Anda di halaman 1dari 7

Seorang pasien dirujuk oleh dokter umum dengan keterangan ingin

hamil setelah menikah 2 tahun 6 bulan. Anda adalah seorang SPOG di


poliklinik Rumah sakit tipe B.
Instruksi untuk kandidat:
1. Lakukan anamnesis terarah
2. Mintakan hasil pemeriksaan fisik kepada penguji
3. Merencanakan dan interpretasi pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan
4. Menegakkan diagnosis
5. Melakukan tatalaksana
6. Edukasi hasil pemeriksaan, informasi mengenai diagnosis

Anamnesis
Pasien Ny. Vina, 27 tahun
• Datang dirujuk dokter puskesmas dengan keluhan ingin punya anak.
• HTA : 6 November 2022
• Siklus haid sebelumnya teratur dengan jarak antar siklus 28-29 hari, lama 5 hari dan 3-4 pembalut/hari
• Tidak ada keluhan dismenorea, dispareunia dan nyeri panggul di luar menstruasi
• Pasien tidak pernah ada keluhan keputihan
• Tidak ada riwayat operasi

Riwayat Fertilitas:
• Pasien sudah menikah selama 2 tahun, namun belum memiliki keturunan.
• Sejak menikah pasien melakukan hubungan seksual rutin 2-3 hari sekali.
• Pasien belum pernah berobat ke SpOG sebelumnya

Riwayat penyakit dahulu


Tidak pernah ada riwayat sakit sebelumnya (kencing manis dan jantung) maupun operasi.

Riwayat sosial dan pekerjaan


• Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
• Pasien tidak merokok, dan tidak minum obat-obatan atau minum alkohol.
• Suami pasien berusia 28 tahun, bekerja sebagai PNS.
Tidak merokok

Pemeriksaan fisik
TB 165 cm, BB 57 kg, BMI = 20.9 kg/m2
TD : 120/60 mmHg, N : 80 x/menit, R : 18 x/menit, S : 36,60 C
Keadaan umum : baik. Kesadaran : compos mentis
Status generalis :
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak akntosis nigrikans
Payudara : tidak ada galaktore
Jantung & paru : dalam batas normal
Abdomen : lemas, tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada striae, lingkar pinggang 70 cm
Ekstremitas : akral hangat, tidak edema
Status ginekologi :
Inspeksi : v/u tenang
Inspekulo : porsio licin, ostium uteri tertutup, tidak tampak massa, fluksus (-), fluor (-)
VT : uterus bentuk dan ukuran normal antefleksi, tidak teraba massa di kedua adneksa, parametrium lemas
USG (TVS)
Uterus bentuk normal, arah antefleksi
Ukuran uterus 71x52x43 mm,
Miometrium homogen
Tebal endometrium 11 mm, tampak gambaran triple line, homogen, tidak tampak massa intrakaviter,
stratum basalis regular
Endoserviks dan portio dalam batas normal
Ovarium kanan, vol. 9.83 cm3, folikel dominan ukuran 20x20 mm, tak tampak massa
Ovarium kiri, vol. 6.72 cm3, tak tampak folikel dominan, tak tampak massa
Kesan : fase folikular lanjut (proliferasi akhir)
Masalah
Infertilitas primer 2 tahun
Rencana
Cek progesterone masa luteal madya (& hari pasca prakiraan ovulasi sesuai dengan perkiraan panjang
siklus haid)
Siklus berikutnya :
HSG (pada hari ke 9-10 siklus haid pada siklus bulan depan) dengan prasyarat : tidak melakukan
hubungan suami istri

sejak haid selesai hingga hari pelaksanaan HSG, haid sudah selesai, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Analisis sperma (sebelumnya melakukan abstinensi selama 3-5 hari)

Hasil pemeriksaan (pasien membawanya pada pertemuan berikutnya)


Progesteron fase luteal madya : 18 ng/ml
HSG (dilakukan di hari ke 9 siklus haid berikutnya) (tampilkan gambar HSG)
Tampak kontras mengisi kavum uteri, tidak tampak filling defek pada kavum uteri. Kontras mengisi kedua
tuba hingga ke distal, tampak spill.
Kesan: kedua tuba paten, kavum uteri normal
Hasil pemeriksaan
Analisis sperma
Volume ejakulat : 3 ml
Konsentrasi : 18 juta/ml
Motilitas progresif : 50%
Morfologi normal : 20%
Kesan : Normozoospermia
Diagnosis Pasca Hasil Laboratorium
Infertilitas primer 3 tahun e.c. unexplained infertility
Rencana tatalaksana lanjutan
Persiapan prakonsepsi
• Asam folat 400 ug
• Profilaksis klamidia dengan azitromisin 1000 mg dosis tunggal atau doksisiklin 2x100 mg 14 hari

Tatalaksana untuk infertilitas


• Suplementasi vitamin E, zinc dan antioksidan
• Vitamin d3 2000-5000 IU/hari

Tatalaksana untuk unexplained infertility dapat dilakukan


• Induksi ovulasi menggunakan Klomifen sitrat dimulai dosis 50 mg/hari selama 5 hari (diberikan saat haid
hari kedua/ketiga), bisa juga memberikan letrozole 2,5 mg/hari selama 5 hari
• Pemantauan USG transvaginal pada hari ke 12 untuk menilai adanya folikel dominan (ukuran > 18 mm)
serta penilaian tebal endometrium.
•Jika didapatkanfolikel dominan, maka selanjutnya dapatdilakukan prosedur inseminasi intrauterin(waktu
melakukan inseminasi intra uterindapatditentukan 36jam pasca pemberianrekombinanhCG ataupasca
teskadar LH urinetengah hari (tesovulasi)
Konseling ke Pasien•Diberikan konselingbahwa saat ini masuk dalam kategoriinfertilitasyang tidak
terjelaskan. Akandiberikan obatuntuk menumbuhkan sel telur (induksi ovulasi),dan selanjutnyaakan
dilakukan pemantauanperkembangansel telur dengan cara mengukur diameter sel telur padahari ke 12dari
siklus haiduntuk menilai respon Indungtelur terhadap terapi sertauntuk menentukan apakahakan
dilanjutkandengantindakan inseminasi intra uterin

INFERTIL PRIA
• Skenario klinik:

Anda adalah seorang dokter SpOG yang bertugas di RS mendapat rujukan pasien Ny. Gita 28 tahun dengan
keluhan utama ingin punya anak. Pasien sudah menikah selama 4 tahun.

• Instruksi untuk Kandidat

Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terarah pada pasien

Tentukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan

Tentukan diagnosis dan penatalaksanaan pada pasien

Lakukan edukasi mengenai diagnosis dan tatalaksana serta komplikasi yang dapat terjadi pada pasien

• Anamnesis

Pasien Ny. Gita, 28 tahun

Datang dirujuk dokter puskesmas dengan keluhan ingin punya anak.

HTA : 17 Agustus 2020. Siklus haid sebelumnya teratur dengan jarak antar siklus 28 hari, lama 5 hari dan 3-4
pembalut/hari

Tidak ada keluhan dismenorea, dyspareunia dan nyeri panggul di luar menstruasi

Pasien tidak pernah ada keluhan keputihan

Tidak ada riwayat operasi

• Riwayat Fertilitas:

Pasien sudah menikah selama 4 tahun, namun belum memiliki keturunan.

Sejak menikah pasien melakukan hubungan seksual rutin 2-3 hari sekali.

Pasien belum pernah berobat ke SpOG sebelumnya

• Riwayat penyakit dahulu

Tidak pernah ada riwayat sakit sebelumnya (kencing manis dan jantung) maupun operasi.

• Riwayat sosial dan pekerjaan

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Pasien tidak merokok, dan tidak minum obat-obatan atau minum alkohol.
Suami pasien berusia 28 tahun, bekerja sebagai pegawai bank. Merokok sejak usia 10 tahun dengan jumlah rokok
1 bungkus/hari

• Pemeriksaan fisik

TB 155 cm, BB 65 kg, BMI = 27 kg/m2

TD : 120/70 mmHg, N : 84 x/menit, R : 18 x/menit, S : 36,60 C

Keadaan umum : baik. Kesadaran : compos mentis

• Status generalis :

Mata : kongjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Payudara : normal

Jantung&paru : dalam batas normal

Abdomen : lemas, tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada striae, lingkar pinggang
85 cm

Ekstremitas : hangat, tidak edema

• Status ginekologi :

Inspeksi : v/u tenang

Inspekulo : porsio licin, ostium uteri tertutup, fluksus (-), fluor (-), sondase 7 cm antefleksi

VT : uterus bentuk dan ukuran normal antefleksi, tidak teraba massa dikedua
adneksa, parametrium lemas

• USG (TVS)

Tampak uterus antefleksi dengan ukuran 71x52x43 mm, miometrium homogen, ketebalan endometrium 9 mm,
triple line, stratum basalis regular, tidak tampak massa intrakavum.

Ovarium kanan volume 7 ml, dengan folikel dominan ukuran 20 mm

Ovarium kiri volume 6 ml dengan beberapa folikel antral

Kesan : fase proliferasi akhir, ada pertumbuhan folikel

• Masalah

Infertilitas primer 4 tahun

Overweight

• Rencana diagnostik

HSG (pada hari ke 9-10 siklus haid berikutnya)

Analisa Semen

Progesteron midluteal

• Hasil pemeriksaan

1. HSG

Tampak kontras mengisi kavum uteri, tidak tampak filling defek pada kavum uteri. Kontras mengisi kedua tuba
hingga ke distal, tampak spill.
Kesan: kedua tuba paten, kavum uteri normal

2. Analisis sperma

Volume ejakulat : 3 ml

Konsentrasi :10 juta/ml

Motilitas progresif : 20%

Morfologi normal : 20%

Kesan : Oligoasthenozoospermia

3. Progesteron : 15 ng/ml

Diagnosis Pasca Hasil Laboratorium

1. Infertilitas primer 4 tahun

2. Overweight

3. Oligoasthenozoospermia

• Persiapan Prakonsepsi

1. Pasien dianjurkan untuk menurunkan berat badan dengan target awal 5%, melalui pengaturan pola
makan sesuai BB ideal

2. Olahraga aerobik ringan 2-3 kali/minggu selama 30 menit.

3. Asam folat 400 ug

4. Profilaksis klamidia dengan azitromisin 1000 mg atau doksisiklin 2x100 mg 14 hari

• Tatalaksana untuk suami

1. Direncanakan untuk mengulang pemeriksaan Analisa semen 3 bulan lagi

2. Melakukan perubahan gaya hidup untuk menghentikan rokok

3. Suplementasi vitamin E, zinc dan antioksidan

INFERTILITAS
 Infertil Primer  menikah min 12 bulan dengan hubungan sexsual teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi
 hamil
Jika perempuan usia > 35 tahun  evaluasi dan tx setelah 6 bulan nikah
 Infertilitas sekunder  Ketidakmampuan seseorang untuk memiliki anak atau mempertahankan kehamilan
 Infertilitas idiopatik  - Pemeriksaan standar
- Tes Ovulasi
- Tes Patensi tuba > dbn
- Analisis sperma

 SPERMA  saat akan dilakukan analisa sperma sebelumnya abimensia sex selama 3-7 hari
Volume 2 ml < (N) = OLIGOSPERMA
Kontrasepsi 20 juta/ml

Mobility 50% < (N) = ASTHENO

Morfologi 30% < (N) = TERATO

 Motilitas :
 Grade A  cepat, maju lurus, min 25%
 Grade B  lambat, sulit maju lurus, min 25%
 Grade C  Bergerak ditempat
 Grade  Tidak bergerak
 Indikasi IUI
1. Faktor suami
- Infentilitas faktor sperma
- Kegagalan ejakulat
2. Faktor Istri
- Unexplained infertility
- Faktor immunologis
- Faktor servix
- Endometriosis ringan
- Gangguan ovulasi
 Langkah IUI
 Stimulasi Ovarium
 Pemantauan folikel yang distimulasi + endometrium
 Pemilihan alat
 Preparasi sperma
 Pelaksanaan IUI dengan sperma yang telah dipreparasi
 Induksi ovulasi  memulihkan potensi fertilitas pada (P) anovulatoar dengan menimbulkan kembali
siklus normo ovulatori
 Stimulasi ovulasi  merangsang pertumbuhan multitolikuler untuk keberhasilan konsepsi
 SYARAT :
- Patensi tuba sudah diperiksa
- Analisis sperma memenuhi syarat
- Tentukan metode fertilisasi
 Asisted Reproductive Technologis (ART)
1. IUI (Intra Uterine Insemination)
2. IVF-EF (In Vitro Fertilization & Embriyo Transfer)
3. ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection)
4. GIFT (Gomete Intra Fallopian Transfer)
 Indikasi IVF-ET :
 Faktor Tuba
 Endometriosis
 Idiopatik
 Gagal IUI
 Faktor Immunologis
 Indikasi GIFT
 Idiopatik
 Endometriasis
 IUI gagal
 Faktor imunologis
 POF (Premature Ovarian Failure)
 Komplikasi ART
1. Multipel Pregnancy
2. Preeklamsi
3. OHSS (Ovarian Hyper Stimulation Syndrome)
4. Premature
5. Low Birth Weight
6. Emotional
 Indikasi Induksi Ovulasi:
1. Olido /Anovulasi (WHO I-IV)  PCOS, hiper prolakmoria
2. Defek fase luteal (hiperprolaktin)
3. Unexplained Intertility
4. Enyuntikan preparat gonadotropin disertai dengan penekanan endogen oleh antagonis GnRH, COH
(Control Ovarian Hyperstimulation)
 Pemberian induksi ovulasi pada hari 2-6 dengan waktu paruh 5-7 hari dan dosis 50 mg
 Obat : klomifan sirat
 Dikatakan berhasil jika folikel ϕ > 18 mm sebanyak > 2-36 buah
 MACAM KONTRASEPSI & ISINYA :
1. Postinor 2  Levonorgestrel 0,75 mg
2. Diane 35  cyproterone acerate 2 mg, ethynyl estradrol 0,035 mg
3. Yasmin  dros pirenone and ethynyl estradiol 0,038 mg
4. Andalan laktasi pil KB  Imestrenol 0,5 mg
5. Microgynm  Levonogestrel 0,25 mg + ethynyl
6. Plano 
7. Mirena  Levonorgestrel
8. Mini Pil  progestin only 0,03 – 0,05 mg
9. Andalan pil KB  Ethynil estadril / levonogesthel

Anda mungkin juga menyukai