbasis
dalam proses pembuatan media. Masih terdapat 30% etnomatematika diharapkan dapat memberikan manfaat,
peserta didik yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan diantaranya 1) bagi sekolah, hasil penelitian ini
Minimal (KKM), jika peserta didik belum memenuhi diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran
KKM maka pendidik akan memberikan remedial yang inovatif dan mengembangkan motivasi maupun
(perbaikan) kepada peserta didik tersebut dan akan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, khususnya
memberikan pengayaan kepada peserta didik yang sudah pada pembelajaran matematika materi bangun ruang; 2)
memenuhi KKM. Apabila terdapat peserta didik yang bagi pendidik, penelitian ini memberikan inovasi kepada
belum memahami materi yang telah disampaikan maka pendidik dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif
pendidik meminta peserta didik untuk maju ke depan dan dan kreatif sehingga dapat menginspirasi pendidik dalam
menanyakan materi mana yang belum dipahami. memanfaatkan Smartphone berbasis Android serta
Sedangkan pada saat pembelajaran daring atau online, memudahkan pendidik dalam mengajarkan bangun ruang;
pendidik melakukan pembelajaran dengan membagikan 3) bagi peserta didik, media Petako berbasis
video maupun materi melalui grup WhatsApp dan etnomatematika memudahkan peserta didik dalam
Classroom sehingga belum menggunakan media memahami materi bangun ruang serta dapat tercipta

1720
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan dasar. Peneliti membuat dan mengembangkan suatu
motivasi belajar pada peserta didik, menumbuhkan produk yang layak serta memudahkan peserta didik dalam
semangat belajar pada diri peserta didik, dan juga proses pembelajaran. Produk ini dikembangkan dengan
sekaligus dapat memberikan pengetahuan kepada peserta mengeksplor bangunan Sunan Giri yang berada di
didik mengenai bangunan Sunan Giri, sehingga budaya Kabupaten Gresik dengan menggunakan sistem operasi
yang ada tidak luntur. Selain itu dapat diakses dimanapun Android. Selain memahami materi bangun ruang peserta
dan kapanpun karena media Petako dikemas dalam bentuk didik juga dapat mengetahui budaya yang ada di
Android; 4) bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah lingkungan sekitar sehingga budaya tidak luntur dengan
pengetahuan tentang pengembangan media Petako seiring perkembangan zaman.
berbasis etnomatematika dan memberikan pengalaman Prosedur penelitian pengembangan pada penelitian ini
baru dalam melakukan penelitian terhadap pengembangan mengacu pada model R&D dengan model ADDIE yang
media pembelajaran yang interaktif berbasis terdiri dari 4 (empat) tahapan mulai dari Analyze (analisis)
etnomatematika. dilanjutkan dengan tahap Design (desain) kemudian tahap
Keterbatasan dalam penelitian pengembangan media Develop (pengembangan) hingga tahap Implement
Petako berbasis etnomatematika, diantaranya 1) (implementasi), dalam setiap tahapan dilakukan evaluasi
Pengembangan media Petako hanya dapat digunakan (Branch, 2009). Evaluasi tersebut digunakan untuk
dalam bidang studi matematika khususnya sifat-sifat, memperkuat produk maupun prosedur sehingga dapat
jaring-jaring serta volume dari bangun ruang kubus dan menghasilkan produk yang layak untuk
balok; 2) Pengembangan media Petako dapat dijalankan diimplementasikan dalam pembelajaran.
pada Smartphone karena media menggunakan platform
mobile sehingga dapat dijalankan pada Smartphone
dengan sistem operasi minimal Android 4.0 dan RAM 2
GB; 3) Pengembangan media Petako berbasis
etnomatematika yang mengkaitkan bangun ruang dengan
bangunan Sunan Giri; 4) Media Petako dinyatakan layak
jika memperoleh skor kevalidan minimal 60%, serta hasil
memperoleh skor kuisioner minimal 61%.

METODE
Jenis penelitian yang dijadikan sebagai acuan dalam
penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau
Research and Development. Metode penelitian Gambar 1 Tahap Pengembangan Model ADDIE
pengembangan merupakan suatu metode untuk Sumber: (Branch, 2009)
menghasilkan suatu produk. Hal ini sesuai dengan Subjek uji coba dari penelitian pengembangan ini
pendapat (Prasetyo, 2015) bahwa penelitian jenis adalah berfokus pada peserta didik kelas V UPT SD
pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah Negeri 78 Gresik. Pemilihan subjek peserta didik kelas V
produk yang sebelumnya belum diciptakan. UPT SD Negeri 78 dikarenakan kelas V sudah dapat
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model berfikir secara luas, anak lebih cenderung menyukai hal
ADDIE karena model pengembangan ADDIE yang berkaitan dengan IPTEK, sudah dapat
dipergunakan untuk mengembangkan media pembelajaran mengoperasikan Smartphone dengan baik, dan
yang menghasilkan suatu produk, selain itu etnomatematika yang diambil pada penelitian ini berada
pengembanngannya dilakukan secara sistematis dan dilingkungan sekitar mereka.
berpedoman pada landasan teoritis dari desain Jenis data yang diperoleh dari pengembangan media
pembelajaran. (Winarni, 2018) berpendapat bahwa model Petako berbasis etnomatematika yang dapat dioperasikan
ADDIE dikembangkan oleh Dick & Carey untuk pada sistem operasi Android adalah data kualitatif dan
merancang sistem pembelajaran yang meliputi data kuantitatif. Data kualitatif yaitu data dalam proses
pengembangan suatu produk berupa model pembelajaran, pengembangan media yang dikembangkan dalam
metode pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran yang diperoleh dari saran-saran dari para
pembelajaran, serta bahan ajar. ahli maupun pengguna mengenai kualitas produk yang
Penelitian pengembangan ini akan menghasilkan diuji coba sehingga media yang dikembangkan akan lebih
sebuah produk baru yaitu media Petako berbasis baik dari sebelumnya kemudian data tersebut akan
etnomatematika materi bangun ruang kelas V sekolah dianalisis. Sedangkan untuk data kuantitatif yaitu data

1721
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

yang diperoleh dari hasil skoring untuk mengetahui Berdasarkan rumus tersebut dalam menghitung data
penilaian kelayakan dari media yang dikembangkan dari yang telah diperoleh dapat memudahkan peneliti untuk
ahli materi, ahli media, serta pengguna (peserta didik mengukur kelayakan dari media Petako berbasis
kelas V). Data tersebut didapatkan dengan menggunakan etnomatematika Tingkat keberhasilan produk mengacu
instrumen pengumpulan data yang berupa instrumen pada kriteria sebagai berikut:
validasi materi, instrumen validasi media serta lembar
kuisioner yang dibagikan kepada peserta didik selaku
subjek dari penelitian pengembangan media Petako. Tabel 2 Presentase Kriteria Hasil Kuisioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penilaian Kriteria
angket tertutup berbentuk rating scale. Dengan rating 0 % - 20 % Tidak layak
scale responden tidak menjawab pertanyaan dengan 21 % - 40 % Kurang layak
kualitatif misalnya tidak setuju, kurang setuju, setuju, 41 % - 60 % Cukup layak
sangat setuju, akan tetapi reponden menjawab dengan 61 % - 80 % Layak
81 % - 100 % Sangat layak
memilih salah satu jawaban kuantitatif. Skala yang
(Arthana, 2005)
digunakan yaitu skala Likert.
Data yang diperoleh, dihitung dengan menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
metode deskriptif presentase yang digunakan oleh peneliti
Hasil
untuk menghitung data yang telah diperoleh dengan
Pengembangan media Petako berbasis etnomatematika
rumus sebagai berikut:
materi bangun ruang kelas V sekolah dasar dikembangkan
dengan menggunakan model ADDIE. Tahapan pada
PSP = x 100% penelitian ini sesuai dengan prosedur pada model ADDIE
(Arthana, 2005) diantaranya analisis, desain, pengembangan, dan
Berdasarkan rumus tersebut dapat ditentukan taraf implementasi. Pada masing-masing tahapan terdapat
keberhasilan produk serta memudahkan peneliti untuk evaluasi.
mengukur tingkat kevalidan dari media Petako berbasis Pada tahap analisis, peneliti melakukan analisis
etnomatematika. Tingkat keberhasilan produk mengacu terhadap buku, etnomatematika, pendidik, peserta didik,
pada kriteria sebagai berikut: proses pembelajaran, studi literatur, dan media
Tabel 1Presentase Kriteria Hasil Validasi pembelajaran. Yang pertama analisis buku yang dijadikan
Penilaian Kriteria sebagai acuan pembelajaran metamatika materi bangun
85 % ≤ PSP ≤ 100 % Valid tanpa revisi ruang oleh peserta didik UPT SD Negeri 78 Gresik yaitu
60 % ≤ PSP ≤ 84 % Valid dengan revisi ringan buku kurikulum 13 revisi 2018 dan LKS terbitan prima
45 % ≤ PSP ≤ 59 % Belum valid dengan revisi pustaka. Dalam buku tersebut hanya dijelaskan mengenai
berat materi sifat-sifat kubus dan balok secara rinci tetapi tidak
PSP ≤ 44 % Tidak valid dilengkapi dengan gambar yang lengkap. Selain itu dalam
(Arthana, 2005)
buku tersebut belum dijelaskan secara terperinci mengenai
Data hasil tanggapan pengguna berupa kuisioner yang
jaring-jaring kubus serta balok dan terdapat latihan soal
telah diberikan kepada peserta didik setelah proses
untuk mengukur pemahaman peserta didik mengenai
implementasi media Petako. Selanjutnya akan dihitung
bangun ruang.
presentase nilai dari tiap-tiap jawaban.
Kedua, analisis etnomatematika. Etnomatematika
Data hasil respon dari peserta didik dalam
dalam penelitian ini adalah bangunan Sunan Giri. Dalam
menggunakan produk berupa hasil pengisian kuisioner.
Sunan Giri terdapat beberapa bangunan yang dapat
Metode deskriptif presentase adalah cara dalam
dikaitkan dengan pembelajaran bangun ruang di sekolah
perhitungan yang digunakan peneliti untuk menghitung
dasar kelas V khususnya balok dan kubus. Peneliti
data yang telah diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
melakukan pengamatan terhadap bangunan yang terdapat
Teknik perhitungan presentase setiap aspek (PSA):
pada Sunan Giri. Dari pengamatan tersebut peneliti
PSA = x 100% menemukan beberapa bangunan yang dapat dikaitkan
pada materi bangun ruang seperti pada bagian atap
(Arthana, 2005)
makam berbentuk limas segitiga dan pisma segitiga, pintu
Teknik perhitungan presentase seluruh program (PSP):
keluar makam terdapat gapura yang bagian atasnya
terdapat kerucut, didalam museum terdapat bedug yang
PSP = x 100% berbentuk tabung, pintu keluar terdapat bangunan gapura
(Arthana, 2005) yang berbentuk kubus sedangkan bangunan gapura bagian

