Anda di halaman 1dari 6

Machine Translated by Google

Jurnal Ilmu Sosial Kasetsart 39 (2018) 67e72

Daftar isi tersedia di ScienceDirect

Jurnal Ilmu Sosial Kasetsart


beranda jurnal: http://www.elsevier.com/location/kjss

Pengaruh guru profesional terhadap prestasi belajar siswa SMK Padang

Ramli Bakar
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Jalan Prof.Dr.Hamka Air Tawar, Padang 25131, Indonesia

informasi artikel ABSTRAK

Sejarah artikel: Penelitian ini mengetahui: (1) kompetensi guru profesional mengajar di kelas, (2) prestasi
Diterima 19 November 2015
belajar siswa di SMK di Padang, dan (3) pengaruh guru profesional terhadap prestasi belajar
Diterima dalam bentuk revisi 26 Juli 2016
siswa SMK di Padang. Populasinya adalah 2.647 siswa di sekolah kejuruan. Sampel yang
Diterima 29 November 2016
berjumlah 160 siswa dipilih dengan menggunakan teknik multistage random sampling. Data
Tersedia online 3 Februari 2018
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi, kemudian dianalisis dan
disajikan dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan: (1) secara
Kata Kunci:
keseluruhan guru profesional SMK di Padang mempunyai kualifikasi baik pada kompetensi
guru profesional,
prestasi belajar siswa,
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, (2) proses
sekolah kejuruan pembelajaran SMK di Padang berjalan dengan baik dan sesuai. secara umum prestasi
belajar siswa berada pada tingkat kinerja yang baik, dan (3) terdapat pengaruh yang
signifikan antara profesional guru terhadap prestasi belajar siswa SMK di Padang.

© 2017 Universitas Kasetsart. Layanan penerbitan oleh Elsevier BV Ini adalah artikel
akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-
nd/4.0/ ).

Perkenalan Dinyatakan oleh Sudjana (2002), prestasi siswa tergantung pada


penguasaan guru mata pelajaran dan keterampilan mengajarnya.
Prestasi belajar siswa merupakan suatu kajian yang menarik
untuk banyak diteliti, khususnya dalam bidang penelitian Tingkat prestasi belajar siswa terkendali dapat dilihat dan
pendidikan karena prestasi belajar siswa merupakan salah satu diukur melalui uji kompetensi keterampilan. Uji kompetensi
tolak ukur keberhasilan pendidikan seseorang. Prestasi belajar keterampilan yang diselenggarakan di SMK sesuai dengan teori
siswa, baik pada tingkat dasar maupun lanjutan, merupakan praktik kejuruan sesuai dengan kriteria kinerja. Uji kompetensi
suatu persoalan yang selalu dianggap penting dalam dunia pendidikan. keterampilan di sekolah menengah kejuruan juga merupakan
Oleh karena itu, sekolah kejuruan sebagai salah satu jenis bagian dari Ujian Nasional yang merupakan indikator pencapaian
lembaga pendidikan yang mempersiapkan lulusannya memasuki standar kompetensi, sedangkan informasi tersebut digunakan
dunia kerja, memberikan peningkatan kualitas pembelajaran yang oleh pemangku kepentingan untuk menilai kompetensi seseorang
pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa. Proses (Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan , 2012). Kompetensi
pembelajaran harus mampu membekali siswa dengan lulusan meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Artinya
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dapat diubah prestasi belajar siswa harus mengembangkan kompetensi yang
menjadi kompetensi bagi siswa. Proses pembelajaran akan berkaitan dengan keterampilan afektif, kognitif, dan psikomotorik
berlangsung apabila didukung oleh guru yang profesional, mampu (PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 25 ayat 4).
menguasai dan menerapkan keterampilan yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Sebagai

Alamat email: ramli_bakar76@yahoo.com.


