Anda di halaman 1dari 15

Kajian Moral dan Kewarganegaraan.

Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR PPKn PADA


PESERTA DIDIK LAMBAT BELAJAR
Suci Aminatul Sa’adah
16040254062 (Prodi S1 PPKn, FISH, UNESA) sucis16040254062@mhs.unesa.ac.id
Harmanto
0001047104 (Prodi S1 PPKn, FISH, UNESA) harmanto@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh penerapan metode drill terhadap hasil belajar
PPKn pada peserta didik lambat belajar. Metode drill adalah metode pembelajaran yang di dalamnya
terdapat pengulangan latihan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan Maret 2020
dan berlokasi di UPT SMP Negeri 29 Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jenis penelitian Quasi Experiment dan desainnya berupa Nonequivalent Control Group Design. Jumlah
populasi yang hanya 28 peserta didik menjadikan penelitian ini sebagai penelitian populasi, kemudian
dibagi menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes. Hipotesis alternatif yang digunakan ialah adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan
metode drill terhadap hasil belajar PPKn pada peserta didik lambat belajar. Hasil tes awal kedua kelas pada
soal pre-test, masih banyak peserta didik yang memeroleh nilai di bawah KKB (75). Rata-rata nilai pre-test
pada kelas eksperimen sebesar 50, sedangkan kelas kontrol sebesar 51,71. Langkah selanjutnya ialah
pemberian perlakuan berbeda, yakni kelas eksperimen menggunakan metode drill dan kelas kontrol
menggunakan metode ceramah. Kemudian pemberian post-test, hasilnya adalah rata-rata nilai kelas
eksperimen sebesar 78 dan kelas kontrol sebesar 65,14. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan
Uji U Mann Whitney dan diperoleh hasil bahwa Uhitung<Utabel yakni 29<55 sehingga Ha diterima. Artinya,
terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode drill terhadap hasil belajar PPKn pada peserta
didik lambat belajar di UPT SMP Negeri 29 Gresik yang nampak pada perubahan nilai rata-rata kelas
eksperimen dari 50 menjadi 78.
Kata Kunci : Metode drill, hasil belajar, peserta didik lambat belajar

Abstract
This study aims to examine the effect of the application of the drill method on learning outcomes of PPKn
on slow learners. The drill method is a learning method in which there are repetition of exercises. This
research was conducted in February to March 2020 and is located in UPT 29 Gresik Middle School. This
research uses a quantitative approach with the type of research is Quasi Experiment and the design is in
the form of Nonequivalent Control Group Design. The total population of only 28 students makes this
study as a population study, then they divided into two namely the experimental class and control class.
Data collection techniques used is a test. The alternative hypothesis used is the existence of a significant
effect of the application of the drill method on learning outcomes of slow learners students. The initial test
results of the two classes on the pre-test questions, there are still many students who get grade below the
KKB (75). The average of the value pre-test in the experimental class was 50, while the control class was
51.71. The next step is giving a different treatment, namely the experimental class using the drill method
and the control class using the lecture method. Then post-test, the result was the average value of the
experimental class of 78 and the control class of 65.14. Furthermore, the hypothesis test was performed
using the U Mann Whitney test and the results were obtained that Ucount<Utable is 29<55 so Ha was
received. That is, there is a significant effect of the application of the drill method on the learning outcomes
of PPKn in slow learners students at UPT 29 Gresik Middle School which appears in changes in the
average value of the experimental class from 50 to 78.
Keywords: Drill methods, learning outcomes, slow learners students.

PENDAHULUAN Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ialah suatu


Suatu bangsa dapat maju dan berkembang melalui adanya sarana guna mengembangkan dan mengekalkan nilai-
pendidikan. Pendidikan dikatakan sebagai upaya nilai luhur dan moral Pancasila yang diwujudkan dalam
memanusiakan manusia melalui penanaman karakter perilaku sehari-hari melalui pembekalan budi pekerti,
luhur. Upaya yang telah dilakukan untuk membentuk wawasan serta kompetensi dasar terkait ikatan antara
karakter luhur yang bermoral Bangsa Indonesia yakni
melalui adanya mata pelajaran wajib PPKn. Pendidikan
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

warga negara bersama negaranya (Tarigan dalam pembelajaran tersebut (Afandi dkk, 2013:16). Bersumber
Permatasari, 2016:35). pada keistimewaan peserta didik lambat belajar yang
Menurut Hurri dan Munajat (2016:2-5) pendidikan telah dijelaskan, maka metode drill atau metode
yang utuh dalam PPKn dibutuhkan guna menumbuhkan mengulang-ulang pembelajaran dan latihan dirasa mampu
civic knowledge, civic values, dan civic skills sehingga untuk menangani kendala yang dialami.
keserasian di antara kompetensi sikap, pengetahuan serta Menurut Sudjana (dalam Purwati, 2010:50) metode
keterampilan dapat tercipta. Kenyataannya, masih drill adalah kegiatan mengulang sesuatu hal yang sama
terdapat kendala dalam pembelajaran PPKn. Salah dengan serius untuk menjadikan suatu keterampilan
satunya menurut Widiatmaka (2016:192) berasal dari dikuasai secara sempurna dan bersifat permanen.
kualitas guru yang belum memunyai kompetensi Umumnya, metode drill berisi serangkaian kegiatan
pedagogik sehingga metode yang digunakan saat repetitive terhadap suatu kegiatan baik dari segi
mengajar kurang kreatif. Kualitas guru PPKn yang tidak pengulangan materi, praktik, maupun latihan yang dapat
menguasai kompetensi pedagogik cenderung tidak memperkuat kemampuan peserta didik terhadap sesuatu
menghadirkan metode dan model pembelajaran yang yang telah dipelajari. Hal tersebut sesuai dengan
variatif sehingga pembelajaran terasa monoton. kebutuhan peserta didik lambat belajar. Menurut Andyani
Kendala lain yang sering muncul yakni berasal dari dkk (2015:4) tujuan metode drill supaya pelajaran yang
kondisi peserta didik itu sendiri. Adanya ketidakmerataan dilatihan kepada peserta didik dapat dipahami secara
tingkat Intelligence Quotient (IQ) peserta didik dalam langsung. Manfaatnya sendiri ialah daya ingat peserta
suatu kelas, membuat kemampuan dalam menyerap didik akan lebih kuat terhadap pelajaran yang dilatihkan
materi tidak merata. Salah satu kondisi yang biasanya karena seluruh konsentrasi dan pikiran sudah terfokus
ditemukan dalam kelas adalah adanya peserta didik pada pelajaran tersebut (Purwati, 2010:50). Cakupan
dengan IQ antara 70-90 yang termasuk dalam kelompok metode drill ini cukup luas yang terdiri dari latihan
Bordeline Intelligence dan Below Average atau yang memecahkan soal, kesenian, keterampilan, dan kerja
biasa disebut dengan anak lambat belajar (Wiley dalam sama (Ramlah, 2018:2).
Khabibah, 2013:26). Anak lambat belajar (slow learner) Metode drill sendiri berasal dari teori koneksionisme
memunyai kapasitas kecerdasan sedikit di bawah normal, Thorndike yang menyatakan adanya hukum latihan.
namun mereka tidak tergolong ke dalam kelompok tuna Hukum latihan (law of exercise) berbunyi apabila relasi
grahita (Hadi, 2016:36). Anak lambat belajar memunyai antara stimulus dan respon sering terjadi, maka relasi
kemampuan akademik dan koordinasi yang lebih lambat keduanya akan menguat, sedangkan apabila semakin
dibandingkan anak seusianya, rentang perhatian pendek, relasi stimulus-respon jarang bahkan tidak terjadi, maka
kosa kata kurang, respon lambat serta sulit menangkap akan semakin lemah hubungannya. Koneksi yang kuat
materi, namun ciri fisiknya normal (Khabibah, 2013:26- antara stimulus karena adanya latihan dan akan lemah
27). Anak lambat belajar sering mengalami siklus karena kurangnya latihan. Menurut hukum latihan,
kegagalan dalam belajar, seperti nilai yang rendah, latihan yang bersifat repetitif dapat menimbulkan
tinggal kelas serta putus sekolah. Mereka kesulitan untuk penguasaan materi yang lebih kuat. Latihan yang
memahami konsep abstrak dan mengelola materi baru, diberikan diawali dengan hal-hal yang sederhana terlebih
termasuk mengombinasi antara informasi baru dengan dahulu. Kemudian dilakukan pembahasan untuk
informasi sebelumnya (Shaw dalam Syarifudin, 2013). mengoreksi kesalahan yang dilakukan peserta didik.
Perlu cara khusus untuk menangani peserta didik Ketika pemahaman peserta didik meningkat, latihan yang
dengan lambat belajar. Menurut Khabibah (2013:28-31) diberikan dinaikkan level menjadi sedikit lebih sulit.
dapat melalui pengulangan materi dengan dikuatkan Pembahasan terhadap kesalahan yang dilakukan pada
melalui praktik, serta pemberian latihan berulang dengan latihan sebelumnya, membuat tingkat kesalahan yang
memberikan tes langsung setelah kegiatan pembelajaran. dilakukan berkurang. Kemudian latihan menjadi lebih
Guru perlu menghadirkan metode pembelajaran yang kompleks untuk menguatkan penguasaan materi peserta
sesuai bagi peserta didik lambat belajar, sehingga hasil didik. Hukum tersebut sejalan dengan prinsip dari metode
belajar yang didapat tidak terlampau jauh dengan peserta drill yakni melakukan latihan secara berulang-ulang
didik yang lain dan pemahaman yang dimiliki sesuai untuk menghasilkan penguasaan terhadap kemampuan
dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran atau keterampilan yang diberikan dalam kegiatan
sendiri adalah cara yang dipakai oleh pendidik dan anak- pembelajaran.
anak yang dididik dalam berinteraksi saat kegiatan Langkah penerapan metode drill dalam Zisazone
pembelajaran, yang dilaksanakan sesuai mekanisme (2011) terdiri dari tiga tahap, tahap pertama ialah
metode yang digunakan dan disesuaikan pula dengan persiapan, pada tahap ini guru memberikan gambaran
materi yang dibahas guna mencapai tujuan dari kepada peserta didik tentang materi yang hendak dibahas

247
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah 10% prestasi dan keluarga tidak mampu. Akibatnya
dimiliki. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang muncul beberapa peserta didik yang memiliki IQ di
ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran serta bawah rata-rata dan termasuk dalam kategori lambat
memberikan motivasi. Tahap berikutnya ialah tahap belajar. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara pada
pelaksanaan, tahap-tahapnya yaitu: (1) peserta didik 27 Agustus 2019 dengan Ibu Nandang Suryani, S.Pd.,
diberikan penjelasan tentang arti, manfaat serta tujuan MPd. selaku guru Bimbingan Konseling (BK) UPT SMP
latihan yang akan dilaksanakan; (2) peserta didik Negeri 29 Gresik, terdapat 32 peserta didik yang skor tes
diberikan penjelasan tentang konsep-konsep materi. IQ-nya menunjukkan kategori lambat belajar. Jumlah
Setelah peserta didik paham, pemahaman tersebut peserta didik lambat belajar tersebut berkurang menjadi
kemudian diperkuat dengan praktik simulasi yang 28 karena terdapat empat peserta didik yang
berhubungan dengan materi yang sedang dibahas. mengundurkan diri akibat tidak sanggup mengikuti
Selanjutnya peserta didik diberikan soal-soal latihan; (3) kegiatan pembelajaran di sekolah yang tidak sesuai
latihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang dengan kemampuannya. Berikut data skor IQ 28 peserta
sederhana kemudian ditingkatkan menjadi lebih didik kelas VII UPT SMP Negeri 29 Gresik yang
kompleks. Soal-soal latihan yang diberikan berupa soal diklasifikasikan sebagai lambat belajar.
yang masih tergolong mudah. Jika peserta didik telah Tabel 1. Data Hasil Tes IQ Peserta Didik Kategori
menguasainya, maka tingkat kesulitan soal ditambah; (4) Lambat Belajar di UPT SMP Negeri 29 Gresik
No. Tingkat IQ Jumlah
peserta didik diberikan penjelasan prinsip-prinsip
1. 90 4
pengerjaan latihan; (5) saat latihan berlangsung, guru
2. 89 8
memantau hasil pekerjaan peserta didik secara langsung 3. 88 4
untuk mengetahui bagian-bagian yang dirasa sulit; (6) 4. 87 3
setelah guru mengetahui letak kesulitan yang dialami 5. 86 2
peserta didik, guru harus menjelaskan kembali materi 6. 85 4
yang dianggap sulit tersebut dan menambah kuantitas 7. 84 2
soal; (7) guru harus mampu membedakan peserta didik 8. 83 1
yang cepat dan lambat dalam menyerap materi sehingga Jumlah 28

guru dapat memberikan perlakuan yang berbeda sesuai (Sumber: Data Hasil Tes Psikologi Peserta Didik Kelas
kemampuan peserta didik. Guru harus memberikan VII UPT SMP Negeri 29 Gresik Tanggal 19 Juli 2019)
penjelasan secara berulang-ulang kepada peserta didik Pihak sekolah telah melakukan beberapa cara yang
yang lambat dalam menyerap materi; (8) peserta didik dirasa dapat membantu para peserta didik lambat belajar
yang telah mampu mengerjakan latihan-latihan soal maka agar mampu memiliki penguasaan materi yang sama
harus mengaplikasikannya dalam ujian-ujian lain seperti dengan peserta didik lain, salah satunya dengan membaca
penilaian tengah semester (PTS) atau penilaian akhir materi selama lima menit sebelum kegiatan belajar-
semester (PAS). Setelah tahap pelaksanaan tersebut mengajar dimulai bersama wali kelasnya masing-masing.
selesai, maka dilanjutkan dengan langkah berikutnya Kemudian adanya controlling antara orang tua peserta
yakni evaluasi. Evaluasi dilakukan guna mengetahui didik dan guru wali kelas untuk memantau kegiatan
kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah belajar peserta didik di sekolah dan di rumah sehingga
dipelajari, dilakukan setiap akhir pertemuan. materi yang telah diberikan di sekolah juga dipelajari lagi
Anak yang mengalami lambat belajar tidak dapat di rumah di bawah bimbingan orang tua. Selanjutnya
dimasukkan ke sekolah luar biasa, akan tetapi masuk ke mengadakan kerja sama dengan Layanan Anak
pendidikan formal dengan kebutuhan sekolah inklusif Berkebutuhan Khusus dan Resource Centre Kabupaten
(Michael dalam Syarifudin, 2013). Pada kenyataannya Gresik untuk memberikan arahan-arahan pada guru
masih terdapat peserta didik lambat belajar yang dalam menangani peserta didik lambat belajar, namun
bersekolah di sekolah formal non inklusi, sehingga berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 14 Januari
penanganan yang didapat tidak maksimal. Munculnya 2020 dengan Ibu Ida Oelfiah, S.Pd. selaku guru PPKn di
peserta didik yang mengalami lambat belajar di sekolah UPT SMP Negeri 29 Gresik, nilai yang diperoleh peserta
formal non inklusi salah satunya terdapat di UPT SMP didik lambat belajar masih banyak yang di bawah rata-
Negeri 29 Gresik akibat adanya penerapan sistem zonasi. rata.
Berdasarkan hasil wawancara pada 26 Agustus 2019 Hasil belajar PPKn yang masih rendah pada peserta
dengan Bapak Drs. H. Heru Subagyo, M.Pd. selaku Waka didik lambat belajar UPT SMP Negeri 29 Gresik nampak
Kurikulum UPT SMP Negeri 29 Gresik, pada pada nilai rapor semester gasal. Sampel nilai rapor yang
penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran digunakan adalah Kelas VII-D karena 14 peserta didik
2019/2020, digunakan sistem zonasi sebanyak 90% serta lambat belajar terdapat di kelas tersebut. Nilai rapor
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

sendiri terdiri dari dua kali rata-rata penilaian harian, satu bahwa semua materi PPKn Kelas VII semester genap
kali rata-rata penilaian tengah semester dan satu kali merupakan materi yang sulit bagi peserta didik lambat
penilaian akhir semester. Kemudian diakumulasikan belajar dan dirasa sesuai untuk diterapkan melalui metode
jumlah keseluruhan dan diperoleh hasil akhir nilai PPKn drill dibandingkan materi yang lain, sehingga ditentukan
selama satu semester. Hasilnya, dari 14 peserta didik bahwa materi tersebut yang dipilih. Pada KD 5 terdapat
lambat belajar sebanyak 14,3% mendapatkan predikat materi yang membutuhkan hafalan, sering dijumpai di
nilai D, 64,3% mendapatkan predikat nilai C, dan 21,4% kehidupan sehari-hari dan dapat diberikan melalui
mendapatkan predikat nilai B. Hasil tersebut praktik.
menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan Penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian ini
peserta didik dalam Mata Pelajaran PPKn karena ialah pertama, yang dilakukan Rohani (2018) yang
sebanyak 78,6% peserta didik mendapatkan predikat nilai berjudul “Penerapan Metode Drill Bermedia Scrapbook
di bawah B. terhadap Keterampilan Berbicara Anak Tunagrahita di
Pada usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik SLB-AKW II Surabaya”, menghasilkan bahwa metode
lambat belajar dalam mata pelajaran PPKn, metode drill drill bermedia scrapbook berpengaruh pada kemampuan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan berbicara anak tunagrahita. Kedua, penelitian oleh
menyesuaikan materi ajar PPKn yang digunakan. Haryati (2017) yaitu “Penerapan Metode Drill untuk
Hamalik (2013:30) menjelaskan terjadinya suatu Meningkatkan Kemampuan Bina Diri Anak Tuna Grahita
perubahan pada tingkah laku seseorang misalnya dari Sedang Kelas II di SLB Tunas Kasih Surabaya”,
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi hasilnya metode drill dapat menjadi alat untuk
mengerti merupakan bukti bahwa orang tersebut telah menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan
belajar. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan dan tidak membosankan sehingga mampu meningkatkan
beberapa aspek seperti: (1) Pengetahuan; (2) Pengertian; kemampuan bina diri pada anak tuna grahita sedang.
(3) Kebiasaan; (4) Keterampilan; (5) Apresiasi; (6) Ketiga, penelitian milik Yusroni (2014) dengan judul
Emosional; (7) Hubungan sosial; (8) Jasmani; (9) Etis “Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn melalui Metode
atau budi pekerti; dan (10) Sikap. Peningkatan pada Drill pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Negara
aspek-aspek tersebut diharapkan juga dapat dimiliki oleh Kesatuan Republik Indonesia Kelas 5 MI NU 25
peserta didik lambat belajar sehingga tercapai Curugsewu Patean Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015”,
keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan belajar akan menyatakan hasil belajar PKn mampu ditingkatkan
menimbulkan rasa senang, percaya diri yang tinggi melalui metode drill. Keempat, oleh Jatno (2017) dengan
kemudian termotivasi untuk belajar lagi, karena belajar judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan
tidak hanya meliputi terkait mata pelajaran, tetapi juga Menerapkan Metode Drill Latihan Soal-Soal pada Siswa
terhadap penguasaan, persepsi, kebiasaan, minat, Kelas IV SDN Sumbaga 01 Semester I Tahun Pelajaran
kesenangan, penyesuaian sosial, keterampilan dan cita- 2017/2018”, hasilnya menunjukkan prestasi belajar
cita (Jaya, 2015:3-4). Matematika dapat meningkat dengan tingginya aktivitas
Metode drill yang digunakan pada penelitian ini lebih dalam kegiatan pembelajaran dan peningkatan minat
memfokuskan pada kegiatan latihan soal yang diulang- serta kemampuan berpikir peserta didik.
ulang sehingga hasil belajar pada ranah kognitif dapat Berdasarkan uraian di atas, tujuan pada penelitian ini
tercapai. Macam-macam kemampuan ranah kognitif ialah menguji adanya pengaruh dari penerapan metode
menurut Bloom (dalam Suprijono 2013:6) mencakup, drill terhadap hasil belajar PPKn pada peserta didik
knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), lambat belajar di UPT SMP Negeri 29 Gresik.
application (penerapan), analysis (penguraian), synthesis
(pengorganisasian), dan evaluation (penilaian). Pada METODE
penelitian ini hasil belajar yang ingin ditingkatkan adalah Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
ranah kognitif tingkat C1 sampai C4 (pengetahuan, kuantitatif. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono
pemahaman, penerapan dan penguraian). Adanya praktik (2018:7) bahwa penelitian kuantitatif ialah penelitian yang
dalam situasi simulasi, pengulangan dan penyampaian datanya disajikan dalam bentuk angka-angka dengan
materi secara sederhana serta mengaitkannya dengan analisis statistik. Jenis penelitian menggunakan jenis
fakta yang ada di sekitar peserta didik, digunakan sebagai eksperimen. Arikunto (2014:9) menerangkan bahwa
tambahan yang dilakukan dalam penelitian. penelitian jenis eksperimen bertujuan untuk menciptakan
Materi yang digunakan adalah KD 5 Mata Pelajaran suatu keadaan terjadi untuk melihat akibat dari adanya
PPKn tentang “Kerja Sama dalam Berbagai Bidang treatment. Penelitian ini menggunakan desain Quasi
Kehidupan”. Pemilihan materi dilakukan melalui diskusi Eksperiment dengan bentuk Nonequivalent Control Group
bersama Ibu Ida Oelfiah, S.Pd. dengan pertimbangan Design, sehingga kelompok eksperimen dan kelompok

249
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

kontrol dipilih dengan cara tidak diacak (Sugiyono, mengetahui perlakuan mana yang lebih baik hasilnya dan
2018:79). dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Adapun
Pada penelitian ini, digunakan dua kelompok kelas, perbedaan perlakuan yang diberikan antara kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kontrol yang ditunjukkan oleh tabel
eksperimen diberi perlakuan dengan kegiatan berikut.
pembelajaran PPKn yang menerapkan metode drill, Tabel 3. Perbedaan Perlakuan
sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan metode Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
tersebut melainkan menggunakan metode ceramah. (Metode Drill) (Metode Ceramah)
Pembukaan Pembukaan
Sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, keduanya Peserta didik diberikan motivasi Peserta didik diberikan motivasi
diberikan pre-test sebelum diberikan treatment guna dan dibacakan tujuan dan dibacakan tujuan
mengetahui hasil awal pembelajaran PPKn. Selanjutnya pembelajaran. Selanjutnya pembelajaran yang akan dicapai
merekan diberikan penjelasan
pemberian treatment yang berbeda. Kemudian kedua tentang latihan yang akan
kelas diberikan post-test guna mengetahui peningkatan dilakukan
penguasaan materi yang dimiliki oleh peserta didik setelah Pelaksanaan Pelaksanaan
dilakukan pemberian treatment. Pada tahap ini, peserta didik Pada tahap pelaksanan ini, yang
melakukan beberapa tahap yang dilakukan peserta didik yaitu.
Ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode drill
disesuaikan dengan metode drill, 1. Mendengarkan penjelasan
terhadap hasil belajar PPKn pada peserta didik lambat yaitu. guru dengan metode
belajar dapat diketahui melalui uji hipotesis yang sesuai 1. Penyampaian Materi ceramah dan diberikan
pada nilai post-test yang diperoleh. Hipotesis yang Penyampaian materi kesempatan untuk
dilakukan secara singkat menyampaikan
digunakan adalah.
oleh guru dan memberi ide/pertanyaan yang dimiliki
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari kesempatan pada peserta terkait penjelasan guru
penerapan metode drill terhadap hasil belajar didik untuk bertanya 2. Peserta didik mengumpulkan
PPKn pada peserta didik lambat belajar UPT 2. Latihan Soal I data yang berkaitan dengan
Kemudian diberikan materi. Kemudian diberikan
SMP Negeri 29 Gresik
pertanyaan terkait materi pertanyaan terkait materi
Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan yang telah dijelaskan oleh yang telah dijelaskan oleh
metode drill terhadap hasil belajar PPKn pada guru. Soal berbentuk essay guru
peserta didik lambat belajar UPT SMP Negeri dan dikerjakan dengan 3. Peserta didik mengerjakan
berdiskusi bersama pertanyaan tersebut secara
29 Gresik
kelompok. individu
Adapun uraian desain penelitian nampak pada tabel di 3. Pembahasan Latihan Soal I 4. Setelah selesai mengerjakan,
bawah ini. Peserta didik dilakukan pembahasan
Tabel 2. Quasi Experimental Design dengan Bentuk mempresentasikan hasil dengan bimbingan guru
diskusinya sedangkan
Nonequivalent Control Group Design
kelompok lain memerhatikan
Pre- Post-
Grup Perlakuan dan memberikan pertanyaan
test test
atau sanggahan. Hasil
NR Eksperimen O1 X O2 jawaban tiap kelompok
NR Kontrol O3 - O4 dibahas bersama guru
4. Latihan Soal II dan
(Sugiyono, 2018:79) Pembahasan
Penjelasan: Peserta didik melanjutkan
NR : Pengambilan sampel secara non random latihan yang kedua yaitu
O1 : Pre-test kelas eksperimen latihan soal bentuk pilihan
ganda secara individu,
O2 : Post-test kelas eksperimen dilanjutkan pembahasan
O3 : Pre-test kelas kontrol bersama bimbingan guru
O4 : Post-test kelas kontrol 5. Pengulangan Penyampaian
X : Treatment pada kelas eksperimen berupa Materi melalui penjelasan
guru pada materi yang
pemberian metode drill sedang dipelajari
⁻ : Metode ceramah Penutup Penutup
Berdasarkan tabel desain penelitian di atas, sampel Peserta didik disilahkan untuk Peserta didik disilahkan untuk
yang digunakan dipilih secara non random. Sampel menanyakan hal-hal yang belum menanyakan hal-hal yang belum
dipahami, lalu merumuskan dipahami, lalu merumuskan
tersebut dibagi ke dalam dua grup, yakni eksperimen dan kesimpulan materi kesimpulan materi
kontrol yang kemudian sama-sama diberikan pre-test di
awal kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya diberikan Berdasarkan tabel di atas, terdapat perlakuan yang
perlakuan yang berbeda saat kegiatan belajar mengajar. berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
Kemudian kedua grup diberikan post-test untuk eksperimen diberikan perlakuan melalui penerapan
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

metode drill dengan beberapa langkah yang telah tiga kali pertemuan dimanfaatkan untuk pemberian
disebutkan, yaitu diawali dengan penyampaian materi perlakuan (treatment) serta satu kali pertemuan
secara singkat. Langkah tersebut bermaksud untuk dimanfaatkan untuk pemberian post-test.
memberikan gambaran awal terkait materi yang dipelajari Metode drill yang digunakan ialah latihan-latihan soal
oleh peserta didik. Langkah kedua ialah pemberian latihan baik yang dikerjakan secara individu maupun kelompok,
I berupa latihan soal secara berkelompok dilanjutkan dengan didampingi pengulangan materi untuk lebih
pembahasan, dimaksudkan agar melatih pemahaman memantapkan daya ingat peserta didik. Latihan dilakukan
peserta didik serta melatih kemampuan dalam bekerja sebanyak dua kali pada setiap pertemuan, yang pertama
sama. Kemudian latihan II berupa soal individu beserta peserta didik mengerjakan secara berkelompok dan kedua
pembahasan, latihan tersebut digunakan untuk secara individu. Setiap latihan, soal mengandung tingkat
memperkuat pemahaman peserta didik terkait materi yang C1 sampai dengan C4 dan diulang selama tiga kali
dipelajari berdasarakan pemahaman yang ia miliki. pertemuan, sehingga terdapat enam kali latihan soal.
Terakhir ialah pengulangan penyampaian materi yang Latihan dilakukan dengan tipe soal yang hampir sama
digunakan guru sebagai cara untuk memperkuat daya sehingga peserta didik familiar dengan soal-soal tersebut.
ingat peserta didik terkait konsep-konsep maupun hasil Kemudian dilakukan pembahasan bersama untuk
dari latihan-latihan yang telah dilakukan. mengetahui kesalahan yang dilakukan dan melaksanakan
Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol perbaikan, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang.
menggunakan metode ceramah yang biasa digunakan guru Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dalam proses belajar-mengajar. Peserta didik lebih banyak adalah tes, yakni pre-test dan post-test yang digunakan
diberikan penjelasan secara verbal oleh guru. Durasinya untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Tes
lebih panjang dibandingkan dengan kelas eksperimen. digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
Setelah mendengarkan penjelasan yang diberikan guru, peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan
peserta didik diberi waktu untuk mengumpulkan data-data dengan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan tujuan
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Kemudian pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2011:35). Tes
mereka diberikan pertanyaan yang dapat memperkuat tersebut dilakukan dengan memberikan soal pilihan
pemahaman tentang materi tersebut. Pengerjaan soal yang ganda kepada peserta didik sebanyak 25 butir soal. Soal
diberikan guru dilakukan secara individu, dilanjutkan yang digunakan sama, hanya saja urutannya diacak. Soal
dengan pembahasan dengan adanya bimbingan guru. tersebut disediakan oleh peneliti sehingga diberlakukan
Penelitian ini berlokasi di UPT SMP Negeri 29 Gresik validasi terlebih dahulu untuk mengukur kelayakan
yang berada di Jalan Raya Laban, Kecamatan Menganti, instrumen. Tes ini memuat beberapa pertanyaan dari
Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dan berlangsung selama materi Mata Pelajaran PPKn KD 5 tentang “Kerja Sama
Bulan Februari sampai awal Maret 2020. Jumlah populasi dalam Berbagai Bidang Kehidupan”.
sebanyak 28 peserta didik lambat belajar Kelas VII tahun Persyaratan instrumen yang digunakan yakni validitas
pelajaran 2019/2020 UPT SMP Negeri 29 Gresik. isi dengan analisis rasional lewat professional judgement.
Berdasarkan data hasil tes IQ yang telah dilaksanakan Menurut Arifin (2017:249) validitas isi adalah kesesuaian
oleh pihak sekolah, peserta didik lambat belajar tersebut antara materi pada tes dengan kurikulum. Selanjutnya
tersebar di hampir seluruh kelas VII. Jumlah populasi menurut Sukardi (2011:123) professional judgement
tersebut, seluruhnya dijadikan sebagai sampel. Peserta dilakukan melalui ahli yang diminta untuk: (1)
didik lambat belajar tersebut dibagi menjadi dua kelas mengamati secara cermat seluruh item yang hendak
sehingga terdapat 14 anak di setiap kelasnya. Menurut divalidasi; (2) mengoreksi seluruh item; dan (3)
Roscoe dalam Sugiyono (2018:91) suatu penelitian memberikan pertimbangan terhadap item yang divalidasi
eksperimen sederhana cukup menggunakan 10 sampai terkait cakupan isi yang hendak diukur. Validasi ini
dengan 20 anggota pada tiap kelas. Jumlah tersebut sudah mencakup silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
memenuhi jumlah minimal sampel untuk kelas (RPP), handout dan soal pre-test post-test. Validator
eksperimen dan kelas kontrol. instrumen dan perangkat pembelajaran berasal dari satu
Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan Dosen Jurusan PMP-KN Universitas Negeri Surabaya
dengan alokasi waktu 80 menit atau dua jam pelajaran. dan satu Guru Mata Pelajaran PPKn UPT SMP Negeri 29
Alokasi waktu 80 menit disesuaikan dengan dua jam Gresik selaku ahli (judgment expert) yang berhak
pelajaran agar peserta didik tidak terlalu lama menentukan valid tidaknya suatu instrumen.
meninggalkan pelajaran lain di kelas mereka masing- Penilaian validasi dilakukan dengan cara memberikan
masing. Lima kali pertemuan tersebut dirinci dengan satu tanggapan melalui skor 1 sampai 5 sesuai kriteria yang
kali pertemuan yang digunakan untuk pemberian pre-test, telah ditentukan peneliti yakni sebagai berikut.

251
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

soal-soal yang digunakan latihan oleh peserta didik, baik


Tabel 4. Skor Validasi latihan soal individu maupun kelompok.
Skor Kriteria Selanjutnya adalah analisis data yang digunakan.
1 Sangat Kurang Analisis data dapat dilakukan apabila uji normalitas dan
2 Kurang uji homogenitas telah dilakukan. Pada penelitian ini hanya
3 Cukup digunakan uji hipotesis dan tidak dilakukan uji normalitas
4 Baik serta uji homogenitas data karena asumsi normalitas N ≥
5 Sangat Baik
30 tidak terpenuhi sehingga dilakukan uji hipotesis non
parametrik. Uji hipotesis yang digunakan ialah uji non
(Riduwan, 2018:39)
parametrik Mann Whitney U Test dengan N masing-
Setelah validator mengisi lembar validasi sesuai
kriteria skor di atas, langkah selanjutnya adalah masing kelompok kurang dari 20. Mann Whitney U Test
menjumlahkan skor-skor tersebut dan menentukan hasil digunakan untuk menguji perbedaan pada dua sampel
rating dengan rumus: terpisah pada nilai post-test kelas eksperimen dan kelas
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 kontrol dengan taraf kepercayaan 95%. Langkah-langkah
𝐻𝑅 = × 100%
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 yang dilakukan untuk mencari nilai U dalam Mann
(Riduwan, 2018:41) Whitney U Test adalah: (1) kedua data nilai post-test
Langkah selanjutnya yaitu mengetahui layak tidaknya disusun menjadi satu kelompok dan dibuat jenjang
perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang peringkat; (2) nilai jenjang untuk masing-masing
digunakan, caranya adalah menyesuaikan nilai HR dengan kelompok data dijumlahkan; (3) nilai U masing-masing
tabel skor skala likert di bawah ini. kelompok dihitung dengan rumus berikut.
Tabel 5. Kriteria Interpretasi Skor 𝑛2 (𝑛2 + 1)
𝑈1 = 𝑛1 . 𝑛2 + − ∑ 𝑅2
Interval Nilai Keterangan 2
0% - 20% Tidak Layak Selanjutnya rumus untuk menghitung U2 adalah sebagai
21% - 40% Kurang Layak berikut.
𝑈2 = 𝑛1 . 𝑛2 − 𝑈1
41% - 60% Cukup Layak
Penjelasan:
61% - 80% Layak
U1 = Nilai U kelompok 1
81% - 100% Sangat Layak
U2 = Nilai U kelompok 2
(Riduwan, 2018:41) n1 = Jumlah sampel kelompok 1
Pada saat validasi berlangsung, peneliti mendapatkan n2 = Jumlah sampel kelompok 2
banyak masukan dari kedua ahli dalam rangka R2 = Jumlah jenjang kelompok 2
memperbaiki beberapa kesalahan yang ada. Kemudian Kemudian; (4) dari kedua nilai U yang diperoleh, diambil
masukan tersebut diterapkan guna memperbaiki perangkat nilai terkecil yang akan dibandingkan dengan tabel Mann
pembelajaran dan instrumen yang digunakan dalam Whitney.
penelitian. Berdasarkan hasil validasi kedua ahli diperoleh Kesimpulannya adalah jika Uhitung<Utabel maka Ha
rekapitulasi hasil yang dapat dilihat pada tabel 7. diterima dan Ho ditolak, α=0,05. Sebaliknya, apabila
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Validasi Uhitung>Utabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui ada
Hasil Validasi
No. Perangkat Penelitian tidaknya pengaruh signifikan dari penerapan metode drill
Skor (%)
yang diberikan kepada kelas eksperimen pada hasil belajar
PPKn.
1. Silabus 58 83%
2. RPP 82 78%
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Handout 43 71,6%
Penelitian terkait pengaruh penerapan metode drill
4. Soal Pre-test dan Post-test 67 78,8% terhadap hasil belajar PPKn pada peserta didik lambat
Sumber: Data diolah 2020 belajar di UPT SMP Negeri 29 Gresik ini telah melalui
Berdasarkan Tabel 7. hasil validasi dari kedua ahli beberapa proses hingga akhirnya dilakukan penyusunan
menyatakan bahwa seluruh perangkat pembelajaran dan hasil penelitian. Proses penyusunan perangkat
soal pre-test post-test layak digunakan karena pembelajaran dan instrumen penelitian telah dilakukan
memperoleh prosentase interval nilai 61% - 80%, bahkan pada tanggal 20 sampai dengan 31 Januari 2020.
untuk silabus dinyatakan sangat layak digunakan karena Selanjutnya proses pada tanggal 20 sampai dengan 27
termasuk dalam interval nilai 81% - 100%. Penelitian ini Februari 2020 dilakukan proses validasi perangkat
juga disertai dengan perangkat drill yang berisi kumpulan pembelajaran dan instrumen penelitian dengan Dosen
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

Jurusan PMP-KN. Selanjutnya proses validasi dengan Tabel 8. Hasil Nilai Post-test Kelas Eksperimen
Guru Mata Pelajaran PPKn di UPT SMP Negeri 29 Kategori Hasil Post-test
Gresik terlaksana dengan lancar pada tanggal 2 sampai Jumlah 1092
dengan 3 Maret 2020. Kegiatan validasi dengan Guru Rata-rata 78
PPKn tersebut disertai dengan diskusi bersama peneliti Varians 41,23
dan Guru BK tentang penentuan terhadap pembagian
Standar Deviasi 6,42
peserta didik menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sumber: Data primer penelitian
Kemudian tanggal 6 sampai dengan 13 Maret 2020
Tabel 8. di atas nampak bahwa rata-rata pada nilai
adalah proses pengambilan data di kelas eksperimen dan
post-test kelas eksperimen sebesar 78 dan standar deviasi
kontrol. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti
sebesar 6,42 dengan jumlah total keseluruhan sebesar
berperan sebagai guru, namun tetap dibantu oleh guru
1092. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada
pendamping yaitu Ibu Ida Oelfiah, S.Pd. selaku Guru
pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang
PPKN di UPT SMP Negeri 29 Gresik.
diberikan.
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Data Hasil Belajar Kelas Kontrol
Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberikan
Kelas kontrol merupakan kelompok yang kegiatan belajar
treatment berupa penggunaan metode drill dalam
mengajarnya menggunakan metode ceramah yang
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada awal
biasanya digunakan guru dalam mengajar. Sama seperti
pertemuan, kelas eksperimen diberikan soal pre-test yang
kelas eksperimen, pada awal pertemuan kelas kontrol
digunakan oleh peneliti untuk mengukur pengetahuan
juga diberikan pre-test. Soal pre-test dan post-test yang
awal peserta didik. Jumlah soal yang diberikan sebanyak
diberikan sebanyak 25 butir soal dengan penilaian
25 butir disertai penilaian dengan skala 100. Kemudian
berskala 100. Hasil nilai pre-test dari kelas kontrol
diperoleh nilai pre-test tertinggi di kelas eksperimen
didapati nilai tertinggi dan terendah sebesar 68 dan 28,
adalah 68 dan nilai terendah adalah 28, hasil akumulasi
berikut hasil nilai pre-test kelas kontrol.
dari nilai tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel 9. Hasil Pre-test Kelas Kontrol
Tabel 7. Hasil Nilai Pre-test Kelas Eksperimen
Kategori Hasil Pre-test
Kategori Hasil Pre-test
Jumlah 724
Jumlah 700
Rata-rata (M) 51,71
Rata-rata 50
Varians 166,07
Varians 134,77
Standar Deviasi 12,89
Standar Deviasi 11,61
Sumber: Data primer penelitian
Sumber: Data primer penelitian
Tabel di atas menunjukkan jumlah nilai post-test
Bersumber dari tabel di atas, jumlah dari nilai pre-test
kelas kontrol adalah 724 dengan rata-rata 51,71 dan
seluruh peserta didik lambat belajar yang terdapat di
standar deviasi sebanyak 12,89. Hasil tersebut juga
kelas eksperimen adalah 700 dengan rata-rata 50 dan
menunjukkan masih sedikitnya pemahaman awal peserta
standar deviasi sebanyak 11,61. Setelah diberikan pre-
didik di kelas kontrol terhadap materi yang diberikan.
test, kemudian kelas eksperimen diberikan pembelajaran
Setelah itu, kelas kontrol diberikan treatment
menggunakan metode drill. Hasil tersebut menunjukkan
menggunakan metode ceramah dan diberikan post-test di
masih sedikitnya pemahaman awal peserta didik terhadap
akhir pertemuan.
materi yang diberikan.
Hasil nilai post-test yang diperoleh oleh kelas kontrol
Selanjutnya dilakukan pengukuran akhir terhadap
yaitu.
pengetahuan peserta didik melalui pemberian post-test.
Tabel 10. Hasil Post-test Kelas Kontrol
Soal post-test tersebut sama dengan soal pre-test, namun Kategori Hasil Post-test
urutan soal diacak dengan jumlah soal 25 butir dan
Jumlah 912
penilaian berskala 100. Hasil yang didapati, nilai post-test
Rata-rata (M) 65,14
peserta didik meningkat dibanding dengan nilai pre-test.
Varians 92,13
Hasil post-test peserta didik lambat belajar yang berada
di kelas eksperimen adalah 92 untuk nilai tertinggi, Standar Deviasi 9,6

sedangkan nilai terendahnya adalah 68, hasil Sumber: Data primer penelitian
akumulasinya dapat dilihat dan disajikan dalam tabel 11. Hasil post-test di kelas kontrol sendiri diperoleh nilai
berikut ini . tertinggi dan terendahnya adalah 84 dan 56. Tabel 10.
tersebut menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan nilai
peserta didik sebesar 912. Rata-ratanya adalah 65,14

253
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

dengan standar deviasi sebesar 9,6. Berdasarkan hasil penghitungan uji hipotesis menggunakan Uji U Mann
yang diperoleh, nilai post-test kelas kontrol tidak Whitney.
menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan 𝑛2 (𝑛2 + 1)
𝑈1 = 𝑛1 . 𝑛2 + − ∑ 𝑅2
dengan nilai pre-test yang sebelumnya. 2
Hasil Uji Hipotesis 14(14 + 1)
Pada penelitian ini tidak digunakan uji normalitas karena 𝑈1 = 14.14 + − 134
2
asumsi normalitas N ≥ 30 tidak terpenuhi yaitu hanya 28 𝑈1 = 196 + 105 − 134
peserta didik lambat belajar yang di masing-masing 𝑈1 = 167
kelasnya hanya terdapat 14 peserta didik. Uji Selanjutnya rumus untuk menghitung U2 adalah sebagai
homogenitas juga tidak diperlukan karena tidak ada uji berikut.
normalitas dan sudah tentu data diolah menggunakan uji 𝑈2 = 𝑛1 . 𝑛2 − 𝑈1
non parametrik. Oleh karena itu langsung dilakukan uji 𝑈2 = 14.14 − 167
hipotesis yang sesuai. 𝑈2 = 196 − 167
Data yang telah diperoleh, diolah untuk menguji 𝑈2 = 29
hipotesis yang telah ditentukan, digunakanlah uji non Penjelasan:
parametrik U Mann Whitney dengan N < 20 di tiap U1 = Nilai U kelompok 1
kelompok. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji ada U2 = Nilai U kelompok 2
tidaknya pengaruh dari penerapan metode drill terhadap n1 = jumlah sampel kelompok 1
hasil belajar PPKn pada peserta didik lambat belajar di n2 = jumlah sampel kelompok 2
UPT SMP Negeri 29 Gresik. Data yang digunakan untuk R2 = jumlah jenjang kelompok 2
uji hipotesis dalam penelitian ini adalah data nilai post- Kemudian dari kedua nilai U yang diperoleh, diambil
test kelas eksperimen dan kelas kontrol guna mengetahui nilai terkecil yang digunakan untuk membandingkan
ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan di antara dengan tabel Mann Whitney, yaitu 29. Tabel Mann
nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Whitney dengan n1=14 dan n2=14 sebesar 55 pada taraf
Uji U Mann Whitney digunakan karena asumsi signifikansi α=0,05. Jadi dapat diketahui bahwa
normalitas dan homogenitas. Uji tersebut juga sesuai Uhitung<Utabel yakni 29 < 55 sehingga H0 ditolak dan Ha
digunakan karena data yang diuji merupakan dua sampel diterima. Maknanya, terdapat “pengaruh yang signifikan
terpisah, yakni kelas eksperimen yang menggunakan dari penerapan metode drill terhadap hasil belajar PPKn
metode drill dan kelas kontrol yang menggunakan pada peserta didik lambat belajar di UPT SMP Negeri 29
metode ceramah. Ketentuan uji tersebut adalah jika Gresik”.
Uhitung<Utabel Mann Whitney dengan taraf signifikan
Pembahasan
α=0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika
Peserta didik lambat belajar merupakan peserta didik
Uhitung>Utabel Mann Whitney maka H0 diterima dan Ha
yang memunyai potensi intelektual yang lebih lambat
ditolak. Adapun hasil penghitungan uji hipotesis data
dibanding dengan peserta didik rata-rata. Begitu pula
nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dengan peserta didik lambat belajar Kelas VII yang ada
disajikan dalam bentuk tabel berikut.
di UPT SMP Negeri 29 Gresik. Peserta didik lambat
Tabel 11. Hasil Uji t Data Post-test
Kelas belajar tersebut muncul akibat diterapkannya sistem
Data Statistik Kelas Kontrol
Eksperimen zonasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun
Mean 78 65,14 ajaran 2019/2020. Seharusnya peserta didik lambat
14 belajar bersekolah di sekolah-sekolah formal dengan
n 14
kebutuhan inklusi sehingga penanganan yang diberikan
Uhitung 29 29
sesuai.
Utabel 55 55 Peserta didik lambat belajar di UPT SMP Negeri 29
Kesimpulan H0 ditolak, Ha diterima Gresik tetap perlu diberikan penanganan yang tepat
Sumber: Data primer penelitian meskipun sekolah tersebut bukan sekolah dengan
Berdasarkan Tabel 11. di atas, diperoleh Uhitung sebesar kebutuhan inklusi, salah satunya dengan pemberian
29. Kemudian diperoleh nilai Utabel dengan n1=14 dan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Mereka
n2=14 sebesar 55 pada taraf signifikansi α=0,05. Jadi memerlukan metode yang sesuai untuk membantu
dapat diketahui bahwa Uhitung<Utabel yakni 29 < 55 mengatasi kesulitan-kesulitan yang dimiliki. Sejumlah
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut ini rincian kesulitan yang dimiliki oleh peserta didik lambat belajar
menurut Shaw (dalam Syarifuddin, 2013) adalah
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

kesulitan untuk memahami konsep yang abstrak, sama. Masing-masing diberikan perlakuan sebanyak 3
kesulitan dalam mengelola keterampilan dan pengetahuan kali pertemuan dengan metode yang berbeda. Hasilnya,
pada situasi yang baru, serta kesulitan untuk pada pelaksanaan post-test, diperoleh rata-rata nilai
mengombinasikan materi baru dengan materi sebesar 78 pada kelas eksperimen dan rata-rata nilai
sebelumnya. Peserta didik lambat belajar membutuhkan sebanyak 65,14 pada kelas kontrol. Nampak bahwa
situasi yang memfasilitasi mereka untuk mengulang setelah diberikan perlakuan, nilai kedua kelas dapat
materi yang dipelajari. Situasi tersebut dapat diperoleh meningkat, akan tetapi pada kelas eksperimen mengalami
melalui latihan secara terus-menerus dan pengulangan peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan kelas
pada penyampaian materi. Penerapan metode drill kontrol.
digunakan sebagai upaya mengurangi bahkan membantu Perbedaan yang teramat sangat pada nilai post-test
peserta didik lambat belajar untuk mengatasi kesulitan yang diperoleh perlu dibuktikan sehingga diberlakukan
yang dimiliki. uji hipotesis. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan,
Pada penelitian ini, metode drill digunakan dalam diperoleh bahwa H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf
mengatasi kesulitan belajar pada Mata Pelajaran PPKn signifikansi α=0,05 yakni Uhitung<Utabel yakni 29 < 55. Hal
dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
kognitif yang dimiliki oleh peserta didik. Latihan yang signifikan dari penggunaan metode drill terhadap hasil
digunakan sendiri adalah latihan soal didampingi adanya belajar PPKn pada peserta didik lambat belajar. Artinya
pengulangan materi dan mengaitkan materi yang bahwa penggunaan metode drill dapat mengatasi
dipelajari dengan hal-hal sederhana yang ada di sekitar kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik lambat
mereka sehari-hari. Kemudian dalam proses pengambilan belajar pada ranah kognitif. Metode drill yang diterapkan
data, peserta didik lambat belajar dibagi ke dalam dua pada kelas eksperimen dilengkapi dengan pembahasan
kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. secara mendalam yang membantu peserta didik
Pembagian peserta didik menjadi dua kelas tersebut mengetahui letak kesalahan yang ia perbuat, sehingga
digunakan untuk membandingkan hasil belajar antara tidak terulang kesalahan yang sama.
kelas eksperimen yang menggunakan metode drill dan Pelaksanaan metode drill di kelas diawali dengan
kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. kegiatan pembuka selama lima menit. Kegiatan ini
Materi yang diterapkan dengan metode drill adalah penting dilakukan untuk mengecek kondisi peserta didik,
KD 5 Mata Pelajaran PPKn tentang “Kerja Sama dalam membangun semangat awal dalam diri mereka dan
Berbagai Bidang Kehidupan”. Materi tersebut dirasa membuat mereka lebih tertarik untuk belajar.
sesuai dengan kondisi peserta didik lambat belajar, Kegiatannya sendiri diawali dengan berdoa bersama
karena terdapat materi yang membutuhkan hafalan, untuk membuka kegiatan pembelajaran. Saat doa
sering dijumpai di kehidupan sehari-hari dan dapat bersama, guru meminta salah satu peserta didik untuk
diberikan melalui praktik dalam situasi simulasi. memimpin, hal tersebut dilakukan untuk melatih
Mengingat bahwa penanganan yang bisa dilakukan untuk keberanian mereka di depan orang lain. Selanjutnya
menangani kesulitan-kesulitan peserta didik lambat dilaksanakan kegiatan administratif dengan mengabsen
belajar menurut Khabibah (2013:28-29) ialah dengan kehadiran peserta didik. Lalu pelaksanaan kegiatan
penguatan melalui aktivitas praktik secara langsung orientasi dengan ditanya kondisinya, diberikan motivasi
dalam suatu situasi simulasi, maka latihan praktik juga dan ice breaking. Kegiatan tersebut diberikan untuk
diadakan di setiap pertemuan. Oleh karena itu bentuk membangun semangat belajar peserta didik sehingga
latihan yang diberikan adalah soal-soal individu dan mereka mampu dengan mudah menyerap penjelasan
kelompok yang membuat peserta didik secara tidak guru. Kemudian, diminta untuk menyiapkan kelengkapan
langsung melaksanakan praktik dalam situasi simulasi untuk mengikuti pembelajaran. Setelah kegiatan
yakni kerja sama. orientasi, dilakukan pemberian apersepsi dengan
Data-data yang didapati saat penelitian terdiri dari memberikan pertanyaan-pertanyaan umum yang ada
nilai pre-test dan nilai post-test. Selanjutnya diperoleh hubungannya dengan materi yang akan dipelajari untuk
mean hasil pre-test kelas eksperimen ialah 50 dan mean mengetahui pengetahuan awal mereka, misalnya dengan
hasil pre-test kelas kontrol ialah 51,71. Rata-rata nilai menanyakan definisi dari kerja sama yang mereka
tersebut menunjukkan masih kurangnya pengetahuan ketahui, bentuk-bentuk kerja sama yang pernah mereka
awal peserta didik dalam materi Kerja Sama dalam lakukan selama di sekolah maupun di rumah dan
Berbagai Bidang Kehidupan. Kemudian untuk pertanyaan-pertanyaan lain menyangkut materi kerja
meningkatkan pemahaman para peserta didik terhadap sama. Kemudian untuk memberikan informasi awal
materi tersebut, kedua kelas diberikan perlakuan untuk terkait materi yang akan dipelajari, maka peserta didik
meningkatkan pengetahuan mereka terkait materi kerja

255
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

diberikan acuan kegiatan pembelajaran dan latihan agar soal yang sama, dilanjutkan guru membimbing peserta
mereka siap untuk melaksanakan kegiatan latihan. didik untuk mengetahui letak kesalahannya. Setelah
Kegiatan pembuka selesai dilanjutkan kegiatan peserta didik menemukan letak kesalahannya, peserta
pelaksanaan. Kegiatannya terdiri dari: (1) peserta didik didik melakukan perbaikan, sehingga kesalahan yang
diberikan penjelasan secara singkat tentang materi kerja sama tidak muncul.
sama dalam berbagai bidang kehidupan. Penjelasan tidak Usai kegiatan pelaksanaan, dilaksanakan kegiatan
panjang lebar karena mengingat keterbatasan peserta penutup selama lima menit dengan rincian peserta didik
didik lambat belajar dalam menerima materi yang banyak diberi keleluasaan untuk menanyakan hal-hal yang belum
dalam sekali waktu. Menurut Rofiah & Rofiana dipahami sehingga guru dapat memberikan penjelasan
(2017:99) slow learner membutuhkan penekanan pada kembali pada materi yang kurang dipahami. Selanjutnya
kesederhanaan dalam cara penyampaian sehingga mudah pemberian refleksi dan perumusan kesimpulan melalui
dipahami, sehingga bahasa yang digunakan sederhana, bimbingan guru guna lebih memperkuat pemahaman
tidak bertele-tele dan cukup dengan lima belas menit peserta didik pada materi yang diajarkan hari itu.
penyampaian materi. Selanjutnya, sembari mendengarkan Pemberian motivasi untuk terus belajar serta
penjelasan guru, peserta didik memberikan garis tanda di melaksanakan latihan juga dilakukan agar peserta didik
handout-nya masing-masing saat menemukan kata-kata termotivasi dan tidak berhenti berlatih. Lalu kegiatan
kunci. Pemberian tanda dapat memudahkan peserta didik ditutup dengan doa bersama.
untuk menemukan definisi-definisi atau penjelasan dari Menurut Purwati (2010:50) metode drill memiliki
suatu konsep yang sulit dipahami ataupun diingat; (2) manfaat yaitu, daya ingat peserta didik akan lebih kuat
peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk pada pelajaran yang diberikan guru, karena seluruh
persiapan dilaksanakannya latihan I yakni pengerjaan konsentrasi dan pikiran mereka akan terfokus pada
soal berkelompok. Pembagian kelompok ditentukan guru pelajaran yang dilatihkan tersebut. Pelaksanaan kegiatan
agar kemampuan dalam satu kelompok beragam dan belajar mengajar menggunakan metode drill di kelas
mereka tidak berkelompok dengan teman-teman eksperimen menunjukkan bahwa peserta didik lambat
sekelasnya saja agar dapat menambah lingkup belajar mampu memiliki daya ingat yang kuat terhadap
pertemanan mereka. Setelah kelompok terbentuk, materi apabila suatu materi tersebut dilatihkan secara
disajikan video yang harus diamati. Video yang diputar berulang-ulang. Adanya pengawasan dan bimbingan dari
berdurasi 3 sampai dengan 5 menit dan berkaitan dengan guru membuat peserta didik mampu melaksanakan
materi yang dipelajari. Usai mengamati video, peserta perbaikan terhadap kesalahan saat itu juga, sehingga
didik diberikan soal essay terkait video dan materi yang dapat mengefektifkan waktu belajar.
telah disajikan. Soal tersebut dikerjakan secara Metode drill sendiri didasari oleh teori koneksionisme
berkelompok melalui diskusi dan didampingi bimbingan Thorndike yang menyatakan bahwa salah satu kaidah
dari guru sehingga peserta didik dapat bekerja sama teori belajar adalah hukum latihan (Kani dan Sa’ad dalam
dengan baik, latihan I tersebut dilakukan dalam waktu Rohani, 2018:40). Hukum latihan (law of exercise)
lima belas menit. menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon
Setelah latihan soal secara berkelompok selesai, akan menjadi kuat jika ada latihan dan akan menjadi
selanjutnya; (3) pembahasan latihan I dengan presentasi lemah jika kurangnya latihan. Semakin sering suatu
dan pembahasan mendalam. Setiap kelompok pelajaran diulang melalui latihan maka pelajaran tersebut
mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain akan semakin kuat. Hukum latihan mengindikasikan jika
diwajibkan untuk memberikan pertanyaan terkait latihan yang dilakukan berulang kali akan menimbulkan
presentasi yang disampaikan. Kelompok yang presentasi penguasaan yang lebih kuat terhadap materi. Kebiasaan
menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Kemudian baru yang dibangun oleh peserta didik lambat belajar
dilakukan pembahasan terhadap hasil presentasi semua melalui latihan telah membuat materi yang dipelajari
kelompok dengan bimbingan guru. Masing-masing lebih mudah diingat dan dipahami.
kelompok diberikan waktu selama lima menit. Setelah Hukum latihan dapat diterapkan dengan baik melalui
latihan soal secara berkelompok selesai, (4) peserta didik pengondisian pada peserta didik lambat belajar dalam
diberikan latihan soal individu untuk memperkuat suatu situasi belajar yang menuntut adanya latihan setiap
pemahamannya, latihan tersebut selama sepuluh menit. hari. Latihan dalam bentuk pemberian soal secara terus-
Latihan soal berbentuk multiple choice sebanyak sepuluh menerus “memaksa” mereka untuk belajar memahami
butir dikerjakan secara mandiri dan close book; (5) materi melalui soal-soal tersebut sehingga waktu belajar
setelah selesai mengerjakan, sepuluh menit berikutnya pun menjadi lebih efisien. Penelitian-penelitian terdahulu
langsung dilakukan pembahasan dan ditemukan beberapa yang sesuai dengan penelitian ini juga menyatakan
kesalahan yang dilakukan peserta didik terhadap pola adanya latihan yang dilakukan berulang-ulang melalui
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

metode drill mampu menciptakan kebiasaan baik metode yang digunakan oleh guru dalam pelajaran
sehingga diperoleh hasil belajar peserta didik meningkat. Matematika pada bilangan prima kurang tepat dan tingkat
Tampak pada penelitian relevan yang dilakukan kesulitan peserta didik dalam memahami materi tersebut
Rohani (2018), ia mengkaji tentang penerapan metode sangat tinggi, maka digunakan metode drill untuk
drill yang dilengkapi dengan media scrapbook untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hasilnya, prestasi
meningkatkan keterampilan berbicara pada anak belajar peserta didik meningkat, terlihat dari peningkatan
tunagrahita di SDLB-C AKW II Surabaya. Anak aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan
tunagrahita sebagai anak berkebutuhan khusus memiliki peningkatan minat serta kemampuan berpikir peserta
keterbatasan kapasitas belajar. Mereka cenderung didik.
berbicara melalui perilaku dan bersikap sesuai Hasil yang ditunjukkan pada penelitian-penelitian
keinginannya sendiri sehingga orang yang ada di terdahulu di atas sama dengan hasil yang didapati pada
sekitarnya kesulitan untuk memahaminya. Berdasarkan penelitian ini, yaitu ada peningkatan dari diterapkannya
penelitian tersebut, penggunaan metode drill dengan metode drill pada hasil belajar peserta didik. Metode
media scrapbook dapat meningkatkan kemampuan yang sama tetap harus disesuaikan dengan kondisi peserta
berbicara anak tungrahita dalam aspek menyatakan didik dan materi pelajaran yang diajarkan. Hal tersebut
pendapat secara signifikan, pendapat-pendapat seperti agar latihan yang diberikan sesuai dengan kemampuan
mohon ijin ke toilet, meminta maaf, berterima kasih dan peserta didik dan tujuan yang ingin dicapai. Latihan yang
sebagainya. tidak sesuai maka dapat menyia-nyiakan waktu belajar
Selanjutnya penelitian Haryati (2017) yang mengkaji yang dimiliki dan justru membuat tujuan pembelajaran
tentang penggunaan metode drill untuk meningkatkan jauh untuk dicapai. Pada penelitian ini, latihan
kemampuan bina diri pada anak tunagrahita sedang di disesuaikan dengan kondisi atau kesulitan yang dimiliki
SLB Tunas Kasih Surabaya. Program khusus peserta didik, seperti dengan mengulang penyampaian
pengembangan bina diri seperti memakai baju, celana, materi oleh guru, menyediakan suatu kondisi simulasi
sepatu dan berhias diri masih mengalami beberapa yang dapat digunakan peserta didik untuk praktik
hambatan. Hal tersebut disebabkan program yang belum langsung serta mengaitkan materi dengan kehidupan
dilakukan secara optimal dan media yang digunakan yang ada di sekitar mereka. Latihan juga disesuaikan
masih minim. Berdasarkan penelitian yang telah dengan materi yang dipelajari dengan adanya pemberian
dilaksanakan, penggunaan metode drill dapat soal-soal latihan sehingga peserta didik melatih daya
meningkatkan kemampuan bina diri pada anak ingat dan kemampuan menjawab soal berdasarkan
tunagrahita sedang dan dapat digunakan sebagai alat pengetahuan yang mereka tangkap.
untuk membuat kegiatan pembelajaran tidak Latihan yang diberikan sesuai dengan hukum latihan
membosankan. Thorndike dengan diawali hal-hal yang sederhana yang
Kemudian Yusroni (2014) melakukan penelitian disertai pembahasan mendalam. Saat pembahasan,
terkait dengan upaya peningkatan hasil belajar PKn kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik
melalui metode drill bagi Kelas 5 MI NU 25 Curugsewu nampak dan dilakukan perbaikan. Pada pertemuan
Patean Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Kompetensi pertama, kesalahan yang sering dilakukan oleh peserta
dasar yang dipilih ialah Mendeskripsikan Negara didik lambat belajar ialah saat mengerjakan soal-soal C3
Kesatuan Republik Indonesia. Sebelumnya, para peserta dan C4, baik soal kelompok maupun soal individu.
didik cenderung pasif serta lamban saat mengerjakan soal Mereka kesulitan dalam menjabarkan alasan-alasan yang
PKn. Hal tersebut membuat pencapaian hasil belajar logis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
tidak berhasil, sehingga dibutuhkan metode yang dapat diberikan. Kemudian dilakukan pembahasan terhadap
mengefektifkan kegiatan belajar mengajar. Salah satu soal-soal yang mereka anggap sulit tersebut, menjelaskan
metode yang dapat digunakan adalah metode drill. Hasil kembali dan melatih mereka agar memiliki daya analisis
penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang baik pada suatu persoalan.
PKn yang nampak pada siklus I 66,67% peserta didik Meningkatnya pemahaman peserta didik lambat
tuntas dalam belajar dan meningkat menjadi 91,7% pada belajar yang menggunakan metode drill dalam kegiatan
siklus II. pembelajaran PPKn nampak dari peningkatan yang
Terakhir, penelitian dari Jatno (2017) tentang signifikan dengan rata-rata awal sebesar 50 pada hasil
penerapan metode drill bentuk latihan soal-soal untuk nilai pre-test yang selanjutnya meningkat menjadi 78
meningkatkan prestasi belajar Matematika materi pada hasil nilai post-test. Rata-rata tersebut termasuk
Bilangan Prima. Penelitiannya dilakukan di SDN peningkatan yang tinggi pada peserta didik lambat belajar
Sumbaga 01 semester I tahun pelajaran 2017/2018 pada dengan yang semula nilai tertingginya adalah 68 dan
Kelas IV. Berdasarkan identifikasi masalah seperti

257
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

terendah 28, dapat meningkat menjadi 92 untuk nilai membagi waktu dengan baik melalui pembagian secara
tertinggi dan 68 yang terendah. jelas pada kegiatan yang dilaksanakan dengan alokasi
Selanjutnya di pertemuan kedua, beberapa peserta waktu yang disediakan. Selanjutnya mengondisikan
didik sudah mampu memperbaiki kesalahan yang kegiatan pembelajaran menjadi kegiatan yang
dilakukan di pertemuan sebelumnya, namun masih ada menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta
beberapa yang mengeluhkan masih kesulitan dalam didik. Kegiatan yang menyenangkan dapat membuat
menjawab pertanyaan-pertanyaan level C4. Oleh karena peserta didik tertarik dan semangat untuk belajar, serta
itu, dilakukan pembahasan khusus pada soal-soal tersebut cenderung mengingat sesuatu yang dipelajari dan ingin
sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang kuat mengulangnya kembali. Penyampaian materi dengan
dan bisa mengaplikasikannya saat menjawab pertanyaan. kalimat yang ringan dan guru yang bersahabat dengan
Lalu pada pertemuan ketiga, kesalahan-kesalahan yang mereka lebih mudah diterima dibandingkan suasana
semula muncul, sudah berkurang dan menunjukkan belajar dengan penyampaian yang berat. Kemudian
peningkatan daripada latihan-latihan sebelumnya. oleh pemutaran video yang beragam meskipun tetap dikaitkan
karena itu pembahasan digunakan untuk lebih dengan soal yang dilatihkan, tetap mampu membuat
menguatkan kembali pemahaman para peserta didik peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. Cara-cara
terhadap materi yang sedang dipelajari. Peserta didik tersebut dapat menjadikan peserta didik lambat belajar
mampu mengingat letak kesalahan yang dilakukan dan lebih mudah menerima materi dan menguasainya.
tidak mengulanginya pada latihan berikutnya. Ketika Hambatan yang dialami selama penelitian ialah
pemahaman yang dimiliki meningkat, latihan dinaikkan penggunaan ruang perpustakaan sebagai kelas membuat
level kesulitannya, sehingga peserta didik mampu situasi kurang kondusif. Ketidakkondusifan tersebut
memperkuat kemampuannya terhadap materi yang disebabkan oleh ruang yang mengharuskan kegiatan
sedang dipelajari. pembelajaran dilakukan dengan “lesehan”. Kemudian
Menurut Shaw (dalam Syarifudin, 2013) terdapat tips tidak adanya papan tulis sehingga guru tidak dapat
sederhana bagi orang tua dan guru untuk membantu menuliskan poin-poin penting saat menjelaskan dan
pembelajaran anak lambat belajar baik di kelas dan di peserta didik hanya mengandalkan lembar handout yang
rumah, antara lain: (1) Menggunakan intruksi yang diberikan sebagai gambaran visual dari penjelasan guru.
konkret; (2) Memberikan kesempatan untuk latihan dan Kemudian perbedaan kelas, membuat peserta didik perlu
pengulangan yang lebih sering pada keterampilan yang dipanggil satu-persatu terlebih dahulu di kelasnya
terbatas kemudian diaplikasikan pada tantangan yang masing-masing sehingga memerlukan waktu ekstra yang
berbeda; (3) Membangun dasar tata kelola waktu (basic dibutuhkan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
time management); (4) Membuat aktivitas yang anak Kemudian terbatasnya waktu yang disediakan untuk
sukai. Pendapat Shaw tersebut juga telah coba diterapkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan
saat kegiatan pembelajaran PPKn di kelas eksperimen. metode drill, membuat latihan yang diberikan belum
Pertama, guru lebih sering menggunakan intruksi konkret sepenuhnya maksimal.
seperti “lihatlah “, “rasakanlah” , “lakukanlah” dan lain Bersumber dari hasil penelitian dan pembahasan di
sebagainya yang dapat mereka tangkap dengan indra atas, nampak jika terdapat perbedaan yang signifikan
secara langsung terhadap kondisi yang ada di sekitar antara peserta didik lambat belajar yang diberikan
mereka. Hal tersebut membantu mempermudah perlakuan dengan metode drill dengan peserta didik
penjelasan guru terhadap konsep-konsep yang sedang lambat belajar yang diberikan perlakuan dengan metode
berusaha dipahami. Kemudian guru memberikan ceramah pada Mata Pelajaran PPKn. Perbedaan hasil
kesempatan agar peserta didik dapat mengulang latihan belajar ditunjukkan dengan perbedaan yang signifikan
terhadap kemampuan dan keterampilannya, melalui soal- pada tingkat kenaikan nilai setelah mengikuti treatment
soal individu dan kelompok yang dapat meningkatkan melalui metode drill dan treatment melalui metode
kemampuan kognitifnya dan secara tidak langsung dapat ceramah. Alhasil bisa disimpulkan jika terdapat pengaruh
meningkatkan keterampilannya dalam berkerja sama dari penerapan metode drill terhadap hasil belajar PPKn
dengan orang lain. pada peserta didik lambat belajar di UPT SMP Negeri 29
Pembangunan dasar tata kelola waktu juga dilakukan Gresik.
dalam kegiatan pembelajaran. waktu yang terbatas pada 2
jam pembelajaran atau setara dengan 80 menit melatih PENUTUP
peserta didik lambat belajar untuk memanfaatkan waktu Simpulan
dengan sebaik-baiknya sehingga cukup untuk Berdasar dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
penyampaian materi, dua sesi latihan soal serta diuraikan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yakni
pembahasan secara mendalam. Peserta didik dapat belajar peserta didik lambat belajar memerlukan metode
Pengaruh Penerapan Metode Drill terhadap Hasil Belajar PPKn

pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan didik lambat belajar, hendaknya selalu menambah waktu
intelektualnya. Metode yang dapat digunakan adalah belajarnya baik di sekolah maupun di rumah untuk
metode drill yang menghadirkan pengulangan latihan berlatih soal-soal yang dirasa sulit sehingga pemahaman
disertai pengulangan materi untuk memperkuat daya terhadap materi yang dilatih lebih dikuasai. Tidak malu
ingatnya. Latihan yang digunakan adalah latihan soal untuk meminta pengulangan guru dalam menyampaikan
baik secara individu maupun kelompok dan disesuaikan materi apabila dirasa ada hal-hal yang masih belum
dengan kondisi peserta didik lambat belajar. Latihan dipahami, sehingga keterlambatan menyerap materi yang
tersebut sesuai dengan hukum latihan Thorndike yang dimiliki dapat segera teratasi.
mengatakan bahwa semakin sering suatu pelajaran
diulang melalui latihan maka pelajaran tersebut akan
semakin kuat serta waktu belajar menjadi lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Materi yang disesuaikan dengan metode drill dan
kemampuan mereka yang membutuhkan konsep nyata Afandi, Muhamad, dkk. 2013. Model dan Metode
juga membantu dalam upaya pemahaman peserta didik. Pembelajaran di Sekolah. Semarang:UNISSULA
Pada Mata Pelajaran PPKn, digunakan materi Kerja Sama Press
dalam Berbagai Bidang Kehidupan karena terdapat materi
Andyani, Desak Nyoman Niti, dkk. 2015. “Pengaruh
yang membutuhkan hafalan, sering dijumpai di kehidupan Metode Drill terhadap Motivasi Belajar dan
sehari-hari dan dapat diberikan melalui praktik. Oleh Kemampuan Merawat Diri Sendiri Bagi Anak
karena itu, terdapat peningkatan yang signifikan pada Tunagrahita pada Pelajaran Bina Diri Siswa Kelas I
kelas eksperimen yang diberikan treatment berupa metode Slb.C1 Negeri Denpasar Tahun Pelajaran 2014/2015”.
drill. Hal tersebut nampak pada hasil nilai pre-test dengan e-Journal Program Pascasarjana Universitas
nilai rata-rata 50 yang selanjutnya meningkat menjadi 78 Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan. Volume 5, No 1 Tahun 2015
pada nilai post-test. Adapun rata-rata nilai hasil pre-test
kelas kontrol sebesar 51,71 dan rata-rata nilai hasil post- Arifin, Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran.
test sebesar 65,14. Nilai post-test kedua kelas diuji dengan Bandung:Remaja Rosdakarya.
uji U Mann Whitney dan didapati bahwa ada perbedaan Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu
yang signifikan dari adanya penerapan metode drill. Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Artinya, penerapan metode drill memunyai pengaruh Hadi, Fida Rahmantika. 2016. “Proses Pembelajaran
terhadap hasil belajar PPKn pada peserta didik lambat Matematika pada Anak Slow Learners (Lamban
belajar di UPT SMP Negeri 29 Gresik. Belajar)”. Jurnal Premiere Educandum. Volume 6
Nomor 1, Juni 2016, 35-41.
Saran Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar.
Berdasar dari penelitian yang sudah dilaksanakan, Jakarta:Bumi Aksara
terdapat beberapa masukan yang peneliti coba berikan Haryati, Anggraeni Febri. 2017. “Penerapan Metode Drill
supaya penerapan metode drill pada kegiatan untuk Meningkatkan Kemampuan Bina Diri Anak
pembelajaran PPKn bagi peserta didik lambat belajar Tuna Grahita Sedang Kelas II di SLB”. Jurnal
dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Pertama ialah Pendidikan Khusus
bagi para guru, hendaknya menggunakan metode drill Hurri, Ibnu dan Asep Munajat. 2016. Pendidikan
bagi peserta didik lambat belajar dengan menyesuaikan Kewarganegaraan (Panduan untuk Mahasiswa,
materi yang dipelajari sehingga materi dapat diserap oleh Pendidik dan Masyarakat Secara Umum).
seluruh peserta didik dan waktu belajar menjadi lebih Bekasi:Penerbit Nurani
efisien. Guru diharapkan tidak memaksa peserta didik Jatno. 2017. “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
lambat belajar untuk dapat menyerap materi secepat dengan Menerapkan Metode Drill Latihan Soal-Soal
peserta didik regular, sediakan waktu lebih untuk pada Siswa Kelas IV SDN Sumbaga 01 Semester I
memberi mereka kesempatan belajar sesuai Tahun Pelajaran 2017/2018”. Widyasari Press. Vol.
kemampuannya. Kedua bagi pihak sekolah, hendaknya 20, No. 8, Agustus 2018 (Edisi 1).
mengelompokkan peserta didik lambat belajar pada kelas Jaya, Farida. 2015. Perencanaan Pembelajaran.
yang sama sehingga guru dapat menentukan metode yang Medan:Gema Insani
digunakan dengan tepat. Kemudian memberikan waktu Khabibah, Nur. 2013. “Penanganan Instruksional Bagi
tambahan bagi peserta didik lambat belajar sebelum Anak Lambat Belajar (Slow Learner)”.
melaksanakan tes seperti penilaian tengah semester dan Didaktika.Vol. 19 No. 2
penilaian akhir semester, sehingga peserta didik Permatasari, Frida Intan. 2016. Pengaruh Model
mendapatkan tambahan bimbingan. Ketiga bagi peserta Pembelajaran Yurisprudensi Inkuiri pada Mata

259
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 08 Nomor 02 Tahun 2020, hal 246 – 260

Pelajaran PPKn terhadap Peningkatan Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMAN 1 Wonoayu..
Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan PMP-KN
Universitas Negeri Surabaya
Purwati, Pera. 2010. “Pengaruh Penerapan Metode
Drill/Latihan terhadap Minat Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Fiqih”. Jurnal Pendidikan Universitas
Garut. Vol. 04 No. 01 2010, 48-53. ISSN:1907-932X.
Ramlah. 2018. “Penerapan Metode Pembelajaran Drill
terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X ATPH 1
SMK Negeri 4 Gowa”. Jurnal Chemica. Vol. 19
Nomor 1 Juni 2018, 1-7
Rofiah, Nurul Hidayati dan Ina Rofiana. 2017.
“Penerapan Metode Pembelajaran Peserta Didik Slow
Learner (Studi Kasus di Sekolah Dasar Inklusi
Wirosaban Yogyakarta)”. Naturalistic: Jurnal Kajian
Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2,1 (Oktober
2017):94-107.
Rohani, Tri Suci. 2018. “Penerapan Metode Drill
Bermedia Scrapbook terhadap Keterampilan
Berbicara Anak Tunagrahita”. Jurnal Pendidikan
Khusus
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Surabaya:Pustaka Belajar.
Syarifudin, Agus. Kompasiana Beyond Blogging (2013,
26 April). Buah Hati Slow Learner? Siapa Takut!.
Diakses pada tanggal 2 November 2019 dari
https://www.kompasiana.com/therapist_gokil/552a98f
3f17e617525d623ae/buah-hati-slow-learner-siapa-
takut.
Widiatmaka, Pipit. 2016. “Kendala Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter
Peserta Didik di dalam Proses Pembelajaran”. Jurnal
Civics. Volume 13 Nomor 2, Desember 2016, 188-
198.
Yusroni. 2014. Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn
melalui Metode Drill pada Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Kelas 5 MI NU 25 Curugsewu Patean
Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Zisazone. 2011. Metode Pembelajaran Latihan
Keterampilan (Drill Method). Diakses pada tanggal
15 Januari 2020 dari
https://ziazone.wordpress.com/2011/07/15/metode-
pembelajaran-latihan- keterampilan-drill-method/

Anda mungkin juga menyukai