Anak-anak pada masa wiraga diberi peluang menggunakan saraf motorik, otot-otot
besar, termasuk berlari, melompat, dan belajar keseimbangan. Agar anak bebas
berekspresi, kegiatan di luar ruangan harus lebih banyak dilakukan.
Pada masa wirama, anak tidak cukup diberikan pembiasaan atau perintah, tetapi
sebaiknya mulai diberikan pengertian dan penjelasan tentang segala tingkah laku
kebaikan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai mereka melakukan
suatu kebaikan hanya karena kebiasaan, diperintah atau ikut aturan.
Anak pada masa ini sudah lebih ‘berirama’. Sehingga mereka bisa mengatur dirinya
sendiri, dan memahami potensi diri untuk bekal menghadapi masa depannya sendiri.