Anda di halaman 1dari 76

RANGKUMAN FGDP

EHS
Administrasi :
1. Approve Permit
Dahulu masih manual menggunakan excel dalam merekap data, sekarang sudah terekap dalam sistem
yang dinamakan e-drive turangga

Permit :

- Mine Permit

Izin bekerja/visit di suatu site pertambangan dengan dilakukan induksi untuk mengetahui profile
perusahaan serta bahaya resiko dari suatu pekerjaanya. Memberikan panduan dan pedoman untuk
karyawan baru/ datang cuti, visitor, supplier, siswa magang dan pihak lainnya sebelum masuk wilayah
operasional pertambangan PT. Suprabari Mapanindo Mineral. mencegah terjadinya kerugian akibat
Kecelakaan yang menimpa karyawan baru/ datang cuti, visitor, supplier, siswa magang dan pihak lainnya
akibat tidak memahami aturan-aturan yang berlaku di wilayah operasional pertambangan PT. Suprabari
Mapanindo Mineral

Syarat : MCU harus fit, training hand finger (SMM 15 soal benar semua)

- Simper

Suatu izin mengemudi unit diarea pertambangan dengan versality tertentu.

Syarat : mcu & hand finger, sim, tes praktek dan teori, kompetensi khusus (alat berat), test fatigue

Pengajuan : pengumpulan berkas ke admin, admin submit ke edrive smm.

- Coal Permit

Izin kerja operasional diarea khusus batubara. Biasanya tim geos pit, tim preparasi lab dsb.

Syarat : Mine permit, post pretest, daftar ke admin safety.

- KPP (kartu pekerja peledakan)

Internal site training baik oleh PAMA atau pun SMM.

Syarat : laporan training hasil drill & blasting oleh pama atau smm, mine permit.

- Hauling PASS

Izin akses hauling untuk melintasi haulin PT. TOP dan PT. ABB.

Syarat : form pengajuan, sim & mine permit


- Competency permit :

Izin khusus untuk bekerja disuatu pekerjaan High risk

High risk : pekerjaan yang beresiko tinggi.

Emergency disposal = berlawanan searah jarum jam bisa dilakukan ketika ada spotter (GL, atau dump
man)

K3 Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi pekerja tambang agar
selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan Operasi Pertambangan (KO Pertambangan) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi operasional tambang yang aman, efisien dan produktif, melalui upaya antara lain
pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan, pengamanan instalasi , kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan
pertambangan, kompetensi tenaga teknik, dan evaluasi kajian teknis pertambangan.

2. pengajuan kommisioning
Komisioning = sarana prasarana

Mengetahui layak tidaknya untuk dipakai/dihuni.

Sarana prasarana Subcont pama : komisioning oleh pama

Sarana prasarana SMM : kommisioning oleh SMM dibantu oleh OTD PAMA

Syarat : foto 4 sisi, lampiran pajak (sarana)

Ada stiker penanda sarana prasarana sudah dikomissioning :

- Selain sarana dan prasarana (semester 1 : ijo, semester 2 : biru)


- Mesin (warna oren)
3. Pengajuan high risk/work permit

Syarat : form work permit dari safety, JSA.

Operator baru wajib melakukan tes recall di SMM

Test tulis & test interview oleh safety. Output penilaian hasil training recall.

Jobdesk Enviro
1. bertanggung jawab atas keanekaragaman hayati flora fauna

2. mengawasi operasional pertambangan

3. bagian penataan lahan oleh safety dalam hal reklamasi dan revegetasi

Dinilai oleh ESDM setiap tahun. Akan bermasalah perizinannya ketika tidak sesuai plan dari
laporan yang ada. Direncanakan berbentuk laporan dan ada persetujuan oleh ESDM.

Notes reklamasi : biasanya ditanamkan pohon primer terlebih dahulu (tumbuhan besar), kemudian baru
ditanamkan tumbuhan endemic (tumbuhan local/khas daerah).

Tumbuhan pionir/primer = sengon, johar, trombesi. Disisi endemic, karena panas jadi tumbuhan
nya seringkali gagal, sehingga baiknya tumbuhan pionir terlebih dahulu.

Reklamasi yang dilakukan besarannya minimal 20 % - 30% dari bukaan tambang dalam setahun.
PNBP kawasan hutan = Penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan
untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang luas kawasan hutannya diatas 30%.

Jaminan reklamasi = jaminan yang diberikan kepada pemerintah diawal untuk ditahan sampai
reklamasi benar dilakukan oleh perusahaan. Semisal 50 Ha bukaan maka yang perlu direklamasi adalah
15 Ha, setelah itu jaminan reklamasi dapat diberikan kembali.

Bertanggung jawab atas agar enviro aman tidak erosi atau longsor. Pengendalian erosi biasanya dapat
dilakukan dengan penanaman kacang-kacangan (covercrop), menahan unsur hara.

Dinilai oleh esdm terkait covercrop, tumbuhannya, sampe pertumbuhan dll.

- Udara

Penyiraman jalan = dilakukan rutin setiap hari guna mengurangi debu

Pengukuran emisi kendaraan = mengukur besaran emisi yang ditimbulkan oleh kendaraan unit alat

Pengukuran udara ambient = bertujuan untuk mengetahui kondisi udara bebas di permukaan bumi yang
berpengaruh terhadap kesehatan manusia, mahluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya.

Pengukuran emisi genset = mengukur besaan emisi yang ditimbulkan oleh genset

Pengukuran cahaya, kebisingan, getaran = untuk mengetahui besaran cahaya, kebisingan, dan dampak
getaran yang diakibatkan oleh proses kegiatan

Pencegahan dari sumber pencemarnya, bergerak = mobil, alat berat. Tidak bergerak = genset
- Air

Menjaga kualitas air sesuai standart baku mutu, jangan sampai keluar ke badan sungai apalabila
kualitas air masih belum baik berdasarkan PH & TSS. (settling pond dan sedimend pond). Total sudah 9
WCP/settling pond.

TSS = kekeruhan, PH = tingkat keasaman (6-9), debit air nya, fe (zat besi) & mn (mangan)

NOTES : lumpur akibat hujan deras karena front mengantong sehingga harus dipompa tapi karena
banyaknya lumpur sehingga harus banyak di treatment juga terakit settling pondnya, harus saling
berkoordinasi dengan solusi terbaik.

Air domestic : air selain dari kegiatan pertambangan contoh : mess, kantor ataupun sarana prasarana
lainnya. Untuk pengolaanya sendiri ada yang dinamakan Pengolahan STP. (stasiun pengolahan air
domestic). Contoh : adanya minyak, air cucian dapur, bahan kimia dll. Harus memenuhi baku mutu
sebelum ke luar sungai.

3 pilar maju (untung. Lingkungan lestari, masyarakat sejahtera/makmur).

NOTES : maintenance lumpur di settling pond juga harus sering dimonitoring karena jangan sampai
overflow serasa tidak berguna sehingga air langsung ke kolam terakhir tanpa ada treatment kekolam
pertama hingga terakhir.

Notes :

Ada sparing (sensor otomatis) = TSS dan PH otomatis terdeteksi dan langsung treatment otomatis
bahkan sampai dapat dimonitoring secara langsung oleh ESDM.

Reklamasi dan revegetasi =

Reklamasi : penataan lahan, revegatasi : penanaman pohon.

Kegiatan monitoring, pemulihan lahan dan pengelolan didalamnya pada areal lahan terganggu akibat
dari proses penambangannya.

Biasanya disposal final melakukan serah terima dari operation sebelum reklamasi. Melakukan
pembentukan slope, parit, ketebalan soil minimal 70cm, jalan untuk inspeksi, arah drainase, pengendali
erosi, potensi genangan air lainnya.

Penanamanya : ada 3 tim (15 orang tim tegap) (tim enviro). Plan penanamannya sekitar 250 batang
perhari (1.5 ha). 8x8 m endemik 300 bibit (sisipan) : , 4 x 4 m pionir (625 bibit).

Manajemen nursery : perusahaan tambang wajib memliki nursery bagian dari kebutuhan penanaman.
Perawatan bijih dan bibit. Kapasitas nursery : 30 -40 ribu.

PLAN reklamasi : 45,6 Ha tahun 2023. Namun ada revisi 35 Ha tahun 2023.

- Limbah B3

Sisa bekas pemakaian yang sudah tidak terpakai seperti oli, grease, majoon, aki, medis. Terdapat
Tempat peletakannya (TPS) = tempat penyimpanan sementara. Aturan – aturan kepmen : pengelolaan
limbah B3 hanya penampungan sementara tempatnya diworkshop (PAMA) dengan izin pemerintah
seperti bupati, pemda

Limbah diangkut vendor biasanya diangkut 2 minggu sekali. Skala besar (maks. 100 hari) skala kecil
(maks. 90 hari). Limbah dari subkon juga diletakan di TPS Workshop PAMA. Termasuk tanah yang
terkontaminasi harus diambil ke limbah B3 karena takutnya terbawa ke sungai masyarakat.

Alur = pencatatan limbah b3 masuk – penyimpanan limbah b3 – pengangkutan limbah b3 – festronik


limbah b3 – pelaporan rutin

Limban non b3 : sampah – sampah, biasanya pengelolaanya dengan mengajak untuk 3R dan
pengurangan plastic dsb.

Ada pengujian yaitu namanya uji TLCP (mengandung limbah atau tidaknya)

VENDOR LIMBAH = WGI dan SLS

Treatment air limbah = dilakukan apabila keluaran air belum/mendekati baku mutu maksimal dari
standart

Pengukuran swapantau harian = dilakukan pada seluruh areal settling pond / wcp untuk mengukur PH,
tes debit

Samping bulanan = dilakukan oleh tenaga berkompetensi yang dilakukan pada seluruh settlingpond
guna menganalisa parameter PH, TSS, Fe, Mn, BOD, COD, ammonia oil grease, coliform

Sampling air permukaan = pada sungai2 sekitar area SMM. Biasanya persemester ceknya oleh lab
eskternal.

Sparing limbah = sistem pemantauan secara otomatik, memantau dan mencatat melaporkan kadar
suatu parameter beserta debitnya

Standart = PH = 6-9 mg/L, TSS = 400 (tambang) 30 (air domestic) 200(pengolahan)

Bisnis proses enviro


Rencana reklamasi = plan (rencana) 5 tahun, namun untuk pelaksanaan 1 tahun (pertahun).

Perbedaan reklamasi dan revegetasi =

Reklamasi = selama produksi berjalan, reklamasi = ketika menjelang/produksi berhenti.

Pengolaan hidro karbon = menimbulkan gas, api, biasanya diworkshop, handling = misal kececeran harus
apa, kebocoran harus apa

Management nursery = pembibitan, kegiatannya = bijih ditatur, bibit disapih, melakukan pemeliharaan
seperti penyemprotan, kurang lebih 30 cm untuk ditaro di beddeng siap tanam.

SAFETY
• 14 pekerjaan high risk
• Pengelolaan mine permit, simper & kpp pertama
• Simper = operator & driver
• KPP = support perakitan saja, kartu pekerjaan peledakan
• Kppm/kjl = termasuk ke gudang handak, bahan peledak dll.
• Pengelolaan rambu. Merah = larangan, hijau = informasi, kuning = peringatan, biru = wajib
diikuti.
• Jenis APD = wajib = rompi, helm, sepatu, dll. Tidak wajib = safety harness, sarung tangan,
pelampung.
• Pengolaan kesehatan kerja = larangan merokok, kegiatan olahraga tenis, futsal, dll.
• Pemeriksaan kesehatan = 4 MCU, 1. Sebelum kerja, 2. Tiap tahun, 3. Pekerjaan bahaya tinggi
• Pengobatan = klinik
• Pengelolaan lingkungan kerja = getaran, cahaya, kimia, ergonomic. 6 bulan sekali dipantau dan
di evaluasi.
• Pengelolaan tamu masuk = treatment visitor
• Pengelolaan lalu lintas = semua area operasional
• P3k kelas 2 = A B C D, a = kecil (25 orang), b = sedang (25-99 orang), c = besar (diatas 100), d =
klinik (200 orang). Berdasarkan jarak, kalau lebih dari 500 meter wajib p3k
• Pengelolaan komunikasi, internal & eksternal = coaching conseling, sarahsehan, safety talk.
• Pengolaan keselamatan diluar pekerjaan, diluar pekerjaan, diluar jam kerja. Seperti safety
campaign, aturan2 yang ada bahkan termasuk dirumah.

Pengendalian isolasi energy, suara aktivitas untuk keamanan sehingga biar aman,. 5 energi

- Mekanik = rem
- Kimia = pemisahan sesuatu yang berbahaya
- Thermal = panas didinginkan
- Listrik = matikan dahulu dan digembok, box isolasi harus digembok/aki diputus

Alat angkat dan angkut = commissioning, PJK3 diuji kelayakan yang ditandatangani kementrian

Sertifikasi pita angkut = alat conveyor nya harus disertfikasi

ERT (emergency rescue team) = tim tanggap darurat. Harus ada penanganan darurat dengan kompeten
khusus. Biasanya <15 menit harus datang.

INSPEKSI

LAND CLEARING

- Terdapat rambu aktivitas land clearing


- APD yang digunakan operator alat berat yaitu APD yang digunakan operator alat berat lengkap
yaitu helm, rompi reflective dan safety shoes* untuk crew chainsaw APD yang digunakan helm
dengan face protector, leg protetctor dan sarung tangan
- GL dan operator memiliki permit land clearing dan masih berlaku
- tersedia JSA dan dokumen work permit masih berlaku
- tersedia peralatan pertolongan pertama
- area pondok land clearing bebas dari pohon minimal 2x tinggi pohon tertinggi
- Dozer hanya berkerja di area yang memiliki lereng < 45*, untuk area yang memiliki kelerengan
>45* harus menggunakan PC
- Pohon pohon yang berdiameter >20cm dilakukan penebangan dengan chainsaw *pohon kering
direbahkan dengan menggunakan PC
- Terdapat area untuk pengumpulan kayu atau TPn
- kayu yang dikumpulkan dan sudah dibersihkan ujung dan pangkalnya
- penumpukan kayu diTPn tidak lebih dari 3
- terdapat tanda batas berupa pita atau patok untuk menandai batas area land clearing
- aktifitas brushing dan cutting terpisah sejauh 2x tinggi pohon tertinggi
- satu pengawas hanya mengawasi 1 kegiatan di land clearing
- radio dapat menghubungi CCR saat emergency
- jalan masuk area land clearing bisa dilalui LV
- area clearing tidak melebihi batas IPPKH
SUMP
- Daya tampung 2 hari curah hujan maksimum
- Ditch Profil trappesium dan ukuran disesuaikan dengan debit
- Pump Debit disesuaikan dengan sequence tambang dan Head disesuaikan dengan beda tinggi
- Gorong – gorong Diameter sesuai dengan debit min. 60 cm, tinggi timbunan diatas gorong-
gorong untuk jalan minimal 1 meter
- Terdapat permit khusus untuk operator pompa dan crew lain yang bekerja di area sump
- Rompi pelampung, jaket pelampung dan cincin pelampung (ringbuoy) dalam kondisi baik
- Minimal Slope 1 % drainase
- Tidak ada longsor dan potensi longsor
LOADING OB
- Lereng
Landai < 60 derajat & tidak ada potensi longsor
- Min ( 2 X Lebar unit DT) + Turning Radius DT terbesar
- 2/3 D tyre DT terbesar yang lewat
- Rata, tidak ada potensi genangan, tidak ada bolder yang berjatuhan
- Drainase Minimal Slope 1 %, ada arah aliran air di area front
- Debu Terdapat penyiraman di area front loading jika visibilitas kurang
- Jarak pandang 80 m
- Minimal 100 meter dari front loading dan tidak ada unit lain yang masuk di front loading tanpa
ijin dari GL
- Terdapat alat bantu perapian area front (minimal DZ 155 disesuaikan dengan kebutuhan)
Kebijakan K3 dan KO

= telepon emergency atau radio emergency


Batas Kecepatan :
Area Tambang : 40 Km/jam
Jalur Hauling : 50 Km/jam untuk LD dan 60 Km/jam untuk LV
Pemukiman : 20 Km/jam

Fatigue yaitu menurunnya kinerja tubuh baik secara fisik ataupun mental
Penyebab Fatigue :
• kurang tidur
• terlalu banyak tidur
• kurang olahraga
• pola makan yang buruk
• Mengkonsumsi obat obatan (obat hipertensi, obat jantung, obat penenang, obat alergi,
obat flu & batuk
• Adanya masalah psikologi (stress, depresi, problem kelaurga
• Riwayat penyakit kronis (kangker, diabetes, TBC, hepatitis, asma, gastritis, ginjal, back
pain)
• Kurang tidur ( < 7 Jam / hari)
parameter pengukuran tingkat kebugaran, sbb : • Memastikan kondisi pekerja bugar •
Mempunyai jam istirahat yang cukup • Tidak dalam pengaruh obat-obatan • Tidak dalam
kondisi stress • Memastikan pekerja paham akan pekerjaan yang dilakukan • Memastikan
pengawas dapat mengontrol kondisi kebugaran para pekerja dibawahnya

Adapun prosedur Fit to Work sekurang-kurangnya harus mencakup : • Pengemudi wajib


mengisi form bugar selamat yang berfungsi sebagai checklist kebugaran pengemudi
(menggunakan form checklist internal perusahaan). • Istirahat tidur minimal 6 jam sebelum
bekerja, • Tidak sedang minum obat yang menyebabkan kantuk, dan tidak sakit • Tidak ada
permasalahan psikis baik dengan keluarga maupun atasan adalah kondisi minimal yang
harus dipenuhi oleh pengemudi • Semua form bugar selamat baik untuk pengoperasian alat
berat harus ditandatangani oleh pengawas sebelum mengoperasikan unit
Sistem Orientasi harus ditetapkan dan dilakukan bagi semua driver yang bekerja di Tambang,
dengan parameter jumlah jam untuk A2B dan hari untuk non operator,
✓ Orientasi di alat berat adalah minimal 40 jam
✓ Orientasi untuk operator DT baru 50 jam
✓ Orientasi driver Unit Support dan LV baru minimal 1 minggu
• Adanya sistem penandaan untuk masa orientasi, seperti bendera atau papan yang ditempel di
unit

Persyaratan Kelayakan A2B


✓ Heavy Dump Truck dan Light Dump Truck: Semua Lampu, Semua Spion, Sabuk Pengaman,
APAR, Fire Extinguiser, Klakson, Radio, Lock Out station, Fungsi Rem, ROPS yang selengkapnya
ada di Formulir No. SMM-HSE-SDF005 Form checklist Commissioning Unit DT dan A2B.
✓ Alat-Alat Berat (A2B) : Semua Lampu, Kaca Unit, Sabuk Pengaman, APAR, Fire Extinguiser,
Klakson, Radio, ROPS yang selengkapnya ada di Formulir No. SMM-HSE-SDF-005 Form checklist
Commissioning DT dan A2B. • Persyaratan Kelayakan Sarana
✓ Unit Sarana : Semua Lampu nyala, Kondisi Ban, Kaca Spion, Sabuk Pengaman, buggy whip
setinggi 4 meter, Radio, Klakson, Segitiga Pengaman, Tidak ada kebocoran oil yang selengkapnya
ada di Formulir No. SMM-HSE-SDF-007 Form checklist Commissioning Unit Sarana

Sarana bantu mencegah risiko bahaya ditambang yang terdiri dari bundwall, divider dan parit.
- Bundwall dibangun disepanjang jalan tambang untuk menjaga agar kendaraan yang melintas
tidak jatuh kesisi jalan / lokasi dengan beda ketinggian lebih dari 1,5 meter.
- Material yang digunakan untuk membuat tanggul / bundwall harus dari material yang stabil /
bagus dengan ketinggian minimal 3/4 kali dari tinggi ban unit yang terbesar yang melintas di
jalan tersebut.
- Kemiringan slope bund wall tidak lebih dari 45 derajat, dan setiap 25 – 50 meter dibuat gap /
bukaan channel selebar 0,5 – 1 meter untuk drainage atau aliran air permukaan jalan.
- Bundwall dibangun sebagai upaya terakhir untuk melindungi kendaraan jatuh kesisi jalan dan
sebisa mungkin juga dapat menahan kendaraan untuk tidak melewatinya.
Divider/median
• Parit / Drainase Prosedur : ✓ Drainage / Penyaliran Air adalah hal yang kritikal dalam
pembuatan jalan sehingga jalan tidak licin, jalan harus didesign untuk kemudahan dalam
penyaliran air baik dengan system kemiringan jalan / cross fall maupun penyediaan puritan
untuk penyaluran air. ✓ Paritan yang disediakan harus dilakukan perawatan secara rutin untuk
menjaga fungsi penyaliran air. Contoh aplikasi

Batas kecepatan yang diterapkan PT. SMM :

• Lokasi PIT : 40 KM / Jam • Area dekat front Loading : 15 KM / Jam


• Hauling Batubara : 50 KM/Jam untuk LD dan 60 KM/Jam untuk LV
• Area Workshop : 10 KM / Jam
• Kantor : 15 Km / Jam
• Area Pemukiman : 20 Km/Jam
• Atau yang diatur oleh rambu yang ada
Mematuhi Larangan untuk mendahului yang terdiri dari
✓ Antar unit dump truck dan A2B lainnya di operasi normal jalan tambang.
✓ Antar unit DT di jalan Hauling Road.
✓ Di jarak kurang dari 100 meter dari tikungan.
✓ Kondisi jalan yang blind spot (tidak dapat memastikan kondisi dari arah depan).
✓ Sedang berpapasan dengan unit lain di jarak 100 meter dari arah depan.
✓ Kendaraan yang akan didahului berjalan dengan kecepatan maksimum (40 untuk jalan tambang, 50
untuk DT dan unit sarana di jalan hauling. Mendahului water truck yang sedang melakukan penyiraman.
Ijin untuk mendahului bisa diperoleh dari komunikasi dengan menggunakan radio komunikasi dua arah
atau informasi dari pengemudi kendaraan yang akan didahului dengan menyalakan lampu sign ke kiri.
✓ Dilarang menyalip pada jarak 100 meter dari persimpangan
Berhenti ditanjakan
▪ Roda depan harus diarahkan ke Windrow ▪ Mesin harus dimatikan ▪ Dengan Posisi perseneling
satu atau mundur ▪ Gunakan Rem Parkir ▪ Ganjal & komunikasikan ke pengawas
Prosedur Memberikan Prioritas Jalan

Berhenti Di Jalan Tujuan: Untuk memberikan petujuk bagi pengguna lalu lintas tambang,
hauling akses, port area dan wilayah project lainnya terkait informasi bahaya tentang
keberadaan unit yang berhenti di jalan karena alasan tertentu.
Prosedur Berhenti di jalan :
• Adanya suatu peralatan pengaman yang digunakan untuk mengendalikan kendaraan lalu lintas
operasional hauling maupun yang lain, terhadap kendaraan yang sedang mengalami kerusakan
atau berhenti di jalan
• Jumlah peralatan pengaman untuk kendaraan yang mengalami kerusakan terdiri minimal atas:
4 buah traffic cone
jarak pandang terbatas adalah sebagai berikut :
✓ Jarak Pandang terbatas disebabkan karena debu, kabut dan asap.
✓ Jarak Pandang yang normal adalah > 100 meter kedepan
✓ Dikatakan jarak pandang terbatas apabila < 100 meter
✓ Jika jarak padang < 50 meter maka operasi dinyatakan tidak aman atau STOP

Keadaan darurat di wilayah kerja PT. SMM, seperti:

• Insiden, termasuk kebakaran unit, dll • Longsoran • Banjir • Demonstrasi (baik internal maupun
eksternal) Prosedur Pelaporan dan Penanganan Keadaan darurat:
➢ JANGAN PANIK, ✓ Ketika menghadapi keadaan darurat, tetap tenang dan Jangan Panik.
➢ INFORMASIKAN, ✓ Informasikan Kejadian ini melalui Radio Komunikasi di Unit sehingga bantuan
segera datang. ✓ Contoh: “Emergency… 3 kali, DT 154 timbul api lokasi di HW Blok 13, jam 10.10 mohon
dibantu untuk pemadamannya“.

Insiden Adalah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK),
kejadian akibat penyakit tenaga kerja ataupun kefatalan (kematian), kerusakan harta benda,
pencemaran atau kerugian dalam tingkat apapun dapat terjadi. Yang termasuk insiden adalah keadaan
darurat, atau sebuah Insiden (tipe ‘near miss’) yang mungkin akan mengakibatkan cedera, penyakit,
kerusakan harta benda, kerugian atau pencemaran lingkungan.
Kecelakaan Kerja Adalah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun
kefatalan (kematian).
Keadaan Darurat Adalah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan
segera supaya tidak terjadi kecelakaan/kefatalan.
Investigasi Insiden Adalah sebuah cara yang dilakukan untuk mencari fakta dan data terkait sebuah
peristiwa insiden yang menyebabkan kerugian baik moril maupun materil. Tujuan dilakukannya
investigasi insiden adalah untuk mengetahui penyebab utama terjadi kecelakaan tersebut guna
menghindari masalah serupa di masa depan.
Insiden diklasifikasi menjadi :
1. Insiden berakibat cidera terdiri dari :
✓ Kecelakaan fatal : insiden yang berakibat hilangnya nyawa seseorang
✓ Cedera Hari Hilang : cedera yang berakibat hilangnya hari kerja lebih dari 24 jam
✓ Cedera Ringan : cedera yang tidak mengakibatkan hari hilang
2. Insiden berakibat Kerusakan harta benda : kerusakan pada harta benda perusahaan.
3. Nearmiss / PD Nil : insiden yang tidak mengakibatkan cedera atau kerusakan
4. Potensial Fatal : insiden yang memiliki potensi risiko terjadinya kamatian / fatal
namun tidak sampai terjadi fatal / kematian melainkan berakibat cedera dan atau
kerusakan harta benda dan atau nearmiss. Suatu insiden termasuk potensi fatal
ditetapkan oleh Tim Investigasi dengan melihat berbagai fakta-fakta lapangan
disesuaikan dengan matriks risiko yang memiliki tingkat risiko AA (kritikal).
Semua tingkatan Manajemen harus terlibat dalam Penyelidikan Insiden dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Insiden berakibat cidera fatal, cidera berat dan insiden kerusakan harta benda,kerusakan lingkungan
atau kerugian yang diperkirakan lebih dari US$ 50 000,maka tim penyelidikan insiden harus dipimpin
oleh Kepala Teknik Tambangdengan melibatkan Penanggung Jawab Operasional (PJO), Kepala
Departemen,Kepala Seksi, Supervisor Lapangan dan saksi-saksi mata. (Penyelidikan ini harus
diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah insiden).
2. Insiden berakibat cidera hari hilang kurang dari 3 minggu dan untuk semuaInsiden kerusakan harta
benda atau kerugian diperkirakan antara US$ 25 000 dan50 000, maka tim penyelidikan insiden harus
dipimpin oleh Penanggung JawabOperasional (PJO) atau Kepala Teknik Tambang yang beranggotaan
KepalaDepartemen, Kepala Seksi, Supervisor Lapangan dan saksi-saksi (Penyelidikanini harus
diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah insiden).
3. Untuk semua insiden cidera ringan (yang dapat membawa potensi serius) danuntuk semua Insiden
kerusakan harta benda dan kerugian diperkirakan antaraUS$ 10 000 dan 25 000 : Kepala Departemen
harus memimpin tim penyelidikyang beranggotakan Kepala Seksi, Supervisor Lapangan dan saksi-saksi
mata.Tim ini dapat melibatkan pakar dari Departemen lain di Site (Penyelidikan iniharus diselesaikan
dalam waktu 24 jam setelah insiden).
4. Untuk semua insiden cidera ringan dan untuk semua Insiden kerusakan hartabenda atau kerugian
diperkirakan kurang dari US$ 10 000, Kepala Seksi harusmemimpin Tim Penyelidik yang terdiri dari;-
dirinya, Supervisor Lapangan dansaksi-saksi mata. Tim dapat melibatkan pakar dari Departemen lain di
Site.(Penyelidikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah insiden)

▪ Mine Permit Permanent, yaitu Mine Permit yang dikeluarkan oleh PT. Suprabari Mapanindo Mineral
untuk jenis pekerjaan dengan durasi waktu diatas 3 (Tiga) bulan dengan masa berlaku maksimal 1 (satu)
tahun.
▪ Mine Permit Temporary, yaitu Mine Permit yang dikeluarkan PT. Suprabari Mapanindo Mineral untuk
jenis pekerjaan dengan durasi waktu dibawah 3 (Tiga) bulan dengan masa berlaku maksimal 3 (Tiga)
bulan dan tidak bisa diperpanjang kecuali memenuhi persyaratan MCU dan akan menjadi Mine Permit
Permanen.
▪ Mine Permit Visitor, yaitu Mine Permit yang dikeluarkan oleh PT. Suprabari Mapanindo Mineral bagi
tamu atau instansi pemerintah yang memasuki area PT. Suprabari Mapanindo Mineral dengan tujuan
berkunjung dan tidak untuk bekerja di area PT. Suprabari Mapanindo Mineral.
▪ Mine Permit hanya berlaku di area PT Suprabari Mapanindo Mineral, sesuai dengan batas area
pekerjaan yang tercantum pada Mine Permit. Adapun batasan area kerjanya adalah sebagai berikut:
a. PIT ACCESS, Izin bekerja/memasuki semua area kerja yang ada di area PT. Suprabari Mapanindo
Mineral, kecuali area terbatas yang telah diatur secara khusus.
b. NON PIT ACCESS, Izin bekerja/memasuki area diluar pit PT. Suprabari Mapanindo Mineral.Mine
Permit berlaku sesuai identitas yang Tercantum pada Mine Permit.

PT. Suprabari Mapanindo Mineral yang mewajibkan pengajuan izin kerja (Work Permit)
antara lain, tetapi tidak terbatas pada :
1. Dumping di disposal High Risk (parameter : air, lumpur, dan ketinggian > 5 meter);
2. Aktifitas peledakan (parameter : sleep blast, dekat pemukiman / masyarakat < 500 meter, dan dekat
alat < 300 meter, dekat area rawan longsor, dan peledakan di area terdapat gas metan / batuan panas);
3. Bekerja di ketinggian > 5 meter;
4. Bekerja di dekat air (kedalaman > 1 meter) dan area sump terkait install dan uninstall
pompa/pipa/walkway;
5. Bekerja dengan instalasi listrik > 380 V;
6. Pengangkatan (lifting) (parameter : beban > 5 ton, di dekat/atas air, mengangkat manusia > 5 meter,
pengangkatan menggunakan 2 crane, beban dimensi besar
7. Bekerja di ruang terbatas (confined space);
8. Bekerja di dekat tebing / lereng yang rawan longsor (FK < 1,3);
9. Penggantian tyre unit HD/Articulated di jalur aktif tambang/hauling yang tidak bisa dibawa ke
Workshop;
10. Pekerjaan eksplorasi di area kritis (Area dekat tebing, area terpencil, area dekat lalulintas unit, area
dekat sungai, area didekat pohon rawan tumbang);
11. Cutting pohon (chainsaw) di area land clearing (parameter : hutan original dan kemiringan > 45°)
atau di luar area land clearing (parameter : dekat bangunan, Office, Workshop, Warehouse, Mess);
12. Maintenance Conveyor (parameter : install dan uninstall conveyor belt, head drump dan crusher);
13. Penggalian / gangguan tanah disekitar bangunan (parameter : Ofiice, Mess, Workshop, Warehouse
dan bangunan lainnya yang terdapat instalasi air, listrik, jaringan komunikasi dan gas);
14. Melakukan pengelasan (parameter: pengelasan yang terdapat atau dekat bahan yang mudah
meledak/terbakar atau pekerjaan yang diluar area workshop yang tidak dirancang untuk pekerjaan
panas)

Dumping di disposal High Risk (parameter : air, lumpur, dan ketinggian > 5 meter).
▪ Memastikan telah terdapat SOP / JSA pekerjaan dumping di disposal kategori High
Risk.
▪ Memastikan area dumping telah diperiksa/diinspeksi dan dinyatakan aman.
▪ Menyediakan semua Alat Pelindung Diri yang akan digunakan.
▪ Menyiapkan alat keselamatan lainnya dan telah dinyatakan aman.
▪ Melakukan pemeriksaan alat bantu lainnya dan dinyatakan aman.
▪ Menyediakan alat radio komunikasi dan berfungsi dengan baik.
▪ Memastikan semua karyawan yang terlibat sudah terlatih dan mengerti Instruksi Kerja
dumping disposal high risk.
▪ Memastikan terdapat pengawas yang melakukan pengawasan di lokasi kerja.
▪ Memastikan semua unit / alat yang digunakan sudah lulus commissioning.
▪ Memastikan semua unit / alat yang digunakan dilakukan P2H dan dinyatakan aman.
▪ Memastikan semua operator memiliki SIMPER / sertifikat kompetensi sesuai dengan
pengoperasian unit yang dioperasikan.
▪ Memastikan Area dumping high risk telah bebas dari bahaya-bahaya lainnya yang
tidak terkait dengan pekerjaan

Aktifitas peledakan (parameter : sleep blast, dekat pemukiman / masyarakat <


500 meter, dan dekat alat < 300 meter, dekat area rawan longsor, dan peledakan di area
terdapat gas metan / batuan panas).
▪ Memastikan telah terdapat SOP / JSA pekerjaan aktifitas peledakan High Risk.
▪ Memastikan area peledakan telah diperiksa/diinspeksi dan dinyatakan aman.
▪ Menyediakan semua Alat Pelindung Diri yang akan digunakan.
▪ Menyiapkan alat keselamatan lainnya dan telah dinyatakan aman.
▪ Melakukan pemeriksaan alat bantu lainnya dan dinyatakan aman.
▪ Menyediakan alat radio komunikasi dan berfungsi dengan baik.
▪ Memastikan semua karyawan yang terlibat sudah terlatih dan mengerti Instruksi Kerja
peledakan high risk.
▪ Memastikan pekerja dengan keahlian khusus peledakan memiliki sertifikat
kompetensi.
▪ Memastikan terdapat pengawas yang melakukan pengawasan di lokasi kerja.
▪ Memastikan semua unit / alat yang digunakan sudah lulus commissioning.
▪ Memastikan semua unit / alat yang digunakan dilakukan P2H dan dinyatakan aman.
▪ Memastikan semua operator memiliki SIMPER / sertifikat kompetensi sesuai dengan
pengoperasian unit yang dioperasikan.
▪ Memastikan Area peledakan high risk telah bebas dari bahaya-bahaya lainnya yang
tidak terkait dengan pekerjaan peledakan.
HCGS

GS = 6 pekerjaan
1. Asset
= Barang yang dimiliki oleh perusahaan
1. melakukan penerimaan asset
2. melakukan pendataan asset
3. scrap asset

Macam – macam asset =


1. Fix asset = barang yang bekerja sendiri dan bernilai diatas 5 juta. Contoh : computer
2. extra comp = barang yang bekerja sendiri dan bernilai 500 ribu – 5 juta
3. consumable = barang yang dapat digunakan 1 kali pakai, dan kurang dari 1 tahun (bebas harga)
contoh = dynamo washing, karena harus satu kesatuan sehingga disebut consumable.

Asset – asset yang dibeli harus direkap oleh HCGS. Kalau mau beli, maka harus PR dari masing
– masing department.

Department sendiri melakukan PR --- SM HCGS membuat PO --- ekspedisi dikirim ke site --- pencatatan
asset (barang masih digudang) (penomoran, stiker)
NOTES : PR yang bernilai 0 – 200 juta (disite), >200 juta di HO

Scrap Asset = penghapusan asset yang sudah hilang dan rusak.


Pendataan asset / asset taking =
1. memonitor asset peusahaan yang ada
2. total nilai asset pertahun sudah berapa M
3. ketika hilang tahu kerugiannya
4. tahu rusak atau tidaknya suatu asset

2. Civil engineering = hulu – hilir terkait bangunan


1. pembuatan owner estimate (item pekerjaan, cost/analisa harga satuan, volume pekerjaan, mep
(mekanikal electrical plumbing)

Review harga paling ekonomis (on budget)


2. proses PO ke SM (desain rab, dsb) penawaran ke vendornya harus on budget, on specification,
on time
3. penunjukan vendor
4. pelaksanaan pembangunan
Yang dilakukan oleh tim GS
1. pengawasan lapangan : mengawasi vendor
2. pengawasan kurva S : perhitungan time schedule saat bekerja, sesuai atau tidaknya time frame
yang telah direncanakan.

Hub. GS – Operation =
Contoh = perbaikan timbangan 1
Gs mewujudkannya akan dalam gambar atau desain yang akan dirancang, kemudian ketika
operation setuju maka gs akan mendesain dan melakukan PR PO bersama SM
Kemudian ada maintenance civil engineering =
1. fisik bangunan
2. ac
3. pembersihan

3. Dormitory
Perbaikan, keperluan, kerusakan, sewa terkait mess dan office
1. inspeksi = seminggu sekali biasanya hari senin
2. laporan karyawan
Total MESS = 5
MESS AB
MESS XLAB
MESS C
MESS Container 1
MESS Container 2

Kebersihan = housekeeping oleh vendor NDB


Pencarian kamar untuk tamu & karyawan baru

Maintenance MESS
Biasanya hari senin melakukan inspeksi mess, kerusakan paling lama seminggu dimaintenance
setelah melakukan inspeksi (tergantung dari kerusakannya).

Mess container merupakan salah satu karya hcgs yang bekerja sama dengan vendor, desain dari
HCGS.

4. Water treatment plan


= monitoring kelayakan air seperti kekeruhannya, cukup atau tidaknya. Setiap bulannya juga dicek lab.
Untuk pengecekannya biasanya pagi dan sore (ambil sampel 1 botol air)
Kekeruhan dan PH.
Ada pengolahan terkait waternya, ada 2 tandon pengolahnya yang mana diinjeksi pake obat, yaitu
= TAC (menggumpalkan bakteri), soda ash (naikan PH), kaporit (bakteri)
Tandon 1 --- tandon 2 --- pompa --- filter air --- yang kotor dibuang (silica dan karbon)
5. Cathering
= update kesesuaian menu
Dalam 1 minggu order menu yang sudah ditetapkan tim hcgs cathering
1. rabu = menu untuk 2 hari pertama
2. sabtu = menu untuk 5 hari setelahnya
Vendor NDB untuk cathering.
Untuk snack = ada digudang sendiri,
Untuk order barang support seperti trashbag dll --- isi form dari kebutuhan dept masing2 ---
dibelikan oleh vendor NDB

6. Transportasi
1. mengatur sarana penjemputan karyawan staff berangkat dan pulang kerja
2. setiap pagi cek ketersediaan sarana ready/tidaknya
3. setiap pagi driver p2h apakah rotary berfungsi/tidak, alarm berfungsi atau tidak dsb.
Site terdapat 22 sarana dari total 25 sarana, 2 sarana di teweh 1 sarana regular cuti.
Sarana teweh = dinas teweh, perlogistikan, snack, makanan dsb.
Untuk fuel dari pama – ada invoive – charge
Kalau ada sarana breakdown – vendor akan siapkan sarana sparenya --- kalau tidak bisa siapkan
sarana breakdown maka dipotong invoicenya

IT
1. infrastructure = build up dari awal, contohnya pembangunan tower
2. operational dan support = memudahkan atau melancarkan kegiatan operasional dalam
mensupport teknologi di dep terkait.
3. melakukan mapping untuk analisa kebutuhan --- budgeting --- execution --- maintenance

Untuk saat ini juga, planning dibantu oleh IT namun untuk execusi terkadang dibantu oleh dept terkait.
Maintenance = memonitor dan melakukan perbaikan setelah pemasangan ketika ada yang lemot
belum teraplikable. Indikasi geser sehingga kurang kuat menangkap sinyal

Alat : pemancar dan pemantul accest point. Alur = dari office (Acces point) --- diterima oleh
station --- power cctv --- dibagi ke masing2 acces point --- cctv

Bisnis proses =
Kebutuhan = apapun, contoh pembagan laptop, kebutuhannya apa, misal juga timbangan, butuh
computer aplikasi, jaringan
Analisa karyawan baru = email, laptop, jaringan, komunikasi, dsb.
Perencanaan permintaan dan kebutuhan
- Pengadaan ; hardware, software, troubleshooting execution dsb.
Cara pengajuan di IT
1. isi Form
2. IT analisa ke depthead terkait seberapa urgent
3. eksekusi

Latop
1. working level
2. work station
3. high spec

IT : infra, networking, security, instrument


Security : membatasi hak/dokumen setiap dept pembagian user, install antivirus
Instrumen (radio komunikasi) : adanya ISR (izin saran radio) mengajukan ke kominfo atas areanya dan
akan ada ada persetujuan atas area tsb
Radio rig : pos security, maingate, HT

Radio baru : regist --- serial number dari IT


Jika ada penambahan radio : BA nambah orang, rusak, hilang

FAT
1. Accounting
= memvalidasi dokumen, ada kode – kode GL dalam pencatatan dari tim FAT. Pencatatan berguna dalam
pembukuan.
Ada beberapa klasifikasi seperti meal, transport dsb. Asal dari masing – masing user dept.
Contoh = eng – fat. Advance untuk eom, uang muka untuk operational nya.
Advance = dinas, operasional, pembelian. Kalo berlebih dideklrasikan, kalo kurang uangnya harus
dibalikan.
Sistem kerjanya pake SAP, masing – masing dept punya sistem SAP sendiri – sendiri.
1. invoice = rutin (bukti bayar) sewa sarana, cathering
2. PO = all dept
Alur proses
1. dept perlu apa --- validasi oleh depthead masing – masing
2. PR
3. SM – PO – cari barang
4. setelah barang datang dan dokumen lengkap
5. pembayaran

2, Perpajakan
1. setor dan lapor pajak (pph ps 23 dan 4(2))
2. pengiriman bukti potong pajak
Pasal 23 --- 2% (tentang jasa, suatu hal yang bisa dirasakan seperti sewa, sarana chatering, perbaikan
mesin, db)
Pph 21 (HO) ttg pajak penghasilan
PPH 4(2) 10%
Sewa asset bangunan, asset, tanah, sewa barang.
Contoh : barak
3. budget
Anggaran – anggaran setiap dept semua biaya yang perlu dianggarkan.
Semua biaya yang perlu dianggarkan ada revisi persemester. Kalau ada kebutuhan berlebih bisa direvisi
dan ada periode revisinya, semisal belum direvisi dan ada penambahan plafon tidak bisa.
FAT melakukan monitoring budget = tidak boleh berlebih terkait budget yang telah ditetapkan.
4. Treasury (pembendaharaan)
Pembayaran – pembayaran ke vendor, seperti subkon dsb.
1. pembayaran
Proses dengan subkon (validasi dokumenm invoice dsb) --- kalau oke --- pembuatan RPM untuk diajukan
ke HO --- bayar ke vendor
Terkait deklarasi (advance) invoicenya bulanan (setiap bulan)
Dropping dana --- dari Jakarta ---- pembayaran
Closingan = pendataan semua dana yang harus dibayarkan dan dari collect dari semua departemen. Untuk
bisa diestimasikan dan diaktualisasikan.

5. rekonsil cash and bank


Pencocokan, validasi, monitoring, verifikasi.
Saldo disistem SAP harus sama dengan saldo direkening bank, monitoring setiap bulannya.
Cash on hand = advance yang bersifat tunai dan juga deklarasi. (100-300 juta ada dana di FAT)
Aturan batas max. pendeklarasian
1. operasional = 14 hari pendeklarasian
2. PR PO = setelah barang datang dari SM
3. cuti deklarasi = 5 hari

Contoh FA – operation
Pembayaran operation PO dan non PO yang dibawah 200 juta.
Diatas 200 juta oleh HO

Notes : Accrue dan reverse accrue


Accrue = estimasi biaya yang diperhitungkan dan yang akan dikeluarkan diakhir
Reverse accrue = beban yang harus dibayarkan tapi belum tercatat untuk penge Nolan (0) pembalik dari
accrue. Biasanya nunggu semua invoice datang semua biar dibayarkan semuanya.
FAT bertanggung jawab atas mengelola keuangan dari budgeting sampai reporting.
- Daily Cash, Daily Bank, Bank Reconciliation, COA, Permohonan Pembayaran, RPM, RIBS, Pph
21, Pph 23, KKR, BAPUK.
Di bagian keuangan (financial), lingkup pekerjaannya meliputi treasury (perbendaharaan) yang dibantu
oleh cashier dan budgeting yang menjadi tanggung jawab FAT Group Leader. Untuk transaksi dalam
uang kas, cashier bertanggung jawab terhadap uang yang masuk (cash-in) dan yang keluar (cash out).
Uang yang masuk diperoleh dari fund dropping oleh Head Office yang sesuai dengan RPM (Rencana
Pengeluaran Mingguan) yang diajukan site. Setelah diterima, cashier membuat RV (Receive Voucher)
yang didukung dengan lampiran email dan bukti transfer. Sedangkan uang keluar digunakan untuk biaya
yang dibutuhkan di site. Alur uang keluar melalui proses permohonan pembayaran (Payment Voucher)
yang dibuat oleh FAT Group Leader di mana item yang diminta pemohon dikategorikan sesuai dengan
COA (Chart of Account), setelah itu diperiksa oleh GEA Dept. Head dan disetujui oleh Project Manager.
Dan semua transaksi uang kas akan diaudit/ dievaluasi melalui BAPUK (Berita Acara Pemeriksaan Uang
Kas) dengan internal departemen maupun departemen lain.
- Untuk transaksi melalui bank, FAT section setiap bulannya melakukan rekonsiliasi dengan bank untuk
melakukan audit (KKR: Kertas Kerja Rekonsiliasi) dari setiap transaksi yang dilakukan. Untuk RIBS,
FAT Group Leader melakukan analisa terkait dengan profit-loss perusahaan dengan menghitung revenue
dan cost of revenue. Dalam pengurusan pajak, pekerjaan FAT section meliputi Pph21 (Pajak penghasilan
atas pekerjaan sehubungan dengan upah rutin) dan Pph23 (Pajak penghasilan atas pekerjaan sehubungan
dengan harta seperti rental mess, mobil, dan sejenisnya).
COMDEV bertanggung jawab membina hubungan baik dengan masyarakat serta melakukan kegiatan
CSR.
HC (human capital)
Human resources bertanggung jawab atas proses seleksi penerimaan karyawan, melakukan penggajian
dan berkaitan administrasi serta melakukan pengembangan karyawan dari people development.
- MPP (Man Power Planning), merencanakan pemenuhan kebutuhan SDM yang akan menempati
jabatan tertentu sesuai dengan standar kebutuhan Man Power yang sudah ditetapkan secara
terukur dan tepat sasaran. SMM melakukan man power planning untuk 1 tahun kedepan --- kalau
site setuju dan bod setuju, maka dept mengisi terkait form A1 terkait kualifikasi requirement
seperti apa, dan kemudian diserahkan ke HC.
- Recruitment, proses rekrutmen yang dilaksanakan oleh site memiliki prosedur seperti membuat
permintaan penambahan tenaga kerja, melakukan koordinasi dengan desa untuk melakukan
proses rekrutmen yang dilanjutkan dengan pengumuman ke masyarakat sekitar, dan setelah itu
melakukan proses seleksi karyawan sesuai dengan aturan perusahaan. Dalam perjanjian kontrak
dibagi menjadi dua yaitu PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) bersifat kontrak (maks. 3
tahun, 2x perpanjangan) dan PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu) bersifat langsung
menjadi pegawai tetap.
- Attendance Ratio, tingkat kehadiran karyawan. Di PT. RML penerapan absensi
- Training, pelatihan untuk karyawan yang dilaksanakan sesuai dengan ATMP (Annual Training
Master Plan), risalah training, dan EPP (Evaluasi Pasca Pelatihan.
- Payroll, administrasi penggajian karyawan dua hari sebelum tutup buku bulanan.
- Termination, pengakhiran hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan yang diatur
dalam Peraturan Perusahaan BAB XIV tentang Pemutusan atau Berakhirnya Hubungan Kerja.
- PHI, Pengadilan Hubungan Industrial dilakukan untuk menjembatani masalah sehingga
kondusifitas kerja tetap terjaga. Adapun penyelesaian masalah dapat ditempuh dengan langkah
sebagai berikut:
· Bipartit, pekerja berembuk dengan perusahaan
· Tripartit, jika bipartit buntu, diperlukan mediasi dan jadilah pertemuan tiga pihak (melibatkan
disnaker)
· PHI, jika masih gagal, karyawan dapat menggugat ke Pengadilan Hubungan Industrial.
- Employee Performance, penilaian kinerja karyawan sesuai dengan IPPA (Individual Planning
Performance Appraisal)
- Employee Competency, penilaian kompetensi karyawan baik hardskill maupun softskill.
- Employee Turnover, mengacu pada jumlah persentase karyawan yang meninggalkan perusahaan dan
digantikan dengan karyawan baru.
2. Kebutuhan personalia
Melakukan persediaan training, dinas cuti, klaim deklarasi, dsb.
3. evaluasi
Biasanya dilakukan 6 bulan sekali atau per semester dengan metode mekanisme IPPA .
Hc mengelola dan memfasilitasi untuk melalukan penilaian dua arah yaitu isi sendiri dan nilai dari atasan.
Ada sidang PLENO --- HC, Depthead, KTT.
Performance dinilai dari IPPA nya. Termasuk kenaikan golongan.
Industrial Relation
- Internal (antar department) (antar posisi)(antar karyawan)
Goals = menciptakan konduktivitasan, dari tim HC melakukan management conflict.
Reward management = dalam rangka apresiasi. Bentuk (SS, QCC, QCP)

Cuti : 56 hari kerja, 14 hari off 4 hari perjalanan


Reguler cuti : selasa, kamis, sabtu
Onsite : senin, rabu, jumat
Uang perjalanan dinas : 4 x 170.0000
Taxi/bbm : 500.000 (bbm pake bukti)
TRICK SIMPEL HCGS
GS

1. Asset management = pengadaan, maintenance, register, scrap asset, asset taking


2. Services = dormitory, transport, housekeeping, cathering, water treatment plan

Housekeeping = nyapu, ngepel, lap kaca, lap meja, lap computer, kopi, persiapan meeting, bersihkan WC,
buang sampah
IT

1. infrastruktur
2. networking
3. security
4. instrument
FA
- Accounting = laporan keuangan, mengatur terkait nota transaksi, invoice, laporan laba rugi,
pencatatan biaya, nota – nota
- Finance = lebih advance dari accounting. Bisa memperkirakan laporan keuangan berdasarkan
perencanaan estimasi dsb. Membawahi treasury dan budget
- Tax
HC
- Services (payroll, bpjs, pelayanan kesehatan, dana pensiunan, hak – hak lainnya)
- People development (fgdp, project2, assignment, monitoring assement kompetensi)
- Kompensasi development (mpp, job evaluasi, performance management)
- Terminasi (pengakhiran hub kerja)
- Culture management (be a plus)
- IR (karyawan, perusahaan, pemerintah) = menjembatani hak dan kewajiban normatif terpenuhi.
SM
- Purchasing
- Inventory
- Warehouse
- Sm supply management
SM

Gudang/warehouse SM
1. Gudang Gas
2. Gudang Oli
3. Gudang SMO = sparepart besar contoh motor
4. Gudang SMI = sparepart elektrikal contoh fuel filter dsb
5. Gudang SMY (yard) = Gudang kapur
6. Laydown = barang – barang maintenance repair
7. Gudang Chemical = flocullant
8. BBSO = banjarbaru support office

Alat Angkut
1. Hand Pallet
Kap. 3 ton, untuk mengangkat barang, Gudang SMO
2. Hand Trolley
Buat ngangkat jenis tabung seperti oxygen, nitrogen dsb
Kap. 250 kg, Gudang SMO
3. Drum loader
Kap. 209 L, Gudang SMO
Mengangkut atau mindahin drum oil
4. Forklift
Mengangkut barang besar
Kap. 3 ton, Laydown
5. Stadley stacker
Kap. 1 ton
BBSO
Mirip forklift namun manual
6. Hydrolic loader
800 kg, mengangkut flocullant
Gudang chemical
7. OHC
Gudang kapur, kap. 3 ton
8. Tadano
Kap. 25, 50 ton, punya pama
9. Crane Truck
5 10 ton
Mengangkut barang (bongkar muat)
Tools
1. Webing = 2 4 6 10 ton (Gudang SMO) (sudut tumpul)
2. Sakle = 2 4 12 ton (Gudang SMO)
3. Sling =
4. Lifting klaim = mengangkat plat 1 3 ton (Gudang SMO)
5. Chain (weebing) = 4.7 ton (sudut tajam)

- Purchasing
= untuk melakukan pembelian barang dan jasa
- Warehouse
= mengelola barang secara fisik
- Inventory
= mengelola barang secara sistem
- Subcon Relation
= hubungan dengan vendor (penilaian, evaluasi, tender)

Alur pengambilan barang cpp – sm


Mekanik membutuhkan suatu item --- planner akan membuat warehouse request (keluar nomor
GI dan SAP) item yang dibutuhkan dan jumlah yang diambil --- SM mengeluarkan barang dan
diambil mekanik
NOTES ; WR hanya untuk barang inventory, pendataan ke SAP (sistematik) semua user kalau
mau minta barang bisa ke CPP terlebih dahulu untuk minta WR (warehouse request)
WH system :
Barang inventory ---- SM di warehouse --- Bin lock, Stock Code, WR
Non Inventory --- Langsung keuser BAST --- GR

Bin lock = lokasi penempatan barang


Stock kode = kode barang
WR = dokumen pengambilan barang
Bin lock = contoh 02 A41D
02 : lajur raknya, A : Sisi A/B, 4 : Kolom rak ke berapa, 1 : Baris keberapa, D : sisi ABCD
Fungsi : Pengendalian barang untuk pengeluaran barang sesuai kode dan binlock
PR CPP - SM
Planner membuat PR (item apa jumlah berapa estimasi harga) --- approval atasan (DH, KTT) ----
SM melakukan pencarian vendor ---- Purchase order (PO) --- pengiriman barang --- GR dan dicatat ---
pengingormasian ke user --- barang diambil

User --- PR --- SM --- Quotation ke Vendor --- Vendor melakukan penawaran --- SM melakukan
komparasi ---- SM membuat PO --- Vendor mengirim barang --- SM mengirim Surat Jalan --- Barang
diterima SM di site --- Good Receive --- BA ST ke User --- barang diterima user

Acuan vendor =
1. Kapabilitas vendor (kekuatan finansial, evaluasi vendor)
2. Murah
3. Delivery (waktu pengiriman sampai BBSO)
Surat jalan = menyatakan barang diterima di BBSO
Barang = PO, Jasa = Kontrak

PR
<200 juta = site. <50 Juta DH. >50>200 juta KTT
>200 juta = HO.
PR = OPEX, INVENTORY, CAPEX

Sistem pembayaran
30 hari setelah invoice keluar

- Lead time PO = lamanya waktu PR approve sampai dengan PO (5 hari)


- Lead time delivery = Lamanya PO sampai dengan penawaran delivery oleh vendor (2 minggu)
- Lead time posting = WR diajukan sampai barang di posting di SAP (1x24jam)
- Lead time pengambilan barang = 3 hari setelah barang datang.

Support office
1. Teweh = hanya penerimaan invoice
2. Banjar baru = Tempat transit barang

SUBCONT RELATION
Under GS = admin, cathering, Sarana per 1 bulan
Under SM = evaluasi vendor SM per semester
CSR (COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

• Dasar perusahaan melakukan kegiatan CSR : undang – undang perusahaan no. 40 tahun 2007
terkait tanggung jawab social lingkungan. Terdapat 4 Pilar : pendidikan, lingkungan, kesehatan
infrastruktur.
• Namun karena kita perusahaan pertambangan biasanya mengacu pada kepmen 1824 no.18
terkait pedoman pelaksanaan pengembangan pemberdayaan masyarakat. Terdapat 8 pilar :
pendidikan, lingkungan, kesehatan, infrastruktur, social budaya, ekonomi pendapatan rill,
ekonomi kemen, kelembagaan
• Perda barito utara no 03 tahun 2015 : tanggung jawab social dan lingkungan perusahaan dalam
wilayah kabupaten barito utara
• Selain itu juga, turangga ingin menjadi a plus company yaitu dengan a plus people, a plus
system, dan a plus product. A Plus Product dapat dicapai dengan mine design yang akurat,
operation yang efektif dan efisien, serta dapat memberikan yang terbaik kepada customer
(customer delight). Operation Excellence dapat dicapai dengan dengan Good Mining Practice,
terpenuhinya kepentingan seluruh stakeholder dengan cara lean operation dan customer
stakeholder dimana salahsatu dari stakeholdernya adalah masyarakat sekitar (pemerintah, BOD,
masyarakat dsb)
• Kemudian turangga melihat blue print pemerintah provinsi Kalimantan tengah dalam
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk melihat potensi2 di area Kalimantan.
• Kemudian melakukan social mapping baik eksternal dan internal. Biasanya kerjasama dengan
universitas, untuk dilakukan penelitian untuk melihat kebutuhan masyarakat dan program yang
tepat untuk dilakukan untuk masyarakat. Setelah itu penetapan rencana dalam pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat. Pengumpulan data dari badan pusat statistic (BPS) daerah
terkait melakukan diskusi dengan pemerintah dan masyarakat sekitar untuk validasi data juga
observasi secara menyeluruh di setiap desa. Melakukan diskusi dengan tokoh masyarakat dan
ikut terlibat dalam musyawarah pengembangan desa dan kecamatan.


• Programnya seperti = grand design CSR




• Focus TTA yaitu 3 p 1 e = people plant environment (berdasarkan sustainability)
• Pendidikan = penambahan sarana dan prasarana, pengembangan sdm guru (training),
pengembangan kapasitas murid, bina bangsa dan pelatihan kesadaran, beasiswa
• Kesehatan = sarana prasarana pendukung kesehatan, pelayanan kesehatan posyandu
• Lingkungan hidup = bekerja sama dengan bksda Pembangunan Pranakarsa (Konservasi tanaman
langka) seperti rumah anggrek, pemeliharaan satwa
• Infrastruktur = pendukung kegiatan masyarakat (sekolah, balai desa, Islamic centre, gereja –
gereja), akses jalan
• Social budaya = Ikut memeriahkan perayaan hari keagamaan, Bencana alam
• Pendapatan rill = kewirausahaan seperti pertanian budidaya ikan, dsb
• Kemandirian ekonomi = umkm dan skill masyarakat. Pelatihan akar akaran jadi jamu, kompos
dsb.
• Kelembagaan = pengelolaan koperasi
• Pelaporan ESG (enviro social government) kredibilitas perusahaan dinilai dari esg, bahkan bisa
berpengaruh dengan harga batubara atau prospek bisnis dari Turangga. Dari KLHK smm proper
biru. Dan lagi mengejar ke poper biru.
• Untuk yang berdasarkan pengajuan proposal dari eksternal biasanya hanya dibidang social
budaya, seperti HUT RI, Natalam, tahun baru, hari besar lainnya. Berdampak ke smm terkait
nama baik.
• Program unggulan = koperasi. Ada pembinaan dari smm terkait program perekonomian seperti
composing, lainnya. Terdapat 117 anggota. (Koperasi Parajatian)
• Cara pendekatan CSR – masyarakat = utamakan terkait konsultasi public seperti pemda, tokoh
masyarakat dan tokoh warga, bumdes, BPD. Terkait potensi di masing masing desa seperti apa,
kemudian penunjukan desanya, setelah itu sosialisasi dan penerapan program.
• Rencana pembebasan lahan =
1. prioritas = memang yang dibutuhkan ataupun order dari customer (engineering).
2. lahan non prioritas = diluar area polygon tambang yang direncanakan. Contoh = area potensi
sedimentasi yang bersifat urgent. (daerah pinggiran aliran sungai)
penentuan prioritas,teori kuadran :
1. penting mendesak, sekuen tambang
2. mendesak tidak penting : area jalan, area disposal
3. penting tidak mendesak : area bumper, offsetan polygon, 150 meter
4. tidak penting tidak mendesak : non prioritas
• Untuk pembebasan lahan untuk luas 1000-2000 HA biasanya dalam waktu 2-3tahun untuk
proses pembebasannya
• Sosialisasi pembebasan lahan =
1. mengundang masyarakat desa untuk soialisasi terkait pembebasan lahan
2. ketika mendesak, langsung bersurat ke desa terkait pengukuran pembebasan lahan, Setelah
pengukuran = negp. Mapping dulu terkait pemilik lahan, keseharian ngapain, masuk ke orangnya
berdasarkan tipikal orangnya, kemudian pengukuran, setelah itu datang untuk negosiasi.
• Tahapan pembebasan lahan = rencana pembebasan lahan --- sosialisai --- penentuan area
polygon dengan GPS --- pengukuran --- penentuan prioritas --- pembuatan desa hasil ---
pembuatan berkas --- pengecekan berkas --- pembayaran lahan --- pengarsipan dokumen
• pembuatan data : peta persil ---- setelah skt pembuatan dokumen lahan. dokumen lahan : surat
transfer, ba negosiasi, ba persambitan (saksi batas), surat pernyataan tidak ada sengketa (kalo
ada tanggung jawab si pemilik lahan, surat ahli waras, surat peralihan hak, dokumen pendukung
kk ktp norekning
• pengecekan data = , takutnya ada yg kurang, yg kita ngecek, istilahnya validasi, berkasnya
dikasih masyarakat, ttd pemilik lahan, pemda, kadus, camat kita juga, survey dan pak joko, kalo
sudah lengkap validasi internal, sesuai atau tidak nya, validasi legal HO.
• engineering blok mana blok mananya, sekiranya yang belum bebas. untuk tahun depan maka
masuk dalam budgetin, kategori : 1-2 tahun cepat
• budgeting : kompensasinya, 1000 ha x harga pembebasannya dll ada standar dari smm, dinego
lagi ketika memang harga tidak sesuai standar, atau dipending untuk pembebasan lahan dengan
harga yg sesuai standar smm
budgeting koordinasi sama mineplan atau geologist, yang belumbebas itulah menjadi budgeting
eksternalnya ,kalo ke gosok ada kompensasi kerusakan dsb.
• plan vs aktual 2023 : 60%, karena ada penambahan budget awalnya sudah achieve 80%. kalo ga
achieve modal atau budgetnya dialihkan ke tahun depan aqual.

EKSTERNAL
• Pemberdayaan masyarakat
• Penyambung komunikasi dengan masyarakat dan pemerintah
• Koordinasi dan pengawasan keamanan
• Mapping kebutuhan warga
• Support kegiatan warga

Government

Mengelola dan melaksanakan sistem konflik sosial yang terjadi di area site juga support untuk kegiatan
csr lainnya (pemerintah polri dsb)

- Dinas lingkungan hidup


- Polri
- Pemerintah desa

Jobdesc

1. Menerima informasi issue dari luar


Metode interview : wawancara, etilisitasi (menjual informasi tanpa ketahuan)
2. Holding stakeholder atau bekerjasama dengan stakeholder
3. Mengendalikan media dan pemberitaan
- Hoax
- Sumber gajelas menjadikan berita simpang siur terluaskan
- Validasi terkait berita yang jelek terkait smm contoh ada limbah, validasi dengan dinas
lingkungan hidup apakah benar atau tidaknya
4. Membantu legal dalam administrasi landcom

Security
1. Menjaga area kewilayahan baik secara aset maupun personal. Contoh : persidangan terkait aset
2. Bantuan pengamanan
- Security : menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan tambang
75 orang dan 11 pos security
- Pamobvit : penjaga keamanan objek vital nasional karena SMM termasuk area objek vital
nasional (stay di di smm) --- patroli dan membuat laporan
- Panpolsek : menjaga ketika ada permasalahan yang serius
- Pan handak komersil : menjaga keamanan di area gudang handak smm karena masalah bahan
peledak yang tidak boleh hilang dsb.

Tahapan konflik masyarakat untuk penyelesainnya

Kecil : dimasyarakat terlebih dahulu ---- ke desa ---- kecamatan (tripika) camat + polsek + koramil
--- polres

LAHAN

1. IPPKH
2. Plan engineering (bukaan lahan)
3. Arah tambang (sekuen prioritas)
4. Mapping oleh tim csr lahan belum bebas
CPP
• filter : grizzly screen dengan ukuran max 50 cm, kalo lebih dari itu akan disebut big coal
yang bisa menyebabkan potensi ngeblock
• feed bin : mengatur feed yang masuk agar lebih continue
• jenis jenis material : bw(before wash), awc(after wash coarse), awf (after wash finest),
discard, beltpress
• all jig:
mediannya air, angin sebagai blower untuk membentuk gelombang
static screen : mengurangi kadar air
cara kerja
pull (sedot) and suction (dorongan)
all jig 5000 = bejana bertekanan
diatur dengan float = mengatur produk yang masuk/tidak masuknya material dengan
gate
misal 90 89 dsb. Semakin besar bukaan float maka semakin banyak yield (ash semakin
besar)
• screen 1 : dobeldeck, >80mm, <80mm
• cyclone : mengurangi air dengan gaya sentrifugal , overflow jadi produk dan underflow
jadi lumpur
memanfaatkan pressure air dan gaya sentrifugal
Gaya sentrifugal = gaya yang menghasilkan benda terlempar keluar (lumpur)
Gaya sentripetal = gaya yang menghasilkan benda mengarah ke titik pusat (finest)
• spiral : mengurangi dischard dengan sentrifugal sentripetal, dalam dischard, luar jadi
produk
• thickener : pengendapan lumpur menggunakan flocullant dimana air dari batubara jadi
asam dengan pengendalian menggunakan kapur
• flocullant = meningkatkan konsentrasi jadi terendapkan lumpurnya, lumpur dipompa ke
beltpress
konsentrasi (anionik mengendapkan) (kationik mengeringkan) beltpress pake dua,
thickener hnya anionic
• blending = 2 tambang 1 rehandling berdasarkan perbandingan dumpingan, dasarnya :
• pdty washing harus berjalan yaitu 500 tph
• plan pa ua washing 90% dan 80%
• beltpress filter
monitoring torsi = harus tahu running berapa berdasarkan torsi atau tekanan dari
thickener
cara kerja = lumpur dari thickener dipompa kebuffer dipompa lagi ke beltpress dimana
akan ditiriskan airnya, lumpur diambil airnya dan ketika meminimalisir loading lumpur
karena sulit
anion = mengikat partikel kecil
kation = sifatnya menghamburkan, melepaskan kadar airnya dari silumpur beltpress,
dipress antar belt sehingga airnya keluar. Anion kation dimixing dipompa dengan
material.
beltpress = press material memisahkan air dan materia dengan cara dipress
kenapa kita pake alat tsb : sudah melakukan pengetesan material untuk dianalisa dan
hasilnya hgi nya rendah sehingga alat yang dipakai menyesuaikan karakter tsb
• buffer = tempat penyimpanan sementara sebelum ke feeding (menstabilkan/mengatur
kontuinitas feeding)
• slurry : mengantisipasi kalau beltpress breakdown
• cara setting ash
tergantung material yang masuk (lembut/kasarnya) lembut = setting stroke tinggi
(gelombangnya banyak namun tidak besar lonjakannya)
besar = setting strokenya rendah (gelombang sedikit tapi kencang pengamburannya)
pengoptimalan yield
• setting layer :
dilakukan untuk pengoptimalan layer, semakin besar setting makanproduk makin
banyak (yieldnya)
blendingan : feeding mempengaruhi ash dan yield
• mixing =
contoh dibeltpress --- air + kation anion
thickener --- air + kapur
• pemisahan diwashing =
jig = pemisahan non bb dan bb
cyclone = finest & non bb
spiral = finest & dischard
cyclone = klasifikasi underflow dan overflow
• mcc control room
control room = ruangan untuk memonitor ada panel yang menandakan terkait unit atau
alat dan bisa dipantau dicctv
mengatur blendingan, settinglayer dsb, koordinasi dengan operator hopper dan gl
lapangan

jobdesc maintenance

mechanical dan elektrikal


contoh elektrikal = kabel yang ada dimotor-motor, motor overheat, motor ngeshort
kena air, fase short = percikan api, vibrator terlalu getar merusak panel listrik maka
perlu improvement
• maintenance
preventif = pencegahan langkah pertama yang dilakukan sebelum kerusakan contoh :
p2h, inspeksi
temuan inspeksi, corrective action maintenance
plan terkait estimasi akan lakukan perbaikan dan actionnya
proactive = bagaimana caranya agar kerusakan tsb tidak berulang maka diperlukan
improvement
• inspeksi -- backlog – planner
• Material bagus = minim clay, dilusi, batu2 dsb, sizing tidak terlalu besar yang
menyebabkan putaran tergganggu, tidak lengket (sticky) bisa menyebabkan nyangkut
dichute (ngeblock) jadi delay
• Pengkalibrasian dilakukan untuk mensetting agar perhitungan belt scale dan survey
tidak jauh deviasinya. Survey mengambil base untuk pengukuran Ketika ada devasi tim
maintenance akan mengkalibrasi.
• FWD = wadah untuk menampung air sebagai media utama (fwd – pompa – wtp_
Tipe pompa = pompa listrik dengan kap. 75 m2/jam

Planner (planning dan monitoring control)

1. Membuat rencana terkait perbaikan dan perawatan unit kerja


2. Mengolah data produksi di CPP
3. Menyusun Budget
Pembelian spare part, memastikan budget sesuai yang diplankan untuk po ke sm
4. Moco
Monitoring control terkait data consumable, produksi, coal getting hauling, insput SAP

Kenapa pake kapur di cpp : air batubara asam sehingga bisa menyebabkan korosi dan untuk
mengoptimalkan pengikatan penggunaan kation anion

plan penggunaan consumable

1. Anionik : 0.033 = dalam 1 ton batubara maksimal menggunakan 0.033 kg


2. Kationik : 0.0069 = dalam 1 ton batubara maksimal menggunakan 0.0069 kg
3. Kapur : 0.25 = dalam 1 ton batubara maksimal menggunakan 0.25 kg
QUALITY DAN LAB.

1. Bagaimana cara kerja tim LAB


=

1. Customer
Tidak

Kon rmasi Kon rmasi Serah Terima Instruksi Veri kasi dan Subcon
Terima
Work rder Sampel Sampel Analisa Validasi Data Perkerjaan

a
Work rder
Instruksi Instruksi Proses Pembuatan Penunjukan
Pendataan Analisa Sur eyor
Sampling Preparasi eport

Sampel Proses Tanda Terima Proses Kirim Sampel


Hantaran Sampling rder Preparasi dan W
eport

Pengantaran Analisa a
Work rder Hasil Analisa
Sampel Sendiri Store Sampel In oice
Subcon

Tidak

Customer Proses Aplikasi Proses eport / In oice Proses E ternal

Sampel tidak valid


- Jumlah sampel (8kg)
- Kondisi sampel (pengemasan)
- Jenis sampel (Others) yang tidak bisa ditest sesuai alat
- Kelengkapan dokumen (work order dsb) tidak ada

2. Pengambilan sample
- Stationary = tempat titik pengambilan sampel yang sudah ditentukan (stockpile, MR)
- Moving Stream = Manual Sampling (BC) & mechanical sampler (setiap 15 menit BC 3 kejatuhan
material dan selama 3 jam diambil) 15 menit karena untuk menggambarkan dalam 1 jam spt apa)
Prosedur
Stationary = pembuatan lokasi sampling sesuai klasifikasi, dan biasanya DT yang ke 5 untuk
dumping di rom sampling
Bertujuan untuk acuan mengambil sampel batubara secara manual mulai dari perencanado
pengamblan dan pelaksanaan, pengemasan, pengiriman, sampai pelaporan pengambilan sampel.
“Sampel adalah bagian yang diambil dari lot atau sampling unit yang mewakili populasi untuk
diketahui sifat / Karakteristiknya.
- sampler adalah petugas yang mengambil sampel.
- ampling adalan proses pengambilan samper untuk mengambil sejumlah kecil sampel yang
representatif dar suatu partai barang.
- Lot by lot sampling adalah suatu kuantitas batubara yang diambil untuk menentukan kualitas
secara keseluruhan.
- Gross sample adalah kualitas dari batubara yang merupakan gabungan dar semua increment
/partial sample dan sampling unit, baik dalam kondisi seperti saat diambir atau increment telah
mengganti/mengalami pengurangan berat / dibagi:
- Increment, adalah kuantitas dari batubara yang diambil pada sekali waktu pengambilan sampel.
- Falling stream adalah alirar batubara yang jatuh bebas sebagai contoh dari bagian akhir conyevor.
- Primary merement adalate increment yang paling pertama diambil pada sant sampling rebelum
dilakulan perbagian dan pengecilan ukuran. )= Varians adalat jumlah kuadrat dari selisih nilai data
observasi nilai rata-ratanya, kernudian dibagi dengan Jumlah observaringa.
- Segregrasi partikel adalan perisahan partikel dikarenaran karakterighik fink yang berbeda.
- Sampling stationary adalah sampling dari sumber yang tidak bergerak

- Manual = kedalaman pengambilan sampel, jumlah increment, jarak antar titik. Moving stream =
tonase, jumlah incerement, waktunya sama (periode)
3. Tipe Analisa
Rapid Test dan General Analysis test
General Analysis test = Pengujian yang sudah diakui internasional secara standar (ISO)
Rapid test = hanya inhouse (internal) kesepatakan mayoritas semua lab untuk mempercepat proses
pengujian sehingga mempermudah mengetahui hasil analisa yang digunakan untuk kebutuhan tim
washing maupun operation hauling.
Deviasi toleransi max GA – Rapid = 1%, Ga – Ga = 0,3 %
4. Cara mengukur ash, MF, CSN dan prosedur sampling
5. Q1 – Q8
1. Q1 = sampling pit dan eksplorasi (SMM)
2. Q2 = sampling rom(clean) /mini rom (dirty) (SMM)
3. Q3 = Washing Plant (AWC AWF) dan Clean Coal (SMM)
4. Q4 = Stockpile Paring Lahung port (TOP)
5. Q5 = Outloading (BC) to barging tongkang diparing lahung (SUCO & TOP)
6. Q6 = Inloading (BC) to Teluk timbau (TOP)
7. Q7 = Stockpile nya di Teluk Timbau (TOP)
8. Q8 = Outloading (BC) to barging tongkang di teluk timbau port (SUCO & TOP)

Notes: sekako – paring lahung ( 28 km) , paring lahung – teluk timbau (187 km) , teluk timbau – taboneo
(280 km) , paring lahung – taboneo (467 km)

6. Apa saja parameter dihasilkan dari lab


TM, MF, CSR, HGI, Bulk dan Relatif density, TS, CV, VM, CSN
7. TM, total moisture = semua kadar air yang terdapat dalam dan permukaan pada batubara
MF, maximum fluidity = kemampuan maksimal batubara kokas untuk mencari lalu mengeras
pada suhu 250 – 500 derajat celcius, semakin tinggi fluiditas maka makin baik karena batubara
mencair untuk melapisi baja dan mengeras memliki struktur yang lebih kuat
CSR, Coke Strength after Reaction = pengujian untuk menenrtukan nilai index reaktifitas
kokas terhadap gas CO2pada suhu tinggi
HGI, hand grove index = metode untuk mengukur karakter grinding/pulverizing yang dapat
digunakan (kekerasan batbara)
Bulk dan Relatif density,
TS, Total Sulfur = senyawa anorganik dalam batubara sebagai salah satu pengotor, semakin
rendah total sulfur maka semakin baik
CV, calorivic value = nilai kalori yang terkandung dalam batubara kokas yang digunakan
sebagai acuan terhadap sampel yang dianalisa dapat digunakan sebagai bahan bakar atau tidak.
Juga sebagai pengklasifikasian batubara.
VM, volatile matter = zat terbang zat aktif yang terdapat dalam batubara yang terdiri methana,
hidrogen, karbon monoksida, uap air, karbon dioksida
CSN = Crucible Swelling Number (CSN) merupakan uji paling sederhana yang dilakukan
untuk mengevaluasi apakah batubara berpotensi untuk pembentukan kokas. Uji ini dapat menjadi
uji awal antara batubara kokas dan bukan kokas. (gambar gambar pengembangan batubara setelah
dibakar)

ALAT
1. Hammer mill = reduksi ukuran sampel 10 mm dan 2,8 mm
2. RSD (rotary sampler devider = reduksi jumlah dan menghomogenasi
3. Raymond mill = reduksi ukuran sampel hingga 0,212 mm
4. Big Drying Sheet = oven 40 derajat celcius
5. Oven Rapid = oven 250 derajat celcius
6. Sizing = ayakan manual
7. Shive shaker = ayakan otomatis
8. Neraca = Timbangan hingga 0.01 gr

Hubungan
• Support untuk pengujian kualitas batubara
• operation untuk blending batubara untuk menghasilkan kualitas yang diinginkan dan plan dari
quality (Washing dan Hauling)
• Memastikan batubara yang diambil dari tambang ditempatkan pada MR yang sudah ditetapkan
• Rom management = penempatan area sampling sesuai kualitas dari pit
• Memastikan operasional coal berjalan dengan baik agar quality batubara bagus, seperti
kebersihan terhadap kontaminasi, dilusi dsb. Memastikan skill operator khusus batubara dsb.

• General analysis = TS, Ash, Moisture, CV, Volatile Matter


• Rapid = Ash
• Dll = CSN, Maximum fluidity, CSR

Batubara kokas
Batubara yang memiliki coking properties
1. MF = kemampuan meleleh dan mengembang karena mempunyai nilai karbon tertentu dari
maseral maseral tertentu
2. CSR
3. CSN

Pembentukan Baja
Batubara koking menjadi kokas dimana salah satu bahan baku pembuatan baja yaitu kokas, gamping,
dan bijih besi
Kokas akan mereduksi pengotor dari bijih besi menjadi besi murni sebelum proses selanjutnya.
Mengikat pengotor yang ada dalam bijih besi, sehingga baja menjadi lebih kuat.
ENGINEERING

EKSPLORASI
Jobdesc
1. Bertanggung jawab atas operasional exploration
(alat berat, akses jalan, proses moving rig, pondok eksplorasi, dsb)
2. Bertanggung jawab atas data data hasil eksplorasi yang akan diberikan ke customer (pit geos)

Alat berat eksplorasi =


1. 4 x Dz 85
2. 1 x PC 200

Tahapan membuat akses jalan


1. Membuat plan jalan titik bor
Cek legalitas jalan (ippkh/tidak)
(izin pinjaman Kawasan hutan eksplorasi)
2. Bikin jalan =
- Jalan poros = jalan yang menghubungkan semua line titik bor
- Jalan akses titik bor = jalan yang menghubungkan antar titik bor
3. Bikin tenda (camp) = standarnya ditengah2 titik bor, dekat sumber air, aman dari sarang hewan,
sinyal
4. Clearing (sesuai IPPKH)
5. Pembebasan lahan (lahan yang belum bebas dan masuk kedaerah rencana ekplorasi)
6. Pembuatan drill pad = tempat untuk dudukan titik bor

PLAN EKSPLORASI
1. Drill Mosac = 5.576 m2
2. Drill South Sekako = 9.870 m2
3. Drill Central Sekako + north sekako = 10.875 m2
4. Drill West Sekako = 10.370 m2 (belum running)

Macam macam eksplorasi


- Drilling
- Surface mapping

Drilling
Ada 3 jenis drilling
1. Open hole
2. Ful`l coring
3. Touch coring

Open hole
= by cutting
Diperuntukan untuk stratigrafi drilling
Full coring
Untuk geotek, semua material bor terambil untuk di uji kekerasan dsb

Well site geologist


1. Penitikan untuk rencana pengeboran (GPS)
2. Layak/tidaknya untuk pengeboran
Jurang, bukit, terjal dsb
3. Geser arah strike/dip dari plan asal (bukit jurang dsb)
4. Menemukan endapan diatas singkapan
5. Pembukaan akses jalan + pembuatan drill pad
6. Moving alat rig
7. Setting alat = harus rata kedudukannya
8. Prepare alat2 support (oli,fuel)
Alat =
1. Rig = drill
2. Pipa = panjang (3 meter)

System drilling
1. Geotek = full coring
Dari kedalam 0 meter sampai selesai (material diambil semua)
= untuk melihat kekerasan, dip, tekstur, bedding, joint
Tanda ada batubara = putarannya cepat dan air berwarna hitam

Total RIG = 9 RIG (8 rig open + 1 rig full coring)

Open = 1 batang 5 – 10 menit


Full coring = 1 – 1,5 jam

Drilling
Mengetahui seam dan IB
Kedalaman dan ketebalannya

Logging
= metode geofisika dengan outputnya grafik
Mengetahui ketebalan IB, seam, dsb (mengetahui kondisi bawah permukaan dengan metode geofisika)
Alat geofisika – laptop – output grafik
Defleksi = Ketika grafiknya berbeda (dari densitas)
Alat = gamma ray, density, kaliver
Gama = chesium menembak radiasi --- resiper – grafik
Densitas = meyakinkan untuk menentukan litologi interpretasi dari interval
Bedain coal dan non coal
Coal : seam
Non coal : IB (sandstone (pasir), claystone (clay), siltstone (mix)

Grafik : merah (gamma ray), biru (densitas)


Coal : gamma raynya kecil, densitasnya besar
Non coal
- Clay = gamma ray gede densitas kecil
- Sandstone = gamma ray kecil densitas kecil
- Siltstone : gamma ray kecil/besar densitas besar

Mapping
tahapan mapping

1. pre mapping
mengetahui keadaan geologi, mengumpulkan data data geologi

2. mapping
pengambilan data geologi,
- ada singkapan kita ambil untuk dibentuk dipeta dan grab sampling batuannya setiap ada singkapan
masih random sesuai singkapan
- grid sampling (spasi diatur bisa 25 50 100 meter)
lebih teratur dalam pengambilan batuannya, pengambilan strike dip juga
rata : kotak

3. post mapping
plot dipeta --- boundary

tahapan mapping ;
1. Ketemu singkapan, menentukan strike atau dip (kompas)
2. Ketebalan mengukur strike dip dan mengetahui parting – parting
Marking koordinat menggunakan GPS
Output = peta geologi

Surface mapping
Memetakan kondisi geologi PKP2B
Dicari geologi permukaan, penyebaran batubara (litologi), geomorfologi, struktur geologi, dan stratigrafi
Output = geologi
Alat = palu, kompas, mapping geo book, peta topo, GPS

Tahapan drilling (jarak)

800 m : drilling stratigrafi = mau tau kondisi bawah permukaan secara stratigrafi
400m
200m
= infill : kualitas, ketebalan dsb buat, struktur, melengkapi data yang ada di stratigrafiTahapan Drilling =
Pra drilling, Drilling, Post Drilling

Pra Drilling
1. Pembuatan pondok camp
2. Akses jalan
3. Moving rig dsb
Post Drilling
1. Olah data menjadi model geologi (schema)
kirim sampel ke lab buat diuji
ke lab geoservice. dikumpulkan di msi. per seam per lokasi titik bor
pembuatan geologi model (schema) modelling = membentuk geologi berdasarkan data yang didapat
schema

Touch Drilling
Mixing antara full coing dan open
Dari atas – interval tertentu open hole
Saat batubara menggunakan ssitem full coring
Open – coring – open – coring
= untuk keperluan quality berbagai seam diarea tsb

Jenis rig
Jigrow 240
175
200
300
tergantung plan kedalaman bor, angka = kemampuan kedalaman bor
Diameter
BIT PCD NQ=7,6 cm/76bmm
BIT PCD HQ = 9,9 cm/ 99 mm
PIPA NQ = 2 inch = 5,08 cm
PIPA HQ = 3,5 inch = 8,89 cm

msi : konsultant yang jadi samping tangan geos, memanage data2, ngontrol dilapangan secara langsung
mine log services indonesia

dpi (data persada Indonesia)


: bagian operasional dilapangan untuk melakukan pengeboran

Perlakuan khusus coring ; ambil batuan didalam, materialnya dibersihkan pake air dilap + plastik wrap
dikasih alumunium foil + taro plastik, kualitas nya biar tidak tergredasi, saat analisa natural aseli
ib tetap karena cek ash nya

logging : subkon dp = cli (coal logging Indonesia). ada 3 alat geofisika logging

box : core box panjang 1 meter, 4-5 baris


diboxkan karena material yang menjadi sampling agar tidak patah2 dan sesuai depthnya dari stick rig nya.

PIT GEOS
Tahapan Eksplorasi
1. Expose
2. Cleaning Batubara
3. Diukur Roofnya
4. Coal Stocking & Coal Loading
5. Diukur Floornya
Jobdesc Pit Geos
1. Pembuatan Forecast
- Pit
- Seam
- Blok
- Elevasi
- Quality
- Produk
- Destinasi
- Tonase
Block = kolom (timur – barat = kecil – besar)
Strip = baris (atas – bawah = kecil – besar
Zonation = weathering & fresh
Ada case Ketika 15 m dibawah surface masih weathering dikarenakan masih dalam zona perlapukan

2. Pengambilan data test pit


untuk mengetahui ketebalan (roof- floor), pengambilan sampel untuk diuji, bisa justifikasi seam
apa dari ketebalan dsb
3. Pembuatan Coal Getting Instruction
Instruksi kerja dari pit geos untuk GL dilapangan
- Date - Strike Dip
- Shift - Lithology
- Seam - Profile
- Block/strip - Thick
- Elevasi - Estimasi Tonase
- Pit
- Koordinat
Menggambarkan spec dari setiap seam di suatu lokasi. Contoh :
Seam 52 Pit CSK : HD, CCLA, HD. Harusnya Clean tapi karena ada partingan + kualitas ashnya
masuknya ke HD

NOTES : bisa di composite/di adjust Ketika di sumproduct kan ash nya masih dikategori Clean.
Sehingga clean coal bisa menjadi lebih banyak dari plan.

4. Pembuatan/pengisian Ceklis Coal Mining Procedur


Inspeksi yang dilakukan tim GEOS sebelum loading coal, loading coal, dan setelah loading coal.
5. Validasi data jembatan timbangan
Meminimalisir kesalahan input data dari operator truck ke opr jembatan timbang dengan
mengkoreksi inputan data dari admin CPP
Dimana data tersebut berfungsi sebagai =
1. Actual jarak dari survey
2. Moco ke pama
3. Penempatan MR

- CCLA = 0 % - 9,5 %
- CCHA = 9,5 % - 15 %
- MD = 13 % - 20 %
- HD = >20 %
- Weathering = batubara yang mengalami pelapukan
Batubara mengalami oksidasi / weathering , segera setelah terekspose di udara, baikditambang
maupun di Stockpile. Akibat dari oksidasi tersebut, batubara akan mengalami perubahan baik
secara kimia maupun secara fisika. Perubahan fisik yang terjadidiantaranya adalah terjadinya
disintegrasi partikel batubara. Akibatnya, partikelbatubara tersebut mengalami crack atau retak
sampai pecah menjadi partikel yang lebihhalus. Semakin besar tingkat oksidasi yang dialami oleh
batubara, semakin cepatbatubara tersebut mengalami retak-retak / cracking
- Clit adalah = material non batubara yang masih nempel dibatubara (berwarna oren, kuning)
- Parting = sisipan sebagai material non batubara
- Struktur = yang mempengaruhi kualitas dibatubara, sehingga walau seam sama dan spec sama
akan dilakukan penempatan yang berbeda
Patahan/sesar = mendatar, naik, turun
Antiklin (n)
Sinklin (u)

- Ash : semakin tinggi ash maka kalori makin rendah, semakin rendah ash maka makin tinggi
kalorinya
- Cara pengambilan test pit
Digaruk trenching oleh excavator (roof – floor)
Setelah itu diukur ketebalan menggunakan meteran
Dicari strike dip menggunakan kompas geologi
Dilihat seam dan parting untuk pembuatan CGI

Cara pengambilan sampel di test pit


Sudah mengetahui profile batubara dan ketebalannya
Menggunakan palu geologi sesuai spec
Pisahkan sesuai spec dikantong sampel
cleaning - getting

melihat dari data test pit sebelumnya berdasarkan elevasi sehingga mempercepat loading
melakukan test pit lagi untuk memastikan kualitasnya seperti apa sehingga tau peletakannya
seperti apa

Teritorical Ash
Yield yang didapatkan dari data teritorical (washability) kemampuan alat washing

Ash Balance
Ash balance = ash feed – ash discard / ash product – ash discard
Untuk mengetahui ash yield (menjadi acuan untuk blending saat feeding)

hubungan pit geos


1. menentukan sesuai spec tambang yang sesuai permintaan manajemen berdasarkan kualitas nya yang
didapat dari data eksplorasi
2. mine plan akan membuat sekuen sesuai permintaan pit geo

SURVEY

Macam – macam Alat :


HT
GPS trimble (ambil data mentah : roof floor)
pita (oren : roof, putih : floor, oren putih : batas block)
stick + gps, control
drone obligue foto situasi tambang : drone mavic 2

drone ortho : update peta pake koordinat, drone mavic 2


drone metris 300 : lidar (alat) fungsinya pengambilan koordinat elevasi menggunakan laser
total station : monitoring (konstruksi) jembatan (geser easting northing elevasi), kontruksi tiang
tiang cpp (pemastian keamanan pergeseran menggunakan northing easting elevasi) 2 minggu
sekali/sesuai permintaan
gps handheld : track jalur, marking point, navigasi

survey pengukuran di pit

1. pengukuran roof floor


elevasi, blok, seam
2. titik point loading
pengukuran jarak
3. pembatasan clearing
luasan batas nya, pita police line

Alur kerja (tahapan)


1. Pengolahan roof – floor
2. Diserahkan ke geos
3. Menerima situasi tambang secara daily oleh pama
Secara mingguan dikasih data contour
Dan diberikan ke mineplan, pit geos, operation
4. Jarak
5. Pama request ukur roof agar bisa ditambang
Dan request ukur floor agar bisa stripping
Weekly
1. Ortho pit
2. Ortho disposal
Mid Monthly
1. CPP (mr, stockpile, clean rom)
2. Paring lahung (SP 1,7,9,11)
3. Teluk timbau (SP 3, 5)
4. Monitoring jembatan dan washing plant
Monthly
1. Lidar tambang dan disposal
2. EOM Tambang
3. EOM disposal
4. Ortho eom CPP dan Pit
Yearly
1. Patok IPPKH = 150 m
2. Patok PKP2B
Pemeliharaan per sudut iupnya, kepmen sekarang per 500 m
INFRA

mr3
- batu produksi dari bmr. batubsplit (andesit) batuan beku.
- infra : hanya properties speknya, batuan beku yang diperlukan. karakteristik : abrasi, plastisitas,
kekuatan batuannya.

JOBDESC

geotech hidro infra


(support) dalam kegiatan operasional tambang :
sungai, coal sepanjang sungai akan dilakukan rekayasa engineering yang akan dilakukan oleh tim.
spesifikasi jalan
- jalan hauling : permanen, less maintenance. batu yang lebih kuat. kemampuan terkikis oleh
apapun sehingga tidak pecah
- jalan tambang : tidak permanen, ada perubaha, more maintenance,

NOTES : batuan meta sedimen : batuan sedimen kuat disbanding batuan non metasedimen

perlapisan jalan
- sub grade : tanah dasar, tanah asli, hasil cut fill
- sub base : batuan meta sedimen (70cm minimal)
- base : blendingan ukuran2 batuan (20cm)
- surface : blendingan ukuran batuan dengan persentase yg keras lebih banyak

maintenance jalan hauling


= dikupas dumping ganti material lagi berdasarkan parameter urci (standar pengecekan jalan)

infra :
- membangun infrastructure tambang
- fasilitas yang mendukung operasional tambang contohnya cpp, jalan tambang, pemasangan geo
membran

- tujuan geo membran : mempertahankan disposal reklamasi supaya bertahan ga longsor


- cutslot : penamaan cara gali untuk bikin sungai
- diversi ; pemindahan aliran sungai asli
- material timbunan : material yang sangat mudah terabrasi
- material ori : material yang sangat kuat tersedimentasi dsb
- project yang bersingunggan dengan air perlu dikompact kuat padat dan kedap

pembentukan wcp:
- cut atau fill
- ada loose sehingga harus kompak wajib karna bisa longsor dsb.
- dari tim infra hidro memperhitungkan debit dsb dan juga perencanaan kolamnya spt apa
- infra feedback lapangan terkait desain dari mineplannya
- debitnya dsb
jalan
- penentuan arahnya crossfall atau doble/single karena ada sekuen, contoh semisal single crossfall
karena ada yang harus tidak dialirkan karena ada pit disebelahnya
- super elevasi wajib single crossfal
- uji kekuatan jalan pake test cbr

Infra melakukan perencanaan pemakaian gorong2, debit masuk dan debit keluar. dan juga
maksimal timbunan ada ketentuannya ada maksimal gorong2 untuk menopang
infra melakukan maintenance setelah monitoring : apakah masih lancar,bagus atau tidak. contoh
drainase wcp krik dll.

GEOTECH

Menurut investigasi yang telah dilakukan, kejadian longsor di Blok 32-33 terjadi karena carbonaceous
claystone pada coal seam 4L sebagai bidang gelincir, kehadiran sesar yang menghimpit Blok 32-33, dan
kurangnya pengontrolan sistem drainase lereng sehingga limpasan air hujan melewati face lereng.

Penentuan keparahan longsor pada jenis lereng dapat ditentukan berdasarkan


tingkat resiko yang akan diminalkan, seperti:

1. Longsor pada lereng keseluruhan


Kejadian longsor yang dapat membahayakan keselamatan pekerja dan keberlangsungan tambang.
Longsor dapat membutuhkan waktu rehabilitasi yang cukup lama dan mengganggu jadwal produksi,
serta pemenuhan kontrak penjualan.
2. Longsor pada multi jenjang (inter-ramp)
Kejadian longsor yang terjadi pada lebih dari satu jenjang dan berpotensi merusak jalan angkut tambang.
3. Longsor pada lereng tunggal
Kejadian longsor yang hanya mempengaruhi operasi produksi di sekitar jenjang yang longsor.

Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown juga dikembangkan untuk memperkirakan kekuatan geser dalam
massa batuan yang terkekarkan (jointed rock mass).

Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb diterapkan pada analisis kestabilan lereng. kriteria keruntuhan ini
hanya berfokus pada material, tidak memperhatikan kondisi massa batuan, seperti bidang diskontinyu dan
kondisinya

Penentuan kekuatan massa batuan perlu mempertimbangkan kehadiran struktur massa batuan, selain
dari kekuatan intact rock. Adapun, kegiatan pengujian laboratorium yang berupa UCS dan unit weight
hanya menggunakan intact rock atau bagian batuan yang tidak terganggu. Bidang diskontinyu pada massa
batuan memberikan pengaruh terhadap kekuatan geser massa batuan. Salah satu pendekatan yang dapat
mengakomodasi sifat kompleksnya massa batuan dalam klasifisikasi massa batuan adalah pendekatan
empiris, seperti RMR dan GSI.

jenis-jenis bidang diskontinyu :


1. Sesar (fault) adalah bidang diskontinyu yang telah mengalami pergerakan.
2. Bidang perlapisan (bedding) adalah bentuk endapan yang sejajar dengan permukaan, baik
ditunjukkan melalui garis-garis perlapisan maupun tidak.
3. Foliasi (foliation) adalah susunan mineral yang terbentuk akibat tekanan dan/ atau panas sebagai
agen metamorfosa batuan
4. Kekar (joint) adalah bidang diskontinyu yang tidak memiliki pergerakan yang relative

Faktor yang mempengaruhi adanya kesetimbangan lereng adalah gaya penahan dan gaya pengerak
yang bekerja pada bidang gelincir.
Gaya penahan dapat berupa kekuatan dari material tersebut, seperti kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ);

gaya penggerak berasal dari dip angle (Ѱ), gaya berat material (W), dan ketinggian di bawah irisan
kemiringan yang dapat memicu pergerakan akibat adanya gaya gravitasi, serta adanya gangguan yang
memperburuk kondisi lereng, seperti peledakan, penggalian, dan tekanan air dalam lereng. Pada
permukaan yang miring, gaya gravitasi cenderung menggerakkan material ke bawah

Kehadiran air, baik air permukaan maupun ait tanah, sangat mempengaruhi kestabilan lereng. Tekanan air
dapat mengurangi kestabilan lereng melalui penurunan kekuatan geser, sedangkan air yang mengisi kekar
tarik

Analisis Balik
back analysis menggunakan data dari perpindahan, tegangan, dan regangan sebagai input data untuk
mengetahui mechanical parameters yang disesuaikan dengan kondisi actual

Peningkatan kestabilan lereng atau stabilisasi lereng memiliki tujuan meningkatkan FK dan menurunkan
PoF melalui peningkatan gaya penahan dan/atau penurunan gaya pendorong.
Berikut ini adalah beberapa alternatif cara dalam meningkatkan kestabilan lereng, antara lain:
1. Drainase lereng terdiri dari dua jenis, yaitu sistem drainase permukaan dan bawah tanah
(subsurface). Drainase adalah kegiatan yang paling baik dalam stabilisasi lereng karena
pemasangan sistem drainase dilakukan untuk mengurangi infiltrasi dan air limpasan (mencegah
air masuk ke bukaan tambang dalam jumlah yang besar) sehingga tidak terdapat peningkatan
tekanan air pori dan kekuatan massa batuan tidak mengalami penurunan
2. Pemasangan struktur dan perlukatan lereng dapat lebih efektif diterapkan, apabila lereng sudah

dalam keadaam final geometri.


3. Modifikasi geometri lereng yang dilakukan adalah mengurangi sudut kemiringan dan/atau tinggi
lereng. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kekuatan geser sepanjang bidang gelincir. r.
Perubahan geometri dapat diaplikasikan melalui crest unloading atau unloading atau layback,
yaitu pengambilan material di atas lereng sehingga beban lereng dapat berkurang
Probabilitas Longsor (Probability of Failure) adalah tingkat kemungkinan suatu lereng berpotensi longsor
akibat nilai dari satu atau lebih parameter geoteknik yang menyimpang dari perhitungan faktor keamanan
lereng (FK ≤1). (kepmen 1827)

Jobdesc
1. Penyelidikan geotek
- Ngebor (full coring)
- Dianalisa untuk keperluan geotek
2. Analisa
- Rekomendasi awal terkait slopenya seperti apa seharusnya
- Cek by desain dari mineplan (after) koreksi slope apakah aman tidak dilapangan
3. Monitoring lapangan
Memastikan slope sesuai plan
Memastikan / memonitor dari penyebab longsor
Internal : carbonecous (preventif harus dibuang)
Harus tahu karakteristik batuan untuk melakukan penanganannya
Factor eskternal : air, hujan, hd, dsb

Ketika ada rekahan perlu dicompact mencegah agar tidak masuk ke rekahan dan menyebabkan
longsor.

Data awal :
1. Desain LOM
Titik bor direncanakan per 500 meter
Kalau banyak struktur per 250 meter
2. Plan titik bor
Berdasarkan sekuen tercepat untuk produksi (plan prioritas)
3. Penyusun lereng diprioritaskan
Output :
1. Lereng (slope, ketinggian)
2. FK
3. Beda tinggi
4. Struktur batuan
Layback : buang material weathering (lapuk) agar mengurangi beban --- agar tidak terjadi longsor
Longsor
1. Minor : <1 km dan volume nya tidak banyak
2. Major : >1 km dan volume nya banyak

SMM
- Batuan (lithologi) struktur/abnormal tidak selalu sama maka dari itu harus update untuk dianalisa
FK : >1,25 dibawah itu kritikal

Hub GEOTEK dan OPR


1. Penyusunan material (contoh : management disposal)
2. Harus sesuai, jangan material jelek jadi base
3. Memastikan slope/lereng sesuai dengan rekomendasi geotek
4. Management disposal terkait teknis dumping
MINEPLAN

Short term : 1 tahun dan 1 bulan


Mid term : 3 tahun
Long term : life of mine (Waktu yang diperlukan untuk dapat menambang seluruh cadangan batubara
(mineable reserve) dengan perencanaan produksi yang akan dihasilkan dalam
periode tertentu.)

Jobdesc
1. perencanaan tambang berdasarkan jangka waktu tertentu
2. monitoring perkembangan tambang terhadap sekuen
3. membuat review untuk mengevaluasi
plan vs actual
1. review akan melakukan tindakan perbaikan
contoh = melakukan set up pc 2000 ke area lowest point untuk mengejar ketertinggalan
Batubara (ketertinggalan SR) (pembuatan strategi percepatan Batubara)
Monitoring Sekuen
- monitoring sekuen apakah sesuai weekly plan/monthlyplan
- monitoring general (parit,sump) memastikan agar tambang tidak terganggu operasionalnya
- hasil review dilakukan apa tidak (untuk mengejar plan)

block strip
terbentuk karena sesuai penentuan plan saat eksplorasi, memudahkan dalam pengkategorian
reserve Batubara. Sehingga actual Batubara perblock mudah untuk diliat sebagai boundarynya

Volume OB
1. sales (customer/buyer)
2. kapasitas alat
2023 OB = 42 juta Coal = 3.6 juta, 2024 OB = 48 juta Coal = 4 juta

Dasar disposal
1. terdekat dari pit
2. iup (ippkh operasi produksi)
OPD 1 = 30 juta
OPD 2 = 17-20 Juta
Custlot
River diversi = pengalihan Sungai Ketika ada sekuen pit dengan debit kapnya sesuai Sungai lama

Material
1. Blasting = 50%
2. ON = 25%
3. Ripping = 10%
4. Mud = 5%
PLAN
PIT OPTIMASI
Kegiatan simulasi perhitungan cadangan untuk penentuan ultimate pit limit. Optimasi dilakukan dengan
pertimbangan teknis, biaya penambangan, harga batubara dan kaidah K3LH sehingga cadangan yang
dihasilkan adalah mineable. Pit optimasi ini akan digunakan sebagai dasar/acuan untuk membuat pit
desain

Scheduling
Perencanaan produksi tambang berdasarkan alat-alat tambang yang tersedia dengan memperhatikan
kaidah-kaidah K3LH dan kemampuan alat-alat tersebut bekerja untuk periode tertentu.

Data pendukung annual mine plan yang harus dikumpulkan dan didokumentasikan terdiri dari:
1. Data geological structure, batubara quality, geotechnical & geochemical (AMD).
2. Geological structure & batubara quality models.
3. Parameter desain yang akan digunakan seperti dimensi jenjang highwall dan
lebar jalan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penentuan lebar jalan angkut miminum menggunakan rumus perhitungan
3,5 x lebar unit terbesar.
b. Grade jalan maksimum 8%.
c. Tinggi jenjang maksimum 10 meter atau sesuai dengan kajian teknis
geoteknik
d. Lebar bench minimum 5 meter atau sesuai dengan kajian teknis geoteknik
e. Kemiringan jenjang secara single maupun overlall maksimum 60° atau
sesuai dengan kajian teknis geoteknik
4. Data topografi terbaru.
5. Data parameter peralatan yang akan digunakan seperti kapasitas unit, jenis dan
jumlah yang akan digunakan, dan produktifitas alat.
Revisi perencaan tahunan dapat terjadi ketika adanya kondisi sebagai berikut :
1. Adanya penambahan atau pengurangan unit loader waste removal dan coal
getting.
2. Perubahan area penambangan.
3. Perubahan target penjualan.
4. Longsor yang terjadi di area penambangan.
5. Banjir yang terjadi di area penambangan.
6. Terjadi force majeure.

Output :
1. Plan summary
2. Ruang lingkup pekerjaan
3. Asumsi yang digunakan
4. Reserve
5. Schedulling Penambangan
6. Produk batubara
7. Water management
8. Isu – isu yang ada
9. Peta – peta :
- Layout tambang
- Desain rencana penambangan pada akhir tahun
- Desain rencana penambangan untuk tiap Triwulan

MOCO

Jobdesc
1. Mengontrol dan memonitoring
- Raw cost
- Processing Cost
- Recovery cost
- Hauling cost
Cost yang diakibatkan dari aktivitas coal mining (mining-hauling)

RAW COST
Cost aktivitas tambang
1. SR
2. Jarak
3. Blasting
4. Material = TS, Blasting, ON, Mud, Ripping
5. General (daywork)
Contoh evaluasi dari moco
Plan = 46 $ /ton
Aktual = 53 $ / ton
Maka dari itu harus dikontrol dan evaluasi kemudian memberikan rekomendasi agar cost/ton sesuai plan
NOTES : Diskon
Ketika harga Batubara lebih dari yang ditetapkan (semisal standarnya 100$/ton) maka akan ada diskon
untuk pama, namun ketika Batubara hargaya lebh kecil (dibawah 100$/ton) maka pama akan memotong
harga

PROCESSING COST
Cost yang disebabkan dari aktivitas CPP (Coal Processing Plant)
- Maintenance cost
- ROM maintenance/management
- Sampling (Quality)
- Washing Fee (Listrik, consumable goods) dsb
Yang bisa dikontrol secara langsung oleh moco adalah ROM Management & daywork karena ada
timesheet sehingga bisa memberikan feedback

RECOVERY COST
Memastikan YIELD sesuai plan dari aktualnya (optimalkan)
- Yield from dirty
- Yield from discard
Mengontrol dan memberikan rekomendasi untuk pengoptimalan dalam kegiatan operasional

HAULING COST
1. Coal Hauling
2. Daywork
Hanya loader saja yang by HM
DT nya by VOLUME (tonase)
3. Fee TOP (Hauling TOP)
4. Fee BMAL (Hauling BMAL)
Bisa dikontrol = day work saja

REVIEW PRODUCTION
AMP = tahunan (jan-des)
JMP = bulanan (joint mine plan)

Untuk VOLUME AKTUAL


- Survey
- Truck count (jembatan timbang)
- Volume barging (asumsi beltscale)
2. Melakukan INVOICING
Memvalidasi OB, Infrastruktur, Coal Getting, Coal Hauling, Daywork
Tahapan :
- Rekonsil penggunaan HM
- Rekonsil volume tonase jembatan timbang/Joint Survey
- Rekonsil Invoice PAMA vs SMM
REKONSIL
1. Volume OB = pengukuran by survey (rekonsil survey smm vs survey pama)
2. Volume Coal = Timbangan (CPP-Geos-Moco-PAMA)
3. Volume batu BMR = pengukuran by Survey
Unit A2B
- Eksplorasi = under SMM
Ada target PA secara kontrak, kalua tidak tercapai akan dibayarkan sesuai HM saja.
- CPP & Mining = Under PAMA
Rekonsil = BA

Tahapan alur
1. Kegiatan operasional
2. Spreading material
3. Spreading kegiatan
4. Volume

Hubungan Operation – Moco


1. Mereview budget dengan output cost/ton sehingga
2. Mengontrol / memonitoring cost operasional
3. Memberikan evaluasi/rekomendasi hasil Analisa moco
4. Koordinasi untuk timesheet dsb terkait kegiatan day work/non daywork
5. Mengoptimalkan yang budget belum terpakai dioptimalkan (optimasi a2b)
6. Mengontrol sisa budget supaya ga over budget
7. Jarak ob – coal/sr/lainnya dikontrol supaya optimal
8. Validasi timesheet

Moco : melakukan evaluasi terkait cost internal tiap bulannya, selain evaluasi cost untuk mining itu FAT.

MOCO – SEMUA DEPT

Review budget semua dept setiap midyear dan akhir tahun


Melalui pleno management membahas terkait IBS (internal budget system) yaitu membahas terkait
cost/ton.

Tahapan dan Peraturan Budget


1. Menyesuaikan dengan target
Awalnya dari mineplan terkait target produksi berapa setiap tahunnya kemudian support seperti apa
Contoh : orang butuh berapa sehingga untuk pemenuhan produksi butuh sekian, kebutuhan reklamasi
berapa, dll.

Budgeting
Tingkat keakurasian aktualisasi harus tinggi karena ada penilaian plan vs actual nya, mencegah
terpotongnya budgeting selanjutnya, paling tidak untuk actual nya 90% dari plan

COR = cost of revenue


Beban biaya terhadap produksi bulanan
Contoh : rom management biaya perbulannya apa saja
Barang dengan biaya dibawah 5 juta termasuk COR

CAPEX (capital expendition)


Depresiasi tiap bulan menyesuaikan umur tambang
OPERATION

• Land Clearing = izin permit dari safety karena high risk


- Brushing = dozer/pc kalau ukuran <20 cm,
Notes : pakai ROPS = roll over protective structure
- Cutting = chainsaw > 20 cm
- Grabbing = pencabutan akar dan pengumpulan kayu
Notes : peletakan di TPK (tempat pengumpulan kayu) <1km jaraknya dari tempat clearingan dan
tidak mengganggu dari sekuen tambang
• Loading soil
1. bank soil = memang diperuntukan khusus disposal top soil
2. disposal final = disposal OB yang sudah final
Slope 20 – 25 derajat agar tidak melorot dan agar ketika hujan tidak longsor
• OB removal
Material =
- Top soil (loading soil)
- Free dig
- Blasting
- Mud
- Ripping

Blasting service oleh (PAMA) dan MNK (subkon PAMA)

Alat drilling =

- 6 x sandvik
- 3 x mmu
- 2 x emultion truck

Rata – rata holes/day = 650 holes.

• Coal Getting (ada inspeksi dari tim geos)


- Harus ada permit coal getting
- Wajib diukur survery roof and floor
- Adanya CGI (coal getting instruction) dari tim geos
- 10 meter dari surface = weathering, dibawahnya fresh
- Fresh = clean coal dan dirty coal
- Weathering = dirty coal
- Perbedaan antara fresh dan weathering adalah mf nya (maksimum fluidity), MF >5000 = fresh,
MF <5000 = weathering
- Mining = jembatan timbang 1 (clean coal), Jembatan timbang 2 (dirty coal)

Kontrak kerja Coal

- Jalan yang dilewati coal : dibayar smm


- PC coal : by HM
- DT coal : by jarak

Kontrol Operation

• Penempatan fleet sesuai plan atau tidak


• Expose atau tidak
• Melihat kondisi actual Batubara seperti apa
Ketinggalan : harus continue expose
Over aktualnya : high strip
• Pompa : pit harus dikeringkan biar gagangu sekuen dan percepatan lowest point / expose
• Memastikan issue safety
= Jalan hancur, postguide, tanda service, tanggul, rambu2, front rawan amblas, grade jalan
• Memastikan elevasi actual dan RL harus sesuai desain monthly, tidak overcut dan undercut
• Tidak ada front kantongan karena salah penempatan fleet
• Jarak tidak over dari plan
• General sesuai timeframe kebutuhan sekuen
• Kalau ada partingan segera dibereskan
• OB
progress apa, H1/H2 Blasting, pastikan low SR fleet expose, peralihan shift 2, 2000 bisa lowest
point
• Coal
Alat berapa bd berapa estimasi, expose seam apa saja estimasi selesainya, inventory coal,
pastikan 4 se percepatan, jangan ada Batubara ketinggal, jalan front loading coal, fleet Batubara
jangan sampe gantung, potensi 2 atau lebih fleet dalam 1 pit, kalau general ga urgent alihkan
bantu Batubara

Prosedur Drilling dan Blasting:

• Setiap memasuki Pit harus selalu membaca ambu Informasi Peledakan untuk mengetahui Jadwal
Peledakan di Pit tersebut
• Dilarang memasuki area drilling & blasting bagi personel yang tidak berkepentingan tanpa izin
pengawas
• Selain unit blasting (MMU) dilarang memasuki area drilling & blasting
• Selalu mengusahakan area memiliki beda tinggi dengan jalan tambang
• Area drilling & blasting yang sama tinggi dengan jalan tambang harus dilindungi dengan bund wall
temporary dan memiliki jarak minimal 5 meter dari lubang terluar
• Jarak jalan tambang dan front tambang dari lokasi drilling & blasting minimal 15 meter ketika lubang
diisi bahan peledak
• Perhatikan kondisi aman ketika mengisi bahan peledak di posisi bawah tebing atau dekat lereng
• Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan peledakan mengacu kepada Instruksi Kerja dan
Standar Parameter yang ditetapkan oleh SMM
• Ketika pelaksanaan peledakan, agar memastikan hal-hal sebagai berikut :
✓ Evakuasi unit sampai jarak datar minimal 300 meter dari area blasting
✓ Tidak ada orang yang berada pada jarak datar kurang dari 500 meter dari area blasting
✓ Petugas Blocker harus menutup semua jalan masuk menuju ke area blasting dan berada pada jarak
aman.
✓ Posisi kita aman dari potensi Flyrock
✓ Mengacu kepada Instruksi Kerja dan Standar Parameter SMM untuk aturan teknis dan keselamatan
pelaksanaan peledakan
✓ Lakukan pengecekan area peledakan setelah 5 – 15 menit supaya asap/debu peledakan hilang

Area Front Loading Tujuan :


Untuk memberikan panduan bagi karyawan dan pengawas PT. SMM dan Semua kontraktor dalam
beraktifitas diarea kegiatan Loading (Pemuatan) over burden maupun batu bara di tambang dan ROM
Prosedur di Area Front:
• Dilarang berada di dekat / pada area radius manu er unit loader (e ca ator) maupun unit hauler
(dump truck)
• Bila ada kepentingan, sebelum mendekat ke unit loader atau unit hauler wajib memastikan operator
mengetahuinya dengan komunikasi melalui radio atau isyarat yang dipahami oleh operator
• Dilarang parkir unit di area loading o er burden ataupun batu bara
• Parkirlah LV di dekat tower lamp / lampu penerangan tambang ketika malam hari
• Dilarang parkir LV terlalu dekat dengan unit wheel 50 M dan Track 30 meter
• Dilarang parkir di dekat tebing atau lereng dengan jarak kurang dari 10 meter
• perator unit loader wajib menggunakan kode isyarat klakson untuk member aba-aba operator unit
hauler dalam melakukan manuver di front loading
• perator unit loader wajib memastikan aman dari unit di sekitarnya ketika akan melakukan maneu er
• Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan loading mengacu kepada Instruksi Kerja dan
Standar Parameter SMM
Area Ripping & Dozing Tujuan :
Untuk memberikan panduan bagi karyawan dan pengawas PT. SMM dalam beraktifitas di area kegiatan
Ripping & Dozing Prosedur Ripping &Dozing:
• Lakukan manu er di tempat yang sudah dipastikan aman, hati-hati dan tidak membahayakan orang
atau mobilitas unit lain.
• Jika beroperasi bersama alat loading, pastikan satu sama lain terdapat koordinasi yang memadai.
• Saat bekerja di dekat highwall, periksa tempat kerja, perhatikan kestabilan lereng, jauhi highwall
minimum adalah 20 meter.
• Jangan me-ripping sejajar highwall karena akan merusak kestabilan.
• Usahakan me-ripping secara menurun agar terbantu dengan berat unit.
• Unit harus dipertahankan bergerak lurus, jangan berbelok/mundur saat ripper tertanam di dalam
tanah.
• Dilarang orang atau LV berada di dekat/pada area radius manu er unit bulldozer yang sedang
melakukan ripping & dozing dan usahakan selalu di sisi kanan unit bulldozer.
• Bila ada kepentingan, sebelum mendekat ke unit bulldozer wajib memastikan operator
mengetahuinya dengan komunikasi melalui radio atau isyarat yang dipahami oleh operator.
• Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan peledakan mengacu kepada Instruksi Kerja dan
Standar Parameter SMM.
Area Disposal Tujuan :
Untuk memberikan panduan bagi karyawan dan pengawas PT. SMM dalam beraktifitas di area
Disposal/Penumpahan material Over Burden Prosedur di Disposal:
• Pengawas harus memastikan area dumping dalam kondisi aman (terdapat tanggul penahan, tidak
terjadi retakan, dan cukup lebar untuk manuver unit)
• Memastikan hasil inspeksi pengawas telah di komunikasikan kepada semua operator yang akan
beroperasi di lokasi tersebut
• perator harus memastikan lokasi disposal stabil dan cukup datar sebelum melakukan manu er
mundur untuk dumping dengan manuver searah jarum jam
• Area manu er unit hauler tidak boleh dekat atau berada di radius kerja dozer saat melakukan dozing
danselalu diusahakan di sisi kanan unit bulldozer
• Dilarang memarkir LV di area lintasan manu er unit bulldozer dan atau unit hauler
• Pastikan lampu penerangan tambang tersedia dengan cukup untuk menerangi jalan masuk dan area
dumping
• Dilarang mengumpulkan unit hauler berbeda type dalam satu lokasi disposal terdapat unit yang
berbeda jenis
• Bila kondisi terpaksa mengumpulkan unit hauler berbeda type dalam satu lokasi disposal maka harus
dipisahkan area dumpingnya menggunakan tanggul pemisah
• Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan peledakan mengacu kepada Instruksi Kerja dan
Standar Parameter SMM
UNIT GENERAL
- Compact = 8 Unit
- Dz 85 = 13 Unit
- PC 200 = 12 Unit
- PC 200 Long Arm= 2 Unit
- PC 200 CAPIT = 1 Unit
- PC Wheel = 1 Unit
- PC 300 = 19 Unit
- HINO JMAB = 13 Unit
- P360 = 10 Unit
- DT Giga = 21 + 6 Unit
- P380 = 13 Unit
- DT SKS = 12 Unit
- WP = 8 Unit (debit pompa : 500 m3/jam)

- WP REL =2
- Dragflow =1
Catchmen area
1. SUMP PIT SSK = 145.18 + 80,06 = 225.05 Ha
2. SUMP PIT N3 = 35.27 Ha
3. SUMP PIT N1 = 176.16 Ha (Panjang pipa = 1364 m)
4. SUMP PIT CSK = 36.27 Ha
BLASTING
- Pengecekan lokasi apakah masih inventory by survey
- Prepare lokasi bor (dz)
- Pasang titik drill (wajib pasang tanggu + safety line)
- Drilling
- Sisakan subdrilling 0.5 m
- Perencanaan dan desain area untuk drilling & blasting
- Penitikan : Menandai titik area yang akan dibor menggunakan kertas atau menggunakan stack
out dari peta ke actual lapangan
Burden = titik yang sama tegakknya dengan free face
Spacing = jarak antar burden
- Drilling : Proses pemboran dengan kedalaman 9m, diameter 172 mm
- Sounding : Pemeriksaan kedalaman & kondisi lubang ledak basah atau kering, jika basah harus
menggunakan palstik liner, jika kering tanpa plastic
Legra : pompa air mobile mengeluarkan air untuk blasting
- Primming : Penggabungan inhale detonator dan booster
Primer berfungsi untuk meledakkan anvo (bahan peledak) -> ammonium nitrat
- Charging : Proses pemasukan bahan peledak dengan menggunakan anvo truck, tinggi anvo = 4m
- Stemming : Aktivitas pengisian material penutup bahan peledak, untuk menahan energi agar
tidak keluar dan bisa meruntuhkan batuan/material didalam
- Tie Up : Perangkaian surface detonator
- Final Check : Mengecek semua rangkaian apakah sudah tepat atau belum oleh GL Blasting
- Evakuasi : Melakukan evakuasi dan road blocker untuk manusia dan unit, jika manusia jarak
amannya 500m, jika unit jarak amannya 200m
- Blasting : Proses peledakan oleh juru ledak yang dilaksanakan saat rest/istirahat siang

ROM MANAGAMENT

• Washing

MR 3 = Medium dirty (barat), weathering (seam bukaan paling atas bukaan pertama dai expose
(timur)

MR 4 = High Dirty

• Crushing = Cleancoal
• Medium dirty = 8-12 % ash, high dirty = >12% ash, clean = <8% ash
• Rom management = hauling product, rehandling raw, direct, hauling reject (discard beltpress),
trimming, general
• Urutannya = clean – md -- hd – weathering
• stockrom = tempat penyimpanan material raw
1. dirty = mr 3,4,5, namun sekarang 5 jadi stockroom discard nanti buat stockroom
2. clean = rom crusher (cc) 26 ributon
• stockpile = tempat penyimpanan product
1. dirty = stockpile AW (aw coarse, aw finest)
2. clean = skk (la/ha) low ash/high ash kapasitas 80 ribu
• populasi unit
1. 2 x pc 300 = 280 tph
2. 2 x pc 200 = 160 tph
3. 2 x Long arm = 80 tph
4. 2 x Whell loader = 450 tph
• hubungan rom – operation
1. unit a2b (PA,UA,PDTY) = kebutuhan unit saling koordinasi
2. general = wcp, drainase, gorong – gorong, pemindahan membrane dsb
3. akses jalan = maintenance
4. koordinasi batubara dan material apa yang dibawa
5. persiapan disposal
• Blending = melakukan dumping dengan kualitas yang berbeda agar sesuai cutoff yang telah
ditentukan dari tim washingplant dengan metode perhitungan sum product
• Timbangan 1 = 1 A dan 1 B (60 ton), timbangan 2 dirty (60 ton)
• Collect data ditimbangan = pit mana, seam apa, md/hd/weathering
• Pit diinfokan ke GL --- operator PC --- Operator DT --- Timbangan --- ROM mr apa
• Pembuatan BA kalo ada kesalahan penginfoan terkait jenis batubara apa
• Operator Hopper = unit apa, mr darimana, material (md/hd/weathering), penginfoan blending
koordinasi dengan tim washing. Semisal 2:1 berarti 2 dt yang dipake, 1 standby, karena pdty dan
perhitungan blending
• Parameter rehandling dan blending
1. productivity coal getting tidak bisa nyentuh pdty washing, dan kondisi material getting lain
2. material (seam dan ash)
3. mengurangi tidak kekontinuan feeding
Dengan sistem FIFO karena karakterisitik koking coal, semakin kena udara oksigen sinar maka mf
nya habis, namun tetap diblending dengan material yang bagus agar sesuai cutoff.
FIFO : Singkatan dari First in First out yang merupakan prioritas batubara yang telah residen
lama di stockpile harus lebih dahulu di-loading atau mengikuti plan Quality
• Proses manajemen Rom dan stockpile batubara adalah proses pengaturan tumpukan batubara
di area ROM dan stockpile sesuai dengan prosedur tertentu.
1. Tinggi tumpukan maksimal 15 meter.
2. Jarak antara tumpukan Batu Bara minimal 1 X Unit terbesar di area tersebut.
3. Jarak antara tumpukan Batu Bara dengan Bund Wall atau Tanggul Pengaman minimal 1
Meter.
4. Dibuatkan tanggul pengaman di area stockpile dengan material yang tidak tergerus air.
Tujuan proses ini adalah untuk menjaga kualitas batubara, mengoptimalkan ruang daripada
stockpile, membantu proses logistic batubara agar efektif dan efisien serta operational dapat
berjalan dengan aman.

HAULING

Populasi unit hauling

1. JMAB : 16 unit --- kontraknya 13 harus ready


2. Pama :
roda 12 = 16 unit
roda 10 = p360 = 28 ton
roda 12 = 32 ton

getting : 24 ton (no tailgate)

hauling : 30 ton

Sekako – pala : 28 km (1 rit 2jam)

Stock pile SMM diparing lahung : 1,7,9,11

Tanggung jawab hauling

SMM : 28 km – 9 km

TOP : 9 km - port

PDTY : PC 300 = 230 tph PC 200 : 100 tph

Seting unit armada: tergantung PA dan kondisional

Cara mengontrol deviasi tonase coal hauling

- Memonitor menimbang dipala muatan dan kosongan


- Menimbang dijembatan timbang 1 saat kosongan

Parameter kemungkinan terjadi deviasi


1. Fuel penuh/kosong
2. Setelah breakdown ada penambahan sesuatu
3. Kalibrasi timbangan

Kendala di hauling

1. Penumpukan distockpile (putaran tidak normal) awal shift


2. Skill operator (PC)/wheel loader
3. Speed
4. Km 1.8 crowded akibat banyak Perusahaan
5. Area front loading (sekrap2)

Inspeksi hauling (awal shift) (akhir shift)

- Crusher = area front loading dan dumping


- Washing = loading AW, discard, beltpress, rehandling

Koordinasi smm – pama – subkon

- Kondisi jalan
- Maintenance jadwal
Dimana titiknya dan yang harus dicompact dsb.

Instruksi kerja --- pendetailan SOP

Historical : belum ada wajib nimbang kosongan

Jembatan timbang 2 : yogi, bagas


JT 1 : fauzan, ivan
Hopper : arif, boy
Crusher : rexy, halim, wito, urip
Doket : Rahmat, regi

Alur :

Gross dan Tar (timbangan)

1. Timbangan kosongan diukur seminggu sekali dengan tanggal yang berbeda dari no unit ganjil
dan genap
2. Akan ada timbangan kosongan sebagai data gross dari setiap unit DT
3. Menimbang di jembatan timbangan ½ untuk kosongan sesuai arahan

Jembatan timbang

Coal getting

- Dari pit – coal getting front – hauling jembatan timbangan ½ -


1. Clean --- jembatan timbang 1 --- ROM clean (Raw mat) --- rehandling --- crushing clean ---
product clean --- skk --- paring lahung
2. Clean --- jembatan timbang 1 --- direct to hopper --- product clean --- skk --- paring lahung
3. Dirty --- jembatan timbang 2 ---- rom dirty (MR 3,4,5) --- Washing feeding dirty coal --- product --
- coarse dan finest --- sekako --- paring lahung

= Tambang ---- dirty (hd,md,weathering) --- jembatan timbang 2 melakukan pelaporan seam, block,
elevasi, pc dari mana, material apa (hd,md,weath), pit, kondisi (fresh, weatj, composit, struktur, vcut),
no unit DT --- operator timbangan 2 mengarahkan dumping Dimana (hopper, MR)

Hauling

Loading --- hauling --- pos doket untuk mendapatkan kupon dikembalikan saat rit sekalian ambil kupon

baru --- nimbang di timbangan 1.8 top --- dumping di SP 1,7,9,11

Yield = Product / Feeding (plan 70%)

Clean Ratio = clean coal / total (plan 30%)

TUK
Tata usaha kayu
1. Koordinasi kepada tim clearing terkait area yang bisa diclearing
2. Melakukan pembatasan dengan pengukuran cruising terlebih dahulu
3. Melakukan pemanfaatan kayu hasil clearing
4. Melakukan pembayaran kayu hasil clearing PSDH DR
Cruising : pendataan kayu tegak dengan diameter min 10cm
Lapangan =
1. Cutting : diratakan terkait pangkal dan ujungnya termasuk akarnya dipotong rata
2. Dikumpulan di TPK (tempat penyimpanan kayu) cutslot 2
3. Didata terkait diameter pangkal dan ujung, Panjang kayu, dan jenis kayu
4. Melakukan tagging barcode
5. TPL ; maksimal 3 baris kayu (3 tumpukan keatas)
6. Alat : diameter roll untuk mengukur Panjang kayu, meteran untuk diameter, buku ukur manual
untuk pendataan, tagging, dan steples kayu
Terdapat cacat yang bisa mengurangi diameter kayu
- Cacat gerowong (bolong gede)
- Cacat gubal busuk (ujungnya busuk)
- Teras Busuk (badannya busuk) keropos
- Pecah belah
1. Kegiatan land clearing harus dilakukan di dalam izin perusahaan dan harus ada izin khusus.
2. Kegiatan land clearing hanya boleh dilakukan pada shift 1 dan wajib mematuhi peraturan K3LH yang
berlaku.
3. Unit Dozer dan Excavator harus dilengkapi ROPS (Roll Over Protective Structure), wire mesh, dan
harus dilengkapi dengan radio komunikasi.
4. Setiap area yang akan dilakukan land clearing harus ada penandaan batas dan diinfokan ke pengawas
land clearing.
5. Setiap kayu hasil kegiatan land clearing harus dikumpulkan di TPn dan dibersihkan ujung dan pangkal.
6. Jarak minimal aktivitas lain dengan aktivitas land clearing adalah 2 kali tinggi pohon tertinggi area
tersebut
TPn Tempat atau area yang digunakan untuk pengumpulan sementara kayu hasil tebangan land clearing.

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan


Adalah meliputi usaha/kegiatan/tindakan pengorganisasian, pengelolaaan Sumber Daya Manusia (SDM)
dan sarana prasarana serta operasional pencegahan, pemadaman, penanganan pasca kebakaran,
dukungan evakuasi dan penyelamatan, dan dukungan manajemen pengendalian kebakaran hutan
dan/atau lahan.
5.1. Dilarang melakukan pembukaan hutan dengan cara membakar.
5.2. Informasi titik api harus dilakukan pengecekan langsung oleh tim Brigdalkarhutla.
5.3. Kepala Teknik Tambang bertanggung jawab terhadap terlaksananya pengamanan
dan perlindungan hutan.
5.4. Kepala Brigdalkarhutla bertanggung jawab kepada KTT untuk melaksanakan tugas
dibidang perencanaan, pengorganisasian,operasional, pengawasan dan evaluasi
dalam setiap Dalkarhutla dalam wilayah kerjanya.
5.5. Forestry Officer wajib melaporkan semua kegiatan pengendalian kebakaran hutan
kepada KLHK melalui sistem (SIPONGI) setiap bulan.
Weekly Meeting 15/11/23

• Area yang ada crack nya ( memastikan sudah direshaping)


• Parameter masih bisa diripping dan blasting
• PA UA PDTY setiap unit
Permasalahannya apa, solusinya seperti apa
• Remain
• Cara inspeksi jalan menggunakan system URCI dan peringkat nilainya
• Work order hauling
• Subkon penggunaan batu agregat
• Permasalahan saat inspeksi jalan (dust, rutting, dsb)
• Jalan yang overgrade
• Speed monitoring (nama -nama jalan) (ijen, muria, meratus, rinjani, batuah, Merapi)
• Reklamasi (alat, timeframe,area)
• Megapond
• Jalan lemo
• Harus tahu plan (semua) untuk acuan permasalahannya apa dan bagaimana
• Review coal (yang tertinggal blok apa) (reservean mandiri untuk monitor seam)
• Strategyi sequence dasar
• Penempatan fleet dan sekuennya
• Plan disposal untuk reduce jarak
• Rel pompa adalah
• Dewatering
Elevasi air (plan vs actual)
• Drilling blasting
• Metasedimen dan non metasedimen (tergantung seam)

Weekly Meeting BMR


1. Issue safety (manpower dilebihkan karena menutupi produksi lalu)
2. Workshop
(umbul – umbul, view point, perapian tanggul, house keeping, tanggul (ditanemi soil), kayu
berserakan, area parkir belum standart, kalo full dikasih police line)
3. Operasional
- DT (jarak)
- Towerlamp
- Slippery over dari plan sedangkan plan rain lebih kecil dari actual
- Post Guide
HUBUNGAN ALL DEPT
1. Hubungan antara departemen HCGS FAT dan Produksi antara lain, departemen HCGS mengajukan
kebutuhan manpower yang mana pemenuhannya akan dilakukan oleh departemen HCGS, termasuk
payroll dari karyawan. Pengajuan cuti yang diajukan oleh departemen produksi, nanti akomodasi dan
ticketing akan dipenuhi oleh departemen HCGS.

2. Koordinasi terkait penerapan prinsip KgLH di area kerja PIT, ROM, Road, Ekplorasi dan seluruh area
operasional pertambangan, Koordinasi pemantauan pekerja (observasi) di area aktif pertambangan,
Koordinasi kesesuaian keahlian pekerja dan tenaga teknis yang bekerja di wilayah operasional
pertambangan, Koordinasi melakukan inspeksi dan observasi di area tambang, Koordinasi inspeksi dan
uji kelayakan SPIP dan A2B di area tambang.

LIST PERTANYAAN
pertanyaan hcgs 10. arti logo HSE
Supplier = 11. ISO 45001, 4001, 9001
Input = 12. SMKP SMK3
Proses = 13. hierarki pengendalian resiko
Output = 14. 1juta dasarnya
Customer = 15. QSAP
1. apa yang didapatkan operator(payroll) 16. Piramida kecelakaan
2. siapa saja yang punya hak difasilitasi pesawat 17. arti kode resiko
3. bagaimana alur pengajuan barang yang harus 18. struktur organisasi
dibeli 19. rules spdk
4. contoh comdev yang sudah dilakukan 20. apa itu high risk, dan jenis high risk
5. bagaimana alur pengobatan 21. JSA dan IBPR
6. apa pentingnya dept hcgs didept produksi 22. tanggung jawab operasional
7. apa hub hcgs dengan masalah ketercapaian 23. alur sakit
produksi ob dan coal 24. kesigapan dan tanggup darurat
8. bedanya treasury dan account payable 25. penanganan kecelakaan (emergency)
9. MOR itu apa 26. pengendalian isolasi energy
10. alur proses perbaikan sarana LV 27. pengelolaan kesehatan kerja ala SMM
11. perhitungan OT 28. management fatigue
12. perbedaan pengembangan hcgs dan TDC 29. simper berapa lama berlakunya
13. 40 jam dasarnya apa 30. syarat work permit
14. yang disebut asset itu seperti apa 31. standar penerangan, blindspot, jalan, buggy
whip, yang disebut ketinggian berapa m
pertanyaan HSE 32. apar (penggunaan, macam2)
1. jelaskan hse officer operation dan 33. segitiga api
environment 34. golden rules SMM
2. fungsi setpond 35. pengelolaan lalu lintas
3. LTI apa 36. SIKM dan escort
4. property damage frequency rate 37. skema pengajuan permit land clearing
5. property damage cost 38. cara menghitung bukaan area berdasarkan
6. jsa, jsi, jso plan reklamasi
7. alur investigasi 39. berapa target reklamasi 2023
8. simper 40. apa saja standart suatu lahan disposal bisa
9. beda bahaya dan resiko serah terima
41. standart PH TSS 16. Kalo ujang ttp hauling
42. cara menghitung kebutuhan reklamasi pertanyaan scm
43. RKL RPL Amdal KPI SCM SEMUA
44. penanganan PAF NAF 1. alur pengadaan barang
45. alur pelaporan ke DLH 2. barang stock itu apa
46. cara penanganan debu dan kebisingan
pertanyaan engineering
ROM Management 1. mine accuracy
1. Supplier = PIT (batubara jenis apa, pit mana, 2. dimensi kerja leading
kualitasnya gimana) koordinasinya seperti apa, 3. bagaimana desain dimensi yg ideal
kenapa harus tahu seperti itu 4. kapasitas sump
2. Data : bagaimana pendataanya, perolehan 5. out dari semua section engineering
timbangan diolah seperti apa, apa saja data 6. penentuan fleet
ditimbangan, apakah kualitas ngaruh dalam 7. PKH yg buat siapa
timbangan, siapa yang ngelola, bagaimana teknis 8. acuan tim engineering membuat wo
penimbangan, perbedaan berdasarkan kap unit 9. matching fleet
dan timbangan, spek batubara, apabila material
crushing di washing apa yang terjadi (clean pertanyaan cpsd
product), material pembeda antara masuk 1. maintenance kapan aja
washing atau crushing, apa itu MD HD
Weathering, AW SKK LA pertanyaan produksi
3. Proses = bagaimana caranya mengelola rom, 1. RIOS
cara rehandling dan direct dan adakah pengaruh 2. JOBDSESK GL
persen kehilangan, cara blending, sistem 3. SOP
stockpile, kapasitas rom, jenis bentuk 4. EWH dan faktor yg mempengaruhi
penumpukan rom, kenapa tidak fifo, cara
menurunkan ash, cara blending/kenapa harus Eksternal
diblending, kapasitas aktual rom vs produksi 1. dasar dilakukan tanggung jawab sosial
untuk dirom, kenapa harus diproses dr 2. program CSR
mangemen, tapi kalo ada 3. program yang diajuin masyarakat
4. output = penurunan ash, rom dan poduksi 4. program unggulan
berkelanjutan, sesuai permintaan marketing, 5. cara pendekatan CSR dan masyarakat
5. customer = washing plant 6. alur pembebasan lahan
7. bagaimana kalo ada urgensi pembebasan
lahan (plan nya dalam bentuk apa, kapan
HAULING dirapatkan, siapa aja yang disosialisasikan, sop)
1. Jobdesc 8. cara mengatasi demo
2. Tanggung jawab siapa 9. misskom lahan belum bebas digosok
3. Apa yang dimaintenance 10. kasus penipuan landcom
4. Teknis maintance seperti apa 11. pemasangan batas dan pengukuran seperti
5. Apa aja kaitannya apa
6. Teknis timbangan 12. bagaimana kalo ada yg sengketa balik dan
7. Populasi unit maintenance hauling apabila gagal dalam sengketa lahan dr plan
8. Km km hauling sampe port 13. masalah limbah dll bagaimana cara
9. Kenapa ada schedule penimbangan mengatasinya
10. Apakah tonase sama saat ditimbang 14. penentuan budget bagaimana apakah
11. Parameter hilang tonase koordinasi dengan customer, karena random?
12. Rata2 speed plan vs aktual 15. apa fungsi security
13. Rata2 ritase dan pdty 16. berapa jumlah pos dan dasar penempatannya
14. Produksi harian coal hauling 17. kerjasama dengan pemerintahan
15. Faktor pdty ancur
18. program 2024 dan 2023 yg belum, total 2023 23. apa itu thickener, alur kerja
plan aktual lahan 24. yang membedakan dischad coarse dan finest
25. hubungan operation CPP, kaitannya apa
CPP saja, apa yang dibutuhkan
1. alur crushing 26. MCC, tugasnya seperti apa, kalo ada kendala
2. alur washing gimana dsb
3. plan dari keduanya 27.forecast siapa yang buat, apa saja yang
4. kapasitas plan dan aktual dari unit diforecastkan, parameter dan dasarnya apa saja
5. crushernya pake apa, dan feedernya pake apa, 28. cara blending agar sesuai forecast
dan screenya 29. bedanya mixing dan blending
6. berapa tahapan, dasarnya apa pake itu, dan 30. setting alat washing seperti apa
sampe berapa ukurannya 31. setting alat crushing seperti apa
7. jembatan timbang kenapa dibagi dua 32. perhitungan teritorial ash washing
8. apa itu mr 12345 33. material consumable apa saja, cara monitor
9. problem idle dan delay yang consumable itu
10. maintenance apa saja dan kenapa 34. parameter dilakukannya maintenance
11. tipe sirkuit 35. apa saja yang dimaintenance, kenapa harus
12. berapa max hopper, pdty dimaintenance
13. BC, kecepatan dan berapa bc 36. metode control 3jam tuh seperti apa
14. silo tempat penyimpanan sementara, atau 37. kapan mesti rehandling dan direct
stockpile atau port dsb 38. parameter apa saja blendingan, seperti
16. MA PA UA EU materialnya selain ash
17. hambatan yang dapat dihindari, tidak dapat 39. dischard diwashing lg apakah bisa
dihindari 40. agar material sesuai cutoff diport
18. rata – rata ukuran yang masuk 41. data data yang diperlukan dan outputnya apa
19. solusi dari permasalahan/hambatan dari cpp, dan dari mana datanya
20. kinerja jigging seperti apa pemisahannya 42. kenapa bisa jadi lumpur
21. persen kehilangan dari jigging 43. kenapa bisa jadi beltpress
22 . cara pembagi antara truck dan whelloader

Anda mungkin juga menyukai