Anda di halaman 1dari 11

RUMAH SAKIT UMUM

KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KASIH INSANI


NOMOR:299/KEB/0K/RSU-Kasih Insani/II/2019

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI


DI RSU KASIH INSANI

DIREKTUR RSU KASIH INSANI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di RSU


Kasih Insani yang berorientasi pada keselamatan pasien, maka diperlukan
Penyelenggaraan Pelayanan Instalasi Farmasi yang bermutu tingg;
b. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan Farmasi di RSU Kasih Insani,
maka diperlukan kebijakan Instalasi Farmasi sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan farmasi yang bermutu di RSU Kasih Insani.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a
dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSU Kasih
Insani tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi di RSU Kasih Insani.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Runah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Farmasi
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 206 Tentang Standar Pelayann
Kefarmasian Di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Peraturan direksi RSU Kasih Insani Tentang Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Instalasi Farmasi di RSU Bunda Thamrin.
Kedua : Kebijakn pelayanan Instalasi Farmasi RSU Kasih Insani agar digunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan Pelayanan Farmasi di RSU Kasih
Insani
Ketiga : Kepala Instalasi Farmasi wajib mensosialisasikan keputusan ini ke seluruh
bagian terkait di RSU Kasih Insani.
Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

Ditetapkan di : Deli Serdang


Pada tanggal : Oktober 2019
DIREKTUR,

dr. M. Sabrina Ketaren


RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

Lampiran Peraturan Direktur RSU Kasih Insani


Nomor : /PER.DIR/RSUKI/0119

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI


RSU KASIH INSANI

1. Pelayanan di Instalasi Farmasi harus selalu beroriientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
2. Pelayanan Instalasi Farmasi di RSU Kasih Insani tersedia selama 24 jam.
3. Semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dilaksanakan
tanpa sepengetahuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
4. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker yang berijazah sarjana farmasi dan
yang telah lulus dengan Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek Apoteker dan
diangkat sebagai Kepala Instalasi Farmasidan bertanggung jawab terhadap pelayanan
farmasi.
5. Seluruh staf farmasi harus mempunya izin atau sertifikat dan harus melalui proses
kredensialuntuk memberikan pelayanan kefarmasian.
6. Kepala Instalasi Farmasi di RSU Kasih Insani wajib membuat laporan setiap bulan.
7. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal Instalasi Farmasi wajib melaksanakan
rapat rutin minimal 3 bulan sekali atau rapat insidentil (sewaktu-waktu) untuk membahas
permasa;ahan yang bersifat penting dan perlu keputusan segera.
8. Sumber informasi obat yang tepat ( formularium dan MIMS ) selalu tersedia bagi swmua
yang terlibat dalam penggunaan obat.
9. Manajemen pengelolaan sediaan farmasi di RSU Kasih Insani adalah sebagai berikut :
10.
9.1. Pemilihan dan Perencanaan
 Pemilihan obat-obatan yang akan digunakan di RSU Kasih Insani dilakukan
oleh Tim Farmasi dan Terapi. Obat-obat yang telah melewati serangkaian
proses filtrasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan telah mendapatkan
persettujuan Direktur akan ditetapkan menjadi Formularium rumah sakit.
 Formularium rumah sakit diberlakukan melalui keputtusan Direktur dan
direvisi secara berkala (setahun sekali).
 Kriteria memasukkan dan penghapusan obat ke dalam formularium sesuai
dengan SPO yang berlaku.
 Pada keadaan dimana diperlakukan suatu obat yang tidak tercantum dalam
formularium, maka dokter dapat mengajukan permintaan khusus dengan
mengisi formulir permintaan khusus obat dan formularium yang ditujukan
kepada Tim Farmasi dan Terapi. Selanjutnya Tim Farmasi dan Terapi akan
memutuskan apakah penyediaan obat tersebut dapat disetujui atau tidak. Jika
disetujui, maka Instalasi Farmasi akan melanjutkan proses pengadaannya.
 Perencanaan perbekalan farmasi dibuat oleh Instalasi Farmasi berdasarkan
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Formularium Rumah Sakit, pola
penyakit dan kebutuhan pasien, sisa stok, data pemakaian periode yang lalu,
serta usulan poliklinik/ruangan/instalasi.

9.2. Pengadaan dan Penerimaan


 Pengadaan obat yang tidak tercantum dalam formularium hanya dapat
dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Tim Farmasi dan Terapi dan
disetujui oleh Direktur.
 Seluruh pembelian obat dan alat kesehatan harus melalui Purchase Order
(PO), diketahui dan disetujui oleh Ka. Bid. Keuangan dan Akuntansi.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

 RSU Kasih Insani memiliki MOU dengan PT. Dan PT.


. Pengadaan diutamakan melalui distributor obat tersebut.
 Sebelum menjalin MOU dengan distributor obat, RSU Kasih Insani akan
memperhatikan alur lantai distribusi pada distributor tersebut, meliputi :
a. Akte pendirian perusahaan dan pengesahan dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia
b. Surat Izin Usaha Perusahaan
c. NPWP
d. Izin Pedagang Besar Farmasi - Penyalur Alat Kesehatan ( PBF - PAK )
e. Perjanjian Kerja Sama antara distributor dengan prinsipal dan RS
f. Nama dan Surat Izin Kerja Apoteker dan Apoteker Penanggung Jawab
PBF
g. Alamat dan Denah kantor PBF
h. Surat garansi jaminan keaslian produk yang didistribusikan ( dari prinsipal
)
 Pada keadaan dimana obat yang diperlukan tidak tersedia, maka Instalasi
Farmasi akan menyampaikan pemberitahuan kepada dokter yang menulis resep
dan menyarankan obat substitusi dengan isi yang sama.
 Pada kondisi khusus dimana tidak terdapat obat substitusi dengan isi yang
sama di farmasi rumah sakit, petugas farmasi akan menghubungi apotek
rekanan ( ) untuk memperoleh obat tersebut setelah mendapatkan
persetujuan dari Ka. Bid. Keuangan dan Akuntansi.
 Pengadaan obat dan alkes diluar jam kerja gudang farmasi diatur dalam
Standar Prosedur Operasional tentang Pengambilan Perbekalan Farmasi di
Gudang Farmasi di luar jam kerja.
 Penerimaan pembekalan farmasi dari distributor dilakukan oleh bagian
gudang farmasiuntuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi (bentuk sediaan
dan kekuatan), jumlah, expired date dan kondisi fisik yang diterima serta suhu
penyimpanan pada saat penerimaan barang untuk produk suhu dingin yang
diatur dalam Standar Prosedur Operasional tentang Penerimaan Barang dari
Ditributor.

9.3. Penyimpanan
 Area penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai (perbekalan farmasi) harus terkunci dan hanya boleh diakses oleh petugas
farmasi.
 Metode penyimpanan perbekalan farmasi disusun secara alfabetis
berdasarkan entuk sediaan, suhu penyimpanan dan menerapkan prinsip First
Expired First Out (FEFO) untuk menjamin mutu dan stabilitas obat serta
memudahkan dalam pencarian dan mempercepat pelayanan.
 Penyimpanan obat disupervisi oleh Apoteker untuk memastikan obat
disimpan dengan benar sesuai dengan suhu penyimpanan untuk menjaga
stabilitas.
 Inspeksi terhadap penyimpanan obat di RSU Kasih Insani dilakukan setiap
hari oleh asisten apoteker dan disupervisi oleh apoteker.
 Tidak Boleh ada lebih dari 1 jenis obat dalam 1 wadah penyimpanan.
 Seluruh perbekalan farmasi yang tersimpan di Instalasi Farmasi RSU Kasih
Insani dilindungi dari kehilangan serta pencurian dengan cara melakukan stok
opname secara berkala setiap 3 bulan sekali dan disetiap ruangan dilengkapi
dengan pengamanan berupa cctv.
 Stok opname dilakukan dengan mencocokkan jumlah fisik perbekalan
farmasi denagn jumlah yang tertera dalam inventori pada sistem E-Med.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

9.3.1. Penyimpanan obat High Alert


 Obat High alert diberi penandaan dengan label “High Alert” berwarna
merah.
 Obat High alert disimpan di lemari terpisah dan diberi penanda warna
merah sebagai tanda area penyimpanan obat High Alert.
 Obat High alert yang tersedia di Instalasi Farmasi RSU Kasih Insani
tercantum dalam Daftar Obat High Alert Kasih Insani.
 Obat High aleert tidak boleh berada di ruang rawat, kecuali di unit khusus
seperti UGD, ICU, NICU, IBS, Kamar Bersalin, Cathlab dan HD.
 Supervisi penyimpanan obat high alert di luar instalasi farmasi disupervisi
setiap hari oleh Apoteker

9.3.2. Penyimpanan Obat LASA


 Obat LASA disimpan tidak berdekatan satu dengan yang lain dan ditulis
dengan menggunakan Tallman Letter.
 Obat LASA diberi penandaan dengan label “LASA” berwarna hijau.
 Obat LASA disimpat di tempat terpisah dan diberi penanda warna hijau
sebagai tanda area penyimpanan obat LASA.

