Anda di halaman 1dari 3

MAZHAB INGGRIS ( THE ENGLISH SCHOOL )

MARTIN WIGHT, HEDLEY BULL, DAN BARRY BUZAN

ASAL MULA, TRADISI, DAN ARTI MAZHAB INGGRIS

Bermula dari kombinasi antara kekaguman dan keberatan terhadap kepiawaian realisme
klasik dalam memberikan eksplansi logis bagi perilaku actor utama hubungan international, dan
menganggap perlu memberikan kontribusi pada perkembangan teori hubungan international
dengan mengupas sis lain yang tidak mendapat perhatian teori realisme klasik. Mazhab inggris
memiliki karakter ekletik yang mencoba menyatukan antara Liberalisme, Realisme, dan Teori
Kritis. Mazhab inggris terus berusaha memenuhi fungsi utamanya sebagai salah satu teori
ubungan international, terutama dalam hal : (1) memeberikan esplentasi logis terhadap berbagai
masalah international, dan (2) memberikan makna bagi sejumlah peristiwa international agar
dapat dipahami secara luas oleh berbagai kalangan dengan mengandalkan pada sejumlah asumsi
dan proposisi. Dan dalm kaitan ini mazhab inggris di bangun atas beberapa asumsi, antara lain:

1. Kajian hubungan international hendaknya dilandasi oleh kaidah berpikir ilmu social ala
Max Weber yaitu mengutamakan pemahaman terhadap fenomena social bukannya untuk
memenuhi kebutuhan praktis umat manusia.
2. Kajian hubungan international harus senantiasa memperhitungkan ilmu sejarah dan
filsafat untuk membuat manusia mau belajar dari pengalaman historis dan senantiasa
mengedepankan moralitas yang baik demi pembentukan ko-ekstensi damai untuk
memelihara perdamaian dunia.
3. Kajian hubungan international hendaknya mengacu pada satu system yang beranggotakan
negara-negara merdeka dan berdaulat.
4. Kajian hubungan international memiliki karakter yang dinamis, antara pesimisme dan
optimisme.

Dan tiga tradisi yang mendasari studii hubungan international dari mazhab inggris ini
adalah:
1. Realisme ala Thomas Hobbes dan Nicolo Machiavelli, yang melihat hubungan
international sebagai sebuah system politik kekuasaan dimana pola interaksi antar negara
didasi oleh dorongan naliriah untuk saling memengaruhi.
2. Rasionalisme ala Hugo Grotus, yang menyatakan bahwa setiap negara dituntun oleh
rasionalitas untuk melembagakan kepentingan Bersama dan identitas masing-masing
negara demi menciptakan ketertiban dan stabilitas hubungan antar negara.
3. Revolusionisme ala Immanuel Kant, yang menyatakan bahwa masyarakat dunia terdiri
dari negara sebagai actor utama dan actor perifial hubungan international yang
dipersatukan oleh “budaya yang sama” atau semacam “kosmopolitanisme universal”
dalam rangka mencapai perdamaian abadi.

Hedley Bull beragumen bahwa dalam situasi anarkis dimana setiap negara bebas bertindak
untuk memenuhi kepentingan nasional masing-masing. Hal yang dapat mencegah terjadinya
peperangan adalah kesadaran untuk memenuhi dan menaati norma dan aturan international
yang disepakati Bersama dalam rangka untuk menegakkan ketertiban dalam hubungan antar
bangsa. Dan baginya masyarakat international terdiri dari tiga pilar: (1) system international
yang terbentuk atas adanya perimbangan kekuasaan, (2) masyarakat international yang
didasarkan pada kepatuhan kepada norma dan aturan yang telah disepakati, dan (3)
masyarakat dunia yang merpresentasi interaksi actor-aktor sub-negara, non negara, dan
individu yang lazim disebut TNAs.

Barry Buzan mengusulkan perbaikan yang memiliki point penting: (1) revisi terhadap
ketiga tradisi dengan mengajukan konsep “kosmopolatisme”, (2) rekonstruksi perdebatan
pliralis-solidaris,dan (3) pentingnya memelihara institusi utama masyarakat international dan
faktor geografi. Mazhab inggris sebagai teori hubungan international memiliki dua alasan,
pertama, mazhab inggris mencoba memberika eksplenasi logis terhadap berbagai fenomena
international dari tiga persfektif sekaligus. Kedua, mazhab inggris menjanjikan dominan baru
dalam studi hubungan international yang mencoba mempertemukan antara sosiologi, ilmu
politik, filsafat, dan ilmu hukum.

Sebagai persfektif pemikiran yang berada diluar arus utama hubungan international,
mazhab inggris menawarkan domain baru yang menggabungkan objektifitas dan
keberpihakkan moral dalam menganalisis fenomena social-politik, khususnya isu-isu
international. Mazhab inggris mengalamiproses metamorphosis untuk menjaga agar tetap
revelan dalam mengeksplanisasi berbagai perkembangan baru dalam studi hubungan
international, khususnya Ketika terjadi ekspansi lingkup kajian dari kemanan international
yang memfokuskan pada hubungan-hubungan militer-strategis keajian ekonomi politik, dan
kekajian kemanan non-tradisional. Keanekaragaman teori dalam studi hubungan international
ini sekalius menegaskan kekhasan disiplin hubungan international yang terbuka,
multidisipliner, dan dinamis.

Anda mungkin juga menyukai