Anda di halaman 1dari 57

PENGETAHUAN DASAR MESIN BAGIAN

MECHANICAL ELEMEN MEKANIK

A. FASTENERS.

Fastener atau pengencang digunakan untuk menggabungkan beberapa

parts atau komponen menjadi suatu komponen assembling. Fastener

dipergunakan karena komponen assembling tidak mungkin dibuat utuh

dari satu bagian. Sehingga dibuat dari beberapa parts atau komponen

untuk mempermudah manufacturing pemasangan, perawatan dan

perbaikan. Bab ini akan membahas beberapa jenis fasteners yang sering

dipergunakan pada Alat berat

1. Bolt

Bolt adalah fastener yang digunakan sebagai pengikat berpasangan

dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw. Disebut cap screw apabila

dalam pemakaian sebagai fasteners berpasangan terhadap lubang ulir.

Dengan demikian bolt dan cap screw dibedakan berdasarkan aplikasi

pemakaiannya sebagai fastener. Berbagai macam bolt dan cap screw

ditunjukan pada gbr berikut :


a. Spesifikasi bolt .

Bentuk bolt terdiri atas Head body dan threat. Ukuran head berdasarkan

jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head bolt menentukan

beberapa ukuran kunci atau socket yang dipergunakan. Ukuran bolt

ditentukan oleh diameter puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dan

bagian bawah head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk bolt
memiliki ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda menunjukkan

penunjukkan ukuran bolt.

Ukuran bolt ditentukan juga oleh ukuran thread. Berdasakan

standarisasi Unifled Screw Thread Standard, thread diukur dengan

menghitung jumlah puncak ulir setiap inchi. Berdasarkan Unifield screw

Thread standard tersebut dinyatakan ukuran bolt dengan notasi seperti

berikut :

Thread dibedakan atas coarse thread ( kasar ) dan fine thread ( halus )

yang ditandai dengan notasi UNC untuk coarse thread dan UNF untuk

fine thread. Coarse thread memiliki alur yang lebih dalam dan banyak
digunakan. Fine thread memiliki alur thread kecil biasanya

digunakan pada bahan material tertentu, misal untuk pengikat parts yang

tipis. Pada Standarisasi Metric, ukuran ulir ditemukan dengan ukuran jarak

antara puncak ulir terdekat. Notasi yang digunakan untuk menyatakan

ukuran ulir metric adalah sebagai berikut :

b. Tingkat ( Grade ) kekuatan bolt

Society of Automotive Engineers (SAE) menerbitkan

standarisasi untuk mengklasifikasikan united ( inch-series ) bolt capscrew

pada beberapa grade berdasar material, treatment dan tensiIe strength

(kekuatan tariknya). Klasifikasi grade ditunjukan dengan tanda pada


permukaan atas head bolt. Tabel berikut menunjukan spesifikasi dan tanda

bolt berdasarkan standarisasi SAE.

Standarisasi Klasifikasi Grade bolt metric ditetapkan oleh International

Standardization of Organization ( ISO ). Klasifikasi berdasarkan kekuatan

tensile(tarik) dan yield (luluh). Tanda angka pada permukaan atas bolt

menandakan klasifikasi kekuatannnya. Semua bolt dan capscrew

berdiameter diatas 4-mm memiliki tanda angka pada permukaan atas head

bolt. Tabel berikut menunjukkan klasifikasi dan tanda yang digunakan

pada bolt metric.


2. Nuts

Nuts merupakan fastener, aplikasi pemakaiannya sebagai pengikat

berpasangan dengan bolt. Nut berbentuk segi enam ( Hexagon ) atau segi

empat dengan lubang berulir kasar atau halus pada bagian tengahnya

sesuai dengan bolt pasangannya. American Society For Testing Material

( ASTM ) dan SAE memberikan standarisasi untuk kelas kekuatan nuts.


Metric nuts yang biasa digunakan di USA klasifikasikan menjadi 5,9 dan

10. Angka ini ditujukan kekuatan tarik ( tensile stregth ) tertinggi dari

screw atau bolt yang harus digunakan untuk mencegah kerusakan. Nut

memiliki tiga dimensi penting yaitu ketebalan, lebar ( ukuran kunci ) dan

diameter dalam. Gambar berikut menunjukkan berbagai jenis bentuk nuts.

3. Washer.
Washer merupakan cincin penutup yang dipergunakan antara bolt ataupun

terhadap parts atau component yang diikat. Berdasarkan fungsinya washer

terdapat dalam beberapa bentuk.

1. Plain washer, mendistribusikan beban pengikat dengan permukaan

yang lebih luas dibanding bolt atau nut, juga mencegah permukaan

part yang diikat.

2. Helical spring washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut

kencang ( tidak mudah kendor ) pada parts atau component yang

menerima getaran atau vibrasi.

3. Toothed lock washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau nut

tidak mudah kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi

penggunaannya mirip dengan washer spring. Toothed lock washer

ini banyak digunakan pada pemasangan nut pada terminal kabel.

Gambar berikut ini menunjukkan berbagai macam jenis washer :


4. Screw.

Screw merupakan salah satu jenis fastener bentuknya hampir sama

dengan bolt atau capscrew, tetap memiliki ukuran kecil sebagai

pengencang screw berpasangan dengan nut atau lubang tread. Driver

yang digunakan sebagai pengencang berupa screw driver, Kunci L atau

socket screwdriver. Gambar di bawah menunjukkan berbagai jenis screw.


Tapping screw digunakan untuk pengikat pada panel cover yang terbuat

dari sheet metal, aluminium, perunggu atau kuningan.

5. Studs.

Studs merupakan salah satu jenis fastener berupa steel rod yang

memiliki ulir atau thread pada kedua bagian ujungnya. Salah satu thread

dikencangkan pada parts atau komponen, sedangkan salah satu

ujungnya mengikat part dengan menggunakan nut. Gambar berikut

menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai pengikat.


6. Pin.

Secara umum pin digunakan sebagai fastener pada bagian part atau

komponen yang saling bergerak selain itu pin juga digunakan sebagai lock,

sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. Berbagai bentuk

pin ditunjukkan pada gambar berikut :


Fungsi masing – masing pin :

 Cotter pin berfungsi sebagai lock pada elevis pin, stopped nut dan

caste nut. Dowel pin berfungsi sebagai pelurus ( alignment )

terhadap komponen yang diikat.

 Clevis pin digunakan sebagai pin engsel untuk U yoke pada linkage

dalam pemasangan dilengkapi cotter pin sebagai lock.

 Spring pin berfungsi sebagai pengikat yang bersifat self locked pin,

spring pin berbentuk cylinder spring yang berukuran oversize


terhadap lubang pin sehingga pada saat dipasang terhadap gaya

tekan dari spring pin terhadap lubang.

 Quick lock pin digunakan sebagai lock terhadap pin dengan

kemudahan untuk membuka atau melepas pin.

 Tapper pin digunakan sebagai lock terhadap dua komponen yang

dipasang tetap.

 Grooved pin digunakan sebagai fastener seperti spring pin.

 Spring lock pin merupakan fastener digunakan berpasangan dengan

elevis pin mempermudah melepas dan memasang bagian yang

saling berhubungan..

7. Snap ring.

Snap ring merupakan pendukung yang berfungsi sebagai

pengunci penempatan posisi atau penahan ( retainer ), contoh

menempatkan dan menahan posisi shaft pada hole. Macam – macam

bentuk snap ring ditunjukkan pada gambar berikut :


8. Clamps.

Clamp yang digunakan untuk pengikat pada penyambungan

hose ke pipa logam, clamp digunakan sebagai pengikat

agar tidak terjadi kebocoran cairan atau udara, clamp ini disebut

hose clamp. Bentuk clamp lain yang digunakan adalah wire rope

clamp yang digunakan sebagai clamp untuk penyambungan wire

rope. Gambar berikut menunjukkkan berbagai jenis clamp.


9. Key.

Key atau pasak digunakan sebgai lock antara roda sisi atau pulley

terhadap shaft. Trehadap dua jenis key yaitu rectangular atau square key

dan woodruff key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :


(BEARING)

B. BEARING.

Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya

tenaga akibat bagian yang saling berputar. Macam – macam type bearing

dibedakan menjadi dua type :

1. Plain Bearing.

Plain bearing mengurangi gesekan dengan adanya sliding contact antara

permukaan yang saling bergesekan plain bearing disebut juga dengan

bushing atau bearing. Antara bearing dan bushing memiliki pengertian

sinonim sehingga untuk segala jenis bisa disebut bearing. Secara umum

bisa dibedakan berdasar kriteria berikut ini :

Plain bearing disebut bushing bila :


 Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press

terhadap lubang.

 Memungkinkan proses

finishing pada bagian dalam dari bushing untuk mendapatkan suaia

n yang tepat.

 Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban ringan

sampai berat atau putaran sedang dengan beban ringan

Plain bearing disebut slit bearing bila :

 Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk mendukung

dibutuhkan satu pasang terdiri dari 2 ( dua ) buah sleeve setengah

lingkaran.

 Digunakan untuk putaran tinggi.


2. Material Plain Bearing.

Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada

kecepatan putaran shaft, beban yang didukung dan type pelumasan yang

digunakan plain bearing terbuat dari material kayu, karet, plastik, besi

tuang, temabaga, kuningan, perunggu dan babied.

Berdasarkan lubrikasinya plain bearing digolongkan pada type pelumasan

kering ( dryfriction ), pelumas terbatas dan pelumas penuh.


a. Pelumas kering : Tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang

saling bersinggungan. ( Suspensi)

b. Pelumas terbatas : Pelumas derngan kondisi lapisan film

tipis antara bagian yang saling bergesekan.(Cam shaft)

c. Pelumas penuh : Keseluruhan permukaan yang bersinggung dipi

sahkan oleh lapisan.

3. Anti Friction Bearing.

Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :

a. Ball Bearing.

b. Roller Bearing.

c. Needle Bearing.
Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan ( hardened

steel).

Bagian – bagian utama anti friction bearing adalah :

a. Race adalah cincin bagian dalam ( inner races ) dan cincin bagian luar

( outer races ) sebagai tempat dudukan elemen gelinding.

b. Ball,rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi ge

sekan.

c. Separator atau cages adalah pengartur jarak antar element gelinding.


Roller dan needle bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split

race dan continuos race bearing.

Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu :

a. Control bearing

b. Full type bearing

c. Split race bearing

d. Angular contact bearing


Berdasarkan beban yang diterima ball bearing dibedakan atas 4 macam:

a. Radial Load bearing

b. Radial and thrust Load bearing

c. Self Aligning radial Load

d. Thrust Load bearing


Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball

bearing jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:

a. Radial Load, straight roller bearing.

b. Radial and Thrust Load, tapered roller.

c. Self aligning, radial and thrust Load

d Self aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.

e. Thrust Load
Needle bearing

Needlebearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk

jarum, karena bentuknya tersebut maka needlebearing banyak digunakan

untuk tempat dengan ruang terbatas.

Jenis needle bearing meliputi :

~ Radial load bearing

~ Thrust load bearing


Pemasangan Anti – Friction Bearing

Cara pemasangan bearing harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan

~ Perubahan bentuk bearing

~ Element gelinding lepas atau

~ Terjadi ketidaklurusan antara inner race dan outerrace.

~ Bearing clearance dan preload yang tidak tepat.

~ Kerusakan seals pada bearing.

Beberapa bearing memiliki seals untuk menahan pelumas dan mencegah

debu. Long life bearing memiliki sedal pada kedua sisi sebagai penahan

Long Life lubricant. Anti friction bearing dipasang dengan cara press fit dan

push fit. Push fit berarti pemasangan race dengan kekuatan tangan atau

pukulan ringan. Press fit berarti pemasangan race menggunakan alat press

atau penekan. Press fit digunakan pada pemasangan bearing race

terhadap bagian yang berputar sedangkan push fit digunakan untuk

memasang bearing race terhadap bagian yang diam. Kedua bearing race

dipasang dengan metode press fit apabila bearing tersebut menerima

beban berat atau kecepatan tinggi.


Umur Bearing

Umur bearing secara umum ditentukan oleh:

 Pemilihan bearing sesuai dengan arah aksi

 Ketepatan pemasangan

 Faktor material defect ( dari hasil produksi)

 Perawatan (maintenance), termasuk pelumasannya


Bentuk Gangguan / Kerusakan Bearing:

 Timbul secara berisik

 Adanya getaran yang semakin keras

 Daya salur putaran/kecepatan yang semakin menurun

 Grease yang cepat meleleh,

 Kerusakan pada alur bearing karena faktor kelelahan bahan

Umur bearing akan cepat berkurang pada kondisi :

 Suhu tinggi yang menerus

 Cracking / retak

 Bearing pecah

 Ring yang baret-baret

 Kerusakan pada seal pelindung bola bearing


Pelumasan Bearing

Salah satu bentuk perawatan / maintenance bearing adalah dengan

memberikan pelumasan yang teratur, sesuai dengan sifat dan bentuk

operasi

Tujuan Pelumasan Bearing :

 Mengurangi gesekan dan keausan yaitu dengan adanya lapisan film

yang mengelilingi setiap komponen bearing

 Pendinginan yaitu pelumasan yang sirkuler akan mencegah dan

memindahkan panas, mengurangi kemungkinan terjadinya overhead

 Mengurangi kemungkinan masuknya partikel lain ke dalam bearing

dan menjaga dari karat

 Memperpanjang umur bearing

Berikut adalah gambar pemasangan bearing yang salah:


Width / Thickness Ratio.

Penurunan kekuatan tekanan terhadap sealing gasket sering dengan

perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket

pada saat ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara

lebar kontak permukaan sealing terhadap tebal gasket membutuhkan

kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu gasket memiliki lubang

bolt. Lubang bolt tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.

Berikut adalah berbagaim macam pemasangan gasket.


PENGETAHUAN DASAR MESIN BAGIAN
NICAL TERMTECH

A. LIQUID

1. Pressure.

Gaya pada satuan luas, salah satu sifat fluida atau zat cair sesuai dengan

bunyi hukum pascal yang menyatakan zat cair dalam ruangan tertutup dan

diam ( tidak mengalir ) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan

diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang

permukaannya.

Pengukurannya tekana fluida dibagi 2 macam yaitu :

a. Tekanan gauge (pressure gauge):

Tekanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh tekanan udara

(Tek.Atmosphere). Atau nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada

alat pengukur tekanan.


b. Tekanan absolute :

Tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara lain.

Tekanan Absolute = Tekanan Gauge + Tekanan Atmosphere

2. Specifis Gravity.

Perbandingan ( ratio ) dan berat jenis ( density ) suatu zat cair

diperbandingkan dengan berat jenis air murni. Air murni mempunyai

specific gravity, sedangkan battery electrolyte mempunyai specificity graffiti

1,26 - 1,28 pads temperature 80°F (26,7°C ).

3. Viscosity.

Viscosity atau viskositas adalah ukuran kemampuan suatu cairan untuk

mengalir, semakin tinggi viskositasnya kemampuan mengalirnya semakin

berkurang

Contoh : Oli memiliki viskositasnya lebih baik dari fuel. Fuel mengalir

dengan sangat mudah dibanding oli yang lebih kental mengalir dengan

lebih lambat. OIi mesin dengan viskositas rendah bersifat encer dan

mengalir dengan mudah. Oli dengan viskositas tinggi bersifat lebih kental

dan mengalir lebih lambat Viskositas dipengaruhi oleh temperatur bila oli
panas, oli lebih encer dan mengalir lebih cepat daripada bila tempeatur oli

dingin.

B. TORQUE.

1. Torque

Gaya puntir atau gaya putar yang di desakan poros engkol mesin.

Engine torque adalah hasil kali dari gaya total yang dikerahkan pada

kepala piston ( disebabkan oleh tekanan pembakaran ) dan radius engkol,

yakni:

T = F x r

Dimana : F = P X A

P = Tekanan pembakaran

A = Area puncak ( Crown ) piston.

r = radius engkol

Engine torque meningkat bersama dengan

meningkatnya tekanan pembakaran, tekanan pembakaran sebaliknya

tergantung pada perbandingan kompresi dari mesin, temperature awal, dan

jumlah fuel. Engine, torque mungkin dinyatakan dalam dyne-cm, kgf-m.


Sebuah mesin menghasilkan jumlah torque yang berbeda berdasarkan

kecepatan putar dari poros engkol dan faktor – faktor lain.

2. Leverage (Pengungkit)

Mechanical lever salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk

mengubah efek atau hasil dari suatu gaya. Hal ini dimungkinkan terjadi

dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik tumpu (fulcrum), titik

gaya (force), dan titik beban (load) yang divariasikan letaknya


C. ELECTRICAL

1. Current ( Arus ).

Ketika 2 konduktor ( A ) dan ( B ) yang bermuatan positif dan

negatif dihubungkan dengan kawat penghantar ( C ), elektron - elektron

bebas yang berada pada konduktor ( B ) akan ditarik oleh konduktor ( A )

melalui penghantar ( C ). Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari

konduktor ( B ) yang bermuatan negatif ke konduktor ( A ) yang

bermuatan positif. Pergerakan elektron inilah yang kemudian


menyebabkan terjadinya Arus Listrik dari konduktor ( A ) yang bermuatan

positif ke konduktor ( B ) yang bermuatan negatif.

Coloumb ( Q ) adalah banyaknya muatan listrik ( elektron ) yang mengalir

melalui suatu titik pada sebuah penghantar yang besarnya adalah :

1 Q = 6.25 x 1018 elektron

Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui muatan

listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.

I=Q/t

Dimana : I = Arus ( Ampere )

Q = Muatan listrik ( Coloumb )

t = Waktu ( Detik )

Satuan Arus Listrik adalah Coloumb perdetik atau ampere :

1 A = 1000 MA

1 MA = 1000 MA

1 A = 106 MA

2. Voltage ( Tegangan ).
Gaya yang melibatkan terjadinya arus listrik pada konduktor, Terjadinya

gaya akibat beda / selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda

potensial terjadi karena perbedaan jumlah elektron pada ujung konduktor.

Arus listrik akan mengalir dari tegangan yang tinggi ( + ) ke tegangan

yang rendah ( - ) satuan tegangan listrik disebut VOLTS dan ditimbulkan

dengan (V).

1 MV = 1000 KV

1 KV = 1000 V

1 V = 1000 MV

Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif dan

satu titik yang muatan negatif.


Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus, tetapi aliran

arus tidak akan timbul bila tidak ada tegangan atau beda potensial.

3. Hambatan ( Resistance ).

Kawat tembaga pada umumnya digunakan untuk menghantarkan arus

listrik karena kawat tembaga memiliki hambatan terhadap aliran listriknya

kecil.

Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron – elektron

itu akan dihambat oleh molekul, yang akan memperlambat kecepatan

jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan umumnya disebut

dengan Electrical Resistance atau Hambatan listrik.


Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbol W. Hambatan suatu

penghantar dikatakan 1 W bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan

mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua ujung penghantar

dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts ( pada temperatur

konstan ).

Adapun nilai hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan

penghantar, luas penampang penghantar, serta temperatur. Biasanya

harga hambatan dapat dihitung dengan rumus :

R = L x r/A

Tahanan jenis setiap material berbeda – beda seperti dibawah ini :


Macam - macam jenis Ulir dan tabel

(Types of Thread and chart)

Pengertian ulir adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang baja / poros dengan
ukuran tertentu.

Penggunaan ulir banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari, karena ulir
berfungsi sebagai pengikat, selain itu ulir juga berfungsi sebagai penggerak suatu
benda. sebelum kita mengenal berbagai macam jenis ulir ada baiknya kita mengenali
dulu bagian -bagian ulir.

Berikut adalah macam-macam jenis ulir menurut bentuknya

1. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga ini
diantaranya adalah
a. Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan metris.
Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter
8 mm dan pitch 1,25 mm
b. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam
satuan british
(inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth
dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1
inchi)
c. Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)
Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan dengan
huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa ⅜"
d. Ulir UNF / Unified Fine Thread

merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. ulir ini
mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan british (inchi). ulir
ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan Kanada. simbol yang
digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI yaitu ulir UNF dengan ukuran
diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.

e. Ulir UNC / Unified Coarse Thread


merupakan versi kasar dari ulir UNF. kasar disini dimaksudkan adalah jumlah ulir tiap
inchi yang lebih sedikit dari ulir UNF sehingga tampak kasar. simbol yang digunakan
adalah "UNC" contohnya ⅜ - 16 UNC adalah ulir UNC dengan diameter ⅜" dan jumlah
ulir tiap inchi 16
2. Ulir Segiempat / Square Thread
merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk beban berat
misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem. ulir segiempat
disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir
segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi adalah 8.
3. Ulir trapesium / Trapezium Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa digunakan
pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. . ulir ini disimbolkan
dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x 4 adalah ulir trapesium
dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
4. Ulir Acme / Acme Thread
merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 29°, biasa digunakan
pada eretan dan leadscrew. ulir ini disimbolkan dengan "Acme" dengan dimensi dalam
satuan inchi.

5. Ulir Bulat / Round Thread


Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak ulir.
biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan tanpa
kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang digunakan
pada lampu bohlam
6. Ulir bola / Ball Screw
Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran dengan
jarak yang presisi.

7. Ulir tanduk./ Buttress Thread


Merupakan ulir berbentuk segitiga tetapi bukan segitiga sama kaki melainkan berbentuk
seperti tanduk. biasa digunakan sebagai pengunci tarikan seperti pengunci collet dan
pada tutup pasta gigi.

8. Ulir majemuk / Multi start Thread


Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk penggerak
dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat, trapesium, bola dan
sebagainya.
UNC dan UNF adalah simbol dari Unified Screw Thread Series.
Seri Thread Bersatu disepakati oleh Amerika Serikat, Inggris Raya dan Kanada di Indonesia
1949 untuk mendapatkan pertukaran.
Baru-baru ini, modifikasi telah dilakukan pada aslinya 1949 Spesifikasi untuk kemudahan
penggunaan.
Seri Thread Bersatu dikelompokkan menjadi benang kasar, benang halus dan benang halus
ekstra
seperti sekrup sekrup Metrik.
UNC: Unified coarse pitch threads.
UNF: Unified fine.
UNEF: Unified fine pitch ekstra
UNS: Unified special threads

Anda mungkin juga menyukai