9.3.3. Penyimpanan Elektrolit Pekat


 Elektrolit dapat disimpan dalam lemari High Alert dan diberi stiker/label
“Harus dilarutkan, diberikan sesuai dosis, dilarang memberikan secara
langsung”.
 Elektrolit pekat tidak boleh di ruang rawat inap, kecuali di unit khusus
yaitu di IGD, ICU, NICU, IBS, Kamar Bersalin dan HD.

9.3.4. Penyimpanan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)


 Bahan beracun dan berbahaya disimpan dalam tempat terpisah yang diberi
penandaan “Penyimpanan Bahan Beracun dan Berbahaya”.

9.3.5. Penyimpanan Gas Medis


 Gas medis disimpan di sentral gas
 Pengawasan terhadap gas medis di RSU Kasih Insani didelegasikan
kepada bagian pemeliharaan dan dilakukan setiap hari oleh staf
pemeliharaan dan supervisi oleh Ka.Sub.Bid. Pemeliharan. Hasil
dilaporkan ke Instalasi Farmasi setiap bulan.

9.3.6. Penyimpanan Obat Narkotika dan Psikotropika


 Narkotika disimpan dalam lemari tepisah dengan kunci double lock dan
diberi penanda “High Alert Narkotika”.
 Psikotropika disimpan dalam lemari terpisah dengan kunci single lock dan
diberi penanda “High Alert Psikotropika”
 Obat narkotika diberi label berwarna merah dengan tulisan “High Alert
Narkotika.
 Obat Psikotropika diberi label berwarna merah dengan tulisan “High Alert
”.
 Narkotika dan psikotropika di RSU Kasih Insani disimpan di Gudang
Farmasi, Instalasi Farmasi dan Unit Khusus.
 Setiap unit yang menyimpan obat narkotika dan psikotropika harus
menunjuk petugas yang bertanggung jawab terhadap lemari narkotika dan
psikotropika pada setiap shift.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

 Pengawasan terhadap obat narkotika dan psikotropika yang ada di RSU


Kasih Insani dilakukan setiap hari oleh staf (perawat /petugas farmasi)
yang bertanggung jawab atas lemari narkotika dan psikotropika.
 Unit khusus yang menyimpan narkotika dan psikotropika melalui aplikasi
SIPNAP (sipnap.kemkes.go.id) paling lambat tanggal 10 setiap bualnnya.

9.3.7. Penyimpanan Obat Radioaktif


 RSU Kasih Insani tidak menyediakan obat radioaktif

9.3.8. Penyimpanan Obat yang dibawa Pasien


 RSU Kasih Insani tidak menyimpan obat yang dibawa oleh pasien.

9.3.9. Penyimpanan Obat Emergensi dan Perbekalan Emergensi Lainnya


 Obat emergensi dan perbekalan emergensi lainnya disimpan dalam troli
emergensi, tas code blue dan kotak emergensi.
 Troli emergensi tas code blue dan kotak emergensi dikunci dengan kunci
disposable yang dilengkapi dengan nomor kunci.
 Penyimpanan tas code blue ada pada ICU dan lobby Gedung II RSU Kasih
Insani.
 Dilakukan pengecekan setiap hari untuk memastikan troli emergensi dan
tas code blue masih dalam keadaan terkunci. Troli emergensi dan tas code
blue hanya boleh dibuka untuk pasien henti jantung dan henti nafas.
 Apabila tidak ada kondisi emergensi selama 3 bulan terakhir, maka
petugas farmasi wajib membuka troli emergensi dan tas code blue untuk
dilakukan pencocokan kembali jumlah dan expired date (fisik) yang tertera
pada form check list troli emergensi dan code blue.
 Apabila setelah dibuka dan dilakukan pengecekkan terdapat sediaan
farmasi yang 3 bulan kemudian akan expired, maka diganti dengan expired
date yang lebih jauh.

9.3.10. Penyimpanan Produk Nutrisi


 Produk nutrisi disimpan secara terpisah dalam kelompok produk nutrisi
sesuai dengan stabilitasnya.

9.3.11. Penyimpanan Obat Program / Bantuan Pemerintah


 Obat untuk program TB DOTS disimpan pada klinik TB DOTS di lemari
terkunci.

9.3.12. Penyimpanan Obat utuk Penelitian


 RSU Kasih Insani tidak menyediakan obat untuk penelitian

9.3.13. Penyimpanan Obat Sitostatika


 RSU Kasih Insani tidak memiliki sediaan sitostatika

9.4. Penarikan Kembali (Recall)


 RSU Kasih Insani melakukan penarikan terhadap obat kadaluarsa dan obat
yang ditarik dari peredaran.
 Obat yang ditarik peredarannya dari rumah sakit RSU Kasih Insani adalah
obat - obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM/Pabrik
yang disertakan surat edaran penarikan.
 Obat kadaluarsa yang tidak dapat diretur ke distributor dikumpulkan ke
dalam satu wadah besar yang diberi label “obat expired” agar tidak
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

digunakan lagi dalam pelayanan.


 Peerbekalan farmasi yang tidak layak digunakan karena rusak, mutu
substandar atau kadaluarsa akan diserahkan kepada pihak ketiga untuk
dimusnahkan.
 Setiap kegiatan penarikan kembali terdokumentasi.

9.5. Peresepan/Permintaan Obat dan Instruksi Pengobatan


 Resep hanya boleh ditulis oleh dokter yang terdaftar sebagai staf di RSU
Kasih Insani yang mempunya STR (Surat Tanda Registrasi) dan Surat Izin
Praktek (SIP) yang masih aktif pada setiap bulan berjalannya.
 Setiap rawat jalan di RSU Kasih Insani telah menggunakan sistem peresapan
yang terkomputerisasi untuk mengurangi medication error yang disebabkan
tulisan dokter tidak dibaca.
 Elemen peresepan, pemesanan, dan pencatatan yang harus diperhatikan :
a. Data yang penting untuk mengidentifikasi pasien secara akurat
sekurang-kurangnya : Nama pasien, no. RM, tanggal lahir, berat badan
(pasien anak), jenis kelamin, alergi obat yang pernah dialami
sebelumnya, dalam kondisi hamil atau tidak, menyusui atau tidak
menyusui, dan alamat pasien (alamat pasien tidak harus dicantumkan
dalam resep, kecuali untuk obat narkotika dan psikotropika. Jika
diperlukan alamat pasien dapat dilihat dalam sistem rumah sakit),
penulisan PRN (pro re nata atau “jika perlu”) untuk terapi yang
diberikan pada kondisi apabila diperlukan saja.
b. Tanggal penulisan resep (inscriptio) dan tanda R/ pada bagian kiri setiap
penulisan resep (invocatio)
c. Mencantumkan nama obat obat/komposisi (praescrippio/ordonatio),
kekuatan obat, bentuk sediaan, jumlah dan aturan pakai (signatura).
d. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (subcriptio).
 RSU Kasih Insani menetapkan kebijakan automatic stop order untuk
pemberian Ketorolac injeksi yaitu pemberian Ketorolac injeksi akan dihentikan
secara otomatis setelah melewati 5 hari. Bila pemberian ketorolac injeksi akan
dilanjutkan kembali, harus dikonfirmasi ulang ke DPJP.
 Obat boleh dipesan secara verbal pada keadaan emergensi namun obat yang
dipesan secara verbal harus dieja ulang sesuai dengan cara pengejaan alfabet
internasional yang disepakati, dicatat dan didokumentasikan dibuku
dokumentasi, dibuku komunikasi atau rekam medis pasien untuk kemudian di
verifikasi oleh dokter yang meresepkan.
 RSU Kasih Insani menetapkan batasan dalam penulisan resep yaitu penulisan
resep narkotika dan psikotropika dalam hal jumlah yakni boleh diresepkan oleh
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan Internist Psikosomatik selama 30 hari dan
hanya boleh diresepkan selama 5 hari oleh dokter spesialis lain dan dokter
umum.
 Peresepan obat anestesi di RSU Kasih Insani hanya boleh dolakukan oleh
dokter spesialis anestesi.
 Untuk menghindari kesalahan dalam pengelolaan resep/permintaan obat dan
instruksi pengobatan, RSU Kasih Insani menerapkan beberapa hal, yaitu
pelayanan rawat jalan telah menggunakan resep yang terkomputerisasi, semua
resep akan ditelaah sebelum disiapkan dan diserahkan ke pasien, obat di double
check oleh orang yang berbeda sebelum diserahkan ke petugas front line dan
pengejaan ulang untuk konfirmasi secara lisan/verbal.
 Seluruh obat yang yang digunakan pasien dicatat dalam catatan pemberian
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