Tinjauan sejawat di bawah tanggung jawab Universitas Kasetsart.

https://doi.org/10.1016/j.kjss.2017.12.017
2452-3151/© 2017 Universitas Kasetsart. Layanan penerbitan oleh Elsevier BV Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/
licenses/by-nc-nd/4.0/ ).
Machine Translated by Google

68 R. Bakar / Kasetsart Jurnal Ilmu Sosial 39 (2018) 67e72

Tujuan Penelitian Seorang guru yang profesional wajib menguasai empat


kompetensi utama yang telah disebutkan sebelumnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) sejauh Kompetensi pedagogi meliputi penguasaan materi, pengelolaan
mana profesionalisme guru SMK mengajar di kelas, (2) program pembelajaran, pengelolaan kelas, pemanfaatan media/
bagaimana tingkat prestasi belajar siswa SMK di Padang, dan sumber, penguasaan peserta didik, mengenal fungsi dan
(3) pro-pro- guru profesional mempunyai pengaruh yang layanan bimbingan dan konseling, serta penyelenggaraan
signifikan terhadap peningkatan prestasi siswa SMK di Padang. administrasi sekolah (Sardiman, 2007) . Kompetensi profesional
terdiri atas penguasaan ilmu pengetahuan, penguasaan
kurikulum dan silabus sekolah, serta pembelajaran metode
Tinjauan Literatur pembelajaran khusus, wawasan etika, dan pengembangan
profesi. Kompetensi pribadi meliputi kemantapan pribadi dan
Prestasi belajar siswa merupakan hasil belajar dalam bidang akhlak mulia, kedewasaan dan kebijaksanaan, perilaku yang
akademik yang mencerminkan kemampuan dan kinerja siswa patut diteladani serta diakui sebagai sumber kewibawaan.
dalam menguasai materi pelajaran multidimensi yang meliputi Sagala (2007) menyatakan kompetensi pribadi dikaitkan dengan
keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Syah, 2001). penampilan seorang guru sebagai individu yang disiplin dan
Ranah kognitif yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, berpenampilan baik, bertanggung jawab dan berkomitmen, serta
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, dapat menjadi teladan. Kompetensi sosial meliputi kemampuan
determinasi, dan penalaran afektif berkaitan dengan perasaan, berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan
emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan suatu objek, pendidikan, penguasaan teknologi informasi, dan kemampuan
dan keterampilan psikomotorik yang berkaitan dengan berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan.
kompetensi melakukan pekerjaan. dalam menggerakkan Uno dan Nurdin (2012), menulis bahwa pengajaran yang
anggota tubuh dan kompetensi yang berhubungan dengan gerak efektif dapat diketahui melalui tujuh indikator, yaitu: (1)
fisik. Prestasi belajar siswa merupakan sasaran yang diukur dari pengorganisasian materi yang baik, (2) komunikasi yang efektif,
kompetensi peserta didik dalam belajar yang ditunjukkan (3) penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran, (4)
positif
dengan skor sebagai indikator, meskipun skor tersebut bukan merupakan sikapakhir.
harapan terhadap peserta didik, (5) pemberian nilai yang
Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam adil, (6) fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran, dan (7)
mempelajari suatu materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dapat menghasilkan peserta didik yang baik. Ketujuh indikator
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes suatu materi tersebut diidentifikasi dengan meninjau proses dan pencapaian
pelajaran tertentu (Feng, Fan, & Yang, 2013). hasil belajar siswa. Instrumen tersebut dikembangkan lebih
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru SMK saat ini pada lanjut oleh Cheffers, Gilfillan, dan Sullivan (2000) melalui
dasarnya berpendidikan akademis sebagai guru SMK dengan penyesuaian untuk memperkaya poin instrumen profesional
pengalaman industri yang terbatas. Keterbatasan pengalaman guru kejuruan dengan tugas kejuruan dalam mengajar di
ini membuat guru kejuruan lebih berorientasi pada buku teks bengkel, laboratorium, dan studio, ketika siswa melaksanakan
dan lebih akademis, sehingga mereka cenderung menikmati magang atau praktik industri di pekerjaan studio atau di tempat
pola pembelajaran yang lebih teoritis. Guru SMK dituntut kerja.
mempunyai kemampuan tidak hanya mengajarkan teori di kelas,
tetapi juga dituntut mampu mendidik, mengajar, melatih, dan Metode
membimbing peserta didik di dunia kerja, baik di bengkel
maupun di laboratorium, serta mampu membimbing mahasiswa Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelasional
agar mampu bekerja di dunia usaha atau industri dalam karir kuantitatif, yaitu teknik yang dirancang untuk mengetahui
prospektifnya. Reformasi di bidang pendidikan guru kejuruan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
menuntut perubahan karakter guru yang selama ini sudah Variabel bebasnya adalah profesional guru (X) yang diukur dari
terbiasa dengan pola pengajaran kepemimpinan, sehingga guru kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
kehilangan kreativitas. Padahal untuk mampu bersaing di era sosial, dan kompetensi pribadi, sedangkan variabel bebasnya
global yang serba canggih dan menuntut tingkat adaptasi yang adalah prestasi belajar siswa (Y) yang diukur dari kemampuan
tinggi terhadap perubahan, guru dituntut memiliki kompetensi yang tinggi.
kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Kerangka konseptual
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.
dosen pada Pasal 1 ayat (1) dengan tegas menyatakan bahwa
guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII dari 10
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan SMK di Padang (2.647 siswa). Pengambilan sampel dilakukan
mengevaluasi peserta didik yang dapat menjadi pendidik. usia dengan teknik multistage random sampling. Langkah pertama
sekolah pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan adalah pemilihan empat SMK yang masuk dalam cluster,
pendidikan menengah. Pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa berdasarkan bidang keahliannya: mata pelajaran Teknologi
guru wajib menguasai empat kompetensi utama yaitu pedagogi, Rekayasa, SMK 1 Padang; mata pelajaran SMK Komunikasi
profesional, sosial, dan personal. Lebih lanjut, Pasal 20 huruf a dan Informatika 8 Padang, mata pelajaran Bisnis dan Manajemen
menyatakan bahwa standar prestasi kerja dalam melaksanakan SMK 2 Padang; dan mata pelajaran Seni Kerajinan dan
tugas profesionalnya mewajibkan guru merencanakan Pariwisata SMKN 9 Padang. Langkah kedua adalah memilih
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang sampel sebanyak 160 siswa yang dipilih secara acak dari
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. keempat SMK.
Tugas pokok seorang guru diwujudkan dalam kegiatan
pembelajaran yang merupakan wujud kompetensi guru.
Machine Translated by Google

