OLEH:
Musnidah, S.Ag., S.Pd.
NIP 197612282006042012
i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
ii
Abstrak
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan seru sekalian alam, atas segala rahmat dan
hidayahnya untuk sekalian ummatnya. Semoga segala aktivitas keseharian kita tetap
mendapat syafaat dan perlindungan-Nya.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak sedikit tantangan dan kesulitan yang
penulis hadapi, tetapi berkat usaha penulis dan bantua dari teman-teman seprofesi,
khususnya guru-guru di MAN 1 Barru, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini dengan baik.
Penulis pada kesempatan ini memberikan penghargaan dan terima kasih pada:
1. Pengawas Madrasah MAN 1 Barru yang telah memberikan motivasi dan
dorongan pada penulis untuk terus berkarya.
2. Kepala MAN 1 Barru yang tidak pernah bosan mendorong penulis untuk
menyelesaikan karya tulis ini.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, kemampuan penulis dan hambatan lainnya menjadi bagian dari
ketidaksempurnaan itu. Sehingga sangat diharapkan kritikan dan perbaikan untuk
penyempurnaan karya tulis ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
C. Deskripsi Siklus II ....................................................................... 40
D. Deskripsi Antar Siklus ................................................................ 49
E. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 55
B. Saran............................................................................................ 56
Daftar Pustaka .................................................................................................. 57
Lampiran-lampiran .......................................................................................... 58
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II
Lampiran 2
- Hasil Observasi aktivitas Guru terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT
Lampiran 3
- Hasil observasi aktivitas siswa kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru
Lampiran 4
- Angket Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together (NHT) Oleh Guru Matematika
Lampiran 5
- Nilai Hasil Belajar Siklus I dan II
Lampiran 6
- Soal siklus I dan II
Lampiran 7
- Daftar Hadir Siklus I dan II
Lampiran 8
- Dokumentasi Kegiatan Siklus I dan II
- Daftar Hadir Peserta Seminar Penelitian
- Surat Keterangan Seminar
- Surat Keterangan Penelitian
- Surat Keterangan Perpustakaan
- Surat Keaslian Penelitian
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sudah merupakan kebutuhan yang utama dan mendasar. Oleh karena itu, hampir
dapat dipastikan bahwa Indonesia tidak mungkin menghindarkan diri dari pengaruh
demikian Indonesia perlu memiliki cukup banyak sumber daya manusia yang
berkualitas dalam artian mampu menguasai ilmu dan teknologi, serta dapat
berkembang dengan sendirinya secara alami. Tetapi jelas harus melalui suatu
peranan penting dan strategis dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Hal
ini berarti bahwa sampai batas tertentu ilmu pengetahuan matematika perlu
dikuasai siswa sebagai generasi penerus di masa mendatang, oleh karena itu, proses
1
diupayakan sejalan dengan tuntutan perkembangan siswa untuk menghadapi masa
yang menyatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika mulai
dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan tinggi . Hal ini ditandai
dengan rendahnya hasil belajar siswa pada bidang studi tersebut. Oleh karena itu,
pendidikan dimana sampai saat ini telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi
kesulitan belajar matematika tersebut. Upaya itu dilakukan antara lain dengan
memperhatikan penyebab kesulitan tersebut, baik yang bersumber dari diri siswa
sendiri maupun yang bersumber dari luar diri siswa. Usaha-usaha yang telah
walaupun hasilnya belum optimal sesuai yang diharapkan, terlihat bahwa nilai yang
dicapai siswa MAN 1 Barru pada hampir setiap pelaksanaan ujian akhir pada
pelajaran matematika masih rendah. Secara sistematik keadaan ini disebabkan oleh
berbagai komponen, antara lain komponen siswa itu sendiri, komponen guru dan
komponen lingkungan.
belajar yaitu, guru yang dapat mempengaruhi siswa terhadap penguasaan materi
serta kemampuan memilih metode atau model mengajar yang sesuai dengan materi.
2
Kombinasi kedua kemampuan ini sangat penting karena kadang kala seorang guru
sudah menguasai materi pelajaran dengan baik, akan tetapi salah atau kurang tepat
dalam pemilihan metode atau model mengajar, sehingga materi pelajaran kurang
yang diingini dengan metode penyampaian materi oleh guru kepada siswa
model pembelajaran agar siswa dapat menerima pelajaran yang mudah dipahami.
pembelajaran. Oleh karena itu peranan model pembelajaran sebagai alat untuk
belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik kalau siswa lebih banyak
Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar guru matematika yang penulis
3
guru matematika MAN 1 Barru bahwa penggunaan metode mengajar yang
metode mengajar yang monoton misalnya metode ceramah atau model pengajaran
terbatas pada pengajaran langsung tanpa berani mencoba model pembelajaran yang
lain karena takut target kurikulum yang telah disusun setiap semester tidak tercapai.
yang kurang memperhatikan materi karena mengantuk, bosan dan jenuh sehingga
tidak memahami isi materi yang disampaikan terutama pada jam-jam terakhir
pembelajaran sehingga evaluasi yang diberikan pada setiap selesai materi masih ada
mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Johnson dalam Ismail, 2002: 12). Para
materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas
4
pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan
kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
Oleh karena model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa tipe maka
Tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru.
B. Rumusan Masalah
Tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru?”
C. Tujuan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
pembelajaran kooferatif tipe Numbered Heads Together (NHT) guna
sendiri.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi siswa yang daya
tangkapnya kurang dan siswa yang selalu merasa jenuh terhadap pelajaran
pelajaran matematika
6
BAB II
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
pada diri seseorang. Perubahan-perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-
perubahan pada aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Slameto
(1995:2), yakni belajar adalah proses usaha yang dilakukan orang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Tingkah laku sebagai hasil proses belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang terdapat dalam diri individu itu
7
sendiri (faktor interen) maupun faktor yang berada di luar individu (faktor ekstern).
Faktor inern antara lain adalah kemampuan yang dimilikinya, sikap, minat, dan
perhatian. Faktor ekstern antara lain adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan
dalam proses pendidikan dan pengajaran dibedakan menjadi tiga, yakni lingkungan
terdapat tiga masalah pokok yang harus diperhatikan, yaitu masalah mengenai
itu berlangsung dan prinsif yang digunakan, dan hasil belajar. Dua masalah pokok
pertama berkenaan dengan proses belajar yang sangat berpengaruh kepada masalah
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk
lingkungannya.
berjenjang dari yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks, dari yang mudah
ke tingkat yang lebih sulit. Mempelajari matematika tidak hanya dengan membaca
8
saja. Belajar matematika hendaklah dengan penuh kesungguhan, mulai dari konsep
yang awal, berturut-turut tanpa meninggalkan satu bagianpun, karena setiap bagian
merupakan satu mata rantai yang menghubungkan bagian yang satu dengan yang
lain.
Tidak jarang terjadi suatu pemahaman yang keliru terhadap suatu konsep akibat
yang optimal dapat tercapai jika dipelajari secara berkesinambungan dan dipadukan
karena itu siswa sebagai peserta didik harus senangtiasa berpartisipasi aktif dalam
keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha tertentu.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan belajar, maka hasil belajar yang dicapai siswa
dapat diketahui setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dapat diukur
dengan menggunakan tes hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang
9
seseorang tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki
Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang setelah
melalui proses belajar. Hasil kecakapan seseorang terhadap bahan yang dipelajari
dengan menggunakan tes standar atau penilaian tertentu sebagai pengukuran dari
suatu hasil belajar. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Syamsu Mappa
(1996), bahwa hasil belajar adalah hasil yang harus dicapai pada bidang studi
seseorang.
Dari beberapa uraian di atas, maka hasil belajar dapat dinyatakan sebagai
pengalaman belajar dalam kurun waktu tertentu yang dapat diukur dengan
ide baru namun telah ada sejak lama, bahkan pada awal abad pertama para filosof
berpendapat bahwa, untuk dapat belajar dengan baik seseorang harus memiliki
pasangan atau teman. Bertolak dari gagasan inilah ide pembelajaran kooperatif
dikembangkan
mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Johnson dalam Ismail, 2002: 12). Para
10
materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas
kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuannya adalah untuk
untuk meningkatkan hasil belajar akademik siswa, siswa dapat menerima berbagai
Roger dan David Johnson dalam Lie (2002: 30) mengatakan bahwa tidak
hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus
melibatkan niat dan kiat para anggota kelompok para peserta didik harus
mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar
11
kelompok yang akan saling menguntungkan. Selain niat, peserta didik juga harus
menguasai kiat-kiat berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Salah satu
cara untuk mengembangkan niat dan kerja sama antar peserta didik dalam model
pembelajaran kooperatif adalah melalui pengelolaan kelas. Ada tiga hal penting
Menurut Stahl dalam Ismail (2002: 12) bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif
adalah :
8. Siswa aktif
Sedangkan menurut David Johnson dalam Ismail (2002: 12) belajar dengan
3. Heterogen
4. Berbagi kepemimpinan
12
5. Berbagi tanggung jawab
8. Guru mengamati
bersama.
4. Siswa haruslah berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
13
akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok.
14
c. Fase-Fase Pembelajaran kooperatif
15
d. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
yang rendah, antara lain Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000 : 18) adalah :
2) Memperbaiki kehadiran
tindakan siswa, sesama guru dan atasan dengan pengetahuan menguasai materi dan
dan persediaan strategi dan teknik-teknik pembelajaran. Tidak semua strategi yang
diketahuinya harus dan biasa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari. Salah satu
teknik belajar mengajar gotong royong atau kelompok adalah tipe Numbered Heads
16
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
merujuk pada konsep Spencer Kagen dalam Ibrahim (2000 : 28) untuk melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
langkah sebagai berikut : (a) Penomoran, (b) Pengajuan pertanyaan, (c) Berpikir
Langkah 1. Persiapan
yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT)
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) . Guru membagi siswa menjadi
kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok
yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial,
jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok
17
digunakan nilai tes pada semester ganjil sebagai dasar dalam menentukan masing-
masing kelompok.
kooperatif yaitu :
kepada guru
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir
kelompok mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor secara berurutan atau
menyebut nomor secara acak dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor
yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
18
Langkah 5. Memberi kesimpulan
pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil
yaitu siswa mudah memahami materi pelajaran, suasana proses belajar mengajar
bebas tidak ada rasa tertekan, siswa menjadi bertanggung jawab secara sosial,
menumbuhkan rasa kerjasama dan rasa persahabatan antar teman. Selain itu, juga
memberikan dampak yang positif bagi siswa yang hasil belajarnya rendah karena
hubungan yang meliputi panjang dan sudut segitiga. Trigonometri nantinya akan
mempelajari nilai perbandingan yang biasa kita kenal dengan sinus, cosinus, dan
tangen.
Kita pernah dikenalkan 3 jenis sudut yaitu sudut lancip yang besarnya kurang
dari 90°, sudut siku-siku yang besarnya 90°, sudut tumpul yang besarnya lebih
dari 90°. Pada umumnya, ukuran sudut yang digunakan untuk menentukan
19
a. Ukuran Derajat
b. Ukuran Radian
1π rad = 180°
buah sisi, yaitu sisi miring, sisi samping, dan sisi depan. Selain itu, segitiga
siku-siku memiliki 3 sudut dan jumlah ketiga sudut tersebut adalah 180°
Dasar untuk mengukur besaran sudutnya seperti suatu lingkaran yang dibagi
a. Kuadran 1 memiliki rentang sudut dari 0° – 90° dengan nilai sinus, cosinus
b. Kuadran 2 memiliki rentang sudut dari 90° – 180° dengan nilai cosinus dan
tangen negatif, sinus positif. Untuk setiap lancip, maka (90° + α) dan (180°
c. Kuadran 3 memiliki rentang sudut dari 180° – 270° dengan nilai sinus dan
d. Kuadran 4 memiliki rentang sudut dari 270° – 360° dengan nilai sinus dan
20
4. Identitas Trigonometri
dengan fungsi trigonometri lainnya. Jumlah dari sinus dikuadratkan dan cosinus
dikuadrat sama dengan satu. Hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut:
Θ+Θ=1
B. Hipotesis Tindakan
dalam penelitian ini yaitu “Jika model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) diterapkan pada pokok bahasan Trigonometri, maka dapat
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2019/2020 pada Siklus I tanggal 3, 4, dan 5 Februari 2020. Siklus II tanggal 10,11,
C. Subjek Penelitian
perempuan) dan guru matematika yaitu peneliti sendiri yang mengajar di kelas X
a. Faktor siswa, yaitu aktivitas siswa, aktivitas guru dan persepsi siswa terhadap
b. Faktor hasil, yaitu adanya perubahan aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh
22
D. Prosedur Penelitian
sebagai berikut :
Siklus I
kelompok
23
sedang dan rendah. Pembagian kelompok ini dilakukan sebelum tahap
pelaksanaan tindakan.
dilaksanakan
akan dilaksanakan.
kelompok jika ada yang kesulitan dalam mendiskusikan materi /soal dalam
kelompoknya.
g. Guru memanggil siswa dengan nomor urut pertama dari kelompok tertentu
24
meminta siswa dari kelompok lain yang bernomor sama atau ada anggota dari
yang bertindak sebagai observer untuk mengamati tiap aktivitas yang dilakukan
oleh guru dan siswa melalui lembar observasi. Observasi dilakukan selama proses
siklus I.
4. Tahap Refleksi.
Pelaksanaan refleksi juga dilakukan pada tahap ini, peneliti akan membuat
rencana perbaikan berdasarkan data observasi aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dan dari hasil evaluasi sebelumnya yang akan
Siklus II
25
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
b. Butir soal tes diambil setelah tes diberikan pada akhir setiap siklus
Analisis data pada penelitian ini dilakukan pada saat dan setelah penelitian
kualitatif.
rata-rata, standar deviasi, nilai tertinggi, dan nilai terendah yang diperoleh dari
hasil tes tiap siklus. Kemudian nilai tersebut dikelompokkan dengan melihat
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah
26
Tabel 2. Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
observasi selama proses pembelajaran berlangsung dari tiap siklus yang dilakukan
oleh observer.
G. Indikator Keberhasilan
1. Siswa tuntas belajar apabila skor hasil belajar yang diperoleh siswa minimal 76
1 Barru
2. Perlakuan dianggap berhasil jila 85% rata-rata skor dari hasil belajar siswa
27
BAB IV
mengadakan observasi dan pengumpulan data dari kondisi awal kelas yang akan
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
kelompok
28
sedang dan rendah. Pembagian kelompok ini dilakukan sebelum tahap
pelaksanaan tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
setiap anggota kelompok dan menbagikan lembar kerja siswa (LKS). Pada
29
c. Setelah itu peneliti memanggil siswa dengan nomor urut pertama dari
kelompoknya dan meminta siswa dari kelompok lain yang bernomor sama
atau ada anggota dari kelompok lain untuk menanggapi diskusi kelompok,
diberi penghargaan berupa pujian dan nilai tertinggi pada setiap kelompok
30
sudah duduk secara berkelompok supaya waktu yang disediakan bisa
ribut namun setelah mendapat teguran dari peneliti siswa kembali ketempat
hanya kelompok-kelompok tertentu saja yang dekat dari meja guru yang
31
dibimbing,6) pada waktu persentasi, peneliti memanggil siswa yang
pujian kepada setiap kelompok yang sudah persentase dan memberikan nilai
selanjutnya.
Pertemuan Rata-
No Komponen yang diamati
I II III Rata
Siswa yang hadir pada saat 29 28 32 29,67
1
pembelajaran
Siswa yang memperhatikan
20 23 27 23,33
2 penjelasan guru sebelum diskusi
kelompok
kelompok yang meminta
bimbingan kepada guru tentang 4 4 3 3,67
3
materi/soal yang belum
dimengerti
32
No Komponen yang diamati Pertemuan Rata-
Siswa yang kurang aktif belajar Rata
12 10 5 9,00
4 pada saat pembahasan
materi/soal
Kelompok yang mengerjakan 4 4 5 4,33
5
soal dengan tepat waktu
Siswa yang mampu mengerjakan 2 3 4 3,00
6 soal dengan benar di papan tulis
hasil diskusi kelompoknya
Siswa yang memberikan
7 5 1 4,33
7 tanggapan terhadap jawaban
kelompok lain
1) Masih terdapat siswa yang tidak hadir pada dua kali pertemuan disebabkan
karena ada yang sakit dan tanpa keterangan, namun pada pertemuan
pertemuan I dan II masih kelihatan acuh karena yang disampaikan oleh guru
bukan isi materi tetapi hanya pokok-pokok materi yang akan didiskusikan dan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai, namun pada pertemuan III sudah
33
dikelompoknya untuk bekerja sehingga anggota yang lain masih ada yang
bermain-main.
4) Siswa yang kurang aktif belajar pada saat pembahasan materi/soal pada
namun pada pertemuan II dan III sudah terjadi penurunan dimana siswa sudah
5) Kelompok yang mengerjakan soal dengan tepat waktu dari 20 menit waktu
yang disiapkan hanya 4 kelompok yang mengerjakan soal tepat waktu pada
6) Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar di papan tulis dan
setiap yaitu pertemuan I hanya 2 orang yang menjawab soal dengan benar
soal.
pertemuan I ada 7 orang , pertemuan II ada 5 orang dan pertemuan III ada 1
orang, beberapa siswa yang menanggapi adalah nomor yang sama karena
tidak sesuai dengan jawabannya dan ada juga siswa menanggapi hanya
34
sebatas menguji kemampuan temannya dalam mempersentasikan
jawabannya.
tipe NHT .
dua pilihan, yaitu “ya” dan “tidak” masing-masing disertai dengan alasan (angket
terlampir). Pengisian angket pada siklus I diisi oleh 32 orang siswa yang hadir
angka dan rumus-rumus yang tidak dapat dipahami ( item 1), terdapat 12 orang
menjelaskan dipapan tulis jika nomornya disebut (diukur dengan item 2), terdapat
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan alasan tidak bisa konsentrasi
35
karena suasana kelas ribut dan tidak mengerti penjelasan temannya (diukur dengan
item 3), terdapat 10 orang siswa ( 31,25%) mengaku jenuh dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan alasan tidak cocok dengan teman
kelompoknya karena pilih kasih dalam memberikan penjelasan, hanya yang pintar-
pintar saja yang diajar (diukur dengan item 4), terdapat 12 orang siswa ( 37,50%)
mengaku bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak cocok diterapkan
pada mata pelajaran matematika dengan alasan rata-rata tidak paham apabila
MAN 1 Barru setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
Uraian Skor
Jumlah Siswa 32
Skor Tertinggi 93
Rata-rata 74,39
36
Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa
kooperatif tipe NHT adalah 93,00; nilai terendah 49,50; nilai rata-rata siswa yaitu,
kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajar
Matematika kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru pada siklus I dilihat pada tabel 6
berikut.
Tinggi 66 – 79 16 50
Sedang 56 – 65 5 15,6
Rendah 40 – 55 3 9,38
Sangat Rendah ≤ 39 0 0
Jumlah 32 100
bahwa dari 32 siswa kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I terlihat bahwa
37
25,00% atau sebanyak 8 orang siswa yang memperoleh nilai sangat tinggi yakni
pada interval 80 sampai 100; 50,00% atau sebanyak 16 orang siswa yang
memperoleh nilai pada kategori tinggi yakni pada interval 66 sampai 79; 15,60%
atau sebanyak 5 orang siswa yang memperoleh nilai pada kategori sedang yakni
pada interval 56 sampai 65 ; 9,38% atau sebanyak 3 orang siswa yang memperoleh
nilai pada kategori rendah yakni pada interval 40 sampai 55; dan 0% yang masuk
ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan oleh sekolah maka diperoleh distribusi
frekuensi dan persentase ketuntasan belajar matematika pada siklus I dilihat pada
tabel 7 berikut.
Tidak tuntas 0 - 75 9
Tuntas 76 - 100 23
Jumlah 32
masuk dalam kategori tidak tuntas dan 23 siswa masuk dalam kategori tuntas.
38
4. Refleksi
tindakan selanjutnya. Setelah diadakan refleksi oleh peneliti maka diperoleh hal-
a. Faktor siswa
biasanya, tidak ada perubahan-perubahan yang berarti dari sebelumnya. Hal itu
terlihat dari sikap beberapa siswa yang masih kurang memberikan respon positif
siswa merasa tidak termotivasi belajar karena takut persentase didepan kelas saat
tidak cocok dengan teman kelompoknya dan cenderung pindah kekelompok lain
diberikan dan suasana kelas menjadi ribut karena siswa berkeliling ke kelompok
lain. Meskipun sudah ditegur beberapa kali, namun setelah mereka ditinggalkan
Masalah lain yang juga muncul adalah siswa hanya mau mengerjakan
soal yang sesuai dengan nomornya dan berusaha mencari jawaban pada kelompok
lain yang sama dengan nomor yang dikerjakan dan tidak mau mendiskusikan
jawaban soal nomor yang lain sehingga kembali suasana kelas menjadi ribut.
Akibatnya, dari empat soal yang diberikan, hanya beberapa kelompok yang bisa
39
Respon yang kurang antusias juga diperlihatkan ketika siswa yang
bernomor sama diminta untuk menanggapi jawaban dari soal yang sedang
dikerjakan oleh kelompok yang lain. Siswa yang menanggapi hanya sekedar untuk
kembali suasana kelas jadi ribut, Sementara itu siswa yang nomornya berbeda
kelompoknya.
b. Faktor Guru
sesuai dengan prosedur pembelajaran kooperatif tipe NHT namun masih canggung
karena pembelajaran kooperatif tipe NHT termasuk baru dilaksanakan apalagi ada
teman selaku observer yang menilai sehingga terlihat pada beberapa pertemuan
peneliti tidak konsisten dengan pembagian waktu sehingga beberapa bagian dari
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
sebagai berikut.
membuat LKS
40
ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung.
kelompok
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi dari siklus I maka tindakan yang dilakukan pada siklus II
dan siswa terlatih untuk bekerjasama dengan dengan semua teman kelas
d. Mengundi kelompok yang akan mengerjakan soal dan nomor soal juga diundi
sehingga tidak hanya satu soal yang dipersiapkan oleh siswa tetapi semuanya.
Selain itu, kelompok yang nomor undiannya sudah naik dikembalikan lagi ke
41
tempat undian sehingga setiap kelompok masih mempunyai peluang untuk
e. Memberikan sanksi kepada siswa yang menyontek jawaban dari kelompok lain
terhadap kelompoknya.
f. Ketika mengerjakan soal di depan, siswa tidak boleh membawa buku catatan
tempat soal itu dikerjakan. Jadi mereka harus betul-betul mengerti cara
dari kelompok yang mengerjakan soal di depan dan harus mengerjakan soal
NHT.
pembelajaran kooperatif tipe NHT, tidak ada lagi siswa dengan nomor yang
42
siswa yang disebut nomornya untuk pesentase tidak lagi merasa canggung dan
sebagian besar kelompok sudah mengerjakan soal dengan benar dan tepat waktu,
tidak ada lagi tanggapan yang sifatnya menguji temannya karena rata-rata sudah
mengerti dengan jawaban yang dipaparkan namun demikian masih ada diantara
anggota kelompok yang suka usil dan membuat anggota kelompok yang lain
Pertemuan Rata-
No Komponen yang diamati
I II III Rata
Siswa yang hadir pada saat 32 32 32 32,00
1
pembelajaran
Siswa yang memperhatikan 30 32 32 31,33
2 penjelasan guru sebelum diskusi
kelompok
kelompok yang meminta
bimbingan kepada guru tentang 7 7 8 7,33
3
materi/soal yang belum
dimengerti
Siswa yang kurang aktif belajar
2 0 0 0,67
4 pada saat pembahasan materi/
soal yang diberikan
Kelompok yang mengerjakan 4 5 7 5,33
5
soal dengan tepat waktu
Siswa yang mampu mengerjakan 3 4 4 3,67
6 soal dengan benar di papan tulis
hasil diskusi kelompoknya
43
No Komponen yang diamati Pertemuan Rata-
Siswa yang memberikan Rata
6 0 0 2,00
7 tanggapan terhadap jawaban
kelompok lain
meningkat pada setiap pertemuan, tidak ada lagi siswa yang nampak
bermain-main.
teorema faktor dan setelah diberi penjelasan semuanya sudah mengerti dan
guru.
4) Terjadi penurunan siswa yang kurang aktif belajar pada saat pembahasan
materi/ soal yang diberikan pada setiap pertemuan hal ini berarti setiap
6) Siswa yang mampu mengerjakan soal dengan benar di papan tulis sekaligus
44
setiap pertemuan, hal ini disebabkan siswa sudah percaya diri tampil dan
tidak lagi merasa takut salah karena akan diperbaiki oleh teman
6,25%, pada pertemuan I ada 6 orang yang menanggapi hasil kerja anggota
pada pertemuan II dan III tidak ada yang memberi tanggapan karena sudah
dua pilihan, yaitu “ya” dan “tidak” masing-masing disertai dengan alasan (angket
terlampir). Pengisian angket pada siklus II diisi oleh 32 orang siswa yang hadir .
tidak lagi kesulitan dalam belajar matematika dengan berbagai alasan antara lain
dapat dipahami (diukur dengan item 1), terdapat 4 orang siswa (12,50%) mengaku
45
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan alasan masih takut menjelaskan dipapan
tulis jika nomornya disebut (diukur dengan item 2), terdapat 4 orang siswa
kooperatif tipe NHT dengan alasan tidak bisa mengerti kalau bukan guru yang
tipe NHT dengan alasan tidak lagi mengantuk dan tidak lagi merasa tertekan dalam
(diukur dengan item 4), terdapat 28 orang siswa ( 87,50%) mengaku bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe NHT cocok diterapkan pada mata pelajaran
matematika dengan alasan rata-rata bisa memahami materi/ soal yang diberikan
terhadap apa yang dikerjakannya dan cocok untuk waktu pelajaran yang diberikan
MAN 1 Barru setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
46
Tabel 10. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MIPA 2 MAN 1
Barru pada Tes Akhir Siklus II
Uraian Skor
Jumlah Siswa 32
Skor Terendah 62
Rata-rata 79,16
Data pada tabel 10 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa
kooperatif tipe NHT adalah 100; nilai terendah 62,00; nilai rata-rata siswa yaitu,
kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor hasil belajar
Matematika kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru pada siklus I dilihat pada tabel 11
berikut.
Tabel 11. Distribusi frekuensi jumlah Siswa dalam Setiap Kategori Hasil
Belajar Matematika pada Materi Trigonometri Siswa Kelas X MIPA
2 MAN 1 Barru pada Siklus II
Tinggi 66 – 79 16 50,00%
Sedang 56 – 65 2 6,25%
47
Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)
Rendah 40 – 55 0 0%
Sangat Rendah ≤ 39 0 0%
Jumlah 32 100
dari 32 siswa kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I terlihat bahwa 43,75% atau
sebanyak 14 orang siswa yang memperoleh nilai sangat tinggi yakni pada interval
80 sampai 100; 50,00% atau sebanyak 16 orang siswa yang memperoleh nilai
pada kategori tinggi yakni pada interval 66 sampai 79; 6,25% atau sebanyak 2
orang siswa yang memperoleh nilai pada kategori sedang yakni pada interval 56
sampai 65 ; 0% atau tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada kategori rendah
yakni pada interval 40 sampai 55; dan 0% siswa yang masuk dalam kategori
sangat rendah.
48
Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa dari 32 siswa kelas X MIPA 2
SMA Negeri 1 Barru, setelah pemberian tindakan siklus II sebanyak 4 siswa masuk
dalam kategori tidak tuntas dan 28 siswa masuk dalam kategori tuntas.
hasil yang cukup menggembirakan. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
kooperatif tipe NHT sudah mendapatkan hasil yang lebih baik, walaupun masih ada
beberapa siswa yang belum dapat menyampaikan pendapat tetapi siswa tersebut
Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II,
terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 87,50% (28 orang) siswa yag telah
memperoleh nilai 6,0 atau dengan kata lain telah mencapai indikator
49
Tabel 13. Distribusi persentase hasil observasi aktivitas siswa kelas X
antar siklus pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT
SIKLUS
Komponen yang diamati
No I II
92,71% 100,00%
1 Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
72,92% 97,92%
2 Siswa yang memperhatikan penjelasan
guru sebelum diskusi kelompok
kelompok yang meminta bimbingan
45,83% 91,67%
3 kepada guru tentang materi/soal yang
belum dimengerti
Siswa yang kurang aktif belajar pada
28,13% 2,08%
4 saat pembahasan materi/ soal yang
diberikan
Kelompok yang mengerjakan soal 54,17% 66,67%
5
dengan tepat waktu
Siswa yang mampu mengerjakan soal
dengan benar di papan tulis dan 75,00% 91,67%
6
mempersentasekan hasil diskusi
kelompoknya
Siswa yang memberikan tanggapan 13,54% 6,25%
7 terhadap jawaban kelompok lain
kehadiran siswa pada saat pembelajaran dari siklus I ke siklus II, 2) terjadi
50
siswa yang memberikan tanggapan terhadap jawaban dari kelompok lain
Siklus I Siklus II
Item
Ya Tidak Ya Tidak
1 87,50% 37,50% 12,50% 62,50%
2 62,50% 37,50% 87,50% 12,50%
3 37,50% 62,50% 87,50% 12,50%
4 31,25% 68,75% 6,25% 93,75%
5 37,50% 62,50% 87,50% 12,50%
yang mengaku pelajaran matematika sulit dari 87,50% turun menjadi 12,50%
dengan alasan yang diberikan oleh siswa bervariasi hal ini menandakan bahwa
matematika tidaklah sesulit apa yang mereka pikirkan ( item 1), sehingga
(item 2), selanjutnya terjadi peningkatan siswa lebih mudah memahami materi
menjadi 87,50% (item 3), siswa tidak jenuh belajar matematika dengan
pada siklus I dan siklus II pada tabel 15 terlihat peningkatan yang signifikan
dari 71,88% tuntas pada siklus I menjadi 87,50% tuntas pada siklus II, hal ini
51
berarti siswa sudah tuntas secara klasikal sesuai dengan standar ketuntasan
mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pada siklus I, perolehan nilai
siswa berdasarkan ketuntasan belajar hanya 62,50% (20 orang) siswa yang telah
memperoleh nilai 6,0 . Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, guru dan siswa
kekurangan itu ada yang berasal dari guru dan ada juga yang berasal dari siswa.
Diantaranya ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru pada
saat membimbing siswa dalam mengerjakan soal, mencari jawaban pada kelompok
lain yang bernomor sama sehingga menyebabkan keributan dan masih ada sebagian
siswa yang kurang bekerjasama dengan kelompoknya dan kekurangan yang berasal
pembelajaran. Hal itu dikarenakan guru belum dapat mengatur waktu sebaik
mungkin, guru terlalu banyak memberikan waktu pada siswa untuk bekerja
52
menyelesaikan soal-soal yang diberikan, dan guru merasa canggung dalam
dan sebagian siswa belum bisa memahami materi/soal yang diberikan dengan
alasan tidak dapat berkonsentrasi karena suasana kelas ribut oleh teman
kelompoknya yang berkeliling menjari jawaban yang sama dengan nomor yang
dibagikan dan sebagian siswa kurang cocok dengan penerapan model pembelajaran
tipe NHT karena kurang mengerti penjelasan teman kelompoknya dan lebih
kembali dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II, kegiatan
demi sedikit. Siswa sudah lebih memperhatikan penjelasan saat guru melakukan
soal-soal LKS yang diberikan, siswa sudah berani untuk mempesentasikan hasil
53
kerja kelompoknya dan sebagian kelompok sudah bisa mengerjakan soal dengan
Hasil angket persepsi yang diberikan kepada siswa setelah selesai siklus
sehingga motivasi siswa untuk belajra meningkat dari 62,50% menjadi 87,50% ,
kooperatif tipe NHT dan merasa tidak jenuh lagi belajar matematika terutama pada
jam pelajaran yang diberikan pada waktu siang hari sehingga 87,50% siswa
berpendapat bahwa pebelajaran kooperatif tipe NHT cocok diterapkan pada mata
pelajaran matematika.
peningkatan yang signifikan dari 71,88% meningkat menjadi 87,50% atau siswa
menjadi 28 orang pada siklus II. Hal ini berarti telah mencapai indikator yang telah
penelitian telah tercapai, berarti hipotesis tindakan telah tercapai yaitu dengan
(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA 2 MAN 1
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barru pada pokok bahasan Trigonometri, hal ini dapat dilihat dari perubahan-
55
B. Saran-saran
Sehubungan dengan simpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang
pada waktu mengajar di siang hari dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
56
DAFTAR PUSTAKA
Dikdasmen Depdiknas.
Baru Argensindo
Rineka Cipta.
Rosdakarya.
57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
58
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS II)
A. Tujuan Pembelajaran
KD: IPK
3.7:Menjelaskan rasio trigonometri Menjelaskan perbandingan trigonometri sudut
(sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, khusus pada kuadran I.
dan cotangen) pada segitiga siku-siku.
Menentukan nilai perbandingan trigonometri
sudut khusus di berbagai kuadran.
a. Menjelaskan perbandingan
Tujuan Pembelajaran trigonometri sudut khusus pada
kuadran I.
b. Menentukan nilai perbandingan
trigonometri sudut khusus di
berbagai kuadran.
c. Mengidentifikasi besar sudut khusus
pada kuadran I
d. Menunjukkan perbandingan
trigonoetri sudut khusus pada bidang
Cartesius.
Materi Ajar
Fakta :
• Rasio trigonometri pada kuadran I
• Hubungan rasio trigonoetri pada kuadran I dan II
• Hubungan rasio trigonometri pada kuadran I dan III
• Hubungan rasio trigonometri pada kuadran I dan IV
59
Konsep :
60
Kegiatan Inti
• Kegiatan Literasi
- Melalui media pebelajaran, Guru menyajikan materi tentang perbandingan
trigon pada sudut khusus
- Peserta didik membaca dan memperhatikan materi yang disajikan oleh
Guru
• Critical Thinking
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
dipaparkan oleh guru
- Peserta didik melalui media pembelajaran berusaha memecahkan
permasalahan dalam materi pembelajaran yang ditemukan
• Collaboration
- Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan
beberapa soal tentang perbandingan trigon pada sudut khusus
- Guru membagikan nomor unik pada masing-masing siswa
• Communication
Peserta didik mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang
defenisi dan pemakai informasi perbandingan trigon pada sudut khusus
Creativity
- Guru menunjuk siswa untuk menjawab sesuai nomor uniknya yang sudah
dibagikan sebelumnya
- Guru dan peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang poin-poin
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
tentang perbandingan trigon pada sudut khusus
- Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang belum di pahami
Kegiatan Penutup
Peserta Didik :
- Peserta didik melakukan refleksi tentang materi perbandingan
trigon pada sudut khusus
Guru :
- Guru melakukan penilaian
- Guru memberikan motivasi pembentukan karakter
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan penguatan
dan berdoa
I. Pengetahuan
1. Tes tertulis : Uraian tes
2. Tes lisan : Kuis (tanya jawab singkat)
3. Portofolio : Penugasan individu
II. Keterampilan
1. Pendekatan dalam menyelesaikan masalah
2. Keterampilan dalam perhitungan
3. Keterampilan dalam menghasilkan sebuah karya (produk)
4. Keterampilan dalam mengkomunikasikan masalah.
61
III. Sikap
a. Kedisiplinan (presensi kelas setiap pertemuan)
b. Kejujuran (Tugas tidak plagiat teman atau salin -rekat/copy-paste)
c. Tanggunng jawab (penyelesaian tugas)
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP SIKLUS II)
A. Tujuan Pembelajaran
KD: IPK
3.7:Menjelaskan rasio trigonometri Menjelaskan perbandingan trigonometri sudut
(sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, khusus pada kuadran I.
dan cotangen) pada segitiga siku-siku.
Menentukan nilai perbandingan trigonometri
sudut khusus di berbagai kuadran.
e. Menjelaskan perbandingan
Tujuan Pembelajaran trigonometri sudut khusus pada
kuadran I.
f. Menentukan nilai perbandingan
trigonometri sudut khusus di
berbagai kuadran.
g. Mengidentifikasi besar sudut khusus
pada kuadran I
h. Menunjukkan perbandingan
trigonoetri sudut khusus pada bidang
Cartesius.
Materi Ajar
Fakta :
63
Konsep :
Kegiatan Inti
64
• Kegiatan Literasi
- Melalui media pebelajaran, Guru menyajikan materi tentang perbandingan
trigon pada sudut khusus
- Peserta didik membaca dan memperhatikan materi yang disajikan oleh
Guru
• Critical Thinking
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah
dipaparkan oleh guru
- Peserta didik melalui media pembelajaran berusaha memecahkan
permasalahan dalam materi pembelajaran yang ditemukan
• Collaboration
- Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan
beberapa soal tentang perbandingan trigon pada sudut khusus
- Guru membagikan nomor unik pada masing-masing siswa
• Communication
Peserta didik mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang
defenisi dan pemakai informasi perbandingan trigon pada sudut khusus
Creativity
- Guru menunjuk siswa untuk menjawab sesuai nomor uniknya yang sudah
dibagikan sebelumnya
- Guru dan peserta didik menarik sebuah kesimpulan tentang poin-poin
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
tentang perbandingan trigon pada sudut khusus
- Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang belum di pahami
Kegiatan Penutup
Peserta Didik :
- Peserta didik melakukan refleksi tentang materi perbandingan
trigon pada sudut khusus
Guru :
- Guru melakukan penilaian
- Guru memberikan motivasi pembentukan karakter
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan penguatan
dan berdoa
I. Pengetahuan
4. Tes tertulis : Uraian tes
5. Tes lisan : Kuis (tanya jawab singkat)
6. Portofolio : Penugasan individu
II. Keterampilan
5. Pendekatan dalam menyelesaikan masalah
6. Keterampilan dalam perhitungan
7. Keterampilan dalam menghasilkan sebuah karya (produk)
8. Keterampilan dalam mengkomunikasikan masalah.
65
III. Sikap
a. Kedisiplinan (presensi kelas setiap pertemuan)
b. Kejujuran (Tugas tidak plagiat teman atau salin -rekat/copy-paste)
c. Tanggunng jawab (penyelesaian tugas)
66
Lampiran 2
Hasil Observasi aktivitas Guru terhadap penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Pertemuan Pertemuan Pertemuan
NO Kegiatan yang diamati I II III
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1. Kegiatan pendahuluan
➢ Guru menyampaikan materi √ √ √
dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai kepada
siswa
➢ Guru memberikan apersepsi √ √ √
kepada siswa
2. Kegiatan inti
➢ Guru menjelaskan langkah- √ √ √
langkah kegiatan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan
➢ Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk √ √ √
menanyakan hal-hal yang
belum dipahami terkait
dengan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan
➢ Guru melakukan
penomoran setiap anggota √ √ √
kelompok, membagikan
LKS, dan buku siswa)
➢ Guru memberikan √ √ √
kesempatan kepada siswa
untuk mempelajari materi
pada buku siswa yang
sudah dibagikan secara
berkelompok
➢ Guru berkeliling untuk
√ √ √
melihat tiap kelompok
bekerja
➢ Guru membimbing
kelompok jika ada yang
√ √ √
kesulitan dalam
menyelesaikan soal dalam
67
kelompoknya
➢ Guru memanggil siswa
dengan nomor urut pertama
untuk mempersentasikan √ √ √
hasil diskusi
➢ Guru meminta siswa dari
kelompok lain yang
bernomor sama atau ada √ √ √
anggota dari kelompok lain
untuk menanggapi
3. Kegiatan penutup
➢ Guru memberikan √ √ √
penghargaan pada setiap
kelompok yang sudah
persentasi
√ √ √
➢ Guru menyimpulkan
materi pelajaran yang baru
dipelajari
➢ Guru memberikan kuis √ √ √
(secara lisan/tertulis)
➢ Menyampaikan materi yang
√ √ √
akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
68
Lampiran 3
Pertemuan Rata-
No Komponen yang diamati %
I II III Rata
Siswa yang hadir pada saat 29 28 32 29,67 92,71
1
pembelajaran
Siswa yang memperhatikan
20 23 27 23,33 72,92
2 penjelasan guru sebelum diskusi
kelompok
kelompok yang meminta
bimbingan kepada guru tentang 4 4 3 3,67 45,83
3
materi/soal yang belum
dimengerti
Siswa yang aktif pada saat 12 10 5 9,00 28,13
4
pembahasan soal di LKS
Kelompok yang mengerjakan 4 4 5 4,33 54,17
5
soal dengan tepat waktu
Siswa yang mampu mengerjakan 2 3 4 3,00 75,00
6 soal dengan benar di papan tulis
hasil diskusi kelompoknya
Siswa yang memberikan
7 5 1 4,33 13,54
7 tanggapan terhadap jawaban
kelompok lain
69
Hasil observasi aktivitas siswa kelas X MIPA 2 MAN 1 Barru pada
siklus II
Pertemuan Rata-
No Komponen yang diamati %
I II III Rata
Siswa yang hadir pada saat 32 32 32 32,00 100,00
1
pembelajaran
Siswa yang memperhatikan 30 32 32 31,33 97,92
2 penjelasan guru sebelum diskusi
kelompok
kelompok yang meminta
bimbingan kepada guru tentang 7 7 8 7,33 91,67
3
materi/soal yang belum
dimengerti
Siswa yang aktif pada saat 2 0 0 0,67 2,08
4
pembahasan soal di LKS
Kelompok yang mengerjakan 4 5 7 5,33 66,67
5
soal dengan tepat waktu
Siswa yang mampu mengerjakan 3 4 4 3,67 91,67
6 soal dengan benar di papan tulis
hasil diskusi kelompoknya
Siswa yang memberikan
6 0 0 2,00 6,25
7 tanggapan terhadap jawaban
kelompok lain
70
Lampiran 4.
Plilh salah satu pilihan yang disediakan untuk setiap pertanyaan berikut sesuai dengan apa
yang anda rasakan selama guru metematika mengajar
71
Lampiran 5
72
NOMOR SOAL, SKOR, DAN
NAMA SISWA JUMLAH
SKOR PEROLEHAN NILAI
SKOR
NO Nomor Soal 1 2 3 4 5 KET.
Bobot soal 15 20 20 20 25 100 100
Skor Soal 10 10 20 20 20
29 Muh. Akmal 8 10 18 5 18 77,5 77,5 Tuntas
30 Muh. Farid Wujdin 10 8 10 15 20 81,0 81,0 Tuntas
31 Muh. Iqral Baitullah Sai 5 8 8 13 13 60,8 60,8 T.Tuntas
32 Muh. Ishak 5 5 15 15 10 60,0 60,0 T.Tuntas
JUMLAH SKOR 256 274 471 425 442 2381
73
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II
74
NOMOR SOAL, SKOR,
NAMA SISWA
DAN SKOR PEROLEHAN JUMLAH
NILAI
SKOR
NO Nomor Soal 1 2 3 4 5 KET.
Bobot soal 15 15 20 25 25 100 100
Skor Soal 10 10 20 20 20
Muh. Iqral Baitullah Sai 8 10 10 10 10 62,0 62 T.Tuntas
31
Muh. Ishak 10 10 10 10 15 71,3 71 T.Tuntas
32
JUMLAH SKOR 299 304 465 458 473 2533
JUMLAH SKOR MAKSIMUM 480 480 640 800 800
75
Lampiran 6
SOAL SIKLUS I
Nama :
NIS :
Pembahasan
1) Nilai dari cos 1.020⁰ = …
Jawab
cos 1.020⁰
= cos (2 × 360⁰ + 300⁰)
= cos 300⁰
= cos (360⁰ – 60⁰)
= cos 60⁰
=½
2) Nilai dari adalah …
Jawab
=
=
=
= –1
3) Diketahui α sudut lancip dan sin α = . Nilai tan α adalah …
Jawab
76
sin α =
• sisi depan = de = 2
• sisi miring = mi = 3
sisi samping = sa =
Jadi nilai tan α adalah
tan α =
tan α =
tan α =
tan α =
4) Diketahui tan A = –⅓ dengan ½ π < A < π, maka nilai 2 sin A cos A adalah
...
Jawab
½ π < A < π ⇒ A berada dikuadran II sehingga yang hanya sin A dan cosec A yang
bernilai positif
tan A =
• sisi depan = de = 1
• sisi samping = sa = 3
sisi miring = mi =
Jadi nilai 2 sin A cos A adalah
=
=
=
=
5) Segitiga ABC siku-siku di B. Panjang AC = 10 cm dan ∠BAC = 30⁰, maka
panjang AB adalah …
Jawab
Segitiga ABC siku-siku di B, maka
• Sisi miring = mi = AC
• Sisi depan sudut A = de = BC
• Sisi samping sudut A = sa = AB
cos A =
cos 30⁰ =
AB = AC × cos 30⁰
AB = 10 cm × ½ √3
AB = 5√3 cm
77
SOAL SIKLUS II
Nama :
NIS :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Soal:
1. Titik P(–6, 2√3) koordinat kutub titik P adalah …
2. Koordinat cantesius dari titik (2, 210⁰) adalah …
3. Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi a = 4, b = 6 dan c = 7. Nilai cos A
adalah ….
4. Didalam segitiga ABC diketahui AB = 6, CB = 6√2. Jika sudut C = 30⁰, maka
besarnya sudut B adalah …
5. Suatu segitiga ABC diketahui ∠A = 150⁰, sisi b = 12 cm dan sisi c = 5 cm,
maka luas segitiga ABC = ...
Pembahasan
1) Titik P(–6, 2√3) koordinat kutub titik P adalah …
Jawab
• P(–6, 2√3) berada di kuadran II
r=
tan α =
tan α = tan 150⁰ = tan 330⁰
karena P berada di kuadran II maka α = 150⁰
Jadi koordinat kutub dari P adalah
= (r, α)
= (4√3, 150⁰)
2) Koordinat cantesius dari titik (2, 210⁰) adalah …
Jawab
• x = r cos α = 2 cos 210⁰ = 2 (– ½ √3) = – √3
• y = r sin α = 2 sin 210⁰ = 2 (–½) = –1
Jadi koordinat kartesiusnya adalah
= (x, y)
= (–√3, –1)
3) Diketahui segitiga ABC dengan panjang sisi a = 4, b = 6 dan c = 7. Nilai cos
A adalah ….
Jawab
78
a² = b² + c² – 2bc cos A
4² = 6² + 7² – 2(6)(7) cos A
16 = 36 + 49 – 84 cos A
84 cos A = 36 + 49 – 16
84 cos A = 69
cos A =
cos A =
4) Didalam segitiga ABC diketahui AB = 6, CB = 6√2. Jika sudut C = 30⁰,
maka besarnya sudut B adalah …
Jawab
79
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARRU
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BARRU
Jalan: H. Muharram, Sumpang Palae Kel. Coppo Telp (0427) 322714 Barru 90711
Ahmad R, S.Ag.,M.Pd.
NIP 197205121997031002
91
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARRU
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BARRU
Jalan: H. Muharram, Sumpang Palae Kel. Coppo Telp (0427) 322714 Barru 90711
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Kepala Madrasah MAN 1 Barru
Kabupaten Barru, menerangkan bahwa:
Nama : Musnidah, S.Ag., S.Pd.
NIP : 19740828 2005022005
Pangkat/Gol : Pembina/IVa
Jabatan : Guru Madya
Tugas : Guru Matematika
Unit Kerja : MAN 1 Barru
Ahmad R, S.Ag.,M.Pd.
NIP 197205121997031002
92
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARRU
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BARRU
Jalan: H. Muharram, Sumpang Palae Kel. Coppo Telp (0427) 322714 Barru 90711
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah kepala Perpustakaan MAN 1 Barru
Kabupaten Barru, menerangkan bahwa:
Hapidah, S.Pd.,M.Pd.
93
SURAT KETERANGAN KEASLIAN
Adalah benar asli karya sendiri, dan apabila dikemudian hari ditemukan bahwa
karya ini adalah plagiat, maka saya bersedia bertanggung jawab di muka hukum.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
94