obat dan form rekonsiliasi obat.


 Rekonsiliasi obat dilakukan mulai dari IGD. Rekonsiliasi obat yang
dilakukan di IGD adalah dengan melakukan wawancara terhadap pasien terkait
obat yang dibawa dari rumah atau obat yang dikonsumsi dalam 3 bulan
terakhir.
 Pencatatan rekonsiliasi obat didelegasikan kepada dokter atau perawaqt IGD
melalui sistem dan diteruskan ke rawat inap, kemudian divalidasi oleh
Apoteker.
 Apoteker farmasi klinis mendata kembali riwayat penggunaan obat pasien
dan membandingkan data obat tersebut untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian pemberian obat.

9.6. Penyiapan dan Penyerahan Obat


 Penyiapan oba t ke RSU Kasih Insani adalah proses yang dimulai dari resep
instruksi pengobatan diterima oleh Apoteker/TTK sampai dengan obat diterima
oleh perawat di ruang rawat inap untuk diberikan kepada pasien rawat inap,
atau sampai obat diterima oleh pasien/keluarga pasien rawat jalan dengan
jaminan bahwa obat yang diberikan tepat dan bermutu baik.
 Penyiapan obat steril didelegasikan kepada perawat yang telah mendapatkan
sertifikat pelatihan teknik aseptik.
 RSU Kasih Insani tidak menyediakan, melkaukan, melayani pencampuran
obat kemoterapi.
 RSU Kasih Insani menetapkan kebijakan bahwa waktu penyimpanan sediaan
steril berdasarkan Panduan Rekonsiliasi Obat RSU Kasih Insani.
 Sebelum obat disiapkan dan disalurkan, apoteker harus melakukan kajian
atau telaah (review) terhadap resep/instruksi pengobatan sesuai dengan SPO
tentang Penelaahan Resep.
 Proses Pengkajian resep dilakukan melalui sistem E-tiket.
 Dalam proses penyiapan obat, petugas farmasi diperbolehkan mengganti
sediaan dengan zat aktif yang sama (substitusi generik) ataupun penggantian
obat dengan kelas terapi yang sama tetapi berbeda zat kimianya dalam dosis
yang ekuivalen (substitusi terapeutik) yang tersedia di Instalasi Farmasi di RSU
Kasih Insani dengan persetujuan dokter yang menulis resep.
 Penyiapan obat akan dilakukan di tempat yang bersih dan aman sesuai aturan
dan standar praktek kefarmasian.
 Setiap obat yang telah disiapkan harus diberi label.
 Pelabelan obat jadi yang akan diserahkan kepada pasien diberikan dengan e-
tiket obat yang berisi nomor SPK, tanggal, nama pasien, tanggal lahir pasien,
nomor rekam medis pasien, nama dan dosis obat, aturan pakai dan waktu
penggunaan.
 Obat racikan sediaan non steril diberi penandaan dengan label yang berisi
nomor SPK, nama pasien, tanggal lahir pasien, nomor rekam medis masien,
aturan pemakaian dan tanggal peracikan obat.
 Obat racikan steril deberi penandaan dengan label yang berisi nama pasien
tanggal lahir, nomor rekam medis pasien, komposisi (nama obat, dosisi dan
jumlah pelarut), tanggal dan jam produksi/peracikan dan tanggal dan jam
kadaluarsa.
 Sistem pemberian obat untuk pasien rawat inap diberlakukan sistem One Day
Dose (ODD) sedangkan untuk pasien rawat jalan diberlakukan sistem resep
individual.
 Setiap resep/permintaan obat/instruksi pengob atan harus dilakukan dua
pengkajian atau telaah resep dan telaah obat.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

 Telaah resep dilakukan sebelum obat disiapkan untuk memastikan resep


memenuhi syarat secara administratif farmasetik dan klinis.
 Telaah resep dilakukan oleh Apoteker yang memiliki Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA) dan kompeten untuk melakukannya baik atas dasar
pendidikan/pelatihan sesuai dengan kewenangannya.
 Yang diperhatikan dalam penelaahan resep adalah sebagai berikut :
a. Ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan
obat dan waktu pemberian.
b. Duplikasi pengobatan
c. Potensi alergi dan sensitifitas
d. Interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan.
e. Variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit
f. Berat badan pasien atau informasi fisiologis lainny
g. Kontraindikasi
 Telaah resep harus dilakukankecuali pada keadaan darurat atau bila dokter
yang meresepkan obat hadir untuk pemberian dan monitoring pasien (misalnya
di kamar bedah atau IGD) atau dalam tindakan radiologi intervensional atau
diagnostik imaging dimana obat merupakan bagian dari prosedur.
 Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap yang meliputi lima
informasi, yaitu :
a. Identitas pasien
b. Ketepatan Obat
c. Dosis
d. Rute Pemberian
e. Waktu Pemberian

9.7. Pemberian Obat


 Seluruh pemberian obat harus dibubuhi dengan identitas orang yang
menyerahkan dan menerima obat pada Surat Perintah Kerja (SPK) untuk
meminimalkan kesalahan pemberian.
 Pemberian pembekalan farmasi dari gudang farmasi dan instalasi farmasi
dengan menggunakan bukti mutasi.
 Obat yang akan diberikan kepada pasien harus mengikuti prinsip 7 Benar
Pemberian Obat yang meliputi :
1. Benar pasien : melakukan identifikasi pasien sebelum obat diserahkan,
minimal menggunakan2 identitas.
2. Benar obat : semua obat yang disiapkan harus memiliki label atau identitas
dan petugas harus memeriksa label label obat sebelum memberikan obat
kepada pasien.
3. Benar dosis : memeriksa dosis obat sebelum obat diberikan kepada pasien.
4. Benar waktu : waktu pemberian obat harus sesuai dengan instruksi dokter
dan apakah obat diberikan pada waktu tertentu, misalnya obat diberikan
sebelum makan atau sesudah makan.
5. Benar rute : rute pemberian obat harus disesuaikan dengan kondisi umum
pasien, kecepatan respon dan lokasi yang diinginkan.
6. Benar dokumentasi : semua pemberian obat harus didokumentasikan
meliputi nama obat, dosis, aturan pemakaian obat, indikasi dan efek samping
yang mungkin muncul.
 Seluruh obat yang diberikan kepada pasien dalam bentuk siap pakai.
 RSU Kasih Insani tidak melayani pemberian obat kemoterapi, obat radioaktif
atau obat untuk penelitian.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

9.7.1. Pemberian Perbekalan Farmasi Untuk Pasien Rawat Inap


 Pemberian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap untuk gedung I dan
II pada pukul 02.00 WIB - 04.00 WIB dan untuk gedung II pada pukul 00.00
WIB - 02.00 WIB.
 Pemberian perbekalan farmasi untuk pasien di rawat inap dengan kemasan
yang kecil dikirim melalui pneumatic tube. Untuk perbekalan farmasi dengan
kemasan yang besar dijemput oleh asisten perawat yang bertugas disetiap nurse
station.
 Pemberian bahan medis habis pakai untuk semua unit dilakukan setiap hari
selasa dan kamis.
 Pemberian obat ke pasien rawat inap didelegasikan ke perawat yang
berkompeten yang sudah memiliki surat kompetensi dan surat izin kerja.
 Obat yang akan diberikan kepada pasien harus rawat inap harus diverifikasi
oleh perawat mengenai kesesuaiannya dengan resep/instruksi pengobatan
meliputi identitas pasien, nama obat, waktu dan frekuensi pemberian, dosis dan
rute pemberian.
 Setiap pemberian obat harus dicatat dalam Catatan Pemberian obat disetiap
unit keperawatan.

9.7.2. Pemberian Perbekalan Farmasi Untuk Pasien rawat Jalan


 Pemberian obat ke pasien rawat jalan diawali dengan proses identifikasi
pasien disertai dengan pemberian informasi obat kepada pasien/ keluarga pasien
oleh petugas farmasi.
 Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit sedangkan untuk obat racikan
≤ 60 menit.
 Pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh petugas farmasi yang memiliki
Surat Tanda Registrasi Petugas Teknik Kefarmasian (STRTTK) dan Surat Izin
Kerja (SIK) untuk tenaga teknik kefarmasian dan Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA) dan Surat Izin Praktek Apoteker untuk Apoteker.
 Mutu obat yang akan diberikan kepada pasien harus dipastikan bermutu baik
dengan diperiksa secara visual dan memperhatikan expired date obat.
 Pasien dipastikan tidak memiliki riwayat alergi dan kontraindikasi dengan
obat yang akan diberikan.
 Batas waktu pengambilan obat oleh pasien adalah 2x24 jam.

10. Kebijakan pengelolaan obat yang dibawa pasien sendiri dari luar RSU Kasih
Insani
 Obat yang dibawa pasien dari luar RSU Kasih insani akan didokumentasikan
pada form rekonsiliasi obat.
 Obat yang mendapatkan persetujuan dari DPJP untuk dilanjutkan
penggunaannya akan diserahkan kepada perawat rawat inap untuk diberikan
kepada pasien sesuai dengan instruksi dokter.
 Apoteker mengembalikan obat pasien yang tidak dilanjutkan dalam keadaan
tersegel dan diberi penandaan obat tidak dilanjutkan selama rawat inap”.
 Apoteker memberikan edukasi kepada pasien/keluarga pasien bahwa obat
yang dikembalikan tidak boleh dikonsumsi selama rawat inap.
 RSU Kasih Insani tidak memperbolehkan pasien m elakukan pengobatan
sendiri (self administration).
 Semua obat yang digunakan oleh pasien akan diberikan oleh perawat selama
masa perawatan.

11. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766

 Efek obat terhadap pasien dimonitor. Dokter, perawat dan apoteker bekerja
sama untuk memantau terapi obat.
 Seluruh hasil identifikasi masalah terkait obat dicatat di rekam medis pasien
dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan formuulir
Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.
 RSU Kasih Insani menetapkan kriteria pasien yang dilakukan pemantauan
terapi obat :
- Pasien dengan gangguan fungsi organ hati dan ginjal yang signifikan.
- Pasien dengan perawatan intensif
 Apabila ditemukan efek samping obat yang serius dalam penggunaan obat
akan dilakukan pelaporan dalam formulir Monitoring Efek Samping Obat
(MESO) dan dicatat dalam rekam medis pasien.
 Obat yang diprioritaskan untuk dipantau efek sampingnya adalah obat yang
baru masuk Formularium Rumah Sakit atau obat yang terbukti dalam literatur
menimbulkan efek samping serius.
 Laporan efek samping obat dikirimkan ke Tim Farmasi dan Terapi untuk
dievaluasi dan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mempertahankan
atau mengeluarkan obat dari formularium.
 Tim Farmasi dan Terapi RSU Kasih Insani melaporkan hasil evaluasi
pemantauan ESO kepada Ka.Bid. Pelayanan Medik dan Keperawatan dan
menginformasikan ke seluruh KSM/Instalasi/Unit Pelaksanaan di RSU Kasih
Insani sebagai umpan balik/ edukasi.
 Petugas pelaksanaan pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah
dokter, perawat dan Apoteker.
 Efek obat yang tidak diharapkan harus segera dilaporkan dalam waktu 2x24
jam setelah kejadian.

12. Medication Safety


 RSU Kasih Insani menetapkan dan menerapkan proses pelaporan serta
tindakan terhadap kesalahan penggunaan obat (Medication Error) serta upaya
menurunkan angkanya.
 RSU Kasih Insani menerapkan medication safety di dua area yaitu pelayanan
farmasi rawat inap dan pelayanan farmasi rawat jalan.
 Pada area rawat inap apoteker farmasi klinis RSU Kasih Insani melakukan
visite ke asien rawat inap secara mandiri atau bersama tim dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
 Pada area rawat jalan dilakukan double check oleh petugas farmasi sebelum
menyerahkan obat untuk memastikan obat diserahkan pada orang yang tepat,
dosis yang tepat dan waktu yang tepatsesuai dengan instruksi pengobatan.

Ditetapkan di : Deli Serdang


Pada tanggal : Oktober 2019
Direktur RSU Kasih Insani,

dr. M. Sabrina Ketaren

Anda mungkin juga menyukai