Anda di halaman 1dari 9

TUTORIAL I KEPDEW

1. SKENARIO TUTORIAL

"Untuk berjodoh, Tuhan tidak menggerakkan satu"

Seorang perempuan berusia 25 tahun masuk rumah sakit pasca kecelakaan bermotor sejak I jam
yang lalu. Hasil Pengkajian: Pasien mengatakan, saat itu dirinya sedang mengendarai motor
sendirian pake helm tiba-tiba tapa disadarinya, ditabrak oleh motor dari arah depan. Pasien
mengeluhkan nyeri pada kaki kanan dan tidak dapat digerakkan. Hasil pemeriksaan Tekanan
darah:110/70 mmHg, frekuensi nadi: 98x/menit, Suhu: 36,7 °C, frekuensi napas:24x/menit, CRT
kurang dari 2 detik, GCS: 15, Kesadaran: Composmentis, Angulasi positif, Nyeri tekan dan
terdapat bengkak dibagian tengah paha. Hasil rontgen didapatkan pasien mengalami fraktur
femur 1/3 tengah dengan displasemen fragmen fraktur. Pasien diberikan terapi analgetik dan
pemasangan skintraksi 5kg.

2. Kata Sulit

1. Displasemen (mitha)
2. Skin traksi (ferdi)
3. Angulasi (abel)
4. CRT (mitha)
5. Fraktur femur (Abel)
6. Fragmen (Abel)

3. Menjawab Kata Sulit

1. Displasemen
 Ferdi: perpindahan posisi
 Mitha: Pertukaran posisi atau jarak

2. Skin traksi
Traksi kulit digunakan untuk mengontrol sepasme kulit dan memberikan
imobilisasi. Traksi kulit apendikuler (hanya pada ektermitas digunakan pada
orang dewasa) termasuk traksi ektensi Buck, traksi russell, dan traksi Dunlop".
(FISIKA+ KESEHATAN dalam KEPERAWATAN)
Traksi kulit adalah pemberian gaya tarik secara langsung ke kulit dengan
menggunakan skinstrips, sepatu bot, atau bidai busa.(Buku Kmb :Gangguan
muskuloskeletal edisi 9)
Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang patah dengan menempelkan pleter
langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membentuk menimbulkan
spasme otot pada bagian yang cidera, dan biasanya digunakan untuk jangka
pendek (48-72 jam).
Medula, Volume 2. Nomor 3, Maret 2014
3. Angulasi
 Mitha: Tulang yang bergerak miring
 Abel: Perubahan yang tidak normal pada bentuk kaki
 Ferdi: Merupakan lengkungan pada tulang
4. CRT
CRT adalah pemeriksaan aliran darah perifer yang ada di kuku dengan menekan
kuku dan melihat kecepatan perubahan warns hantalan kuku dalam detil. Nilai
normal CRT adalah 2 detik(BUKU AJAR KEPERAWATAN DASAR DASAR-
DASAR UNTUK PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL)
5. Fraktur femur:
Menurut KBBI bagian atau pecahan sesuatu
6. Fragmen
Menurut KBBI bagian atau pecahan sesuatu

4. Kata Kunci

 Mitha: Fraktur femur

5. Mengajukan Pertanyaan

1. Apa definisi dari fraktur femur? (abel)


Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat terjadi akibat
trauma langsung maupun trauma tidak langsung.( Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
Oktober 2021, 1 (10), 1345-1359)
Fraktur femur didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur
femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan
jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup
yang dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha (Noor Z, 2016). Noor, Z., 2016.
Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.)

Fraktur femur merupakan hilangnya kontinuitas tulang paha, yang dapat disebabkan oleh
trauma langsung pada paha ataupun faktor patologis. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi, Vol 9, No. 2, September 2020
2. Apa etiologi dari fraktur femur? (ferdi)
Fraktur batang femoralis dapat disebabkan oleh mekanisme energi yang tinggi atau rendah dan
sering kali berhubungan dengan cedera serius lainnya. Penyebab paling umum termasuk
kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, jatuh dari permukaan tanah pada penderita
osteoporosis, dan tembakan. Sebuah studi dari Finlandia menemukan bahwa 75% FSF
disebabkan oleh mekanisme energi tinggi, 87% di antaranya terjadi pada MVC (65% dari seluruh
patah tulang). Penyebab lain yang kurang umum dari FSF adalah patah tulang atipikal akibat
penggunaan bifosfonat, patah tulang patologis akibat lesi tulang, patah tulang insufisiensi akibat
osteoporosis, dan patah tulang karena stres akibat penggunaan berlebihan pada atlet dan
anggota militer.( National Library of Medicine , Femoral Shaft Fractures).
Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang. dimana trauma tersebut
kekuatannya melebihi kekuatan tulang. Dua faktor mempengaruhi terjadinya fraktur (Solomon L
et al., 2010).
• Ekstrinsik : meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan
trauma.
• Intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan dan
densitas tulang.
Tulang cukup mudah patah, namun mempunyai kekuatan dan
ketahanan untuk menghadapi stress dengan kekuatan tertentu. Fraktur berasal dari: (A) cedera;
(B) stress berulang: (C) fraktur patologis (Solomon L. et al., 2010).
Faktur dapat terjadi karena beberapa penyebab antara lain Helmi (2012) adalah :
1. Fraktur akibat peristiwa traumatik Disebabkan trauma yang tiba-tiba mengenai tulang yang
sangar keras.
2. Faktur patologis Disebabkan adanya kelainan tulang keliana, patologis di dalam tulang.
3. Fraktur stress Disebabkan oleh trauma yang terus menerus.
Fraktur femur dapat terjadi mulai dari proksimal sampai distal. Untuk mematahkan batang
femur pada orang dewasa, diperlukan gaya yang besar. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada pra
muda yang mengalami kecelakaan bermotor atau jatuh dari ketinggian. Biasanya, klien ini
mengalami trauma multipel. Pada fraktur femur ini klien mengalami syok hipovolemik karena
kehilanagan banyak darah maupun syok neurogenik karena nyeri yang sangat heba (muttaqn,
2008).(Buku keperawatan perioperatif)
3. Apa komplikasi dari fraktur femur? (Mitha)
Sewaktu tulang patah, pendarahan biasanya terjadi disekitar tempat patah kedalam
jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami
kerusakan. Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih
dan sel mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut
aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru. matur yang disebut callus.
Bekuan fibrin di reabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk
membentuk tulang sejati. Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang
berkaitan dengan pembengkakan yang tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke
ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Bila tidak terkontrol.
pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan
berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot,
komplikasi ini dinamakan sindroma kompartmen (Brunner dan Suddarth, 2002).
4. Bagaimana patofisiologi fraktur femur? (Abel)
Pada kondisi trauma diperlukan gaya yang besar untuk mematahkan tulang femur pada
orang dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada pria muda yang mengalami
kecelakaan kendaraan bermotor atau mengalami jatuh dari ketinggian. Biasanya pasien
ini mengalami trauma multiple yang menyertainya
Secara klinis fraktur femur terbuka sering didapatkan adanya kerusakan neurovaskular
yang akan memberikan manifestasi peningkatan resiko syok, baik syok hipovolemik
karena kehilangan darah (pada setiap patah satu tulang femur diprediksi akan hilangnya
darah 500 ce dari sistem vaskular), maupun neurogenik disebabkan rasa nyeri yang
sangat hebat akibat kompresi atau kerusakan saraf yang berjalan dibawah tulang femur
(Noor Z. 2016).
(Noor Z, 2016). (Noor, Z., 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta:
Salemba Medika.)
5. Apa peran perawat pada kasus tersebut? (Mitha)
Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien fraktur diantaranya
edukator, konsultan, konseling. pelindung kolaborator, koordinator, sebagai pembaharuan
sehingga peran perawat sangat. penting memberi pengetahuan tentang mobilitas atau
melakukan pergerakan pada pasien fraktur agar tidak mengalami kekakuan sendi,
kecacatan fisik, serta memilihara mobilitas persendian.( Jurnal Media Keperawatan:
Politeknik Kesehatan Makassar

Vol. og No 02 2018

eissn: 2622-0148, p-issn: 2087-0035)


6. Apa manifestasi klinis dari fraktur femur? (Abel)
Pada anamnesis penting untuk ditanyakan mengenai kronologi dari mekanisme trauma
pada paha. Sering didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada paha, keluhan luka
terbuka pada paha (Noor Z, 2016).
Manifestasi klinis fraktur femur hampir sama pada klinis fraktur umum tulang panjang
seperti nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas karena kontraksi
otot, krepitasi, pembengkakan. dan perubahan warna lokal pada kulit yang terjadi akibat
trauma dan perubahan yang mengikuti fraktur (Noor Z, 2016).
7. Bagaimana pertolongan pertama pada fraktur femur? (Mitha)
8. Apa penatalaksaan dari fraktur femur? (Ferdi)
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, Vol 9, No. 2, September 2020(Orif)
Pada fraktur femur terbuka harus dinilai dengan cermat untuk mencari ada tidaknya
kehilangan kulit, kontaminasi luka, iskemi otot, dan cedera pada pembuluh darah dan
saraf. Intervensi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Noor Z, 2016):
a. Profilaksis antibiotic

b. Debridemen.

Debridemen dan pembersihan luka harus dilakukan dengan segera. Jika terdapat
kematian jaringan atau kontaminasi yang jelas, luka harus diperhatikan dan jaringan yang
mati di eksisi dengan hati-hati. Luka akibat penetrasi fragmen tulang tulang yang tajam
juga perlu dibersihkan dan dieksisi, tetapi cukup dengan debridemen terbatas saja. Hal
utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara menstabilkan fraktur. Pada luka
kecil yang bersih dan waktu cedera yang belum lama maka frakturnya dapat diterapi
seperti cedera tertutup dengan penambahan antibiotik profilaksis. Pada luka yang besar.
luka yang telah terkontaminasi, kehilangan kulit atau kerusakan jaringan, fiksasi internal
harus dihindari. Setelah debridemen luka harus dibiarkan terbuka dan fraktur distabilkan
dengan memasangkan fiksasi eksternal. Beberapa minggu kemudian, saat luka sembuh
atau setelah berhasil dilakukan pencangkokan kulit, keputusan lebih jauh adalah
pemasangan fiksasi internal.

c. Stabilisasi
Stabilisasi dilakukan dengan pemasangan fiksasi interna atau
fiksasi eksterna
d. Penundaan penutupan
e. Penundaan rehabilitasi
f. Fiksasi eksterna terutama pada fraktur segmental, fraktur komunitif atau fraktur terbuka
dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.
Penatalaksanaan fraktur tulang femur tertutup adalah sebagai berikut (Noor Z, 2016):
a. Terapi konservatif
a) Traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum dilakukan terapi definitive
untuk mengurangi spasme otot
b) Traksi tulang berimbang dengan bagian Pearson pada sendi lutut. Indikasi traksi
terutama fraktur yang bersifat komunitif dan segmental
c) Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur secara klinis.
b. Terapi operatif
c. Pemasangan plate dan screw
9. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan pada fraktur femur? (Abel)
Pemeriksaan fisik fokus

Kaji kronologi dari mekanisme trauma pada paha. Sering didapatkankeluhan nyeri pada
luka terbuka.

a. Look Pada fraktur terbuka terlihat adanya luka terbuka dengan deformitas yang jelas.
Kaji seberapa luas kerusakan jaringan lunak yang terlibat. Kaji apakah pada luka terbuka
pada ada fragmen tulang yang keluar dan apakah terdapatnya kerusakan pada jaringan
beresiko meningkat pada respon syok hipovolemik. Pada fase awal trauma kecelakaan
lalu lintas darat yang mengantaran pada resiko tinggi infeksi. Pada fraktur tertutup sering
ditemukan
kehilangan fungsi deformitas, pemendekan ekstremitas atas karena kontraksi otot,
krepitasi, pembengkakan, dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat ada trauma
dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini dapat terjadi setelah beberapa jam atau
beberapa setelah cidera.
b. Feel: adanya keluhan nyeri tekan dan krepitasi
c. Move daerah tungkai yang patah tidak boleh di gerakkan, karena akan memberi respon
trauma pada jaringan lunak di sekitar ujung fragmen tulang yang patah (Muttaqin, 2015).
(Keperawatan perioperatif)
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan fraktur adalah Pemeriksaan
rontgen dengan tujuan untuk menentukan lokasi / luasnya fraktur/ trauma. Scan tulang
(fomogram, scan CT/MRI) untuk memperlihatkan fraktur dan juga dapat digunakan
untuk mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak. Arteriogram, dilakukan bila
kerusakan vaskuler dicurigai. Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat (hemo
konsentrasi) atau menurun (pendarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada
trauma multiple) Hb. leukosit. LED, golongan darah dan lain-lain (Tucker, 1998).
Medula, Volume 2, Nomor 3, Maret 2014.
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus tersebut? (Abel)
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)

b. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi (D.0192)

c. Risiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive (D.0142)


11. Apa perbedaan patah tulang terbuka dan tertutup? (Mitha)
Fraktur tertutup dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang sehingga lokasi tidak
tercemar oleh lingkungannya atau tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. Atau
sederhananya tidak memiliki kerusakan jaringan luar hingga tulang tidak menonjol
keluar. Patah tulang tertutup umumnya terjadi karena adanya trauma baik itu langsung
maupun tidak langsung. Fraktur tertutup sendiri memiliki tingkat untuk mengetahui
seberapa parah fraktur tertutup itu.
Fraktur terbuka yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit
dan jaringan lunak, dapat dibentuk dari dalam atau dari luar. sebab tulang menembus
kulit sehingga tulang yang patah dapat dilihat dengan mata sendiri. (Noor, Z., 2016. Buku
Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.)
Tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
Sedangkan fraktur terbuka bila terapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
oleh karena perlukaan di kulit (Smeltzer dan Bare, 2002).
Cedera Tertutup (Lokasi dalam) Cedera dianggap tertutup ketika trauma terjadi di dalam
tubuh. Contohnya, cedera otak traumatis dapat terjadi karena trauma akibat benda tumpul
pada kepala. Sementara itu, cedera dianggap menembus dalam kasus seperti luka akibat
tusukan pisau atau gunting.

b. Cedera Terbuka (Lokasi luar) Patah tulang jenis ini menyebabkan tulang menonjol
keluar melalui kulit, atau luka mengarah ke situs fraktur. Kondisi ini akan sangat
memungkinkan terjadinya Infeksi dan perdarahan eksternal.
(BUKU Keperawatan perioperatif)

Anda mungkin juga menyukai