Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka
kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi
dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang
mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik
bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga
sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini
diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal, regional dan nasional.
Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya
di wilayah Solok. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana
bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin
meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan
kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi
masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal.
Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar
dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.

1. 2 Tujuan

Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:

1. Membuka lapangan pekerjaan

2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani

3. Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya

4. Untuk mempermudah masyarakat mendapatkan daging

5. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Solok, sehingga dapat memberikan kontribusi
kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.

BAB II

PROFIL USAHA

2. 1 Teknis Produksi

Usaha penggemukan sapi ini berskala 100 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor.
Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha
penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH)
adalah 0.7 – 1.1 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan
mencapai 390-400 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan
untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.

2. 2 Lokasi

1. Kriteria Lokasi

Lokasi usaha yang akan didirikan yaitu di (Nagari Koto Anau) Kec. Lembang Jaya,
Kabupaten Solok. Lahan yang akan digunakan adalah lahan milik pribadi. Pengolahan lahan dilakukan
selama dua bulan, sedangkan pembuatan kandang selama empat bulan. Rancangan usaha ini dimulai
dari pengolahan lahan, pembuatan kandang, pembersihan kandang, pemeliharaan, panen dan pasca
panen. Kegiatan usaha ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan efisiensi penggunaan waktu, dan
modal yang dimiliki. Diharapkan usaha ini kedepannya dapat berjalan dengan lancar dan mampu
bersaing didalam dan luar daerah dalam memenuhi kebutuan masyarakatnya. Sehingga untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya tidak perlu mendatangkan sapi dari luar daerah karena usaha ini
mampu mencukupinya

Lokasi yang sesuai untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting,
diantaranya adalah :

1. Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks

2. Dekat dengan sumber air bersih

3. Dekat dengan akses jalan raya

4. Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah
berupa limbah-limbah hasil industri pertanian

5. Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.

2. Gambaran Umum Wilayah / Lokasi

Nagari Koto anau Solok cocok untuk usaha penggemukan sapi, karena didukung oleh cuaca, suhu,
curah hujan, tempat pemasaran, sarana transportasi dan lingkungan pendukung lainnya. Lokasi
peternakan jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu kenyamanan dan aktifitas
penduduk. Keadaan topografi Kabupaten Solok bervariasi antara dataran dan berbukit dengan
ketinggian 450- 900 dpl serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun. Terdapat tiga anak
sungai yang melintasi Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang Air
Binguang. Suhu udara berkisar dari 17,1 °C sampai 28,9 °C. Dilihat dari jenis tanah, 35% tanah di Solok
merupakan tanah sawah dan sisanya 65% berupa tanah kosong subur / kering yang belum
dimanfaatkan

Desa / Nagari Koto Anau merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya
bermatapencaharian sebagai petani. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong
karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Desa ini selain pakan mudah didapat, lahan
pemeliharaannya tersedia cukup banyak.. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi,
bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, jerami padi / jagung dan lain-lain banyak
didapat dan relative murah.

2. 3 Kandang

Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga
luas bangunan seluruh unit kandang 340 m2. Satu unit kandang yakni 170 m2. Kandang dibangun secara
permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.

Pembuatan kandang pada lahan ± 2 hektar ini sebanyak 2 unit kandang, yang miliki lebar dan
panjang masing-masing 10 -100 m. Yang dibatasi masing-masingnya dengan jarak antar kandang 5
meter, dan tiap kandang menampung 50 ekor/kandang. Jadi terdapat 2 unit kandang dan lahan yang
masih ada digunakan sebagai gudang penyimpanan pakan, obat – obatan dan peralatan kandang
lainnya dan juga sebagai penginapan/ tempat istirahat pegawai.

1. Perencanaan Kandang meliputi:


a. Ternak sapi dengan kebutuhan

b. Pengaruh iklim

c. Bahan bangunan

2. Dasar Perencanaan Kandang Tropis

a. Indeks kenyamanan tropis

b. Orientasi kandang terhadap matahari dan angin

c. Memilih bahan atap kandang

d. Pedoman Perencanaan Kandang Tropis

e. Ventilasi kandang

2. 4 Bakalan Sapi

Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan
menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH)
bisa mencapai 0.7 ,- 1,1 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan
rata-rata bobot badan antara 200-300 kg/ekor.

2. 5 Pakan

Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40.
Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg
dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun
HMT. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan konsentrat yang sudah jadi ditambah
dengan ampas tahu dan dedak.

2. 6 Tenaga Kerja

1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 4 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas
dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti
pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang
diberikan sebesar Rp. 2000 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.600.000 perbulan untuk
setiap pekerja.

2. Struktur organisasi dan pembagian kerja.

Disusun untuk pembagian tugas dan tanggung jawab masing – masing pegawai untuk menjalankan
usaha agar berjalan lancar, dan menghindari hal – hal yang tak diinginkan terjadi.

STRUKTUR USAHA

Usaha dipimpin oleh seorang pemimpin dan dibantu oleh menejer dan pegawai/pekerja yang masing –
masingnya memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan usaha dengan sebaik - baiknya.
Pemimpin mengontrol jalannya usaha dan mengawasi bawahannya, maju mundurnya usaha ini
tergantung pada pemimpin dalam menjalankan usaha. Diharapkan pemimpin yang telah
berpengalaman dan mampu memimpin usaha dengan baik. Menejer bertugas bertanggung jawab
langsung kepada pemimpin usaha yang membawahi pegawai – pegawainya sesuai dengan tugas dan
wewenang yang dipikulnya. Pegawai memilki anggota dan bertanggung jawab kepada menejer,
sedangkan anggota bertanggung jawab kepada pegawai, yang kesemuanya ini bertujuan menjalankan
usaha dengan sebaik – baiknya dan bekerja sesuai dengan tugas dan tanngung jawab yang diberikan.

Penempatan posisi ini sangat berpengaruh kepada usaha yang dijalankan, hendaknya memilih
pekerja/pegawai yang memiliki ilmu dan pengalaman untuk menempati bagian – bagian tertentu. Untuk
memaksimalkan jalannya usaha diperlukan perencanaan yang matang.

Gaji karyawan perbulan

1. Pimpinan Rp, 3.000.000

2. Pegawai 4 orang Rp, 4.800.000

3. Anggota/karyawan 2 orang Rp, 1.200.000

2. 7 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah :
gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.

3. 1 Aspek Sosial Dan Lingkungan

Lokasi usaha yang akan dibangun ini akan didirikan pada tanah hak yang telah merupakan hak milik
pribadi, dan bukan merupakan tanah kaum. Usaha ini akan dibangun pada tanah seluas ± 2 ha, dan
disekitar usaha ini terdapat lahan pertanian penduduk dan sungai kecil yang digunakan sebagai saluran
irigasi ke sawah – sawah masyarakat sekitar. Usaha peternakan ini tidak memberikan dampak negative
pada lingkungan sekitar, karena didirikan pada lokasi jauh dari pemukiman masyarakat. Hasil
pembuangan seperti kotoran ayam dapat dijual didaerah ini karena dapat digunakan sebagai pupuk
kandang, pupuk ini dinilai lebih menguntungkan karena harganya murah dan dapat memperbaiki
struktur tanah lebih baik serta dapat menghemat pemakaian pupuk buatan. Usaha ini akan berdampak
baik untuk lingkungan sekitar, masyarakat dapat memanfaatkan pupuk kandang untuk usaha pertanian
mereka yang bercocok tanam tanaman muda didaerah ini.

3.2 Aspek Ekonomi

Usaha peternakan ini nantinya akan menyerap tenaga kerja, dan akan memberikan pemberdayaan
kepada masyarakat sekitar usaha peternakan. Usaha peternakan ini akan menggunakan usaha kerja
masyarakat, akan menampung tenaga kerja untuk proses produksi. Dengan menggunakan tenaga kerja
ini akan menghemat biaya produksi dan dapat member lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

3.3Aspek Yuridis

Usaha penggemukan yang akan didirikan di Nagari Koto Anau Kec. Lembang Jaya, Kabupaten Solok .
Lahan yang akan digunakan adalah lahan sendiri , lahan seluas ± 2 hektar. Keadaan topografi lahan
bervariasi, datar dan berbukit, sedikit lereng dan dilewati oleh aliran sungai kecil. Dengan kata lain lahan
sudah siap untuk digunakan untuk usaha ini, kondisi lahan yang dulunya lahan pertanian kini tidak di
pakai sehingga memudahkan dalam pengolahan lokasi.

BAB III

PEMASARAN

1.1 Target Pasar


Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun
demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun.
Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi
kebutuhan pasar lokal Sumatera Barat.

1.2 Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal
dapat diartikan kabupaten dan provinsi apabila kita lihat di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para
pedagang yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri
terjadi berbagai jamur di musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari
keuntungan menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping itu pula pada
hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi masyarakat yang dimiliki tidak sedikit pula orang
yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi. Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa
kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin meningkat. Produk ikutan dalam usaha penggemukan
sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris
pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat.

BAB IV

ANALISA FINANSIAL

1. 1. Biaya Investasi Awal

Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong
berdasarkan rancangan kebutuhan 100 ekor sapi adalah sebagai berikut :

1. Biaya Tetap

Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor) = Rp. 150.000.000,-

2. Penyusutan Kandang =Rp. 500.000,-

3. Penyusutan Peralatan =Rp. 200.000,-

Biaya Tetap = Rp. 150.700.000,-

 Biaya Operasional

1. Pengadaan/pembelian sapi jenis Lemousin dan Mental

100 ekor x Rp 8.500.000 = Rp. 850.000.000,-

2. Pakan untuk 3 bulan (Rp 2000,-/ekor/hari) = Rp. 54.360.000.-

3. Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 2.500.000,-

4. Manajer / pimpinan : 1 x 3 bulan x 3.000.000 = Rp 9.000.000,-

5. Pengawai : Rp 4.800.000,- x 3 bulan = Rp 14.400.000,-

6. Anggota / pekerja : Rp 1.200.000,- x 3 bulan = Rp. 3.600.000,-

Jumlah biaya operasional = Rp. 933.860.000,-

Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode
produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah sebesar Rp. 933.860.000,-

· Biaya lain-lain
1. Biaya listrik & Telpon = Rp. 500.000,-

2. Transportasi = Rp 1.500.000,-

Jumlah Biaya Lain-lain = Rp 2.000.000,-

Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Operasional + Biaya Lain-lain

= Rp. 150.700.000,- + Rp. 933.860.000,- +Rp. 2.000.000,-

= Rp. 1.086.560.000,-

1. 2. Penjualan dan Keuntungan

Penjualan

Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai


1 kg/hari

Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.

Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90 hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.

Bobot sapi seluruhnya (100 ekor) = 390 kg x 100 ekor = 39.000 kg

Harga 1 kg daging sapi yakni Rp 30.000,-

Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah =

39.000 kg x Rp. 30.000,- = Rp. 1.170.000.000,-

6. Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari seekor
sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200. Total pendapatan dari hasil penjualan
kotoran sapi 100 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = Rp.18.000.000,-

Total Pendapatan = Rp. 1.170.000.000,- + 18.000.000,- = Rp. 1.188.000.000,-

Keuntungan

1. Biaya Produksi = Rp. 1.069.100.000,-

2. Total Pendapatan = Rp. 1.578.000.000,-

Keuntungan yang diperoleh = Penjualan – Semua Biaya Produksi

= Rp . Rp. 1.188.000.000,-- Rp. 1.086.560.000,-

= Rp. 101.440.000,-

Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp. 101.440.000,- atau Rp. 33.813.333,- untuk
1 bulan.

PENUTUP

Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial diatas, usaha ini sangat layak untuk
dilaksanakan. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 100 ekor
sebesar Rp. 1.086.560.000,- . Keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp. 101.440.000,- untuk
periode 3 bulan atau Rp 33.813.333,- untuk 1 bulan. Sehingga usaha penggemukan sapi potong patut
dikembangkan. Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana
dengan baik.
PROPOSAL

USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat
dikembangkan di kabupaten Subang. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan
akan konsumsi daging di Indonesia dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat
untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.

Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran
sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki
berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur
dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan
salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu
upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro,
dan sangat terpuji dalam pandangan makro.

Sekilas Tentang Sapi

Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di
Indonesia adalah :

1. Sapi Ongole

Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan
daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan
Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

1. Sapi Bali

Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat,
punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik
pada lingkungan yang baru.

1. Sapi Brahman

Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya
pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

1. Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada
moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

1. Sapi Limousin

Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih
pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

Visi dan Misi

Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :

1. Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat
terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat terutama bagi para petani ternak dapat tercapai.

2. Memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya dan
Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha
ternak penggemukan sapi potong.

3. Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi
ternak khususnya di jawa Barat.

ANALISIS PASAR

Target Pasar

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling
potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek.
Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal
sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk
mengisi kebutuhan pasar lokal Subang.

Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara
periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga
dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.

Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai
bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat.
Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh
kulit sebagai bahan baku usahanya.

ANALISIS KEUANGAN

Asumsi Keuangan

 Usaha dirancang untuk menghasilkan 20 ekor sapi PO ( peranakan ongole) setiap periode
penggemukan.

 Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 4 m2, sehingga luas kandang yang
dibutuhkan 80 m2 (biaya 1 m2 = Rp 250.000,00),

Total biaya pembuatan kandang Rp 20.000.000,00.

Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 2.000.000,00
atau per 90 hari masa penggemukan = Rp. 500.000,00

 Sapi digemukan selama 90 hari. Berat awal sapi bakalan rata-rata 300 kg dengan harga per kg
Rp. 17.000,00.

Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 0.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi
setelah masa penggemukan 90 hari adalah 345 kg.

Maka total pendapatan adalah 20 ekor x 345 x Rp. 17.000,00 = Rp.117.300.000,00

 Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari seekor
sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.

Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi 20 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = 3.600.000,00

Rencana Investasi

Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 20 ekor periode produksi 90 hari dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini

NO URAIAN SATUAN VOLUME HARGA / UNITNILAI (Rp)


UNIT (Rp)

1. Pembuatan Kandang Meter 80 250.000 20.000.000

2. Pembelian Sapi Ekor 20 5.100.000 102.000.000


Bakalan

3. Pakan Konsentrat Kg 1800 1.000 1.800.000

4. Pakan Hijauan Kg 54.000 100 5.400.000

5. Obat-Obatan botol 20 50.000 1.000.000

Total 130.200.000

Proyeksi Laba Rugi / 90 hari masa penggemukan

No. INVESTASI JUMLAH (Rp)

Biaya Tetap

1. Penyusutan Kandang 500.000,00

2. Penyusutan Peralatan 200.000,00

Biaya Variabel /Produksi

1. Pembelian sapi bakalan 102.000.000,00


2. Pakan konsentrat 1.800.000,00

3. Pakan hijauan 5.400.000,00

Biaya lain-lain

1. Biaya listrik & Telpon 300.000,00

2. Transportasi 500.000,00

Total biaya produksi 110.700.000,00

Pendapatan

1. Penjualan sapi hasil penggemukan 117.300.000,00

2. Penjualan kotoran sapi 3.600.000,00

Total Pendapatan 120.900.000,00

Proyeksi laba / rugi (keuntungan) 10.200.000,00

Sistem bagi hasil sebesar 70 : 30 dengan perbandingan 70 % untuk peternak (plasma) dan 30% untuk
pemerintah daerah (inti). Maka keuntungan yang diperoleh yaitu :

 Pemda sebesar 30% x Rp 10.200.000,00 = Rp 3.060.000,00

 Peternak sebesar 70% x Rp 10.200.000,00 = Rp 7.140.000,00

Anda mungkin juga menyukai