Anda di halaman 1dari 2

HIV: Penularan dari Ibu ke Bayi

Kondisi saat ini

Menurut statistik terbaru UNAIDS, jumlah infeksi HIV baru di kalangan anak-
anak telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun
2021, terdapat 110.000 infeksi HIV baru pada anak (usia 0-19 tahun) di seluruh
dunia, dibandingkan dengan 160.000 pada tahun 2010. Namun, penularan dari ibu
ke anak (Mother to Child HIV Transmission/MTCT) menyumbang sekitar
160.000 infeksi baru setiap tahun, atau 41% dari seluruh infeksi baru. Meskipun
terjadi penurunan infeksi HIV baru pada anak, MTCT tetap menjadi fokus penting
dalam respons HIV global. Upaya pencegahan MTCT melalui terapi antiretroviral
(ART) pada ibu hamil dan menyusui telah berperan penting dalam mengurangi
jumlah infeksi baru pada anak. Namun, pada tahun 2021, 136.000 anak (usia 0-11
tahun) meninggal karena penyakit terkait AIDS, sebagian besar disebabkan oleh
kurangnya akses terhadap layanan pencegahan, perawatan, dan pengobatan HIV.
Hal ini menyoroti perlunya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan akses
terhadap layanan pencegahan, tes, dan pengobatan bagi ibu dan anak yang terkena
HIV.1,2

Penyebab Transmisi dari Ibu ke Bayi

HIV dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan, persalinan, dan
menyusui. Penyebab utama penularan HIV dari ibu ke anak (MTCT) adalah
perpindahan virus dari ibu ke anak selama masa kritis ini. Proses transmisi pada
setiap fase menghadirkan risiko dan tantangan tertentu.

1. Selama Kehamilan: HIV dapat ditularkan dari ibu yang HIV positif ke
bayinya selama kehamilan, terutama melalui plasenta. Virus ini dapat
melewati plasenta dan menginfeksi janin, sehingga menyebabkan
penularan intrauterin. Cara penularan ini menimbulkan risiko pada
perkembangan janin dan dapat mengakibatkan bayi lahir dengan HIV.3
2. Saat Melahirkan: Proses melahirkan menimbulkan risiko penularan HIV
dari ibu ke bayinya. Selama proses persalinan, bayi dapat bersentuhan
dengan darah ibu dan cairan tubuh lainnya, sehingga meningkatkan risiko
terpapar virus. Jika tidak ada tindakan pencegahan, paparan tersebut dapat
menyebabkan penularan HIV ke bayi baru lahir.4,5
3. Selama Menyusui: Menyusui juga menimbulkan risiko penularan HIV dari
ibu yang terinfeksi ke bayinya. HIV dapat terdapat dalam ASI, dan jika
bayi mengonsumsi ASI yang terinfeksi, terdapat risiko tertular virus
tersebut. Cara penularan ini menimbulkan tantangan di negara-negara
dimana ASI merupakan sumber utama nutrisi bayi.6

Referensi

1. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). The path that


ends AIDS: UNAIDS Global AIDS Update 2023 [Internet]. 2023. Available
from: https://thepath.unaids.org/wp-content/themes/unaids2023/assets/files/
2023_report.pdf

2. Huynh K, Gulick PG. HIV Prevention. In: StatPearls [Internet]. Treasure


Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Nov 28]. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470281/

3. Cerveny L, Murthi P, Staud F. HIV in pregnancy: Mother-to-child


transmission, pharmacotherapy, and toxicity. Biochimica et Biophysica Acta
(BBA)-Molecular Basis of Disease. 2021;1867(10):166206.

4. Abbas M, Bakhtyar A, Bazzi R. Neonatal HIV. In: StatPearls [Internet].


Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Nov 28].
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK565879/

5. Goodenough CJ, Patel K, Van Dyke RB. Is There a Higher Risk of Mother-
to-child Transmission of HIV Among Pregnant Women With Perinatal HIV
Infection? Pediatric Infectious Disease Journal. 2018 Dec;37(12):1267–70.

6. Vijayan V, Naeem F, Veesenmeyer AF. Management of infants born to


mothers with HIV infection. American Family Physician. 2021;104(1):58–
62.

Anda mungkin juga menyukai