1722
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

bawah dan tangga terdiri dari beberapa bentuk balok yang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Jurnal
bisa dikaitkan pada pembelajaran matematika di sekolah pertama penelitian (Ramadany, 2020) oleh dengan judul
dasar. “Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas V dalam
Ketiga, analisis pendidik. peneliti melakukan Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang Berdasarkan
wawancara non formal terhadap wali kelas V dari UPT Gender di SD IT Mutiara Insan Sorong” menyatakan
SD Negeri 78 Gresik mengenai materi bangun ruang, bahwa sebagian besar peserta didik nilainya dibawah
khususnya sifat-sifat, jaring-jaring, dan volume dari kubus KKM yaitu mendapatkan 60. Karena miskonsepsi dan
maupun balok. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terdapat peserta didik yang tidak paham mengenai konsep.
oleh peneliti didapatkan informasi bahwa karakteristik Hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya penekanan
peserta didik kelas V cenderung aktif meskipun masih pendidik terhadap materi serta rendahnya pengalaman
terdapat sebagian peserta didik yang pasif. Peserta didik belajar matematika peserta didik.
sangat kecanduan bermain Smartphone salah satunya Jurnal literatur yang kedua oleh (Setyaningtyas, 2019)
yaitu bermain game. Dimasa pandemi Covid-19 peserta dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas V
didik lebih banyak menggunakan waktunya untuk pada Materi Bangun Ruang dan Alternatif Pemecahannya
bermain Smartphone karena pembelajaran dilakukan Berdasarkan Teori Van Hiele di SD Negeri 1 Gatak
secara daring atau online dengan bantuan Smartphone. Delanggu” menyatakan bahwa faktor penyebab kesulitan
Setelah pembelajaran peserta didik biasanya dalam belajar matematika materi bangun ruang
menggunakan Smartphone untuk bermain game maupun dikarenakan masih rendahnya penguasaan pengetahuan
mencari hiburan. Dalam proses pembelajaran matematika dasar peserta didik mengenai contoh konkret bangun
peserta didik cenderung lebih menyukai dan antusias ruang, terbatasnya media pembelajaran yang digunakan
apabila pndidik menggunakan media video, permainan pendidik dalam menyampaikan materi bangun ruang,
maupun gambar. Penyampaian materi dalam kesalahan terhadap penulisan rumus asehingga hasil akhir
pembelajaran daring atau online dirasa sudah cukup baik kurang tepat, serta peserta didik belum lancar
namun masih terdapat kendala yang dialami yaitu menyelesaiakan operasi perkalian, pembagian dan
mengenai smartphone yang biasanya digunakan secara menghitung akar pangkat dua.
bergantian dalam satu keluarga. Proses pembelajaran Jurnal literatur yang ketiga oleh (Nuraini, 2017)
daring atau online dilakukan melalui classroom dengan dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Kelas V dalam
membagikan tautan video penjelasan materi bangun Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Bangun
ruang, apabila terdapat peserta didik yang belum Ruang” menyatakan bahwa masih terdapat peserta didik
memahami materi yang telah disampaikan maka akan yang salah dalam menuliskan keterangan dalam
didiskusikan di classroom atau melakukan video call grup menjawab soal-soal, kesalahan dalam menuliskan rumus,
whatsapp. Metode yang digunakan yaitu picture and kesalahan dalam proses perhitungan, serta kesalahan
picture karena dengan metode ini peserta didik mampu dalam menentukan hasil akhir dalam menjawab soal-soal
menerima materi bangun ruang dengan baik yang telah disediakan. Adapun penyebabnya yaitu
Keempat, analisis beberapa peserta didik kelas V UPT kurangnya rasa percaya diri peserta didik dalam
SD Negeri 78 Gresik. Peneliti melakukan pengamatan menjawab soal serta metode dan strategi yang digunakan
terhadap beberapa peserta didik dan didapatkan hasil oleh pendidik dirasa masih monoton.
bahwa semenjak adanya pandemi Covid-19 peserta didik Keenam, analisis media pembelajaran, saat melakukan
lebih banyak menggunakan waktunya untuk bermain analisis media pembelajaran dapat diketahui bahwa media
Smartphone karena proses pembelajaran dilakukan secara pembelajaran yang digunakan pendidik UPT SD Negeri
daring atau online. Setelah proses pembelajaran selesai 78 Gresik pada materi bangun ruang pada proses
biasanya peserta didik menggunakan Smartphone untuk pembelajaran daring atau online yaitu video, gambar, dan
bermain game. Selain itu peserta didik kelas V sudah benda konkret yang ada dilingkungan sekitar peserta
pandai dan trampil dalam mengoperasikan Smartphone didik. Media tersebut dirasa kurang menarik dan monoton
berbasis Android. Oleh karena itu, peneliti ingin sehingga peserta didik akan lebih cepat bosan pada saat
mengembangkan media pembelajaran berbasis Android. proses pembelajaran daring atau online dan kurang
Kelima, analisis studi literatur yaitu kegiatan membaca membantu peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
literatur dalam beberapa jurnal yang dilakukan oleh daring atau online khusunya pada materi sifat-sifat, jaring-
peneliti. Setelah membaca literatur dari beberapa jurnal, jaring, serta volume dari kubus dan balok. Hasil dari
peneliti mengumpulkan serta mengkaji teori-teori hasil analisis media pembelajaran yang digunakan pendidik
analisa yang terdapat dalam penelitian sebelumnya.Hasil dapat digunakan peneliti sebagai ancuan dalam
analisa yang didapatkan dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan dan merancang sebuah produk berupa

1723
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

media pembelajaran interaktif yang memanfaatkan media Petako berbasis etnomatematika materi bangun
Smartphone berbasis Android dengan Dikemas semenarik ruang disajikan petualangan seorang anak kecil ditaman
mungkin dan berupa game edukasi. kota dalam menemukan materi bangun ruang dari kubus
Setelah dilakukan analisis terhadap buku, dan balok. Selain itu berisi 10 soal evaluasi seputar sifat-
etnomatematika, pendidik, peserta didik, proses sifat, jaring-jaring, serta volume kubus maupun balok dan
pembelajaran, studi literatur, dan media pembelajaran. juga membuat jaring-jaring dari kubus dan balok dari
Langkah terakhir yang dilakukan oleh peneliti yaitu beberapa persegi dan persegi panjang yang telah
melakukan evaluasi dari hasil analisis yang telah disediakan. Berikutnya yaitu desain media, pada tahapan
didapatkan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mecari desain media Petako berbasis etnomatematika dilakukan
solusi dari permasalahan-permasalahan yang nantinya perencanaan serta pembuatan Storyboard. Perancangan
digunakan oleh peneliti untuk membantu peserta didik dan pembuatan Storyboard pada media Petako adalah
dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Dari acuan yang mempermudah peneliti dalam produksi media
beberapa permasalahan tersebut peneliti memiliki ide atau Petako berbasis etnomatematika yang dapat dioperasikan
gagasan untuk mengembangkan sebuah produk media pada Smartphone berbasis Android. Setelah melakukan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu perencanaan serta pembuatan desain materi dan desain
peserta didik dalam belajar matematika. Media interaktif media selanjutnya yaitu melakukan evaluasi yang
dikembangkan dengan inovatif dan kreatif sehingga dapat dilakukan peneliti dengan bantuan dosen pembimbing.
memotivasi peserta didik dalam belajar dan meningkatkan Masukan dari dosen peneliti digunakan sebagai acuan
semangat peserta didik dalam belajar. Pengembangan untuk memperbaiki desain materi maupun desain media
media ini berbasis etnomatematika sehingga peserta didik dari media Petako sehingga akan menghasilkan desain
akan lebih mengenal budaya yang ada disekitarnya dan yang lebih baik lagi dan semakin maksimal.
budaya yang ada tidak luntur dengan seiring Tahap yang ketiga yaitu pengembangan, tahap
perkembangan zaman. Selain itu pengembangan media ini pengembangan merupakan tahapan yang dilakukan
memanfaatkan IPTEK yaitu sebuah Smartphone berbasis pengumpulan dari hasil analisis serta tahap desain yang
Android. Oleh karena itu dengan menjawab permasalahan kemudian akan direalisasikan untuk menghasilkan media
yang ada, peneliti mengembangkan sebuah media Petako berbasis etnomatematika yang dapat dioperasikan
pembelajaran Petako berbasis etnomatematika yang dapat pada Smartphone berbasis Android. Kegiatan selanjutnya
dioperasikan pada Smartphone dengan sistem operasi yaitu validasi dari para ahli baik validasi dari ahli materi
Android. maupun ahli media. Alat yang digunakan untuk
Tahap yang kedua yaitu desain. Setelah merealisasikan hasil desain untuk menghasilkan media
menyelesaikan tahapan analisis peneliti mengetahui Petako berbasis etnomatematika yaitu Adobe Animate,
permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik GIMP dan Inkscape. Adapun kebutuhan bahan-bahan
mengenai materi sifat-sifat, jaring-jaring, serta volume yang digunakan dalam media Petako yaitu backsound,
dari kubus dan balok. Selanjutnya peneliti melakukan karakter, materi, dan dubing.
perencanaan membuat suatu media interaktif yang Tabel 3. Desain media Petako
memanfaatkan IPTEK yaitu Smartphone berbasis Android No Layout Keterangan
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peserta 1 Tampilan awal
didik. Selain itu materi dikaitkan dengan budaya yang ada media Petako.
disekitar peserta didik untuk meminimalisir lunturnya
budaya dikalangan generasi milenial. Media pembelajaran
yang dijadikan sebagai salah satu alternatif dari
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik yaitu
media Petako berbasis etnomatematika yang dapat 2 Tampilan menu
diopersikan di Android. Desain materi pada media Petako utama
merupakan melakukan penentuan sub-sub materi serta Berisi petunjuk
bangunan Sunan Giri yang dapat dikaitkan dengan bangun penggunaan, KD,
ruang yang akan digunakan sehingga materi yang indikator, tujuan,
dicantumkan pada media Petako lebih terfokuskan. profil
Penyusunan materi diawali dengan menentukan KD, pengembang,
indikator, serta tujuan pembelajaran dengan acuan buku Sunan Giri dan
semester 2 kelas V sehingga materi sesuai dengan yang game edukasi.
diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik. Didalam

1724
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

3 Tampilan 10 Tampilan menu


petunjuk quiz.
penggunaan
Berisi petunjuk
menu utama,
petunjuk tombol,
petunjuk game, 11 Tampilan
petunjuk quiz, membuat jaring-
dan petunjuk jaring kubus dan
dialog. balok.

4 Tampilan KD,
indikator dan
tujuan. Setelah media Petako sudah selesai dan dapat
dioperasikan pada Smartphone berbasis Android maka
selanjutnya melakukan check terhadap kevalidan media
Petako. Validasi materi yaitu Ibu Delia Indrawati, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pengajar matematika dan merupakan
5 Tampilan Sunan dosen di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Giri Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Berisi sejarah dan Bapak Wildan Yanuar Ashshiddiqi S.Pd selaku
singkat dan pendidik kelas V di UPT SD Negeri 78 Gresik. Validasi
bangun ruang materi dilakukan dengan mengacu pada instrumen yang
pada Sunan Giri. telah disusun sebelumnya, yang mencakup 3 aspek yaitu
kurikulum, isi materi, dan interaksi umpan balik dengan
6 Tampilan profil dikembangkan menjadi 11 pertanyaan yang digunakan
pengembang. validator sebagai dasar memvalidasi materi dari media
Petako.
Hasil validasi materi yang dilakukan oleh Ibu Delia
Indrawati, S.Pd., M.Pd diperoleh jumlah nilai sebesar dari
poin maksimal, presentase nilai dari validasi materi
7 Tampilan game sebagai berikut:
petualangan di
taman kota.
PSP = x 100%

PSP = x 100%
PSP = 93%
8 Tampilan materi Hasil validasi materi yang dilakukan oleh bapak
kubus. Wildan Yanuar Ashshiddiqi S.Pd diperoleh jumlah nilai
sebesar 39 dari poin maksimal 44, presentase nilai dari
validasi materi sebagai berikut:

PSP = x 100%
9 Tampilan materi
balok.
PSP = x 100%
PSP = 89%
Dari hasil presentase nilai validasi materi yang telah
didapatkan dari validator 1 dan validator 2 kemudian
dihitung rata-ratanya untuk memperoleh hasil akhir. Cara
perhitungannya sebagai berikut:

1725
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

Setelah melakukan validasi materi, selanjutnya


peneliti melakukan validasi media yang dilakukan oleh
Ibu Ika Rahmawati, S.Si., M.Pd selaku dosen
pembimbing, dosen pengajar matematika dan merupakan
dosen di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Dari hasil presentase nilai validasi materi yang telah dan Ibu Delia Indrawati, S.Pd., M.Pd selaku dosen
dilakukan dalam materi yang terdapat pada media Petako pengajar matematika dan merupakan dosen di jurusan
berbasis Etnomatematika materi sifat-sifat, jaring-jaring, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
serta volume dari kubus dan balok dinyatakan valid tanpa Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Validasi media
revisi. Adapun saran dari validator ahli materi, dilakukan dengan mengacu pada instrumen yang telah
diantaranya disusun sebelumnya, yang mencakup 6 aspek yaitu
tampilan, kriteria media pembelajaran, isi, font, suara, dan
bahasa dengan dikembangkan menjadi 20 pertanyaan
Tabel 4. Revisi Materi yang digunakan validator sebagai dasar memvalidasi
No Layout media Petako.
1 Sebelum Revisi Hasil validasi media yang dilakukan oleh Ibu Ika
Rahmawati, S.Si., M.Pd diperoleh jumlah nilai sebesar 66
dari poin maksimal 80, presentase nilai dari validasi
media sebagai berikut:

PSP = x 100%

Saran validator: Mengganti pilihan jawaban PSP = x 100%


Sesudah Revisi PSP = 83 %
Hasil validasi media yang dilakukan oleh Ibu Delia
Indrawati, S.Pd., M.Pd diperoleh jumlah nilai sebesar dari
poin maksimal, presentase nilai dari validasi materi
sebagai berikut:

Perbaikan media: Plihan jawaban telah diganti PSP = x 100%


2 Sebelum Revisi

PSP = x 100%
PSP = 91%
Dari hasil presentase nilai validasi media yang telah
didapatkan dari validator 1 dan validator 2 kemudian
dihitung rata-ratanya untuk memperoleh hasil akhir. Cara
perhitungannya sebagai berikut:

Saran validator: Mengganti pengertian balok


Sesudah Revisi

Dari hasil presentase nilai validasi media yang telah


dilakukan dalam media Petako berbasis Etnomatematika
materi sifat-sifat, jaring-jaring, serta volume dari kubus
Perbaikan media: Pengertian balok telah diganti dan balok dinyatakan valid tanpa revisi. Adapun saran
dari validator ahli media, diantaranya
Tabel 5. Revisi Media

1726
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

No Layout 5
1

Sebelum revisi: Belum terdapat feedback dari


Sebelum revisi: Belum terdapat instruksi kegiatan menyusun jaring-jaring
Sesudah revisi: Instruksi telah ditambahkan Setelah revisi: Menambah feedback dari kegiatan
berupa percakapan guru menyusun jaring-jaring berupa percakapan guru
6
2

Sebelum revisi: Ukuran papan putih kecil


Sebelum revisi: Belum terdapat instruksi ketika sehingga tulisan terlihat kurang jelas
memilih soal maupun menjawab soal Setelah revisi: Ukuran papan putih telah
Sesudah revisi: Menambah instruksi ketika diperbesar sehingga tulisan sudah terlihat jelas
memilih maupun menjawab soal
3 Selain validasi materi dan media, peneliti juga
melakukan validasi kuisioner yang nantinya akan
diberikan kepada pengguna media Petako (peserta didik).
Validasi kuisioner dilakukan oleh Ibu Delia Indrawati,
S.Pd., M.Pd selaku dosen pengajar matematika dan
merupakan dosen di jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Sebelum revisi: Belum terdapat tombol ulangi Dasar. Validasi kuisioner dilakukan dengan mengacu
pada quiz pada instrumen yang telah disusun sebelumnya, yang
Sesudah revisi: Menambahkan tombol ulangi pada mencangkup 4 aspek yaitu tampilan, bahasa, isi kuisioner,
quiz dan kemudahan dengan dikembangkan menjadi 12
4 pertanyaan. Berikut hasil presentase yang diperoleh dari
validator lembar kuisioner:

PSP = x 100%

PSP = x 100%
Sebelum revisi: Belum terdapat instruksi PSP = 95%
Setelah revisi: Menambah instruksi berupa Dari hasil validasi kuisioner yang akan diberikan
percakapan guru kepada pengguna untuk materi sifat-sifat, jaring-jaring,
serta volume dari kubus dan balok mata pelajaran
matematika kelas V Sekolah Dasar dinyatakan layak
tanpa revisi.
Selanjutnya akan dilakukan evaluasi pada tahap
pengembangan. Evaluasi didapatkan dari hasil saran dari
para validator saat melakukan validasi materi, validasi
media, dan validasi lembar kuisioner. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwasanya media Petako materi sifat-
sifat, jarring-jaring, serta volume dari kubus dan balok
pada mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar

1727
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

dinyatakan valid. Evaluasi dilakukan dengan melakukan


revisi materi maupun media sesuai dengan saran yang
telah diberikan oleh validator.
Tahap yang keempat yaitu implementasi, uji coba
produk media Petako dilakukan oleh seluruh peserta didik
kelas V UPT SD Negeri 78 Gresik yang diuji cobakan
dirumah masing-masing peserta didik karena uji coba
dilakukan secara daring atau online pada masa pandemi
Covid-19 dengan jumlah subjek uji coba yaitu 17 peserta
didik dan dilakukan pada tanggal 12 April 2021. Proses
pelaksanaan uji coba produk media Petako berbasis
etnomatematika dilakukan selama satu hari disela-sela
pembelajaran matematika pada pembelajaran daring atau
online sehingga tidak menganggu jam pelajaran. Saat
proses uji coba peneliti dengan meminta bantuan kepada
wali kelas untuk menginstruksikan kepada peserta didik Diagram 1. Presentase Hasil Kuisioner
dalam mengoperasikan media Petako pada Smartphone
yang dimiliki baik milik pribadi maupun milik orang tua. Aspek 1 : Tampilan media menarik
Dalam mengoperasika media Petako peserta didik diberi Aspek 2 : Tulisan mudah dipahami
kebebasan untuk memainkan media yang telah terinstal di Aspek 3 : Gambar yang disajikan jelas
Smartphone mereka masing-masing dengan pantauan Aspek 4 : Media mudah untuk dioperasikan
orang tua. Tujuan memberikan kebebasan kepada peserta Aspek 5 : Petunjuk penggunaan media jelas
didik dalam mengoperasikan media yaitu untuk Aspek 6 : Saya merasa lebih semangat saat
mengetahui apakah dengan media Petako peserta didik menggunakan media dalam
dapat memahami materi dengan baik dan apakah peserta pembelajaran
didik dapat mengopersikan media Petako dengan mudah Aspek 7 : Media Petako berbasis
maupun antusias. etnomatematika meningkatkan motivasi
Pada saat uji coba media terdapat kendala yang untuk belajar
dialami oleh peneliti, diantaranya terdapat beberapa Aspek 8 : Saya sangat tertarik menggunakan
peserta didik yang mengalami kesulitan pada saat ingin media berbasis etnomatematika dan
menginstal media, tetapi hal tersebut dapat diatasi. Setalah Android
peserta didik mengoperasikan media Petako selanjutnya Aspek 9 : Saya dengan mudah memahami materi
peneliti membagikan kuisioner melalui google form bangun ruang
kepada peserta didik dan diisi sesuai dengan yang dialami Aspek 10 : Penyampaian materi dalam media
oleh peserta didik pada saat mengoperasikan media Petako mudah dipahami
Petako, sehingga dapat diketahui respon pengguna, Aspek 11 : Penyampaian materi dalam media
dengan begitu dapat diketahui tingkat kelayakan dari Petako sudah runtut
media Petako berbasis etnomatematik pada pembelajaran Aspek 12 : Gambar yang disajikan sesuai dengan
matematika yang dilakukan secara daring atau online. materi
Kuisioner yang telah dibagikan kepada peserta didik Aspek 13 : Game edukasi sesuai dengan materi
dikembangkan menjadi 14 pertanyaan. Dalam kuisioner Aspek 14 : Quiz sesuai dengan materi
tersebut terdapat 4 alternatif jawaban yaitu 1 (tidak
setuju), 2 (kurang setuju), 3 (setuju), dan 4 (sangat setuju). Setelah melakukan uji coba produk pada peserta didik
Peserta didik memilih salah satu alternatif jawaban yang kelas V di UPT SD Negeri 78 Gresik diperoleh presentase
telah disediakan sesuai dengan yang dialami pada saat dari seluruh aspek yaitu:
mengoperasikan media Petako.
Hasil kuisioner yang telah diisi oleh peserta didik
selanjutnya akan dihitung dengan menggunakan rumus PSP = x 100%
PSA (Presentase Setiap Aspek). Setelah aspek dihitung
menggunakan rumus, hasil yang didapatkan dimasukkan PSP = x 100%
di dalam diagram sebagai berikut: PSP = 90%

1728
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

Setelah dilakukan perhitungan dari seluruh aspek, menggunakan media Petako. Hal ini sependapat dengan
diperoleh persentase sebesar 90% maka dengan begitu (Purba dkk, 2020) bahwa media pembelajaran diharapkan
media Petako berbasis etnomatematika materi bangun dapat memotivasi peserta didik dalam belajar yang dapat
ruang kelas V Sekolah dasar dinyatakan sangat layak digunakan untuk mengembangkan intelektual dan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika. kreativitas peserta didik serta memungkinkan peserta
didik belajar secara mandiri.
Pembahasan Seperti yang telah diketahui bahwasannya peserta
Dari hasil uji coba produk yang telah dilakukan di didik Sekolah Dasar usianya berkisar antara 6-13 tahun
kepada peserta didik kelad V UPT SD Negeri 78 Gresik, merupakan usia pada tahap operasional konkret dimana
maka media Petako dinyatakan sangat layak untuk pola pikir anak-anak usia tersebut anak-anak sudah dapat
digunakan dalam proses pembelajaran matematika berpikir secara operasional dan masih membutuhkan
khususnya materi sifat-sifat, jaring-jaring, serta volume benda-benda bersifat nyata yang dapat ditangkap oleh
dari bangun ruang kubus dan balok. Pembelajaran panca indera. Hal ini sependapat dengan Piaget dalam
matematika dengan bantuan media pembelajaran akan (Yayuk, 2018) bahwa tahap operasional konkret
sangat membatu dalam penyampaian materi pada proses merupakan tahapan dimana anak-anak sudah dapat
pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berpikir secara operasional selain itu anak sudah dapat
berjalan dengan efektif. Selain itu dengan penggunaan berpikir logis dengan didasarkan atas manipulasi fisik dari
media pembelajaran akan tercipta pembelajaran yang suatu objek. Tahapan ini hanya menunjukkan kenyataan
menarik dan menjadikan peserta didik tidak merasa bosan mengenai adanya hubungan dengan pengalaman empirik.
saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai Proses logika ini dapat berorientasi dengan baik apabila
dengan pendapat (Purba dkk, 2020) bahwa media anak mengalaminya langsung. Oleh karena itu media
pembelajran dapat memperjelas materi yang akan Petako berbasis etnomatematika yang dapat dioperasikan
disajikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, mengatasi pada Smartphone berbasis Android dikembangkan dengan
rasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung, serta tujuan memanipulasi benda-benda konkret sehingga dapat
memberikan informasi yang koprehensip kepada peserta memudahkan peserta didik dalam memahami materi dan
didik. memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.
Matematika diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga Media pembelajaran yang digunakan dalam proses
perguruan tinggi, oleh karena itu dalam melakukan pembelajaran tidak hanya berbentuk nyata tetapi juga
pembelajaran matematika harus dapat memotivasi dapat disajikan dengan manipulasi benda-benda konkret.
maupun membangun kreativitas dalam diri peserta didik Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner pada 12
sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta mendapatkan presentase sebesar 94% bawasannya gambar
kemampuan berpikir bagi peserta didik. Hal ini didukung yang disajikan dalam media Petako sudah terlihat jelas
oleh pendapat Susanto (2013) bahwa pembelajaran dan sesuai dengan bentuk aslinya. Oleh karena itu, dengan
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang media Petako dapat memudahkan peserta didik
dilakukan oleh pendidik untuk membangun kreativitas dalammemahami materi dan dapat memberikan
cara berpikir peserta didik sehingga dapat meningkatkan pengalaman yang nyata kepada peserta didik.
kemampuan berpikir bagi peserta didik, selain itu dapat Media Petako merupakan suatu media pembelajaran
meningkatkan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai yang dibuat dengan interaktif sehingga dapat menarik
upaya dalam meningkatkan penguasaan yang baik perhatian peserta diidk dan peserta diidk akan lebih aktif
terhadap pembelajaran matematika. dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
Media Petako juga dapat membuat peserta didik lebih pendapat (Arsyad, 2013) bahwa interaktif merupakan
antusias dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat suatu sistem penyampaian materi yang tidak hanya dapat
dilihat dari hasil kuisioner pada apek 6 mendapatkan dilihat saya melainkan dapat dilihat dan didengar,
presentase sebesar 93%. Artinya peserta didik akan lebih sehingga dapat memberikan respon yang aktif dan respon
semangat apabila dalam pembelajaran menggunakan tersebut dapat menentukan kecepatan dan sekuensi
media pembelajaran. Selain itu media Petako berbasis penyajian. Oleh karena itu, saat peserta didik belajar
etnomatematika juga dapat meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan media yang dapat dilihat dan
peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil didengar maka, materi yang disampaikan akan lebih
kuisioner pada aspek 7 mendapatkan presentase sebesar diingat dalam jangka yang lebih panjang oleh peserta
90%. Sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik kelas didik.
V termotivasi untuk belajar matematika materi sifat-sifat, Media pembelajaran memberikan dampak positif bagi
jaring-jaring serta volume kubus dan balok dengan peserta didik salah satunya memberikan dorongan atau

1729
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

motivasi belajar. Media pembelajaran memiliki beberapa yang terdapat pada Sunan Giri, wawancara terhadap wali
fungsi sebagai alat bantu peserta didik dalam memahami kelas V untuk mengetahui proses pembelajaran
materi yang disampaikan oleh peserta didik dan matematika secara daring atau online, peserta didik untuk
memudahkan pendidik untuk menyampaikan materi mengetahui kebutuhan media pembelajaran yang akan
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung oleh dikembangkan, studi literatur, dan media pembelajaran
pendapat Levie dan Lentz dalam (Kustandi, 2020) yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi.
mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki Tahap kedua yaitu mendesain suatu produk media yang
fungsi yaitu, fungsi atensi, fungsi kognitif, dan fungsi akan dikembangkan dengan membuat storyboard yang
kompensatoris. dapat memudahkan dalam pembuatan media. Tahap
Fungsi yang pertama atensi, bahwasanya media ketiga yaitu pengembangan, dalam tahapan ini media
pembelajaran dapat menarik dan mengarahkan perhatian dikembangkan berdasarkan storyboard yang telah dibuat,
peserta didik untuk berkonsentrasi pada saat proses selanjutnya akan dilakukan validasi materi maupun
pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang validasi media. Validasi meteri mendapatkan presentase
ditampilkan atau menyertai teks penyampaian materi. Hal sebesar 91% sedangkan validasi media mendapatkan
ini dapat dilihat dari hasil kuisioner pada aspek 10 yang presentase sebesar 87% dan media Petako dapat
mendapatkan presentase sebesar 91% artinya peserta didik dinyatakan valid. Tahap keempat yaitu melakukan uji
dapat memahami materi yag disampaikan pada media coba produk yang dilakukan di UPT SD Negeri 78 Gresik
Petako dengan baik dan jelas. pada kelas V sebanyak 17 peserta didik. Setelah uji coba
Fungsi yang kedua kognitif, bahwasanya lambang peserta didik akan diberi kuisioner dalam google form.
visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan Dari hasil kuisioner yang telah diisi oleh peserta didik
untuk memahami maupun mengingat informasi atau pesan memperoleh presentase sebesar 90% artinyabahwa media
yang terkandung dalam gambar. Hal ini dapat dilihat dari Petako dinyatakan sangat layak untuk digunakan dalam
hasil kuisioner aspek 3 yang mendapatkan presentase pembelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan
sebesar 93% artinya gambar yang disajikan dalam media balok.
Petako sudah terlihat jelas dan peserta didik dapat
memahami gambar tersebut. Saran
Fungsi yang keempat kompensatoris, bahwasanya Pada penelitian pengembangan ini terdapat
media dapat memberikan konteks untuk membantu siswa kekurangan dan kelebihan yang ada pada media Petako,
dalam memahami dan meningat informasi yang oleh karena itu terdapat saran yang ditujukan peneliti
disampaikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner untuk pembaca sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
pada aspek 9 yang mendapatkan presentase sebesar 87% untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih
artinya media Petako dapat membantu peserta didik dalam baik lagi. Adapun saran dari peneliti sebagi berikut: 1)
memahami materi. Keterbatasan penelitian pengembangan ini yaitu hanya
Berdasarkan hasil dari seluruh tahapan yang telah digunakan pada mata pelajaran matematika materi bangun
dilakukan dalam mengembangkan suatu produk media ruang, oleh karena itu peneliti lain dapat
Petako berbasis etnomatematika maka dinyatakan mengembankannya pada semua mata pelajaran; 2) Hasil
bahwasannya media Petako dapat dikatakan valid dan penelitian pengembangan ini, diharapkan dapat dijadikan
layak untuk digunakan dalam pembelajaran matematika acuan peneliti lain untuk mengembangkan media berbasis
materi sifat-sifat, jaring-jaring, serta volume dari kubus IOS sehingga dapat dioperasikan di semua platform; 3)
dan balok kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitian pengembangan ini, diharapkan dapat
memunculkan ide pada peneliti lain untuk diujicobakan
PENUTUP dalam penelitian ekperimen.
Simpulan
Penelitian ini merupakan peneitian pengembangan DAFTAR PUSTAKA
yang menghasilkan produk media Petako berbasis
etnomatematika materi bangun ruang kelas V Sekolah Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT.
Dasar. Dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE Raja Grafindo Persada.
yang memiliki 5 tahapan dan dalam setiap tahapannya Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta:
akan dilakukan evaluasi. Tahapan model ADDIE yaitu, Rajawali Pers.
Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Pada Arthana, I. K & Dewi, D. K. (2005). Evaluasi Media
tahap pertama yaitu melakukan analisis terhadap terhadap Pembelajaran. Surabaya: Universitas Negeri
buku, etnomatematika untuk mengetahui bangun ruang Surabaya.

1730
Pengembangan Media Petako Berbasis Etnomatematika

Ashari. (2020). Proses Pembelajaran Daring di Tengah


Antisipasi Penyebaran Virus Corona Dinilai Belum
Maksimal.
Branch, R. M. (2009). Instructional Design : ADDIE.
Hamdi, S. F. (2017). Metode Pembelajaran Matematika.
NTB: Universitas Hamzanwadi Press.
Kotler, P. (2017). Marketing for Comprtitiveness.
Yogyakarta: PT Benteng Pustaka.
Kustandi, C. & Darmawan, D. (2020). Pengembangan
Media Pembelajaran. Jakarta: KENCANA.
Nuraini, S. (2017). ANALISIS KESALAHAN SISWA
KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL
MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN
RUANG.
Prasetyo, E. (2015). Ternyata Penelitian Itu Mudah
(Panduan Melaksanakan Penelitian Bidang
Pendidikan). Lumajang: EduNomi.
Purba, R. A. (2020). Pengantar Media Pembelajaran.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Ramadany, L. D. (2020). Analisis Miskonsepsi Siswa
Kelas V dalam Menyelesaikan Masalah Bangun
Ruang Berdasarkan Gender Di SD IT Mutiara
Insan Sorong. 2(1).
Setyaningtyas, H. (2019). ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI
BANGUN RUANG DAN ALTERNATIF
PEMECAHANNYA BERDASARKAN TEORI VAN
HIELE DI SD NEGERI 1 GATAK DELANGGU.
Sirate, F. (2012). Implementasi Etnomatematika dalam
Pembelajaran Matematika Pada Jenjang
Pendidikan Sekolah Dasar. 44–52.
Suci, G. P. R. (2018). PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS V SEKOLAH DASAR Abstrak. 1844–1853.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP.
Winarni, E. W. (2018). Teori dan Praktik Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yayuk, E. (2018). Pembelajaran Matematika yang
Menyenangkan. Malang: UMM Press.

1731

Anda mungkin juga menyukai