Anda di halaman 1dari 1

Masa wiraga [0-8 tahun]

Seperti ditulis laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, Jumat [2/8/2019], wiraga


adalah dasar wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai keterampilan.
Masa wiraga ini merupakan periode yang amat penting bagi perkembangan badan
[jasmani] dan panca indera.

Anak-anak pada masa wiraga diberi peluang menggunakan saraf motorik, otot-otot
besar, termasuk berlari, melompat, dan belajar keseimbangan. Agar anak bebas
berekspresi, kegiatan di luar ruangan harus lebih banyak dilakukan.

Masa wirama [9-16 tahun]


Kelanjutan masa wiraga adalah masa wirama, di mana gerak yang dihasilkan harus
berirama. Meskipun pertumbuhan masih amat kurang, periode ini penting untuk
perkembangan pikiran anak.

Pada masa wirama, anak tidak cukup diberikan pembiasaan atau perintah, tetapi
sebaiknya mulai diberikan pengertian dan penjelasan tentang segala tingkah laku
kebaikan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai mereka melakukan
suatu kebaikan hanya karena kebiasaan, diperintah atau ikut aturan.

Pada masa ini, anak-anak selayaknya memperoleh pengajaran jasmani yang


sistematis, yang tidak hanya untuk fisik [raga] tetapi juga pada kesuburan jiwa. Yaitu
memiliki kecepatan berpikir, kemampuan merasa, dan kegigihan [keteguhan kemauan].

Masa wirasa [17-24 tahun]


Dalam bukunya tersebut di atas, Ki Hadjar mengungkapkan wirasa adalah gerak tidak
saja harus sesuai irama, namun harus dilakukan dengan rasa [jiwa]. Hal ini
menjelaskan masa wirasa adalah masa di mana anak-anak sudah remaja menuju
kedewasaan.

Anak pada masa ini sudah lebih ‘berirama’. Sehingga mereka bisa mengatur dirinya
sendiri, dan memahami potensi diri untuk bekal menghadapi masa depannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai