Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI

AL-QUR’AN HADITS
Nama : Qori Ahpa Hunnisa
Nim : 12092022010167
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Sain, S.Pd.I., M.Pd.I

LARANGAN BERPRASANGKA BURUK TERHADAP SESAMA


MANUSIA

A. Pengertian Prasangka
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prasangka adalah
pendapat atau sikap yang berlandaskan emosi sehingga tidak terbuka terhadap
alasan yang berlawanan dengan apa yang diyakini. Selain itu, prasangka juga
dapat diartikan sebagai suatu sikap dalam mengambil sebuah keputusan tanpa
mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi, sehingga bisa menyebabkan
kesalahpahaman.
Kata “prasangka” itu sendiri pertama diperkenalkan oleh seseorang yang
bernama Gordon Allport. Adapun kata “prasangka” diambil dari
kata praejuducium yang artinya adalah suatu pernyataan atau sebuah kesimpulan
yang berdasarkan dari pengalaman atau perasaan yang cukup dangkal terhadap
individu lain atau kelompok lainnya.
Meskipun begitu, bentuk dari prasangka itu sendiri bukan hanya berupa
pendapat saja, tetapi juga bisa berarti sebagai perilaku, emosi, atau sikap negatif
terhadap individu atau kelompok tertentu. Dikarenakan prasangka bisa bernilai
negatif (souzon), maka jika dibiarkan begitu saja akan memunculkan suatu
permusuhan, tindakan diskriminatif, bahkan bisa memunculkan suatu konflik
yang dapat merusak persatuan dan kesatuan.
Prasangka memang sangat melekat dengan kehidupan sosial yang kita
jalani, sehingga tak sedikit orang yang menyebut prasangka sebagai prasangka
sosial. Meskipun sering ada di sekitar kita, tetapi sebisa mungkin untuk
mencegahnya agar permusuhan pun dapat terhindarkan.
Beberapa ahli juga mengungkapkan apa yang dimaksud dengan prasangka,
diantaranya :
1. Kartono
Menurut Kartono, prasangka adalah suatu penilaian yang terlalu terburu-
buru, berdasarkan generalisasi yang terlalu cepat, serta sifatnya berat sebelah, dan
diikuti dengan tindakan yang langsung menyederhanakan sebuah realitas.
2. David O. Sears dan Kawan-Kawan

1
David O. Sears dan kawan-kawan mengatakan bahwa prasangka sosial
adalah suatu penilaian terhadap individu atau kelompok yang terutama didasari
pada keanggoataan dari kelompok tersebut. Dengan kata lain, prasangka sosial ini
ditujukan langsung kepada kelompok dan individu yang berbeda dengan dirinya
atau kelompoknya.
3. Papalia dan Sally
Papalia dan Sally mengatakan bahwa prasangka adalah sebuah sikap dan
perilaku negatif yang ditujukan kepada orang lain yang berbeda dengan
kelompoknya tanpa dibarengi dengan alasan yang mendasar dari pribadi atau
individu tersebut.
4. Brehm dan Kassin
Menurut Brehm dan Kassin, prasangka sosial adalah sebuah perasaan
negatif terhadap seseorang yang semata-semata hanya berdasar pada keanggotaan
mereka dalam sebuah kelompok tertentu.
Dalam Islam prasangka buruk disebut Souzon. Orang-orang yang
memiliki sifat soudzon biasanya hidup dalam kondisi yang tidak tenang, selalu
bersikap waswas, penuh curiga, dan tidak jarang mendjuge seseorang meskipun
belum jelas kebenaran atau salahnya. Sikap soudzon memiliki dampak buruk
kepada diri sendiri maupun orang lain, seperti dapat mengganggu kesehatan jiwa
karena sibuk dengan berburuk sangka kepada orang lain. Sikap ini perbuatan
dosa, dapat menjadikan hidup kurang bahagia karena terlalu sering mengurusi
orang lain, dapat memutuskan tali silaturrahmi, dan dapat merusak diri sendiri.

B. Ayat dan Hadits


Q.S. Al-Hujurat : 12
‫ُا أٌَُ ِِ ُّة‬ ُ ‫سْا َّال ٌَ ْغت َْة تَ ْع‬
ً ‫ُ ُُ ْن تَ ْع‬ َّ ‫ض الظَّيِّ إِ ْث ٌن َّال ت ََج‬
ُ ‫س‬ َ ‫ٍزا ِهيَ الظَّيِّ إِىَّ تَ ْع‬ ً ِ‫اجتٌَِثُْا َكث‬ ْ ‫{ٌَا أَ ٌُّ َِا الَّ ِذٌيَ آ َهٌُْا‬
ٌ َّْ َ‫َّللاَ ت‬
‫اب َر ِحٍ ٌن‬ َّ ‫أَ َح ُد ُك ْن أَىْ ٌَأْ ُك َل لَ ِْ َن أَ ِخٍ َِ َه ٍْتًا فَ َُ ِز ُْتُ ُوٍُْ َّاتَّقُْا‬
َّ َّ‫َّللاَ إِى‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-
cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian
yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
Imam Bukhari meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Yusuf, sedangkan
Imam Muslim meriwayatkannya dari Yahya ibnu Yahya. Imam Abu Daud
meriwayatkannya dari Al-Atabi, dari Malik dengan sanad yang sama.
:‫سلَّ َن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ َّ َِ ٍْ َ‫َّللاُ َعل‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سْ ُل‬ُ ‫ قَا َل َر‬:‫َّللاُ َع ٌَُْ] قَا َل‬
َّ ًَ ‫ض‬
ِ ‫س [ َر‬ ٍ ًََ‫ عَيْ أ‬،‫ي‬ ُّ ‫ َع ِي‬،َ‫س ْف ٍَاىُ تْيُ ُعٍَ ٌٍَْة‬
ِّ ‫الز ُْ ِز‬ ُ ‫قَا َل‬
‫سلِ ِن أَىْ ٌَ ِْ ُج َز‬ ْ ‫ َّ َال ٌَ ِِ ُّل لِ ْل ُو‬،‫َّللاِ إِ ْخ َْاًًا‬
َّ ‫ َّ ُكًُْْا ِعثَا َد‬،‫سدُّا‬ ُ ‫ َّ َال تَثَا َغ‬،‫ َّ َال تَدَاتَ ُزّا‬،‫"ال تَقَاطَ ُعْا‬
َ ‫ َّ َال ت ََِا‬،‫ُْا‬ َ
."‫ق ثَ ََلثَ ِة أٌََّ ٍام‬
َ ْْ َ‫أَ َخاٍُ ف‬

2
“Sufyan ibnu Uyaynah telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Anas r.a. yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Janganlah kalian saling
memutuskan persaudaraan, janganlah kamu saling menjatuhkan, janganlah kamu
saling membenci, dan janganlah kamu saling mendengki, tetapi jadilah kamu
sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak dihalalkan bagi seorang
muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.”

C. Penjelasan Ayat dan Hadits


Ayat dan Hadits yang saya paparkan diatas memiliki penjelasan sebagai berikut :
1. Perintah Allah SWT pada orang-orang yang beriman untuk menjauhi
prasangka buruk.
2. Perintah Allah SWT untuk tidak mencari keburukan orang lain.
3. Larangan Allah SWT tentang ghibah dan menggambarkannya seperti makan
bangkai saudaranya sendiri.
4. Semua sifat tersebut akan menjadi perusak persatuan padahal orang-orang
beriman harus bersaudara dan menjaga persatuan.
5. Perintah Allah SWT untuk bertakwa. Dengan takwa akan terjaga dari sifat-sifat
buruk dalam bersaudara dan Allah SWT akan menerima taubatnya.
6. Allah SWT senantiasa membuka pintu taubat memberi kasih sayang bagi
hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan bertakwa.
Oleh karena itu, kita harus bisa menjaga diri dari perbuatan buruk sangka.
Cara mengikis buruk sanka adalah dengan selalu berfikir positif terhadap orang
lain, memperbanyak informasi dan wawasan, memahami perbedaan, menghindari
tajassus atau mencari-cari kesalahan orang lain, dan berupaya meningkatkan
ketaatan kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA :
1. Gramedia Blog.2021.Prasangka:Pengertian, Faktor, Aspek dan Contoh.
https://www.gramedia.com/literasi/prasangka/ Diakses : 09 Maret 2023 pukul
16.20 WIB
2. Tafsir Ibnu Katsir.2015.Tafsir Surat Al-Hujurat ayat 12.
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-hujurat-ayat-12.html
Diakses : 09 Maret 2023 pukul 16.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai