Anda di halaman 1dari 31

Pembahasan soal kelompok 2

Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian biaya bersama dan berikan contohnya
2. Jelaskan perbedaan antara produk bersama, produk sampingan dan produk sekutu!
Berikan 2 contoh untuk masing-masing jenis produk tersebut!
3. Jelaskan metode alokasi biaya bersama!
4. Jelaskan berbagai perlakuan terhadap produk sampingan dalam metode tanpa harga
pokok ( non-cost methods )
5. Jelaskan berbagai perlakuan terhadap produk sampingan dalam metode harga pokok (cost
methods)
Jawaban
1. Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau
serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga
kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak diikuti jejaknya
pada setiap macam produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk
seluruh produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing-masing produk bersama
relatif sama sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagi produk utama dan produk
sampingan.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar,
minyak tanah, dll.
2. Perbedaan dan contoh :
a. Produk Bersama (joint-product)
Produk bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama- sama atau
serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan baku,
tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukkan (input) tersebut tidak
diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap
dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar,
minyak tanah, dll.
b. Produk Sampingan (by-product)
Produk sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama
operasi perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses
pengolahan produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan
produk, kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai
keseluruhan produk.
Contoh: pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan
produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk
sampingan.
c. Produk Sekutu (coproduct)
Produk sekutu dapat didefinisikan sebagai beberapa macam produk yang dihasilkan
dalam waktu yang sama, tetapi tidak berasal dari proses pengolahan yang sama atau
tidak dari bahan baku yang sama.
Contoh : Pabrik penggergajian dapat menghasilkan papan kayu dan kayu lapis dari
berbagai jenis kayu log (kayu gelonggongan) yang diproses sehingga macam produk
yang dihasilkan dapat berupa papan kayu jati, kayu meranti, kayu kanfer, begitu pula
dapat dihasilkan kayu lapis jati, meranti atau kanfer.
3. Biaya bersama adalah suatu fitur yang dapat menggunakan tiap produk bersama dengan
menggunakan metode:
 Metod nilai jual relatif, yaitu untuk digunakan dalam alokasi biaya pada produk
bersama. Harga jual satu produk merupakan perwujudan biaya yang dikeluarkan
untuk mengolah produk itu sendiri.
 Metode satuan fisik, yaitu menggunakan penentuan harga bersama sesuai manfaat
masing-masing produk final. Biaya bersama dialokasikan pada produk kuantitas
bahan baku.
 Metode rata-rata per satuan, yaitu menggunakan produk bersama yang dihasilkan
dalam ukuran satuan yang sama. Metode ini digunakan perusahaan yang
menghasilkan beberapa macam produk yang sama.
 Metode rata-rata tertimbang, yaitu dengan mengalikan angka penimbang serta
hasil kali yang baru dipakai sebagai dasar alokasi biaya.
4. Beberapa perlakuan terhadap produk sampingan :
 Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan di luar
usaha
 Pendapatan penjualan produk smapingan diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama
 Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga
pokok penjualan
 Pendapatan penjualan produk smpingan diperlakukan sebagai pengurang total
biaya produksi
5. Harga pokok produk sampingan ditetapkan sebesar harga beli / nilai pengganti
(Replacement Cost) yang berlaku di pasar. Harga pokok tersebut di kredit perkiraan “
Barang Dalam Proses Bahan Baku ”. Dengan demikian biaya produksi (bahan baku)
untuk produk utama berkurang.
Pembahasan soal kelompok 3

1. CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki 2
Departemen Produksi dimana bahan baku hanya dipakai pada Departemen I dan BOP pada
Departemen II. Biaya standar untuk menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data
sebagai berikut :
a. Harga bahan distandarkan Rp 100/kg untuk bahan A dan Rp 400/kg untuk bahan B
ditambah biaya penanganan masing-masing 10%. Untuk membuat satu unit produk jadi
diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2 kg bahan B.
b. Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di Departemen
I dan 100 orang di Departemen II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja efektif
35 jam/minggu. Upah dan gaji total per minggu Departemen I Rp 280.000 dan
Departemen II Rp 875.000 ditambah 20% sebagai cadangan premi lembur dan premi
lain-lain. Dalam Departemen I bahan diolah selama 2,5 jam dan dalam Departemen II
selama 2 jam.
c. Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit (100%) atau 4.000 jam mesin dengan batas
terendah produksi 80% dan kapasitas penuh 120%. BOP yang terdiri dari overhead tetap
dan variabel pada kapasitas normal adalah :
Variabel Tetap
Upah pegawai Rp 320.000 -
Bahan pembantu Rp 140.000 -
Lain-lain Rp 20.000 -
Penyusutan mesin - Rp 190.000
Listrik - Rp 50.000
Pemeliharaan, dll - Rp 80.000
Jumlah Rp 480.000 Rp 320.000

Dari data-data tersebut diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi dan
fleksibel budget untuk BOP pada kapasitas 80%, 100%, dan 120%.
Jawaban :
a. Penyusunan Biaya Bahan Baku Standar per unit produk :
Bahan A Bahan B
Harga bahan per unit (kg) Rp 100 Rp 400
Biaya penanganan bahan 10% 10 %
Kebutuhan bahan 2,5 kg 2 kg
Harga standar bahan per kg Rp 110 Rp 440
Biaya standar bahan Rp 275 Rp 1.100
Biaya bahan baku standar : Rp 275 + Rp 1.100 = Rp 1.375

b. Penyusunan Biaya Upah Langsung Standar per unit produk :


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan Tenaga Jam kerja per Jumlah jam Jumlah Biaya per Cadangan Biaya Kebutuhan
Kerja minggu/orang kerja/minggu biaya per jam premi per jam jam kerja
minggu total

(1) X (2) (4) : (3) 20% (5) + (6)


Departemen I 40 35 1.400 Rp280.000 Rp 200 Rp 40 Rp 240 2,5
Departemen II 100 35 3.500 Rp875.000 Rp 250 Rp 50 Rp 300 2
Biaya Upah Standar (2,5 x Rp 240) + (2 x Rp 300) = Rp 600 + Rp 600 = Rp 1.200,- per unit

c. Penyusunan Biaya Standar Overhead Pabrik per unit produk :


80 % 100 % 120 %
Total (Rp) Per jam Total (Rp) Per jam Total (Rp) Per jam
Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
Biaya variabel :
Upah pengawas 256.000 80 320.000 80 384.000 80
Bahan penolong 112.000 35 140.000 35 168.000 35
Lain-lain 16.000 5 20.000 5 24.000 5
Total 384.000 120 480.000 120 576.000 120
Biaya tetap :
Peny. Mesin 190.000 190.000 190.000
Listrik 50.000 50.000 50.000
Pemeliharaan 80.000 80.000 80.000
Total 320.000 320.000 320.000
Jumlah Biaya 704.000 800.000 896.000

Biaya standar overhead pabrik dibuat pada kapasitas normal dimana :


Overhead standar/jam = Rp 120 + Rp 80 = Rp 200
Biaya Overhead Pabrik = Rp 200 x 4 = Rp 800,- per unit

2. Jelaskan berbagai jenis standar!


Jawaban :
Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai berikut :
a. Standar teoritis
Standar teoritis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar yang ideal yang dalam
pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai. Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar
tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Jenis standar ini sekarang
jarang dipergunakan.
b. Rata-rata biaya waktu yang lalu
Jika biaya standar ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang telah
lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya. Rata-rata biaya
waktu yang lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak
boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar.
c. Standar normal
Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah
asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal.
d. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance)
Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan
memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
3. Manfaat apa saja yang dapat diperoleh oleh manajemen ketika menerapkan sistem biaya
standar ?
Jawaban :
- Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka
melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga
kerja, dan kegiatan yang lain.
Pembahasan soal kelompok 4

1. PT Oki menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standar untuk menghasilkan
20.000 kg produk X adalah sebagai berikut :

Bahan baku A 10.000 liter @Rp 130 Rp 1.300.000

Bahan baku B 15.000 liter @Rp 80 Rp 1.200.000

25.000 liter Rp 2.500.000

Biaya tenaga kerja 40 jam @Rp 450 Rp 18.000

Biaya overhead pabrik 40 jam @Rp 500 Rp 20.000

Catatan akuntansi perusahaan tersebut bulan Oktober 20X1 menunjukkan pemakaian


bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dan biaya
overhead pabrik sesungguhnya selama bulan tersebut sebagai berikut :

Bahan baku A 10.750 liter @Rp 135

Bahan baku B 16.260 liter @Rp 78

Total 27.000 liter

Atas dasar data tersebut di atas hitunglah :

i. Selisih komposisi bahan baku


Jawab :

i. Selisih komposisi bahan baku

Biaya Bahan Baku Standar

Jenis Bahan Kuantitas Harga Biaya Bahan


Baku Standar(kg) Baku
Jumlah %

A 10.000 liter 40 130 Rp. 1.300.000

B 15.000 liter 60 80 Rp. 1.200.000

25.000 liter Rp.2.500.000

Jenis Komposisi Kuantitas sesungguhnya Selisih Harga Selisih


Bahan standar bahan yang dipakai komposisi standar komposisi
Baku bahan baku bahan bahan baku
Menurut Menurut baku
komposisi standar
sesungguhnya

X 60% 10.750 kg 10.800 kg 50 Rp.130 Rp.6.500 L

Y 40% 16.250 kg 16.200 kg 50 Rp.80 4.000 R

27.000 kg 27.000 kg Rp.2.500R

2. Data berikut ini diambilkan dari catatan PT Rimendi tahun 20X2

Unit produk yang dihasilkan 15.000 unit

Kuantitas standar bahan baku 3 kg bahan baku per unit produk jadi

Kuantitas bahan baku yang sesungguhnya

di pakai dalam produksi 50.000 kg

Bahan baku yang dibeli dalam tahun 20X2 60.000 kg


Harga standar bahan baku per kg Rp 125

Harga beli sesungguhnya bahan baku per kg Rp 110

Jam kerja langsung standar 2 jam per unit produk jadi

Jumlah jam kerja sesungguhnya tahun 20X2 30.250 jam

Tarif upah standar per jam Rp 420

Tarif upah sesungguhnya per jam Rp 450

Diminta :

a) Lakukan analisis selisih biaya produksi langsung dengan metode Model dua
selisih dan Model tiga selisih

b) Buatlah jurnal untuk mencatat biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung dengan menggunakan metode tunggal!

Jawab :

a) Biaya Bahan Baku

Model dua selisih

 Selisih harga biaya bahan baku

(Hst-Hs) x KS

(Rp 125-Rp 110) x 50.000 kg = Rp 750.000 L

 Selisih Kuantitas Biaya Bahan Baku

(Kst-Ks) x –Hst

(45.000-50.000) x Rp 125 = Rp 625.000 R

Total selisih biaya bahan baku = Rp 125.000 L

Model tiga selisih

 Selisih harga biaya bahan baku


(Hst-Hs) x KS

(Rp 125-Rp 110) x 50.000 kg = Rp 750.000 L

 Selisih kuantitatif biaya bahan baku

(Kst-KS) – Hst

(45.000-50.000) x Rp 125 = Rp 625.000 R

 Selisih harga/ kuantitas biaya bahan baku =0

Total selisih biaya bahan baku = Rp 125.000 L

Biaya Tenaga Kerja

Model dua selisih

 Selisih tarif upah

(TUSt-TUS) – JKS

(Rp 420 x Rp 450) x 30.250 jam = 907.500 L

 Selisih efisiensi upah

(JKSt – JKS) X TUSt

(30.000 jam – 30.250 jam) x Rp 420 = 105.000 R +

Total selisih biaya tenaga kerja langsung = 1.012.500

Model tiga selisih

 Selisih tariff upah

(TUSt-TUS) x JKst

(Rp 420 – Rp 450) x 30.000 jam = 900.000 R


 Selisih efisiensi upah

(JKst – JKs) x TUS

(30.000 jam – 30.250 jam) x Rp 450 = 112.500 R

 Selisih harga/efisiensi upah =0

Total selisih biaya tenaga kerja langsung = 1.012.500 R

b. jurnal mencatat biaya bahan baku

 Selisih harga pembelian bahan baku :

Harga pembelian standar ( 60.000 kg x 125 ) = 7.500.000

Harga pembelian sesungguhnya ( 60.000 kg x 110 ) = 6.600.000

Selisih harga pembelian bahan baku = 900.000 L

 Selisih pemakaian bahan baku :

Pemakaian standar ( 15,000 x 125 x 3kg) = 5.625.000

Pemakaian sesungguhnya ( 50.000kg x 125 ) = 6.250.000

Selisih pemakaian bahan baku = 625.000 R

 Selisih harga bahan baku yang dipakai:

Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya

pada harga standar ( 50.000kg x 125 ) = 6.250.000

Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya

pada harga sesungguhnya ( 50.000kg x 110 ) = 5.500.000


Selisih harga bahan baku yang dipakai = 750.000 L

JURNAL:

1. Selisih bahan baku dicatat padasaat bahan baku dibeli

Persediaan bahan baku 7.500.000

Utang dagang 6.600.000

Selisih harga pembelian bahan baku 900.000

(mencatat pembelian bahan baku )

Barang dalam proses-bahan baku 5.625.000

Selisih pemakaian bahan baku 625.000

Persediaan bahan baku 6.250.000

(mencatat pemakaian bahan baku )

2. Selisih bahan baku dicatat padasaat bahan baku dipakai

Persediaan bahan baku 6.600.000

Utang dagang 6.600.000

(mencatat pembelian bahan baku)

Barang dalam proses 5.635.000

Selisih kuantitas bahan baku 625.000

Persediaan bahan baku 5.500.000


Selisih harga bahan baku yang dipakai 750.000

(untuk mencatat pemakaian bahan baku)

3. Selisih bahan baku dicatat padasaat bahan baku dibeli dan dipakai

Persediaan bahan baku 7.500.000

Utang dagang 6.600.000

Selisih harga pembelian bahan baku 900.000

(mencatat pembelian bahan baku )

Barang dalam proses-bahan baku 5.625.000

Selisih pemakaian bahan baku 625.000

Persediaan bahan baku 6.250.000

(mencatat pemakaian bahan baku )

Selisih harga pembelian bahan baku 750.000

Selisih harga bahan baku yang dipakai 750.000

(mencatat selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada bahan baku
yang dipakai dalam produksi)

Jurnal mencatat biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung standar ( 15.000 x 2 jam x 420) =12.600.000

Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya ( 30.250 x 450 ) = 13.612.500

Selisih biaya tenaga kerja langsung = 1.012.500 R


JURNAL :

Barang dalam proses 12.600.000

Selisih efisiensi upah 105.000

Selisih tariff upah 907.000

Gaji dan upah 13.612.500

(untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung)


Pembahasan soal kelompok 5

Soal Pembahasan 1
PT Prakarsa Jaya berusaha dalam bisnis percetakan. Proses produksinya dilaksanakan
berdasarkan pesanan dari pelanggan. Metode penentuan harga pokok produk yang digunakan
adalah metode variabel costing, karena menurut pertimbangan manajemen puncak, informasi
biaya yang dihasilkan oleh metode penentuan harga pokok produk ini sangat bermanfaat untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek.
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar sebagai
berikut :
Data Biaya Produksi Variable Standar perSatuan
Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 10.000
Biaya overhead pabrik variable 20 jam @ 400 8.000
Total Rp 23.000

Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung.
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 20X1 adalah sebagai berikut :
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @ Rp 1000.
2. Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari adalah 250 satuan
dengan biaya produksi sesungguhnya sebagai berikut :

a. Pemakaian bahan baku untuk memproduksi pesanan :


Kuantitas Bahan Harga
Nomor Jumlah Unit
Baku yang Dipakai Sesungguhnya
Pesanan Produk
(kg) per kg
101 25 150 Rp 1.100
102 85 400 1.100
103 57 300 1.100
104 83 200 1.100
Total 250 1.050

b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @ Rp 475 = Rp 2.422.500 dengan rincian sebagai berikut :
Jam Tenaga Kerja
Nomor Jumlah Unit Tarif Upah
Langsung
Pesanan Produk sesungguhnya per kg
Sesungguhnya
101 25 600 Rp 475
102 85 1.600 475
103 57 1.200 475
104 83 1.700 475
Total 250 5.100

c. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 3.650.000 yang
terdiri dari biaya, overhead pabrik variable sebesar Rp 2.142.000 dari biaya overhead
pabrik tetap sebesar Rp 1.508.000.

3. Pesanan nomor 101, 102, 103, dan 104 selesai diproses dalam bulan Januari 20X1 dan semua
pesanan diserahkan kepada pemesan, keuali pesanan nomor 104, dengan harga jual sebagai
berikut ini :
Pesanan #101 Rp 1.200.000
Pesanan #102 3.200.000
Pesanan #103 2.000.000
Jumlah Rp 6.400.000

4. Biaya pemasaran yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 400.000 yang terdiri dari
biaya pemasaran variabel sebesar Rp 250.000 dan biaya pemasaran tetap sebesar Rp 150.000
5. Biaya administrasi dan umum yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp 300.000 yang
terdiri dari biaya administrasi dan umum variabel, sebesar Rp 100.000 dan biaya administrasi
dan umum tetap sebesar Rp 200.000.
Analisis Selisih
Berdasarkan data dalam contoh 1, perhitungan dan analisis selisih biaya sesungguhnya
dari biaya standar disajikan dalam uraian berikut ini :
 Selisih Biaya Bahan Baku
Selisih harga bahan baku yang dipakai =
(Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.050 kg Rp 105.000 R
Selisih pemakaian bahan baku =
(1.250 – 1.050) x Rp 1.000 200.000 L
Total selisih biaya bahan baku Rp 95.000 L

 Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung


Selisih tariff upah = (Rp 500 – Rp 475) x 5.100 jam Rp 127.500 L
Selisih efisiensi upah = (5000-5100) x Rp 500 50.000 R
Total selisih biaya tenaga kerja langsung Rp 77.500 L

 Selisih Biaya Overhead Pabrik


Selisih pengeluaran variable (variable spending costing) Rp 2.142.000
Biaya overhead pabrik variable sesungguhnya
Biaya overhead pabrik variable yang dianggarkan
pada jam yang sesungguhnya dicapai 5100 jam x Rp 400 2.040.000
Selisih pengeluaran biaya overhead pabrik variable Rp 102.000 R

Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable


Jam standar 5.000 jam
Jam sesungguhnya 5.100 jam
Selisih efisiensi 100 jam
Tarif biaya overhead pabrik variable Rp 400 /jam x
Selisih efisiensi biaya overhead pabrik variable 40.000 R
Total selisih biaya overhead pabrik Rp 142.000 R
Akuntansi biaya standar dalam metode variable costing dengan metode tunggal disajikam dalam
uraian sebagai berikut :

 Pencatatan Pemakaian Bahan Baku


Pemakaian bahan baku dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 1.250.000
Persediaan Bahan Baku Rp 1.050.000
Selisih Efisiensi Biaya Bahan Baku 200.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp 105.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dibeli Rp 105.000

 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja


Pencatatan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20X1 adalah sebagai
berikut:
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 2.500.000
Selisih Efisiensi Upah 50.000
Selisih Tarif Upah Rp 127.500
Gaji dan Upah 2.422.500

 Pencatatan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Variabel kepada Produk


Pembebanan biaya overhead pabrik variabel kepada tiap pesanan adalah sebagai berikut :
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp 2.000.000

 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi


Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 3.650.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp 3.650.000
 Pencatatan Pemecahan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Menurut
Perilakunya
Pencatatan pemecahan biaya overhead pabrik menjadi biaya variabel dan biaya tetap dilakukan
sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp. 2.142.500
Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Rp. 1.508.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhya Rp. 3.650.000
 Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel Yang Dibebankan
Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp. 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp. 2.000.000

 Pencatatan Selisih Biaya Overhead Pabrik Variabel


Selisih biaya Overhead pabrik variabel yang terjadi dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Selisih Pengeluaran Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 102.000
Selisih Efisien Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 40.000
Biaya Overhead Variabel Sesungguhnya Rp. 142.000

 Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi


Harga pokok pesenan yang telah selesai dicatat sebagai berikut :
Persediaan Produk Jadi Rp. 5.750.000
Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp. 1.250.000
Barang dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.500.000
Barang dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 2.000.000

 Pencatatan Penyerahan Produk Kepada Pemesan


Hasil penjualan pesanan yang diserahkan kepada pemesan tersebut dicatat sebagai berikut :
Kas atau Piutang Rp. 6.400.000
Hasil Penjualan Rp. 6.400.000
Harga pokok pesanan yang diserahkan kepada pemesan tesebut dicatat sebagai berikut :
Harga pokok penjualan Rp. 3.841.000
Persediaan Produk Jadi Rp. 3.841.000

 Pencatatan Biaya Nonproduksi


Biaya nonproduksi yang terjadi dalam bulan Januari 20XI dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Biaya Pemasaran Rp.400.000
Biaya Administrasi dan Umum Rp.300.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. 700.000

Pemisahan biaya nonproduksi menurut perilakunya dicatat dengan jurnal:


Biaya Pemasaran Variabel Rp. 250.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000
Biaya Administrasi & Umum Variabel Rp. 100.000
Biaya Administrasi & Umum Tetap Rp. 200.000
Biaya Pemasaran Rp. 400.000
Biaya Administrasi & Umum Rp. 300.000

Akuntansi biaya overhead pabrik tetap dan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya
administrasi dan umum) dalam metode ganda tidak berbeda dengan akuntansi biaya-biaya
tersebut dalam metode tunggal.
 Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian bahan baku dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 1.050.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 1.050.000

 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja


Pencatatan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan Januari 20XI adalah berbagai
berikut :
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.422.500
Gaji dan Upah Rp. 2.422.500
 Pencatatan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Variabel Kepada Produk
Pembebanan biaya overhead pabrik variabel kepada tiap pesanan adalah sebagai berikut :
Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp. 2.000.000

 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi


Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 3.650.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. 3.650.000

 Pencatatan Pemecahan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Menurut


Perilakunya
Pencatatan pemecahan biaya Overhead pabrik menjadi biaya variabel dan biaya tetap dilakukan
sebagai berikut:
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp. 2.142.500
Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Rp. 1.508.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 3.650.000

 Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan


Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik Variabel yang dibebankan dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan Rp. 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya Rp. 2.000.000

 Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi


Harga pokok pesanan yang telah selesai dicatat sebagai berikut :
Persediaan Produk Jadi Rp.5.750.000
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 1.250.000
Barang dalam Proses-Biaya Kerja Langsung Rp. 2.500.000
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 2.000.000
Pencatatan Selisih yang Terjadi
 Selisih Biaya Bahan Baku
Selisih biaya bahan baku dicatat sebagai berikut :
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp. 95.000
Selisih Harga Bahan Baku yang Dipakai Rp.105.000
Selisih Kuantitas Bahan Baku Rp. 200.000

 Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung


Selisih biaya tenaga kerja langsung dicatat sebagai berikut:
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp 77.500
Selisih Efisiensi Upah 50.000
Selisih Tarif Upah Rp 127.500

 Selisih Biaya Overhead Pabrik Variabel


Selisih biaya overhead pabrik variabel yang terjadi dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Selisih Pengeluaran Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp102.000
Selisih efisiensi Biaya Overhead Pabrik Variabel 40.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Rp 142.000
Berdasarkan berbagai jurnal yang dibuat dalam bulan Januari, laporan biaya produksi
PT Prakarsa Jaya bulan Januari 20X1 disajikan dalam tabel berikut :

PT Prakarsa Jaya
Laporan Biaya Produksi
Untuk Bulan Januari 20X1
Biaya Biaya Selisih Selisih
Standar Sesungguhnya Harga/Tarif Kuantitas/
Efisiensi
Biaya Bahan Baku Rp1.250.000 Rp1.050.000 Rp105.000R Rp200.000 L
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.500.000 2.422.500 127.500L 50.000 R
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.000.000 2.142.000 102.000R 40.000 R

Berdasarkan berbagai jurnal yang dibuat dalam bulan Januari, laporan laba rugi PT Prakarsa
Jaya bulan Januari 20X1 disajikan dalam tabel berikut :

PT Prakarsa Jaya
Laporan Rugi Laba Bulan Januari 20XI
Hasil penjualan Rp. 6.400.000
Harga Pokok Penjualan :
Biaya produksi :
Biaya Bahan Baku Rp. 1.250.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.500.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.000.000
Harga Pokok Produksi yang diproduksi Rp. 5.750.000
Persediaan Akhir Produk jadi 1.909.000
Harga Pokok Penjualan Variabel Standar Rp. 3.841.000
Penyesuaisan selisih
Selisih harga bahan baku yang di pakai Rp. 105.000
Selisih pemakaian bahan baku (200.000)
Selisih tariff upah (127.500)
Selisih efisiensi upah 50.000
Selisih pengeluaran BOP variabel 102.000
Selisih efisiensi BOP variabel 40.000
30.500
Harga pokok penjualan sesungguhanya Rp. 3.810.500
Biaya pemasaran variabel 250.000
Biaya administrasi &umum variabel 100.000
Total biaya variabel 4.160.000
Laba kontribusi Rp. 2.239.000

Biaya Tetap
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 1.508 .000
Biaya pemasaran tetap 150.000
Biaya administrasi&umum dan tetap 200.000
Total biaya tetap Rp. 1.858.000
Laba bersih Rp. 381.500

Soal Pembahasan 2
Pada tahun 20X1, PT. Mahoni memproduksi 1000 unit batako. Biaya produksi yang dikeluarkan
selama tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku (raw material cost) 500.000
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 350.000
Biaya bahan penolong (indirect material cost) 100.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor cost) 110.000
Depresiasi bangunan pabrik (depreciation of factory building) 100.000
Data lain yang diperoleh selama tahun 20X1 adalah:
 Harga jual Rp.2000 per unit.
 Produk terjual sebanyak 900 unit.
 Persediaan awal 100.000 (metode full costing) dan 90.000 (metode variable costing).
 Persediaan akhir 232.000 (metode full costing) dan 212.000 (metode variable costing).
 Pembebanan BOP (factory overhead) berdasar BTKL.
 Kapasitas normal dicapai pada saat BTKL sebesar Rp.400.000 per tahun dengan perkiraan
BOP variabel Rp.250.000 dan BOP tetap Rp.110.000.
 Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense) Rp.100.000.
 Biaya iklan (advertising expense) Rp.300.000.

Diminta :

1. Dengan menggunakan metode Full costing, hitunglah;


a. Tarif BOP per unit dan jumlah BOP yang dibebankan.
b. Laporan Laba/Rugi (income statement).
2. Laporan Laba/Rugi dengan metode Variable costing.

Jawaban :
1. Metode Full costing
a. Tarif BOP(FOH) per unit
BOP T 110.000 Ket; * = pada kapasitas normal
BOP V 250.000 *
Jumlah BOP 360.000
Tarif overhead pabrik berdasarkan BTKL, dimana kapasitas normal dicapai pada jumlah
Rp.400.000.
Tarif BOP (FOH) = 360.000 x 100% = 90% dari BTKL
400.000
b. Bop yang dibebankan untuk tahun 1999 = 90% x 350.000 = 315.000

PT. Mahoni
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 20X1
Penjualan ( Rp.2000 x 900 u ) 1.800.000
HPP (Cost of goods sold) :
Persed. awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 100.000
BBB (raw material cost) 500.000
BTKL (direct labor cost) 350.000
BOP (FOH) T 210.000
BOP (FOH) V 100.000 +
HP.Produksi (Cost of goods manufactured) 1.160.000 +
BTUD (finished goods available for sales) 1.260.000
Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory ) 232.000 –
HPP sebelum penyesuaian
(cost of goods sold before adjustment) 1.028.000
Selisih kapasitas menguntungkan ( 315.000 – 310.000 ) 5.000 +
HPP setelah penyesuaian
(cost of goods sold after adjustment) 1.033.000 -
Laba kotor (gross income) 777.000
Biaya usaha (operating expense):
Biaya adm. & umum (general & administrative expense) 100.000
Biaya iklan (advertising expense) 300.000 +
400.000 –
Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) 377.000

2. Metode Variable costing


PT. Mahoni
Laporan Laba/Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 20X1
Penjualan ( Sales) = Rp.2000 x 900 u 1.800.000
Biaya variabel (variable costing):
Persed.awal brg jadi (beginning finished goods inventory) 90.000
BBB (raw material cost) 500.000
BTKL (direct labor cost) 350.000
BOP (FOH) V 210.000 +
HP.Produksi (COGM) 1.060.000 +
BTUD ( finished goods available for sales) 1.150.000
Persed.akhir brg jadi (ending finished goods inventory) 212.000 –
HPP (Cost of goods sold) variabel 938.000 –
Contribution Margin 862.000
Biaya Tetap (Fixed expense):
BOP (FOH) T 100.000
Biaya adm.& umum (general & administrative expense) 100.000
Biaya iklan (advertising expense) 300.000 +
Total biaya tetap 500.000 –
Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) 362.000
Pembahasan soal kelompok 6

1. PT Cahaya. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai
berikut:
Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi Rp 10.000 Rp 40.000

Harga Jual Rp 12.000 Rp 6.000

Biaya Utama Rp 6.000 Rp 3.000


Jam Kerja
Rp 5.000 Rp 10.000
Langsung

Akuntan manajemen PT Cahaya. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:
Aktivitas Anggaran Cost

Rekayasa Rp 300.000

Set up Rp 1.000.000
Perputaran mesin Rp 3.000.000

Pengemasan Rp 200.000

Total Rp 4.500.000

Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:
Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu

Rekayasa (jam) 6.000 9.000 15.000


Set up (jam) 400 600 1.000

Perputaran mesin (jam) 50.000 100.000 150.000


Pegemasan 5.000 20.000 25.000
Diminta :
Hitunglah biaya per unit menggunakan metode tradisional (konvensional)?

Jawab :
Menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional :
1. Total Jam kerja langsung
= Jam kerja langsung untuk tas + Jam kerja langsung untuk sepatu
= 5000 + 10.000
= 15.000
2. Tarif per jam kerja langsung
= Tarif Overhead Pabrik : Jam Kerja Langsung
= Rp. 4.500.000 : 15.000
= 300/Jam Kerja Langsung
3. Biaya Overhead yang di bebankan

Total
Overhead/Unit
Produk (Biaya JKL per unit x Unit
(Total:Unit)
jam kerja langsung

Rp 1.500.000
Tas 10.000 Rp 150
(Rp 300 X 5.000)
Rp 3.000.000
Sepatu 40.000 Rp 75
(Rp 300 X 10.000)
4. Menghitung biaya per unit produk

Keterangan Tas Sepatu


Rp 60.000.000 Rp 120.000.000
Biaya Utama
(Rp 6.000 X 10.000) (Rp 3.000 X 40.000)

Rp 3.000.000 Rp 12.000.000
Biaya Overhead
(Rp 300 X 10.000) (Rp 300 X 40.000)

Total Biaya Rp 63.000.000 Rp 132.000.000


Unit Produksi 10.000 40.000

Biaya/Unit Rp 6.300 Rp 3.300

2. PT Sukses adalah perusahaan yang mengoperasikan sebuah pabrik pembuatan tongkat sihir
dengan produk utamanya. Produknya itu berupa “Tongkat Sihir Manual” dan “Tongkat Sihir
Otomatis”. Pemilik perusahaan saat ini menggunakan pendekatan tradisional untuk
menentukan harga pokok untuk setiap produk yang dihasilkan. Tuan Langko
mempertimbangkan ingin mengubah sistem penentuan harga pokoknya dari pendekatan
tradisional (Volume Based Costing) menjadi pendekatan ABC (Activity Based Costing).
Sebelum mengubah sistem penentuan harga pokok yang ada, Tuan Langko ingin melihat
dampak dari perubahan kebijakan tersebut. Berikut adalah data perusahaan 1 tahun terakhir.

Jam Kerja Set Up


Jenis Kuantitas Biaya Pembungkus
Langsung Mesin
Produk (Unit) Utama (Rp) (Rp)
(Jam) (Unit)
TSM 100.000 900.000 20.000 1.000.000 100
TSO 200.000 1.100.000 30.000 1.500.000 50
Total 300.000 2.000.000 50.000 2.500.000 150

Jika anda sebagai manajer produksi, diminta:


Hitung unit cost berdasarkan pendekatan tradisional atau VBC (Volume Based Costing)?

Jawab :
Nilai unit cost berdasarkan metode tradisional :
1. Hitung tarif Jam Kerja Langsung Per Unit
= Tarif BOP : Jumlah Jam Kerja Langsung
= Rp 7.500.000 : 50.000
= Rp 150/Jam Kerja Langsung
2. Hitung BOP Per Unit
a. TSM = Rp 150 X 20.000 Jam = Rp 3.000.000
b. TSO = Rp 150 X 30.000 Jam = Rp 4.500.000
3. Hitung Biaya Per Unit

TSM TSO
Biaya Utama Rp 900.000 Rp 1.100.000
Biaya Overhead Rp 3.000.000 Rp 4.500.000
Biaya Produksi Rp 3.900.000 Rp 5.600.000
Kuantitas 100.000 200.000
Unit Cost 39 28

Anda mungkin juga menyukai