DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
ILMU HUKUM
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Posisi Dominan dan
Jabatan Rangkap”. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibuk Raja Febrina
Andarina Zaharnika selaku dosen mata kuliah Hukum Anti Monopoli dan PUTS, yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dengan kata lain kategori sebagai posisi dominan, jika satu perusahaan atau
kelompok perusahaan menguasai pasar 50%, atau lebih pangsa pasar satu jenis barang
atau jasa tertentu, atau lebih dua atau tiga perusahaan atau kelompokperusahaan
menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu, dan
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. Dengan demikian posisi dominan
merupakan usaha yang bertentangan dengan hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
A. Posisi Dominan
“Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing
yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pangsa pasar yang
dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara pesaingnya
dipasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan
akses pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan
pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu”.
Syarat yang ditetapkan oleh Pasal 1 angka (4) UU No. 5/1999 yang penting adalah
bahwa pelaku usaha yang mempunyai posisi dominan mempunyai posisi tertinggi
diantara pesaingnya dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses
pasa pasokan atau penjualan, dan kemampuan menyesuaikan pasokan atau permintaan
barang atau jasa tertentu. Namun ketentuan ini tidak menjelaskan syarat-syarat
tersebut harus dipenuhi oleh suatu pelaku usaha secara kumulatif atau tidak. Artinya,
apakah jika salah satu syarat tersebut dimiliki oleh pelaku usaha dapat dinyatakan
bahwa pelaku usaha tersebut sudah mempunyai posisi dominan? Dari pengertian
posisi dominan Pasal 1 angka (4) tersebut dapat diketahui 3 (tiga) unsur penting
tersebut diuraikan dan juga ditafsirkan di bawah ini yaitu1:
1. Kemampuan keuangan
2. Kemampuan pada pasokan atau penjualan
3. Kemampuan meyesuaikan pasokan atau permintaan
1
Ibid
pengkhianatan), sedangkan arti kata “posisi” adalah kedudukan (orang atau barang)
sementara arti kata “dominan” adalah bersifat sangat menentukan karena kekuasaan,
pengaruh, tampak menonjol.2 Oleh karena itu, penyalahgunaan posisi dominan berarti
proses, cara, perbuatan menyelewengkan kedudukan yang bersifat sangat menentukan
karena memiliki kekuasaan atau pengaruh (dalam hal kegiatan ekonomi).
2
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2008
3
Arie Siswanto, Hukum Persaingan Usaha, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan, 2004, hal. 45
4
http://budiyana.wordpress.com/2008/01/21/konsepsi-penyalahgunaanposisi-dominan/
Menurut KBBI yang disebut dengan jabatan adalah pekerjaan (tugas)dalam
pemerintahan atau organisasi. Selain itu, jabatan juga dapat diartikansebagai
kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang danhak seorang
pegawai dalam rangka suatu organisasi. Sehingga jabatan rangkap memiliki
pengertian dua atau lebih jabatan yang dipegang oleh seseorang dalam suatu
pemerintahan atau organisasi dalam waktu yang bersamaan.
5
Knud Hansen et. al., Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Katalis,
Jakarta, 1999, hlm. 344. Lihat pula Peraturan KPPU No. 7 Tahun 2009 tentang Pedoman Jabatan Rangkap
sesuai Ketentuan Pasal 26 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, hlm. 15.
6
Mark S. Mizruchi, “What Do Interlocks Do? An Analysis, Critique, and Assessment of Research on Interlocking
Directorates”, Annual Review of Sociology, Vol. 22, 1996, hlm. 271.
7
Barringer, B.R. and Harrison, J.S., “Walking a tightrope: Creating value through interorganizational
relationship”, Journal of Management, 26(3), 2000, 403. http://dx.doi.org/10.1177/014920630002600302,
hlm. 283.
(kantor pusat grup) dan afiliasinya, sedangkan jabatan rangkap horizontal adalah
hubungan intra-grup direktur di antara perusahaan sejenis.8
8
Maman, D., “Research Note: Interlocking Ties within Business Groups in Israel - A Longitudinal Analysis, 1974-
1987,” Organization Studies, 20(2), 1999, hlm 323-339. http://dx.doi.org/10.1177/ 0170840699202006
9
Vidir Petersen, “Interlocking Directorates in the European Union: an Argument in their Restrictions”,European
Business Law Review, hlm. 3, dalam Andi Fahmi, et. al., Buku Teks Persaingan Usaha, Jakarta, KPPU, 2017, hlm.
253.
10
Schoorman, F.D., Bazerman, M.H., and Atkin, R.S., Interlocking Directorates: A Strategy for Reducing
Environmental Uncertainty,” Academy of Management Review, 6(2), 1981, hlm. 243-251; dan Gulati, R. and
Westphal, J.D., 1999, “Cooperative or Controlling? The effects of CEO-Board Relations and the Content of
Interlocks on the Formation of Joint-Ventures,” Administrative Science Quarterly, 44(3), hlm. 473-506.
http://dx.doi.org/10.2307/2666959
11
OECD, “Antitrust Issues Involving Minority Shareholding and Interlocking Directorates,” Policy Roundtables
2008, DAF/COMP (2008)30, 23 Juni 2009, hlm. 11.
pengambilalihan nilai dari anggota kelompok yang saling terkait oleh pemegang
saham pengendali, terutama ketika ada pengalihan antara cash flow rights dan hak
suara pemegang saham pengendali.12 Meskipun demikian, untuk membuktikan adanya
suatu pelanggaran akibat jabatan rangkap, penilaian atau tes tetap diperlukan.
3. Memiliki banyak skill, kelebihan lain dari rangkap jabatan adalah akan
membuat karyawan mempelajari dan menguasai berbagai macam skill dan
keahlian. Ini tentu bermanfaat untuk pengembangan karier.
12
Attig, N., and Morck, R., “Boards, Corporate Governance in a Typical Country,” Working Paper,University of
Alberta, 2005.
1. Menyebabkan stress, ketika seorang karyawan mendapatkan lebih banyak
tugas, pekerjaan, situasi dalam satu waktu tentu, hal ini akan menyebabkan
stres. Sebab, banyak hal yang diminta dari perusahaan dan semuanya harus
dikerjakan dengan sebaik mungkin. Rangkap Jabatan, Kelebihan dan
Kekurangannya Mengurangi focus
3. Kewalahan, Pekerjaan yang terlalu banyak tentu akan membuat lelah. Nah,
itu yang akan dialami seorang karyawan yang memegang jabatan rangkap.
Kalau sudah begini, produktivitas karyawan bisa menurun.
2. Cek organisasi dan kultur Perusahaan, hal kedua yang perlu dilakukan
ketika merangkap jabatan adalah cek organisasi dan kultur tempat kamu
bekerja. Apakah perusahaan memang memiliki semua fungsi, tapi diisi
orang-orang yang sama. Artinya, rangkap jabatan terjadi di berbagai lini di
perusahaan, sehingga sudah menjadi hal yang lazim.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Posisi dominan adalah suatu keadaan dimana dalam suatu pasar terdapat
pelaku usaha yang memiliki presentase pasar yang kuat dalam pangsa pasar
tertentu. Penyalahgunaan posisi dominan adalah suatu perbuatan yang dilakukan
oleh pelaku usaha yang memiliki posisi dominan dimana pelaku usaha tersebut
meyalahgunakannya dengan melakukan perilaku-perilaku yang dilarang oleh
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persiangan Usaha Tidak Sehat. Posisi dominan tidaklah dilarang namun perilaku
posisi dominan dapat menjadi awal terjadi perilaku yang dilarang oleh
undangundang, mengingat akibat yang diakibatkan dari penyalahgunaan posisi
dominan yang dapat menjadi awal terjadinya perilaku lain cukup luas akibatnya,
melihat dampak yang sulit terdeteksi dan luas, karena tidak hanya konsumen
namun juga pelaku usaha lainnya yang dirugikan. Tindakan ini dilakukan oleh
Korporasi, oleh karena itu perbuatan penyalahgunaan posisi dominan dapat
dikualifikasikan sebagai kejahatan korporasi. Sedangkan jabatan rangkap adalah
kondisi di mana seseorang memegang jabatan atau memiliki lebih dari satu
cabang kekuasaan di saat bersamaan.
B. Saran