Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

FILOSOFI DALAM KEDOKTERAN

Pembimbing : Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., SpAn-KIC., KNA.,KMN

Oleh :
dr. Kinanti Purnamasari
517222008

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1


PATOLOGI KLINIK
MATA KULIAH DASAR UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD DR.SOETOMO SURABAYA
2023
Soal Nomor 5
Mr. Corona is 82 years old and lives in a cottage on his daughter’s property. He was a fighter
pilot during World War II and has been fiercely independent his entire life. He is in the
moderate-to-severe stage of ADRD and is unable to perform instrumental ADLs. Mr. Corona
is in the clinic for his annual evaluation. He does not know his address, the current date, the
season, day, or time. His Mini Mental State Exam score is 11/30. When asked what he would
do if the house caught on fire, he replied, “I would get some water and put it out.” His three
daughters discussed the situation with a social worker and a nurse practitioner in the
neurology clinic. Although Mr. Corona’s safety is questionable, his daughters state that he
has always been independent and does not like people taking care of him. They decide that
for now they will support his living in the cottage.
In making decisions on Mr. Corona’s behalf, his daughters are using the principles of
autonomy. Is this principle only is enough ?

Jawab:
Sebagai seorang dokter kita wajib menjelaskan kondisi pasien , diagnosa pasien dan
bagaimana pengobatan yang terbaik untuk penyakit pasien. Setelah mendapat penjelasan
yang cukup, maka pasien dan atau keluarganya berhak memutuskan menyetujui atau tidak
tindakan yang terbaik untuk pasien. Sesuai prinsip etika kedokteran Autonomy yaitu prinsip
yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien dan merupakan kekuatan
yang dimiliki pasien untuk memutuskan tindakan yang terbaik untuknya. Pasien harus
dihormati secara etik, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat
berkomunikasi untuk mengambil keputusan. Pada kasus ini pasien tidak dapat mengambil
keputusan karena terdapat gangguan mental yaitu ADRD. Sehingga yang mengambil
keputusan adalah walinya yaitu anaknya yang merupakan keluarga terdekatnya.
Pada kasus ini keluarga pasien (anak pasien) melanggar prinsip etika Beneficence dan
non maleficence. Beneficence dalam makna yang lebih luas berarti tindakan yang dilakukan
untuk kebaikan orang lain. Prinsip moral beneficence adalah kewajiban moral untuk
melakukan suatu tindakan demi kebaikan atau kemanfaatan orang lain (pasien). Prinsip non-
maleficence, yaitu melarang tindakan yang membahayakan atau memperburuk keadaan
pasien. Tindakan yang dilakukan anak pasien yaitu meninggalkan pasien seorang diri dapat
merugikan pasien dan membahayakan pasien. Karena pasien dengan ADRD sedang berat
dengan Mini Mental Stage Exame 11/30 sebaiknya diberikan pengawasan ketat atau
didampingi selama 24 jam dan tidak dibiarkan tinggal sendirian.

Anda mungkin juga menyukai