Oleh :
dr. Kinanti Purnamasari
517222008
Jawab:
Sebagai seorang dokter kita wajib menjelaskan kondisi pasien , diagnosa pasien dan
bagaimana pengobatan yang terbaik untuk penyakit pasien. Setelah mendapat penjelasan
yang cukup, maka pasien dan atau keluarganya berhak memutuskan menyetujui atau tidak
tindakan yang terbaik untuk pasien. Sesuai prinsip etika kedokteran Autonomy yaitu prinsip
yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien dan merupakan kekuatan
yang dimiliki pasien untuk memutuskan tindakan yang terbaik untuknya. Pasien harus
dihormati secara etik, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat
berkomunikasi untuk mengambil keputusan. Pada kasus ini pasien tidak dapat mengambil
keputusan karena terdapat gangguan mental yaitu ADRD. Sehingga yang mengambil
keputusan adalah walinya yaitu anaknya yang merupakan keluarga terdekatnya.
Pada kasus ini keluarga pasien (anak pasien) melanggar prinsip etika Beneficence dan
non maleficence. Beneficence dalam makna yang lebih luas berarti tindakan yang dilakukan
untuk kebaikan orang lain. Prinsip moral beneficence adalah kewajiban moral untuk
melakukan suatu tindakan demi kebaikan atau kemanfaatan orang lain (pasien). Prinsip non-
maleficence, yaitu melarang tindakan yang membahayakan atau memperburuk keadaan
pasien. Tindakan yang dilakukan anak pasien yaitu meninggalkan pasien seorang diri dapat
merugikan pasien dan membahayakan pasien. Karena pasien dengan ADRD sedang berat
dengan Mini Mental Stage Exame 11/30 sebaiknya diberikan pengawasan ketat atau
didampingi selama 24 jam dan tidak dibiarkan tinggal sendirian.