Ramli Bakar
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Jalan Prof.Dr.Hamka Air Tawar, Padang 25131, Indonesia
Sejarah artikel: Penelitian ini mengetahui: (1) kompetensi guru profesional mengajar di kelas, (2) prestasi
Diterima 19 November 2015
belajar siswa di SMK di Padang, dan (3) pengaruh guru profesional terhadap prestasi belajar
Diterima dalam bentuk revisi 26 Juli 2016
siswa SMK di Padang. Populasinya adalah 2.647 siswa di sekolah kejuruan. Sampel yang
Diterima 29 November 2016
berjumlah 160 siswa dipilih dengan menggunakan teknik multistage random sampling. Data
Tersedia online 3 Februari 2018
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi, kemudian dianalisis dan
disajikan dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan: (1) secara
Kata Kunci:
keseluruhan guru profesional SMK di Padang mempunyai kualifikasi baik pada kompetensi
guru profesional,
prestasi belajar siswa,
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, (2) proses
sekolah kejuruan pembelajaran SMK di Padang berjalan dengan baik dan sesuai. secara umum prestasi
belajar siswa berada pada tingkat kinerja yang baik, dan (3) terdapat pengaruh yang
signifikan antara profesional guru terhadap prestasi belajar siswa SMK di Padang.
© 2017 Universitas Kasetsart. Layanan penerbitan oleh Elsevier BV Ini adalah artikel
akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-
nd/4.0/ ).
https://doi.org/10.1016/j.kjss.2017.12.017
2452-3151/© 2017 Universitas Kasetsart. Layanan penerbitan oleh Elsevier BV Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/
licenses/by-nc-nd/4.0/ ).
Machine Translated by Google
kompetensi profesional
afektif
kompetensi sosial
psikomotor
kompetensi pribadi
Alat pengumpul data berupa angket mengenai profesionalisme adalah 97,40 dan rata-rata 83,53, standar deviasi sebesar
guru berdasarkan model skala likert yang diadaptasi dari instrumen. 5,62, median 82,91, modus 80,00, dengan 8 kelas dan
panjang kelas 3,5, dengan distribusi frekuensi sebagai
dikembangkan oleh Chefers dkk. (2000). Instrumen ini adalah ditunjukkan pada Tabel 2.
dikembangkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab guru, dan Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Tabel 2 dapat diperoleh
teknologi kejuruan, sehingga menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa (45,62%) mempunyai
diharapkan menggambarkan profesionalisme, seperti yang dirasakan nilai prestasi di atas rata-rata, dan hanya sebagian kecil (2,5%) yang
oleh siswa. Instrumen diuji sebelum dan sesudah mendapat nilai rendah.
menentukan kualitasnya dengan menggunakan maksimal 30 responden. Keandalan Regresi linier sederhana antara profesional guru
estimasi dievaluasi menggunakan Cronbach's alpha yang variabel (X) dan variabel prestasi belajar siswa (Y) diperoleh nilai
sama dengan 0,89. Kriterianya menggunakan cut off 0,50 (Gay, Mills, & konstanta b ¼ 0,092 dan a ¼ 66,041. Dulu
Airasian, 2009)Data dikumpulkan dari dokumen sekolah tentang jelas bahwa ada hubungan antara dua variabel guru
prestasi siswa. Analisis dan penyajian data dilakukan dengan profesional dengan prestasi belajar siswa dapat direpresentasikan
menggunakan paket perangkat lunak SPSS. dengan persamaan Y ¼ 66,041 þ 0,092X (Gambar 2). Ini
persamaan tersebut selanjutnya diuji linearitas dan signifikansinya
Hasil menggunakan uji F, dengan hasil ditunjukkan pada Tabel 3.
Analisis korelasi pada pasangan data kedua variabel
Guru Profesional menghasilkan koefisien korelasi product moment dengan
R ¼ 0,366, R2 ¼ 0,134, dan uji signifikansi koefisien korelasi
Skor profesional guru pada data penelitian mempunyai disajikan pada Tabel 4.
rentang empiris 96 (skor terendah 1 55, skor tertinggi 251)
dengan rata-rata 195,96, standar deviasi 22,30, a
median 188,00, modus 205, dari 8 interval kelas dengan Diskusi
panjang kelas 12. Dapat dilihat distribusi frekuensinya
pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Tabel 1 terlihat bahwa guru kejuruan di Padang dilaporkan memiliki kinerja yang baik
mayoritas guru sekolah kejuruan (43,74%) adalah profesionalisme; namun, 9,38 persen guru mengalami hal tersebut
dilaporkan di atas rata-rata dengan profesionalisme yang baik. dianggap memiliki profesionalisme yang rendah. Selanjutnya, a
Namun, 9,38 persen guru memiliki profesionalisme yang rendah. Banyaknya siswa SMK di Padang yang memperoleh prestasi belajar
yang baik. Namun demikian, ada
Siswa berprestasi masih sebagian kecil siswa (15,63%) yang belajar
prestasi harus ditingkatkan. Analisis juga menunjukkan
Nilai prestasi siswa mempunyai kisaran 26,70, bahwa ada hubungan yang signifikan antara keduanya
dengan skor terendah sebesar 70,70 dan skor tertinggi
Tabel 1 Meja 2
Distribusi frekuensi skor profesional guru Distribusi frekuensi skor prestasi belajar
TIDAK. Interval kelas Mutlak Relatif TIDAK. Interval kelas Mutlak Relatif
frekuensi frekuensi (%) frekuensi frekuensi (%)
Diamati
100,00 Linier
90.00
80.00
70.00
175 200 225 250 275
X1
Gambar 2 Pengaruh Model Profesional Guru (X) Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y)
Tabel 3
ANOVA untuk uji signifikansi linearitas dan regresi linier sederhana
3.92 6.81
Regresi (b/a) 666.506 666.506 24.123**
Istirahat 11 4365,55 27.63 e
Kesalahan yang tidak sesuai 158 69 1971.708 28.575 1.062ns 1.45 1.68
89 2393.84 26.897
yang masih kurang baik harus menjadi perhatian utama untuk perbaikan, pembelajaran lingkungan dan sikap positif diperlukan untuk kemandirian
terutama melalui peningkatan motivasi guru untuk memberikan pelayanan dan kehidupan masa depan mereka.
yang optimal kepada siswa, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar
mengkritik, agar dapat menguasai kompetensi dengan lebih baik. Kesimpulan
Sebagaimana diungkapkan Biggs dan Moore (1993), umumnya siswa
hanya mempunyai kesempatan untuk belajar permukaan saja. Mereka Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) secara
harus “menyelam” sehingga terjadi pembelajaran dengan intensitas tinggi. keseluruhan, guru profesional SMK di Kota Padang, dinilai berdasarkan
Demikian pula peningkatan profesionalisme guru hendaknya dilakukan kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, atau
melalui penelitian tindakan kelas pembelajaran aktif, berusaha melakukan kompetensi personal mempunyai kualifikasi baik; (2) prestasi belajar siswa
perbaikan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran untuk ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik pada SMK di
berinovasi agar pembelajaran efektif dan efisien. Kegiatan ini masih belum Padang berada pada kategori baik, dan (3) profesional guru mempunyai
dilaksanakan oleh guru SMK. pengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMK di Padang. Hal ini
menunjukkan bahwa jika profesionalitas guru ditingkatkan, maka besar
Melalui peningkatan mutu pembelajaran di ruang kelas, laboratorium, kemungkinan prestasi siswa akan semakin baik. Hasil penelitian
dan bengkel, guru akan mampu meningkatkan kompetensi peserta didik. menunjukkan bahwa 13,4 persen prestasi siswa dipengaruhi oleh
Hal ini dapat dimaklumi karena guru yang mempunyai kompetensi yang profesionalisme guru.
baik di kelas akan mampu menjelaskan pembelajaran dengan baik,
memotivasi peserta didik dengan baik, mampu menggunakan media
dengan baik, serta membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam
pembelajaran, sehingga siswa akan mempunyai pengalaman belajar yang Rekomendasi
baik. semangat belajar, bersenang-senang dalam kegiatan belajar, dan
mudah memahami pemahaman serta materi yang disampaikan guru. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, disarankan saran sebagai
berikut: (1) siswa hendaknya lebih meningkatkan konsentrasi dan motivasi
Masalah kritis terkait kompetensi guru adalah memberikan layanan, selama proses pembelajaran, karena materi yang disampaikan guru perlu
bimbingan, dan bantuan kepada peserta didik dalam meningkatkan proses dicerna dan dipahami, dan khususnya siswa hendaknya selalu
pembelajaran melalui interaksi dan komunikasi. Kemampuan berkomunikasi mengembangkan motivasi. untuk belajar, karena pendidikan merupakan
dan berinteraksi merupakan prasyarat dalam proses pembelajaran karena bekal dan pengembangan keterampilan yang sangat penting untuk masa
komunikasi yang efektif dapat mendorong pemahaman peserta didik kini dan masa depan, (2) sekolah hendaknya menyediakan fasilitas
terhadap isi pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru hendaknya dibekali pembelajaran yang lebih baik dan menciptakan lingkungan belajar yang
dengan kemampuan komunikasi yang efektif, yaitu kemampuan nyaman guna menunjang proses pembelajaran dan prestasi belajar karena
menjelaskan, menggunakan contoh-contoh yang akurat dan sesuai dengan dengan adanya fasilitas yang representatif akan meningkatkan motivasi
pilihan kata yang tepat. Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa, (3) guru diharapkan
kurangnya penguasaan komunikasi guru menjadi salah satu faktor selalu memperhatikan prestasi siswa, sehingga guru sebagai pendidik
penyebab kurang efektifnya proses pembelajaran di sekolah. Kemampuan dapat memastikan bahwa pentingnya motivasi belajar harus terpenuhi.
berkomunikasi juga diperlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya didorong pada peserta didik. Sebagai pendidik, guru juga harus berupaya
dan lingkungan sekolah umum. memahami cara memotivasi secara positif dan benar serta mengarahkan
motivasi tersebut agar dapat diterima dengan baik oleh siswa sehingga
meningkatkan prestasi belajar, (4) orang tua hendaknya meningkatkan
Guru yang profesional dalam proses pembelajaran akan mempunyai kesadaran, memberikan bimbingan, dan memantau pengarahan. dan
keahlian dalam mendidik, mengajar, dan melatih. Guru perlu motivasi anak-anaknya dalam belajar, karena pendidikan merupakan
mengembangkan diri agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah, dan masyarakat,
Kegiatan profesional untuk meningkatkan proses pembelajaran dapat dan (5) Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) bersama kepala
dilakukan melalui validasi teman sejawat, yang dapat memberikan sekolah kejuruan hendaknya membuat program pemetaan kejuruan
masukan yang lebih akurat dibandingkan proses pembelajaran sebenarnya. profesionalisme guru, meningkatkan kualifikasi akademik guru, dan
Dalam proses pembelajaran, penguatan atau penguatan merupakan menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan atau forum ilmiah
komponen penting dalam memberikan motivasi yang lebih kuat kepada sebagai cara untuk meningkatkan profesionalisme guru.
peserta didik. Melalui proses pembelajaran, pendidik dapat menunjukkan
berbagai perilaku dengan nuansa yang berbeda-beda. Setiap perilaku
dapat dikategorikan sebagai dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Perilaku yang dapat diterima perlu dibina agar perilaku tersebut menjadi
kebiasaan yang menjadi teladan bagi siswa, sedangkan perilaku yang
tidak dapat diterima sebaiknya diredam, dilemahkan, dan dihilangkan,
agar tidak muncul lagi. Upaya untuk menstabilkan perilaku yang dapat
diterima disebut penguatan. Konflik kepentingan
Dalam proses pembelajarannya, guru SMK harus memiliki pengetahuan Tidak ada.
Cheffers, J., Gilfillan, R., & Sullivan, E. (2000). Lembar petunjuk angket Sardiman, AM (2007). Interaksi dan motivasi dalam belajar. Jakarta,
kriteria kinerja guru (TPQC). New York, NY: Routledge Falmer. Indonesia: Rajawali Pers.
Soeharto, N. (2013). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (2012). Pedoman penye belajar teori kejuruan siswa SMK. Jurnal Vokasi, 3(2), 222e233.
-lenggaraan kompetensi UN keahlian SMK tahun pelajaran 2011/2012. Soeprijanto. (2010). pengukuran Kinerja Guru Praktik Kejuruan. Jakarta,
Jakarta, Indonesia: Kemendiknas. Indonesia : CV. Tursina
Feng, HY, Fan, JJ, & Yang, HZ (2013). Hubungan motivasi belajar dan Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung,
prestasi belajar EFL: Gender sebagai variabel perantara. Penelitian Indonesia: Sinar Baru.
Pendidikan Internasional, 2(2), 50e58. Syah, M. (2001). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung,
Gay, LR, Mills, GE, & Airasian, P. (2009). Penelitian pendidikan: Kompetensi Indonesia: Rosda Karya.
untuk analisis dan penerapan (Edisi ke-9). Sungai Saddle Atas, NJ: Undang-Undang Nomor 14 Tahun. (2005). Tentang guru dan dosen.
Pearson. Jakarta, Indonesia: Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyasa. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi, konsep, karakteristik dan Uno, H., & Nurdin, M. (2012). Belajar dengan pendekatan PAILKEM. Jakarta,
implementasi. Bandung, Indonesia: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Indonesia: PT. Bumi Aksara.
Offset. Usman, U. (2002). Menjadi guru profesional. Bandung, Indonesia: PT Remaja
Sagala, S. (2007). Strategi manajemen peningkatan mutu pendidikan. Rosdakarya.
Jakarta, Indonesia: Alfabeta.