Anda di halaman 1dari 18

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii

DAFTAR GRAFIK...........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................

1.2 Ruang Lingkup Masalah.................................................................................

1.3 Batasan Masalah..............................................................................................

1.4 Rumusan Masalah...........................................................................................

1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS................................................

2.1 Penjelasan Umum............................................................................................

2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi PPSDM MIGAS..........................................

2.1.2 Sejarah Singkat PPSDM MIGAS.........................................................

2.1.3 Stuktur Organisasi dan Kepegawaian.................................................

2.1.4 Lokasi PPSDM MIGAS.........................................................................

2.2 Orientasi Perusahaan......................................................................................

2.2.1 Unit Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran..........................

2.2.2 Unit Boiler...............................................................................................

2.2.3 Unit Perpustakaan.................................................................................


PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

2.2.4 Laboratorium Dasar..............................................................................

BAB III METODOLOGI ..................................................................................


3.1 Metode Penelitian............................................................................................

3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................

3.3 Prosedur............................................................................................................

3.4 Skema Kerja.....................................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................

BAB V PENUTUP.................................................................................................

5.1 Kesimpulan.......................................................................................................

5.2 Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengelasan
3.1.1.Pengertian Pengelasan

Pengelasan (welding) adalah penggabungan/penyambungan


terlokalisasi beberapa logam/non-logam. Pengelasan merupakan salah satu
proses metalurgi. Proses penyambungan memanfaatkan panas yang cukup
untuk melelehkan/mencairkan logam yang hendak disambung. Pengelasan
akan efektif ketika material dipanaskan hingga mencapai temperatur las,
dengan atau tanpa tekanan (pressure), atau hanya menggunakan aplikasi
tekanan saja. Ada juga pengelasan yang dengan menggunakan material
pengisi (filler material) dan ada juga yang tanpa pengisi (filler) sama sckali
[7].

Pengelasan dapat dilakukan dengan cara kerja yang berbeda-beda.


Seperti contoh pcngclasan cair dilakukan dcngan cara
mcncairkan/melelehkan sambungan dengan panas dari busur listrik atau
semburan api gas yang terbakar. Lalu, ada pengelasan tekan yang dilakukan
dengan cara memanaskan sambungan dan menekannya hingga menjadi
satu. Lalu, ada pengelasan patri yang dilakukan dengan cara mengikat
sambungan dan menyatukannya menggunakan "agent" paduan logam yang
mempunyai titik cair rendah. Las patri tidak akan mencairkan logam induk
(metal base) yang hendak disambungkan, tapi hanya logam agen
penyambungnya saja (8).

3.1.2. Jenis Proses Pengelasan


Proscs pengelasan yang paling sering digunakan dalam
fabrikasi dan perbaikan peralatan adalah proses Shielded Metal Arc
Welding (SMAW), Gas Metal Arc Welding (GMAW), Gas Tungsten
Arc Welding (GTAW), Flux Cored Arc Welding (FCAW),
Submerged Arc Welding (SAW), dan Stud Arc Welding (SW) [9],
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Proses Shielded Metal Arc Welding (SMAW) adalah proses


pengelasan manual yang menggunakan busur antara elektroda tertutup
dan weld pool. SMAW bekerja dengan mamanfaatkan panas busur
tersebut. Ujung elektroda tertutup berperan untuk melelehkan logam
induknya (base metal). Adapun proses pelindungan (shielding)
dihasilkan dari dekomposisi penutup elektroda tanpa pencrapan
tckanan dan dengan logam pengisi (filler metal) dari elektrodanya.
Sumber daya dapat menggunakan listrik arus AC atau DC. SMAW
membutuhkan biaya yang sedikit dan proses pengelasan tidak sensitif

crhadap pengaruh lingkungan luar [9].

Gambar 3. Proses pengelasan SMAW


Sumber: Welding Inspection and Metallurgy APJ Recommended Practice 577 (1 st
ed.)

Gambar 4. Proses pengelasan GMAW


PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Sumber: Welding Inspection and Metallurgy APJ Recommended Practice 577 (1st ed.)

Proses Gas Metal Arc Welding (GMA W) adalah proses


pengelasan manual yang menggunakan busur antara elektroda logam
pengisi kontinu (continuous filler metal) dan weld pool. GMAW
bekerja dengan pelindungan (shielding) dari gas yang dipasok dari
luar dan tanpa penerapan tckanan. Sumbcr daya dapat menggunakan
listrik tegangan konstan (CV). GMAW mcnggunakan metode short
circuiting, globular, atau mode scmprotan (spray) untuk mentransfer
logam dari elektroda ke objek kerja [9].

Jenis transfer logam dari elektroda ke objek ditentukan olch


sejumlah faktor. Yang paling berpengaruh adalah:

 Besar dan jenis arus pengelasan


 Diameter elektroda
 Komposisi elektroda
 Ekstensi elektroda
 Gas pelindung

Mode transfer semprot GMAW menghasilkan aliran droplet


diskrit yang sangat terarah serta diakselerasi oleh gaya busur. Percikan
dari semprotan dapat diabaikan. Menerapkan mode transfer scmprot
pada Icmbaran tipis mungkin sulit karena gaya busur terlalu tinggi
ditambah arusnya juga tinggi. Kabar baiknya, keterbatasan ketebalan
transfer busur semprot telah diatasi dengan penggunaan Pulsed
GMAW, yaitu variasi dari GMA W dimana arus dipompa untuk
mendapatkan hasil yang sama seperti mode transfer semprotan, namun,
pada arus rata-rata yang lebih kecil daripada mode transfer semprotan
[9].

Mode transfer globular mencakup arus yang relatif rendah (<


250 Ampere). Mode transfer globular ditandai dengan ukuran drop.
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Diameter drop lebilh besar dari elektroda yang digunakan. Pada


umumnya proses ini terbatas pada posisi datar dan dapat menghasilkan
percikan [9].

GMAW-S (short circuiting) transfer mencakup kisaran


terendah dari arus pengelasan dan diamcter elektroda yang terkait
dengan proses GMAW. Proscs ini menghasilkan weld pool yang cepat
membeku. GMAW-S umumnya cocok untuk menyambung objek tipis
(thin section), menyambung out-of-pasition, atau root pass. Oleh
karena GMAW-S cepat membeku, dapat berpotensi mengurangi
sidewall fusion ketika hendak mengelas peralatan-peralatan (objck)
berdinding tebal [9]

3.1.3.Alat-alat untuk pengelasan


Kegiatan las membutuhkan mesin las dan alat bantu las. Mesin
las berperan menghasilkan daya dan alat bantu las yang melakukan
kontak langsung dengan benda kerja. Mesin las listrik untuk proses las
SMAW, GMAW, GTAW, dan SAW semuanya mempunyai peralatan
pendukung yang hampir sama, Yang membedakan biasanya
kcmampuan komponen yang dapat digunakan untuk amperc tinggi
khususnya untuk proses las GMAW dan SMAW [10].

Mesin las adalah salah satu peralatan yang berfungsi untuk


merubah energi listrik menjadi energi panas, energi panas ini yang
digunakan untuk melelehkan elektroda dan logam induk atau logam
dasar yang kemudian keduanya akan memadat menjadi satu dan
jadilah sambungan pengelasan [10].Mesin las AC menghasilkan arus
listrik bolak-balik. Pesawat mesin las AC terdiri atas transformator las
dan pembangkit listrik. Transformator las umumnya digunakan yang
mempunyai kapasitas 200-500 Ampere. Mesin las DC menghasilkan
arus listrik secarah. Pesawat las arus searah terdiri dari pesawat
transformator, pembangkit listrik, dan penyearah (rectifier) [10,11].
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Kabel las (Lead) adalah alat bantu las untuk menghantar arus
dari mesin las ke benda kerja dan sebaliknya. Kabel las terdiri dari
lapisan karet, kain, dan penguat lapisan fabric holder elektroda.
Tegangan pada Lead bervariasi antara 14-80 Volt. Lead memiliki
nomor ukuran, yang semakin kecil nomornya, semakin besar diameter
Zead. Lead yang berkualitas baik adalal yang memiliki fleksibilitas
tinggi supaya mampu menyesuaikan posisi dan bentuk mengikuti
pergerakan tangan juru las (welder) serta supaya memudahkan
instalasi kabel. Lead yang terhubung dengan elektroda harus memiliki
ukuran diameter yang sama dengan Lead yang terhubung pada benda
kerja [11].

Palu las dan sikat kawat merupakan kombinasi alat bantu las
yang berguna untuk membersihkan benda kerja. Palu las (atau palu
terak) adalah alat bantu las untuk melepaskan dan membersihkan terak
las pada jalur las. Palu las digunakan dengan cara memukulkan atau
menggoreskan pada daerah hasil las. Sikat kawat adalah alat bantu las
yang digunakan untuk membersihkan benda kerja sebelum dilas.
Setelah pengelasan, sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa
terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las

[10,11].

Gambar 5. Peralaan las busur (arc welding)


Sumber : https://www.pengelasan.net/peralatan-las/
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Pemegang kawat las atau holder elektroda adalah peralatan


yang dipegang oleh juru las (welder) ketika mengelas. Holder ini
digunakan untuk menahan elektroda logam atau karbon. Bagian
handle yang dipegang juru las harus memiliki ketahanan panas
yang tinggi supaya mudah dan aman digunakan. Bagian rahang
holder elektroda harus selalu dibersihkan supaya kontak elektroda
dengan holder tidak terhambat benda asing. Holder elektroda
sebaiknya dilengkapi dengan pelindung (plat kecil tahan panas)
untuk memberikan perlindungan maksimal untuk tangan juru las
(welder) [11].

Klem massa dalah alat bantu las untuk menghubungkan


kabel massa ke benda kerja (base metal). Klem masaa terbuat dari
bahan konduktif (tembaga). Klem massa memiliki pegas penjepit
dan dijepitkan ke benda kerja. Penjepit adalah alat bantu lainnya
yang digunakan untuk memindahkan-benda kerja. Fungsi penjepit
adalah untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas seetelah pengelasan. Meski perannya sama-sama
untuk menjepit, penjepit berbeda dengan klem massa [11],

3.1.4.Jenis Sambungan Pada Las


Sambungan sebidang (butt joint) adalah sambungan antara dua
buah ujung material kerja (workpiece). Butt joint dipakai untuk pelat
datar tanpa eksentrisitas (kelengkungan). Juru las perlu mempersipakan
benda kerja yang hendak di las dengan cara meratakan ujung-ujungnya
atau memiringkan ujungnya [12]. Butt joint dapat berlaku pada jenis
kampuh (groove) berikut, yaitu bevel-groove, flar-bevel-groove, square-
groove, V-groove, J-groove, U-groove, edge-flange, dan bruze [9].
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Sambungan lewatan (lap joint) adalah jenis sambungan yang


digunakan untuk mengelas dua pelat yang tebalnya berlainan. Benda
kerja yang hendak disambung diletakkan bertumpuk atau tumpang tindih

[12].

Gambar 6. Skema jenis sambungan las

Sumber ; Welding Inspection and Metallurgy APJ Recommended Practice 577 (1st ed.)

Sambungan sudut (corner joint) adalah jenis sambungan


yang dipakai untuk pcnampang tersusun berbentuk kotak yang
digunakan untuk kolom atau balok. Salah satu material diletakkan
mendatar dan material lain yang hendak disambung ditempel pada
bagian atas material pertama. Sudut yang terbentuk antara kedua
material akan menjadi jalur pengelasan [12]. Adapun sambungan
tepi (edge joint) merupakan sambungan yang hampir sama dengan
corner joint dan lap joint. Corner joint berlaku pada kampuh fillet,
bevel-groove, flare-bevel-groove, square-groove,V-groove, J-
groove, U-groove, plug, slot, spot, seam, projection dan braze [9],

3.1.5. Posisi pengelasan


Posisi pengelasan adalah pengaturan letak dimana
sambungan akan dilakukan pengelasan dan letak gerakan elektroda
las. Posisi pengelasan yang digunakan juga memperhatikan letak
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

kampuh-kampuh benda kerja yang hendak dilas [13], Perubahan


posisi pengelasan dapat menyebabkan perubahan keperluat arus
las. Perubahan posisi pengelasan juga mempengaruhi jalur las
(weld pass)

Pertama, posisi di bawah tangan adalah posisi yang paling


mudah dilakukan. Posisi elektroda berada di atas benda kerja.
Kedua, posisi mendatar (horizontal position) adalah pengelasan
dengan posisi benda ketja umumnya berdiri tegak atau agak miring
sedikit dari arah elektroda las. Ketiga, posisi tegak (vertical
position) mcrupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis
tegak/vertikal. Kecmpat, posisi di atas kcpala (over head position)
adalah pengelasan dilakukan diatas kepala operator atau welder.
[7,13]. Posisi pengelasan diberi kode olch American Welding
Society (AWS). Mereka membagi posisi pengelasan menjadi dua
jenis, yaitu las fillet (kode F) dan las groove/kampuh (kode G)
[7,13].

1. Posisi las groove plat


 1G( pengelasan datar)
 2G(pengelasan horizontal)
 3G(pengelasan vertical)
 4G(pengelasan diatas kepala)
2. Posisi las fillet padat
 1F(pengelasan datar)
 2F(pengelasan horizontal)
 3F(pengelasan vertical)
 4F(pengelasan diatas kepala)
3. Posisi las groove pipa
 1G(pengelasan datar,pipa dapat diputar)
 2G(pengelasan horizontal, pipa dapat diputar)
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 5G(pengelasan vertical, pipa tidak diputar)


 6G(pengelasan miring 45° ,pipa tidak diputar)
4. Posisi las fillet pipa
 1F rotasi/2F2F rotasi/4F/5F

Tabel 1. Posisi pengelasan groove dal fillet pada pelat dan pipa

Sumber : ASME and Pressure Vessel Code an International Code Section IX (2019 edition)

3.2. Material Pengujian


3.2.1. Material Elektroda
Kawat Ias (elektroda) adalah bagian yang akan
mencair/melelch Ketika proses pengelasan berlangsung, Jenis
elektroda las busur ada banyak dan diberi kode berdasarkan
American Welding Society (AWS). Sebagai contoh elektroda
E6011, hurfE artinya clcktroda busur las. Kode E60xx artinya
elektroda memiliki tensile strength 60,000 psi. Kode Exx1x artinya
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

elektroda dapat digunakan untuk semua posisi. Kode Exx2x artinya


hanya di posisi flat dan horizontal. K ode Exx3x artinya hanya
untuk flat welding [9,12]. Satu digit terakhir pada kode terscbut
mengindikasikan jenis arus listrik yang bisa digunakan sclama
pengelasan.

 Exx10 DC+(DC reverse) electrode positive/DCEP


 Exx11 AC or DC- (DC straight) electrodenegative/
DCEN
 Exx12 AC or DC-
 Exx13 AC,DC- atau DC+
 Exx14 AC,DC- atau DC+
 Exx15 DC+
 Exx16 AC atau DC+
 Exx18 AC,DC- atau DC+
 Exx20 AC,DC- atau DC+
 Exx24 AC,DC- atau DC+
 Exx27 AC,DC- atau DC+
 Exx28 AC atau DC+

Elektroda AWS E7016 merupakan elektroda bertipe


hidrogen rendah dengan ketahanan crack yang baik. Elektroda
AWS E7016 termasuk kedalam kelompok elektroda yang dapap
dikerjakan menggunakan semua posisi pengelasan Kelebihan
elektroda AWS E7016 adalah sisa teraknya mudah dibersihkan,
Kekuatan mckanik (tensile strength) nya adalah sckitar 70,000 psi
atau sckitar 482 MPa [12]. Berdasarkan datasheet dari Inweld
Corporation, salah satu produk mercka, AWS A5,1 E7016
memiliki spesifikasi [14]

 Komposisi kimia terdiri dari:


o Fe,C,Cr,Ni,Mo,Mn,Si,P,S,V,Cu
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 Kekuatan mekanik :
o Tensile strength :70.000 psi
o Yield strength : 58.000 psi
o Elongation :22%
 Karakteristik elektrik:
o AC atau DC+ (DCEP)

3.2.2. Material kerja (base material)


Logam paduan (alloy) adalah logam yang memiliki
komposisi dari dua atau lebih jenis logam yang berbeda. Logam
paduan secara umum diklasifikasikan menjadi dua, yaknì ferrous
alloy dan nonferrous alloy. Kelas ferrous alloy ini konstituen
utamanya adalah besi (Fe). Salah satu contoh ferrous alloy adalah
baja karbon (carbon steel). Baja karbon secara umum mengandung
0.25-1.4 wt% unsur C. Baja karbon rendah hanya mengandung
unsur C kurang dari 0.25 wt%. Kekuatan tensile baja karbon rendah
berkisar antara 415-550 MPa dan keuletan 25% EL. Baja karbon
rendah relatif lunak, lemah, ulet, tangguh, dan murah [15]

Pengujian dilakukan pada material baja karbon standar


ASTM A106M-18 Grade B. Baja karbon adalah salah satu material
yang populer digunakan dalam industri minyak dan gas bumi, salah
satunya sebagai material pipa distribusi. Baja karbon ASTM A106
Grade B memiliki sifat tensile strength sebesar 415 MPa dan yield
strength sebesar 290 MPa serta ductility sebesar 24% EL [18),
Berdasarkan sertifikat material yang diterbitkan oleh NIPPON
STEEL, pipa baja karbon ASTM A 106 ini memiliki komposisi
kimia sebagai berikut (lihat tabel 2) [18].

Table 2. Komposisi Kimia Baja A106 Grade B

Sumber: NIPPON STEEL Inspection Certificate no BYYF6948


PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 7. Skema Klasifikasi Variasi alloy


sumber: Callister,W.D.(2009). Materials Science and Engineering An
Inductrion,8th edition(8th ed)

3.3. Inspeksi material


3.3.1. Uji Merusak (DT)
Metode pengujian rusak (DT) dilakukan untuk mengetahui
kekuatan mekanik sebuah material ketika merespon beban mekanik.
Material dikatakan kuat apabila memiliki modulus elastisitas yang
tinggi, Material dikatakan tangguh apabila mampu menerima energi
yang besar tanpa mengalami kegagalan. Material dikatakan ulet
(ductile) apabila mampu berdeformasi plastis sangat panjang Ketika
diberikan beban mekanik [15,16], Pengujian rusak (DT) diantaranya
Tensile Test, Bending/Flexural Test, Impact Test, Fatigue Test, Creep
Test, dan Hardness Test.

Berdasarkan ASME Section IX QW-141 beberapa pengujian


mekanik yang bisa dilakukan pada hasil las adalah uji tarik (tension
test), uji tekuk terpandu (guided-bend test), fillet-weld test, uji
ketangguhan, dan stud-weld test. Berdasarkan ASME Section IX QW-
150 pengujian tarik dari tensileétest digunakan untuk mengetahui
besar u!timate-strength dari hasil las dengan jenis sambungan groove
[7]
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Uji tensil atau biasa dikenal dengan uji tarik dapat digunakan
untuk mengetahui bebcrapa sifat mckanik yang penting dari suatu
material. Sifat mekanik yang dapat diketahui dari uji arik adalah
elastisitas, keuletan (ductility), kekuatan tarik, kekuatan patah
(fracture strength), kekuatan luluh (yield strength) dan ultimate-
strength. Semua sifat mekanik tersebut tertuang dalam satu kurva yang
disebut kurva slress-slrain. Ketika ditarik, spesimen akan terdeformasi
dan mengalami perubahan dimensi hingga akhirnya rusak (frachure).
Spesimen diberikan beban tarik yang terus meningkat secara bertahap.

Beban tarik diterapkan secara uniaksial sepanjang sumbu panjang


spesimen [15].

Gambar 8. Spesimen Tarik standar untuk pipa hasil las

Sumber:ASME Boiler and Pressure Vessel Code an


International Code Section IX (2019 edition)

Spesimen standar untuk pengujian tarik (gambar 9) memiliki


penampang berbentuk lingkaran dan bentuk spesimen menyerupai
tulang anjing "dog bone". Diameter standar sekitar 12.8 mm (0.5 inci),
sedangkan panjang "reduced section" sctidaknya empat kali
diameternya (sekitar 60 mm). Gauge length standarnya adalah 50 mm
(2.0 inci) digunakan dalam perhitungan keuletan (ductility). Keđua
ujung spesimen dipasang ke "holder" alat uji, lalu holder tersebut
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

menarik specimen dengan laju tarik konstan hingga spesimen


patah/putus [15]. Akan tctapi, spesimen yang berasal darì pipa hasil
las mengikuti dimensi spesimen standar berdasarkan ASME QW-151
seperti pada tabel 3.

Kriteria penerimaan (acceptance_criteria) untuk uji tcgang/uji


Tarik diuraikan pada ASME Section IX QW-153. Untuk lulus uji
tarik, benda uji harus memiliki kekuatan tarik tidak kurang dari

a. kekuatan tarik minimum spesifik dari logam induk (base metal);


atau
b. kekuatan tarik minimum yang ditentukan dari yang lebih lemah
dari keduanya, jika menggunakan dua logam induk dengan
kekuatan Tarik minimum yang berbeda; atau
c. kekualan tarik minimum spesifik dari logam las ketika bagian yang
dilas itu memiliki kekuatan suhu ruang lebih rendah daripada
logam induknya; atau
d. jika spesimen patah pada logam dasar di luar las atau antarmuka
las, pengujian harus diterima sebagai memenuhi persyaratan,
asalkan kekuatannya tidak lebih dari 5% di bawah kekuatan tarik
minimua yang ditcntukan dari logam dasar; atau
e. kekuatan tarik minimum yang ditentukan adalah untuk dengan
ketebalan penuh termasuk kelongsong untuk bahan aluminium
1
alclad (P-numbers 21 hingga 23) kurang dari % inci (13 mm).
2
1
Untuk bahan Aluminium Alclad inci (13 mm) dan lebih besar,
2
kekuatan tarik minimum yang ditentukan adalah untuk spesimen
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

ketebalan penuh yang mencakup kelongsong dan spesimen yang


diambil dari inti.

Gambar 9. Spesimen Tarik standar bentuk silinder menurut ASTM-


E8

Sumber: Callister,W.D.(2009). Materials Science and Engineering


An Inductrion,8th edition(8th ed)

Tabel 3. Spesimen Tarik standar menurut ASME Section IX QW-


151

Sumber: ASME Boiler and Pressure Vessel Code an International


Code Section IX (2019 edition)

3.3.2. Uji Tak Rusak (NDT)


Uji tak rusak (NDT) berdasarkan ASME Section V merupakan
aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui
adanya cacat, retak, atau diskontiunitas lain tanpa merusak benda yang di
uji [17], Pengujian ini tidak boleh merusak material yang diperiksa. Salah
satu kelebihan NDT adalah dapat dilakukan di lapangan sehingga inspeksi
dapat berlangsung efektif dan efisien [15]. Salah satu contoh penting
penggunaan NDT adalah untuk mendeteksi retakan (crack) dan kebocoran
(leakage) pada dinding pipa migas. Kelebihan lain dari NDT adalah dapat
dikerjakan oleh sistem otomatis (oleh robot) sehingga pengujian NDT
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

dapat masuk ke segmen-segmen yang tidak mampu dijangkau oleh


inspektur manusia. Sebagai contoh, analisis ultrasonik yang dilakukan oleh
robot di dalam sebuah pipa yang panjang. Robot tersebut mampu
menyusuri pipa yang kecil dan sangat panjang, lalu mengirimkan hasil
analisisnya ke inspektur manusia menggunakan komunikasi radio/internet
[15]

Tabel 4. Macam-macam NDT yang sering dipakai beserta


karakteristiknya

Anda mungkin juga menyukai