No 3 Slide Ke 7
No 3 Slide Ke 7
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian biaya bersama dan berikan contohnya
2. Jelaskan perbedaan antara produk bersama, produk sampingan dan produk sekutu!
Berikan 2 contoh untuk masing-masing jenis produk tersebut!
3. Jelaskan metode alokasi biaya bersama!
4. Jelaskan berbagai perlakuan terhadap produk sampingan dalam metode tanpa harga
pokok ( non-cost methods )
5. Jelaskan berbagai perlakuan terhadap produk sampingan dalam metode harga pokok (cost
methods)
Jawaban
1. Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau
serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga
kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya
pada setiap macam produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk
seluruh produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama
relatif sama sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk
sampingan.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar,
minyak tanah, dll.
2. Perbedaan dan contoh :
a. Produk Bersama (joint-product)
Produk bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau
serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku,
tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak
diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar,
minyak tanah, dll.
b. Produk Sampingan (by-product)
Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama
operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses
pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan
produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai
keseluruhan produk.
Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan
produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk
sampingan.
c. Produk Sekutu (coproduct)
Produk sekutu dapat didefinisikan sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan
dalam waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau
tidak dari bahan baku yang sama.
Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari
berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk
yang dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula
dapat dihasilkan kayu lapis jati, meranti atau kanfer.
3. Biaya bersama adalah suatu fitur yang dapat menggunakan tiap produk bersama dengan
menggunakan metode:
Metod nilai jual relatif, yaitu untuk digunakan dalam alokasi biaya pada produk
bersama. Harga jual satu produk merupakan perwujudan biaya yang dikeluarkan
untuk mengolah produk itu sendiri.
Metode satuan fisik, yaitu menggunakan penentuan harga bersama sesuai manfaat
masing-masing produk final. Biaya bersama dialokasikan pada produk kuantitas
bahan baku.
Metode rata-rata per satuan, yaitu menggunakan produk bersama yang dihasilkan
dalam ukuran satuan yang sama. Metode ini digunakan perusahaan yang
menghasilkan beberapa macam produk yang sama.
Metode rata-rata tertimbang, yaitu dengan mengalikan angka penimbang serta
hasil kali yang baru dipakai sebagai dasar alokasi biaya.
4. Beberapa perlakuan terhadap produk sampingan :
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan di luar
usaha
Pendapatan penjualan produk smapingan diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga
pokok penjualan
Pendapatan penjualan produk smpingan diperlakukan sebagai pengurang total
biaya produksi
5. Harga pokok produk sampingan ditetapkan sebesar harga beli / nilai pengganti
(Replacement Cost) yang berlaku di pasar. Harga pokok tersebut di kredit perkiraan “
Barang Dalam Proses Bahan Baku ”. Dengan demikian biaya produksi (bahan baku)
untuk produk utama berkurang.
Pembahasan soal kelompok 3
1. CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki 2
Departemen Produksi dimana bahan baku hanya dipakai pada Departemen I dan BOP pada
Departemen II. Biaya standar untuk menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data
sebagai berikut :
a. Harga bahan distandarkan Rp 100/kg untuk bahan A dan Rp 400/kg untuk bahan B
ditambah biaya penanganan masing-masing 10%. Untuk membuat satu unit produk jadi
diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2 kg bahan B.
b. Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di Departemen
I dan 100 orang di Departemen II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja efektif
35 jam/minggu. Upah dan gaji total per minggu Departemen I Rp 280.000 dan
Departemen II Rp 875.000 ditambah 20% sebagai cadangan premi lembur dan premi
lain-lain. Dalam Departemen I bahan diolah selama 2,5 jam dan dalam Departemen II
selama 2 jam.
c. Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit (100%) atau 4.000 jam mesin dengan batas
terendah produksi 80% dan kapasitas penuh 120%. BOP yang terdiri dari overhead tetap
dan variabel pada kapasitas normal adalah :
Variabel Tetap
Upah pegawai Rp 320.000 -
Bahan pembantu Rp 140.000 -
Lain-lain Rp 20.000 -
Penyusutan mesin - Rp 190.000
Listrik - Rp 50.000
Pemeliharaan, dll - Rp 80.000
Jumlah Rp 480.000 Rp 320.000
Dari data-data tersebut diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi dan
fleksibel budget untuk BOP pada kapasitas 80%, 100%, dan 120%.
Jawaban :
a. Penyusunan Biaya Bahan Baku Standar per unit produk :
Bahan A Bahan B
Harga bahan per unit (kg) Rp 100 Rp 400
Biaya penanganan bahan 10% 10 %
Kebutuhan bahan 2,5 kg 2 kg
Harga standar bahan per kg Rp 110 Rp 440
Biaya standar bahan Rp 275 Rp 1.100
Biaya bahan baku standar : Rp 275 + Rp 1.100 = Rp 1.375
1. PT Oki menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standar untuk menghasilkan
20.000 kg produk X adalah sebagai berikut :
Kuantitas standar bahan baku 3 kg bahan baku per unit produk jadi
Diminta :
a) Lakukan analisis selisih biaya produksi langsung dengan metode Model dua
selisih dan Model tiga selisih
b) Buatlah jurnal untuk mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung dengan menggunakan metode tunggal!
Jawab :
(Hst-Hs) x KS
(Kst-Ks) x –Hst
(Kst-KS) – Hst
(TUSt-TUS) – JKS
(TUSt-TUS) x JKst
JURNAL:
3. Selisih bahan baku dicatat padasaat bahan baku dibeli dan dipakai
(mencatat selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada bahan baku
yang dipakai dalam produksi)
Soal Pembahasan 1
PT Prakarsa Jaya berusaha dalam bisnis percetakan. Proses produksinya dilaksanakan
berdasarkan pesanan dari pelanggan. Metode penentuan harga pokok produk yang digunakan
adalah metode variabel costing, karena menurut pertimbangan manajemen puncak, informasi
biaya yang dihasilkan oleh metode penentuan harga pokok produk ini sangat bermanfaat untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek.
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar sebagai
berikut :
Data Biaya Produksi Variable Standar perSatuan
Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 10.000
Biaya overhead pabrik variable 20 jam @ 400 8.000
Total Rp 23.000
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung.
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 20X1 adalah sebagai berikut :
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @ Rp 1000.
2. Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari adalah 250 satuan
dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut :
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @ Rp 475 = Rp 2.422.500 dengan rincian sebagai berikut :
Jam Tenaga Kerja
Nomor Jumlah Unit Tarif Upah
Langsung
Pesanan Produk sesungguhnya per kg
Sesungguhnya
101 25 600 Rp 475
102 85 1.600 475
103 57 1.200 475
104 83 1.700 475
Total 250 5.100
c. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 3.650.000 yang
terdiri dari biaya, overhead pabrik variable sebesar Rp 2.142.000 dari biaya overhead
pabrik tetap sebesar Rp 1.508.000.
3. Pesanan nomor 101, 102, 103, dan 104 selesai diproses dalam bulan Januari 20X1 dan semua
pesanan diserahkan kepada pemesan, keuali pesanan nomor 104, dengan harga jual sebagai
berikut ini :
Pesanan #101 Rp 1.200.000
Pesanan #102 3.200.000
Pesanan #103 2.000.000
Jumlah Rp 6.400.000
4. Biaya pemasaran yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 400.000 yang terdiri dari
biaya pemasaran variabel sebesar Rp 250.000 dan biaya pemasaran tetap sebesar Rp 150.000
5. Biaya administrasi dan umum yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 300.000 yang
terdiri dari biaya administrasi dan umum variabel, sebesar Rp 100.000 dan biaya administrasi
dan umum tetap sebesar Rp 200.000.
Analisis Selisih
Berdasarkan data dalam contoh 1, perhitungan dan analisis selisih biaya sesungguhnya
dari biaya standar disajikan dalam uraian berikut ini :
Selisih Biaya Bahan Baku
Selisih harga bahan baku yang dipakai =
(Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.050 kg Rp 105.000 R
Selisih pemakaian bahan baku =
(1.250 – 1.050) x Rp 1.000 200.000 L
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L
Akuntansi biaya overhead pabrik tetap dan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum) dalam metode ganda tidak berbeda dengan akuntansi biaya-biaya
tersebut dalam metode tunggal.
Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian bahan baku dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 1.050.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 1.050.000
PT Prakarsa Jaya
Laporan Biaya Produksi
Untuk Bulan Januari 20X1
Biaya Biaya Selisih Selisih
Standar Sesungguhnya Harga/Tarif Kuantitas/
Efisiensi
Biaya Bahan Baku Rp1.250.000 Rp1.050.000 Rp105.000R Rp200.000 L
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.500.000 2.422.500 127.500L 50.000 R
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.000.000 2.142.000 102.000R 40.000 R
Berdasarkan berbagai jurnal yang dibuat dalam bulan Januari, laporan laba rugi PT Prakarsa
Jaya bulan Januari 20X1 disajikan dalam tabel berikut :
PT Prakarsa Jaya
Laporan Rugi Laba Bulan Januari 20XI
Hasil penjualan Rp. 6.400.000
Harga Pokok Penjualan :
Biaya produksi :
Biaya Bahan Baku Rp. 1.250.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.500.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.000.000
Harga Pokok Produksi yang diproduksi Rp. 5.750.000
Persediaan Akhir Produk jadi 1.909.000
Harga Pokok Penjualan Variabel Standar Rp. 3.841.000
Penyesuaisan selisih
Selisih harga bahan baku yang di pakai Rp. 105.000
Selisih pemakaian bahan baku (200.000)
Selisih tariff upah (127.500)
Selisih efisiensi upah 50.000
Selisih pengeluaran BOP variabel 102.000
Selisih efisiensi BOP variabel 40.000
30.500
Harga pokok penjualan sesungguhanya Rp. 3.810.500
Biaya pemasaran variabel 250.000
Biaya administrasi &umum variabel 100.000
Total biaya variabel 4.160.000
Laba kontribusi Rp. 2.239.000
Biaya Tetap
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 1.508 .000
Biaya pemasaran tetap 150.000
Biaya administrasi&umum dan tetap 200.000
Total biaya tetap Rp. 1.858.000
Laba bersih Rp. 381.500
Soal Pembahasan 2
Pada tahun 20X1, PT. Mahoni memproduksi 1000 unit batako. Biaya produksi yang dikeluarkan
selama tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku (raw material cost) 500.000
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 350.000
Biaya bahan penolong (indirect material cost) 100.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost) 110.000
Depresiasi bangunan pabrik (depreciation of factory building) 100.000
Data lain yang diperoleh selama tahun 20X1 adalah:
Harga jual Rp.2000 per unit.
Produk terjual sebanyak 900 unit.
Persediaan awal 100.000 (metode full costing) dan 90.000 (metode variable costing).
Persediaan akhir 232.000 (metode full costing) dan 212.000 (metode variable costing).
Pembebanan BOP (factory overhead) berdasar BTKL.
Kapasitas normal dicapai pada saat BTKL sebesar Rp.400.000 per tahun dengan perkiraan
BOP variabel Rp.250.000 dan BOP tetap Rp.110.000.
Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense) Rp.100.000.
Biaya iklan (advertising expense) Rp.300.000.
Diminta :
Jawaban :
1. Metode Full costing
a. Tarif BOP(FOH) per unit
BOP T 110.000 Ket; * = pada kapasitas normal
BOP V 250.000 *
Jumlah BOP 360.000
Tarif overhead pabrik berdasarkan BTKL, dimana kapasitas normal dicapai pada jumlah
Rp.400.000.
Tarif BOP (FOH) = 360.000 x 100% = 90% dari BTKL
400.000
b. Bop yang dibebankan untuk tahun 1999 = 90% x 350.000 = 315.000
PT. Mahoni
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 20X1
Penjualan ( Rp.2000 x 900 u ) 1.800.000
HPP (Cost of goods sold) :
Persed. awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 100.000
BBB (raw material cost) 500.000
BTKL (direct labor cost) 350.000
BOP (FOH) T 210.000
BOP (FOH) V 100.000 +
HP.Produksi (Cost of goods manufactured) 1.160.000 +
BTUD (finished goods available for sales) 1.260.000
Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory ) 232.000 –
HPP sebelum penyesuaian
(cost of goods sold before adjustment) 1.028.000
Selisih kapasitas menguntungkan ( 315.000 – 310.000 ) 5.000 +
HPP setelah penyesuaian
(cost of goods sold after adjustment) 1.033.000 -
Laba kotor (gross income) 777.000
Biaya usaha (operating expense):
Biaya adm. & umum (general & administrative expense) 100.000
Biaya iklan (advertising expense) 300.000 +
400.000 –
Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) 377.000
1. PT Cahaya. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai
berikut:
Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi Rp 10.000 Rp 40.000
Akuntan manajemen PT Cahaya. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:
Aktivitas Anggaran Cost
Rekayasa Rp 300.000
Set up Rp 1.000.000
Perputaran mesin Rp 3.000.000
Pengemasan Rp 200.000
Total Rp 4.500.000
Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:
Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
Jawab :
Menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional :
1. Total Jam kerja langsung
= Jam kerja langsung untuk tas + Jam kerja langsung untuk sepatu
= 5000 + 10.000
= 15.000
2. Tarif per jam kerja langsung
= Tarif Overhead Pabrik : Jam Kerja Langsung
= Rp. 4.500.000 : 15.000
= 300/Jam Kerja Langsung
3. Biaya Overhead yang di bebankan
Total
Overhead/Unit
Produk (Biaya JKL per unit x Unit
(Total:Unit)
jam kerja langsung
Rp 1.500.000
Tas 10.000 Rp 150
(Rp 300 X 5.000)
Rp 3.000.000
Sepatu 40.000 Rp 75
(Rp 300 X 10.000)
4. Menghitung biaya per unit produk
Rp 3.000.000 Rp 12.000.000
Biaya Overhead
(Rp 300 X 10.000) (Rp 300 X 40.000)
2. PT Sukses adalah perusahaan yang mengoperasikan sebuah pabrik pembuatan tongkat sihir
dengan produk utamanya. Produknya itu berupa “Tongkat Sihir Manual” dan “Tongkat Sihir
Otomatis”. Pemilik perusahaan saat ini menggunakan pendekatan tradisional untuk
menentukan harga pokok untuk setiap produk yang dihasilkan. Tuan Langko
mempertimbangkan ingin mengubah sistem penentuan harga pokoknya dari pendekatan
tradisional (Volume Based Costing) menjadi pendekatan ABC (Activity Based Costing).
Sebelum mengubah sistem penentuan harga pokok yang ada, Tuan Langko ingin melihat
dampak dari perubahan kebijakan tersebut. Berikut adalah data perusahaan 1 tahun terakhir.
Jawab :
Nilai unit cost berdasarkan metode tradisional :
1. Hitung tarif Jam Kerja Langsung Per Unit
= Tarif BOP : Jumlah Jam Kerja Langsung
= Rp 7.500.000 : 50.000
= Rp 150/Jam Kerja Langsung
2. Hitung BOP Per Unit
a. TSM = Rp 150 X 20.000 Jam = Rp 3.000.000
b. TSO = Rp 150 X 30.000 Jam = Rp 4.500.000
3. Hitung Biaya Per Unit
TSM TSO
Biaya Utama Rp 900.000 Rp 1.100.000
Biaya Overhead Rp 3.000.000 Rp 4.500.000
Biaya Produksi Rp 3.900.000 Rp 5.600.000
Kuantitas 100.000 200.000
Unit Cost 39 28