R. Bakar / Kasetsart Jurnal Ilmu Sosial 39 (2018) 67e72 69

guru profesional siswa berprestasi

kompetensi pedagogi kognitif

kompetensi profesional
afektif

kompetensi sosial

psikomotor
kompetensi pribadi

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Alat pengumpul data berupa angket mengenai profesionalisme adalah 97,40 dan rata-rata 83,53, standar deviasi sebesar
guru berdasarkan model skala likert yang diadaptasi dari instrumen. 5,62, median 82,91, modus 80,00, dengan 8 kelas dan
panjang kelas 3,5, dengan distribusi frekuensi sebagai
dikembangkan oleh Chefers dkk. (2000). Instrumen ini adalah ditunjukkan pada Tabel 2.

dikembangkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab guru, dan Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Tabel 2 dapat diperoleh
teknologi kejuruan, sehingga menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa (45,62%) mempunyai
diharapkan menggambarkan profesionalisme, seperti yang dirasakan nilai prestasi di atas rata-rata, dan hanya sebagian kecil (2,5%) yang
oleh siswa. Instrumen diuji sebelum dan sesudah mendapat nilai rendah.
menentukan kualitasnya dengan menggunakan maksimal 30 responden. Keandalan Regresi linier sederhana antara profesional guru
estimasi dievaluasi menggunakan Cronbach's alpha yang variabel (X) dan variabel prestasi belajar siswa (Y) diperoleh nilai
sama dengan 0,89. Kriterianya menggunakan cut off 0,50 (Gay, Mills, & konstanta b ¼ 0,092 dan a ¼ 66,041. Dulu
Airasian, 2009)Data dikumpulkan dari dokumen sekolah tentang jelas bahwa ada hubungan antara dua variabel guru
prestasi siswa. Analisis dan penyajian data dilakukan dengan profesional dengan prestasi belajar siswa dapat direpresentasikan
menggunakan paket perangkat lunak SPSS. dengan persamaan Y ¼ 66,041 þ 0,092X (Gambar 2). Ini
persamaan tersebut selanjutnya diuji linearitas dan signifikansinya
Hasil menggunakan uji F, dengan hasil ditunjukkan pada Tabel 3.
Analisis korelasi pada pasangan data kedua variabel
Guru Profesional menghasilkan koefisien korelasi product moment dengan
R ¼ 0,366, R2 ¼ 0,134, dan uji signifikansi koefisien korelasi
Skor profesional guru pada data penelitian mempunyai disajikan pada Tabel 4.
rentang empiris 96 (skor terendah 1 55, skor tertinggi 251)
dengan rata-rata 195,96, standar deviasi 22,30, a
median 188,00, modus 205, dari 8 interval kelas dengan Diskusi
panjang kelas 12. Dapat dilihat distribusi frekuensinya
pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Tabel 1 terlihat bahwa guru kejuruan di Padang dilaporkan memiliki kinerja yang baik
mayoritas guru sekolah kejuruan (43,74%) adalah profesionalisme; namun, 9,38 persen guru mengalami hal tersebut
dilaporkan di atas rata-rata dengan profesionalisme yang baik. dianggap memiliki profesionalisme yang rendah. Selanjutnya, a
Namun, 9,38 persen guru memiliki profesionalisme yang rendah. Banyaknya siswa SMK di Padang yang memperoleh prestasi belajar
yang baik. Namun demikian, ada
Siswa berprestasi masih sebagian kecil siswa (15,63%) yang belajar
prestasi harus ditingkatkan. Analisis juga menunjukkan
Nilai prestasi siswa mempunyai kisaran 26,70, bahwa ada hubungan yang signifikan antara keduanya
dengan skor terendah sebesar 70,70 dan skor tertinggi
Tabel 1 Meja 2
Distribusi frekuensi skor profesional guru Distribusi frekuensi skor prestasi belajar

TIDAK. Interval kelas Mutlak Relatif TIDAK. Interval kelas Mutlak Relatif
frekuensi frekuensi (%) frekuensi frekuensi (%)

1. 239e251 3.12 1. 94.20e97.70 3.13


2. 227e238 5 7.50 2. 91.70e94.19 4.37
3. 215e226 12 13.12 3. 88.20e91.69 5 16.87
4. 203e214 21 20.00 4. 84.70e88.19 7 21.25
5. 191e202 32 16.25 5. 81.20e84.69 27 20.00
6. 179e190 26 30 18.75 6. 77.70e81.19 34 32 30 18.75
7. 167e178 19 11.88 7. 74.20e77.69 21 13.13
8. 155e166 15 9.38 8. 70.70e74.19 4 2.50
Total 160 100,00 Jumlah 160 100,00
Machine Translated by Google

70 R. Bakar / Kasetsart Jurnal Ilmu Sosial 39 (2018) 67e72

Diamati
100,00 Linier

90.00

80.00

70.00
175 200 225 250 275

X1

Gambar 2 Pengaruh Model Profesional Guru (X) Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y)

Tabel 3
ANOVA untuk uji signifikansi linearitas dan regresi linier sederhana

Sumber variasi Df SS MSS tes F t-tabel a ¼ 0,05 t-tabel a ¼ 0,01

Jumlah (T) 160 1.121.633 e e

Regresi (a) 1.116.600,65 e e

3.92 6.81
Regresi (b/a) 666.506 666.506 24.123**
Istirahat 11 4365,55 27.63 e

Kesalahan yang tidak sesuai 158 69 1971.708 28.575 1.062ns 1.45 1.68
89 2393.84 26.897

df ¼ derajat kebebasan, SS ¼ jumlah kuadrat, MSS ¼ Mean Sum of squares Regresi**


sangat signifikan (nilai F ¼ 24,123 > F ¼ 6,81), ns ¼ tidak signifikan, regresi linier signifikan (nilai F ¼ 1,062 < F tabel ¼ 1,68)

Tabel 4 mengajar, melatih, dan membimbing peserta didik di dunia


Menguji signifikansi koefisien korelasi kerja, baik di bengkel atau laboratorium, maupun dalam
Korelasi Koefisien Koefisien
membimbing peserta didik agar mampu bekerja di dunia
uji-t t-tabel a ¼ t-tabel
antara korelasi (R) determinasi 0,05 a ¼ 0,01 bisnis dan industri dalam karir yang prospektif. Temuan ini
(R2 ) juga sejalan dengan pendapat Mulyasa (2004) yang
X dan Y 0,366 0,134 4.911a 1.65 2.33 menyatakan bahwa guru yang memiliki kinerja tinggi akan
A
bersemangat dan berusaha meningkatkan kompetensinya,
Koefisien korelasi sangat signifikan (uji-t ¼ 4,911 > t tabel¼2,33)
baik dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan,
maupun penilaian agar memperoleh hasil yang optimal.
profesional guru dan prestasi belajar siswa pada SMK di Usman (2002) menyatakan bahwa proses pembelajaran dan
Padang yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh peran dan profesionalisme gu
signifikan (t-hitung ¼ 4,911 > t tabel ¼ 2,33). Oleh karena itu, profesionalisme guru menjadi salah satu
Dengan demikian profesionalisme guru merupakan salah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena
satu variabel penting yang patut diperhatikan untuk guru dan siswa selalu berinteraksi ketika proses pembelajaran
meningkatkan prestasi siswa. Hasil ini sejalan dengan hasil berlangsung. Selain itu, guru yang profesional khususnya di
penelitian Soeharto (2013) yang menyatakan bahwa terdapat sektor produktif harus mampu meningkatkan ranah
hubungan yang signifikan antara guru profesional yang psikomotorik siswa, termasuk di bidang seni, pendidikan
mempelajari teori dengan prestasi vokasi (32,8%). vokasi, dan pendidikan khusus.
Soeprijanto (2010) menyatakan bahwa tugas guru SMK tidak Artinya guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
hanya terfokus pada kegiatan mengajar, tetapi juga tugas- yang memiliki tingkat profesionalisme yang baik akan mampu
tugas lain dalam praktek laboratorium/bengkel, dan Sudjana meningkatkan sikap dan motivasi peserta didik dan pada
(2002) menyatakan bahwa 76,6 persen peserta didik akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran, begitu pula
dipengaruhi oleh guru. sebaliknya. Penilaian terhadap profesionalisme guru kejuruan
Guru SMK dituntut memiliki kemampuan tidak hanya dan upaya perbaikan berkelanjutan harus dilakukan secara
mengajarkan teori di kelas, namun juga mampu mendidik, berkesinambungan dan melalui berbagai upaya. Profesional yang
Machine Translated by Google

R. Bakar / Kasetsart Jurnal Ilmu Sosial 39 (2018) 67e72 71

yang masih kurang baik harus menjadi perhatian utama untuk perbaikan, pembelajaran lingkungan dan sikap positif diperlukan untuk kemandirian
terutama melalui peningkatan motivasi guru untuk memberikan pelayanan dan kehidupan masa depan mereka.
yang optimal kepada siswa, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar
mengkritik, agar dapat menguasai kompetensi dengan lebih baik. Kesimpulan
Sebagaimana diungkapkan Biggs dan Moore (1993), umumnya siswa
hanya mempunyai kesempatan untuk belajar permukaan saja. Mereka Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) secara
harus “menyelam” sehingga terjadi pembelajaran dengan intensitas tinggi. keseluruhan, guru profesional SMK di Kota Padang, dinilai berdasarkan
Demikian pula peningkatan profesionalisme guru hendaknya dilakukan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, atau
melalui penelitian tindakan kelas pembelajaran aktif, berusaha melakukan kompetensi personal mempunyai kualifikasi baik; (2) prestasi belajar siswa
perbaikan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran untuk ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik pada SMK di
berinovasi agar pembelajaran efektif dan efisien. Kegiatan ini masih belum Padang berada pada kategori baik, dan (3) profesional guru mempunyai
dilaksanakan oleh guru SMK. pengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK di Padang. Hal ini
menunjukkan bahwa jika profesionalitas guru ditingkatkan, maka besar
Melalui peningkatan mutu pembelajaran di ruang kelas, laboratorium, kemungkinan prestasi siswa akan semakin baik. Hasil penelitian
dan bengkel, guru akan mampu meningkatkan kompetensi peserta didik. menunjukkan bahwa 13,4 persen prestasi siswa dipengaruhi oleh
Hal ini dapat dimaklumi karena guru yang mempunyai kompetensi yang profesionalisme guru.
baik di kelas akan mampu menjelaskan pembelajaran dengan baik,
memotivasi peserta didik dengan baik, mampu menggunakan media
dengan baik, serta membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam
pembelajaran, sehingga siswa akan mempunyai pengalaman belajar yang Rekomendasi
baik. semangat belajar, bersenang-senang dalam kegiatan belajar, dan
mudah memahami pemahaman serta materi yang disampaikan guru. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, disarankan saran sebagai
berikut: (1) siswa hendaknya lebih meningkatkan konsentrasi dan motivasi
Masalah kritis terkait kompetensi guru adalah memberikan layanan, selama proses pembelajaran, karena materi yang disampaikan guru perlu
bimbingan, dan bantuan kepada peserta didik dalam meningkatkan proses dicerna dan dipahami, dan khususnya siswa hendaknya selalu
pembelajaran melalui interaksi dan komunikasi. Kemampuan berkomunikasi mengembangkan motivasi. untuk belajar, karena pendidikan merupakan
dan berinteraksi merupakan prasyarat dalam proses pembelajaran karena bekal dan pengembangan keterampilan yang sangat penting untuk masa
komunikasi yang efektif dapat mendorong pemahaman peserta didik kini dan masa depan, (2) sekolah hendaknya menyediakan fasilitas
terhadap isi pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru hendaknya dibekali pembelajaran yang lebih baik dan menciptakan lingkungan belajar yang
dengan kemampuan komunikasi yang efektif, yaitu kemampuan nyaman guna menunjang proses pembelajaran dan prestasi belajar karena
menjelaskan, menggunakan contoh-contoh yang akurat dan sesuai dengan dengan adanya fasilitas yang representatif akan meningkatkan motivasi
pilihan kata yang tepat. Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa, (3) guru diharapkan
kurangnya penguasaan komunikasi guru menjadi salah satu faktor selalu memperhatikan prestasi siswa, sehingga guru sebagai pendidik
penyebab kurang efektifnya proses pembelajaran di sekolah. Kemampuan dapat memastikan bahwa pentingnya motivasi belajar harus terpenuhi.
berkomunikasi juga diperlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya didorong pada peserta didik. Sebagai pendidik, guru juga harus berupaya
dan lingkungan sekolah umum. memahami cara memotivasi secara positif dan benar serta mengarahkan
motivasi tersebut agar dapat diterima dengan baik oleh siswa sehingga
meningkatkan prestasi belajar, (4) orang tua hendaknya meningkatkan
Guru yang profesional dalam proses pembelajaran akan mempunyai kesadaran, memberikan bimbingan, dan memantau pengarahan. dan
keahlian dalam mendidik, mengajar, dan melatih. Guru perlu motivasi anak-anaknya dalam belajar, karena pendidikan merupakan
mengembangkan diri agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah, dan masyarakat,
Kegiatan profesional untuk meningkatkan proses pembelajaran dapat dan (5) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) bersama kepala
dilakukan melalui validasi teman sejawat, yang dapat memberikan sekolah kejuruan hendaknya membuat program pemetaan kejuruan
masukan yang lebih akurat dibandingkan proses pembelajaran sebenarnya. profesionalisme guru, meningkatkan kualifikasi akademik guru, dan
Dalam proses pembelajaran, penguatan atau penguatan merupakan menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan atau forum ilmiah
komponen penting dalam memberikan motivasi yang lebih kuat kepada sebagai cara untuk meningkatkan profesionalisme guru.
peserta didik. Melalui proses pembelajaran, pendidik dapat menunjukkan
berbagai perilaku dengan nuansa yang berbeda-beda. Setiap perilaku
dapat dikategorikan sebagai dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Perilaku yang dapat diterima perlu dibina agar perilaku tersebut menjadi
kebiasaan yang menjadi teladan bagi siswa, sedangkan perilaku yang
tidak dapat diterima sebaiknya diredam, dilemahkan, dan dihilangkan,
agar tidak muncul lagi. Upaya untuk menstabilkan perilaku yang dapat
diterima disebut penguatan. Konflik kepentingan

Dalam proses pembelajarannya, guru SMK harus memiliki pengetahuan Tidak ada.

yang luas, pemahaman, dan respon yang positif terhadap pentingnya


kepemimpinan dalam pembelajaran.
Referensi
Guru yang pandai, bijaksana, berwibawa, ikhlas, dan mempunyai sikap
positif terhadap pekerjaan akan mampu membimbing dan mengarahkan Biggs, JB, & Moore, PJ (1993). Proses pembelajaran (Edisi ke-3rd). Sydney,
siswanya menuju sikap positif terhadap pekerjaan. Australia: Dewan Prentice.
Machine Translated by Google

72 R. Bakar / Kasetsart Jurnal Ilmu Sosial 39 (2018) 67e72

Cheffers, J., Gilfillan, R., & Sullivan, E. (2000). Lembar petunjuk angket Sardiman, AM (2007). Interaksi dan motivasi dalam belajar. Jakarta,
kriteria kinerja guru (TPQC). New York, NY: Routledge Falmer. Indonesia: Rajawali Pers.
Soeharto, N. (2013). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (2012). Pedoman penye belajar teori kejuruan siswa SMK. Jurnal Vokasi, 3(2), 222e233.
-lenggaraan kompetensi UN keahlian SMK tahun pelajaran 2011/2012. Soeprijanto. (2010). pengukuran Kinerja Guru Praktik Kejuruan. Jakarta,
Jakarta, Indonesia: Kemendiknas. Indonesia : CV. Tursina
Feng, HY, Fan, JJ, & Yang, HZ (2013). Hubungan motivasi belajar dan Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung,
prestasi belajar EFL: Gender sebagai variabel perantara. Penelitian Indonesia: Sinar Baru.
Pendidikan Internasional, 2(2), 50e58. Syah, M. (2001). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung,
Gay, LR, Mills, GE, & Airasian, P. (2009). Penelitian pendidikan: Kompetensi Indonesia: Rosda Karya.
untuk analisis dan penerapan (Edisi ke-9). Sungai Saddle Atas, NJ: Undang-Undang Nomor 14 Tahun. (2005). Tentang guru dan dosen.
Pearson. Jakarta, Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyasa. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi, konsep, karakteristik dan Uno, H., & Nurdin, M. (2012). Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta,
implementasi. Bandung, Indonesia: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Indonesia: PT. Bumi Aksara.
Offset. Usman, U. (2002). Menjadi guru profesional. Bandung, Indonesia: PT Remaja
Sagala, S. (2007). Strategi manajemen peningkatan mutu pendidikan. Rosdakarya.
Jakarta, Indonesia: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai