Anda di halaman 1dari 3

FIGUR ENTREPRENEUR

TUGAS

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan Islami yang diampu

oleh Ibu Nuri Kartini, M.T

Ditulis oleh :

Adrian Aqil (210411012)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2023
Tahir atau yang akrab dipanggil Datok Tahir lahir di Surabaya, 26 Maret 1952. Ia lahir di
lingkungan yang rata-rata warganya tergolong tidak mampu. Ia dibesarkan oleh seorang Ayah
yang menghidupi keluarga dengan membuat becak, sementara ibunya turut membantu
keluarga dengan mengecat becak yang dibuat ayahnya.

Perjalanan bisnis yang dijalani oleh sosok ini menjadi salah satu biografi Tahir. Tahir dikenal
sebagai sosok pengusaha yang ulet dan memiliki bisnis yang beraneka ragam. Suatu hal yang
mencengangkan lagi adalah seluruh usaha yang dilakukannya menuai kesuksesan luar biasa.
Ketika ditanya apa cita-cita Tahir ketika kecil, jawabnya ingin menjadi dokter. Tapi,
keinginannya itu kandas karena terbentur biaya. Ayah dan ibunya tak sanggup mengongkosi
Tahir untuk kuliah di fakultas kedokteran. Tahun 1971, saat lulus SMA di Surabaya, kedua
orang tua Tahir yang dikenal sebagai juragan becak, menyatakan bahwa mereka tidak
sanggup. Tahir lantas mendapat kesempatan kuliah setelah mendapat beasiswa dari Nanyang
Technological University, Singapura. Saat itulah muncul naluri berbisnis. Sambil kuliah,
Tahir berdagang dengan mengirimkan barang apa saja yang bisa dijual dari Singapura ke
Indonesia. Saking asyiknya berbisnis sambil kuliah, cita-cita Tahir menjadi dokter pelan-
pelan meredup dan akhirnya padam. Namun, keinginannya untuk membantu menyembuhkan
orang sakit masih menyala- nyala. Bisnis Tahir dari industri tekstil dan garmen cepat
merambah ke sektor keuangan. Tahun 1986, Tahir mendirikan Mayapada Group dan
merambatkan bisnisnya dari dealer,mobil, garmen, perbankan, sampai kesehatan. Namun,
sejak tahun 1990 bisnis perbankan Tahir maju pesat dan meninggalkan bisnis garmennya.
Ketika terjadi krisis pada 1997- 1998 dan bank-bank lain kelimpungan Mayapada justru
mampu bertahan. Bahkan pada 2007, Bank Mayapada dinobatkan sebagai bank terbaik kedua
(di luar bank milik pemerintah).

Unit usaha yang diciptakan oleh Tahir meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar,
properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak/duty free shopping (DFS). Ketika di
Singapura, Tahir menempuh studi sembari tiap bulan mencari produk di Singapura untuk
dijual di Surabaya. Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di
Singapura dan menjualnya kembali keIndonesia. Dari sinilah, ia mendapatkan idenya untuk
kapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolahnya. Awal dari bisnis garmen yang
kemudian serius dia geluti. Dari garmen, lambat laun Tahir muda mulai berani memasuki
bidang bisnis lain, dia masuki bidang keuangan. Diawali dari Mayapada Group yang
didirikannya pada tahun 1986, bisnisnya merambat dari dealer mobil, garmen, perbankan,
sampai di bidang kesehatan. Tahun 1990 Bank Mayapadalahir menjadi salah satu bisnis
andalannya. Ketika itu, bisnis garmen Mayapada tidak lagi tumbuh, justru bisnis banknya
maju pesat. Setelah mendapatkan kesuksesan di bisnis garmen dan perbankan yang dia geluti
akhirnya dia mulai melirik ke sektor rumah sakit yang dilanjutkan dengan toko bebas bea
serta perusahaan media. Perusahaan media yang dia lakoni sudah memiliki lisensi Forbes
Indonesia. Setelah mendapatkan kesuksesan dari bisnis-bisnis itu, dia mulai lagi
menunjukkan kekuatan
bisnisnya dengan menciptakan perusahan properti sebanyak sebelas perusahaan
yang bertempat di Bali, Indonesia dan Singapura.

Pendapat saya mengenai figure entrepreneur tersebut ia bisa dijadikan sebagai sosok panutan
bagi banyak orang muda di Indonesia karena kesuksesannya sebagaipengusaha.
Kemampuannya untuk membangun bisnis yang sukses telah menginspirasi generasi baru dan
pengusaha di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai