KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766
TENTANG
1. Pelayanan di Instalasi Farmasi harus selalu beroriientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
2. Pelayanan Instalasi Farmasi di RSU Kasih Insani tersedia selama 24 jam.
3. Semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dilaksanakan
tanpa sepengetahuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
4. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker yang berijazah sarjana farmasi dan
yang telah lulus dengan Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek Apoteker dan
diangkat sebagai Kepala Instalasi Farmasidan bertanggung jawab terhadap pelayanan
farmasi.
5. Seluruh staf farmasi harus mempunya izin atau sertifikat dan harus melalui proses
kredensialuntuk memberikan pelayanan kefarmasian.
6. Kepala Instalasi Farmasi di RSU Kasih Insani wajib membuat laporan setiap bulan.
7. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal Instalasi Farmasi wajib melaksanakan
rapat rutin minimal 3 bulan sekali atau rapat insidentil (sewaktu-waktu) untuk membahas
permasa;ahan yang bersifat penting dan perlu keputusan segera.
8. Sumber informasi obat yang tepat ( formularium dan MIMS ) selalu tersedia bagi swmua
yang terlibat dalam penggunaan obat.
9. Manajemen pengelolaan sediaan farmasi di RSU Kasih Insani adalah sebagai berikut :
10.
9.1. Pemilihan dan Perencanaan
Pemilihan obat-obatan yang akan digunakan di RSU Kasih Insani dilakukan
oleh Tim Farmasi dan Terapi. Obat-obat yang telah melewati serangkaian
proses filtrasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan telah mendapatkan
persettujuan Direktur akan ditetapkan menjadi Formularium rumah sakit.
Formularium rumah sakit diberlakukan melalui keputtusan Direktur dan
direvisi secara berkala (setahun sekali).
Kriteria memasukkan dan penghapusan obat ke dalam formularium sesuai
dengan SPO yang berlaku.
Pada keadaan dimana diperlakukan suatu obat yang tidak tercantum dalam
formularium, maka dokter dapat mengajukan permintaan khusus dengan
mengisi formulir permintaan khusus obat dan formularium yang ditujukan
kepada Tim Farmasi dan Terapi. Selanjutnya Tim Farmasi dan Terapi akan
memutuskan apakah penyediaan obat tersebut dapat disetujui atau tidak. Jika
disetujui, maka Instalasi Farmasi akan melanjutkan proses pengadaannya.
Perencanaan perbekalan farmasi dibuat oleh Instalasi Farmasi berdasarkan
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Formularium Rumah Sakit, pola
penyakit dan kebutuhan pasien, sisa stok, data pemakaian periode yang lalu,
serta usulan poliklinik/ruangan/instalasi.
9.3. Penyimpanan
Area penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai (perbekalan farmasi) harus terkunci dan hanya boleh diakses oleh petugas
farmasi.
Metode penyimpanan perbekalan farmasi disusun secara alfabetis
berdasarkan entuk sediaan, suhu penyimpanan dan menerapkan prinsip First
Expired First Out (FEFO) untuk menjamin mutu dan stabilitas obat serta
memudahkan dalam pencarian dan mempercepat pelayanan.
Penyimpanan obat disupervisi oleh Apoteker untuk memastikan obat
disimpan dengan benar sesuai dengan suhu penyimpanan untuk menjaga
stabilitas.
Inspeksi terhadap penyimpanan obat di RSU Kasih Insani dilakukan setiap
hari oleh asisten apoteker dan disupervisi oleh apoteker.
Tidak Boleh ada lebih dari 1 jenis obat dalam 1 wadah penyimpanan.
Seluruh perbekalan farmasi yang tersimpan di Instalasi Farmasi RSU Kasih
Insani dilindungi dari kehilangan serta pencurian dengan cara melakukan stok
opname secara berkala setiap 3 bulan sekali dan disetiap ruangan dilengkapi
dengan pengamanan berupa cctv.
Stok opname dilakukan dengan mencocokkan jumlah fisik perbekalan
farmasi denagn jumlah yang tertera dalam inventori pada sistem E-Med.
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH INSANI
Jalan Besar Namorambe No. 10 – 15, Desa Deli Tua, Kecamatan Namorambe, Deli Serdang-Tlp.(061) 42672588-42071766
10. Kebijakan pengelolaan obat yang dibawa pasien sendiri dari luar RSU Kasih
Insani
Obat yang dibawa pasien dari luar RSU Kasih insani akan didokumentasikan
pada form rekonsiliasi obat.
Obat yang mendapatkan persetujuan dari DPJP untuk dilanjutkan
penggunaannya akan diserahkan kepada perawat rawat inap untuk diberikan
kepada pasien sesuai dengan instruksi dokter.
Apoteker mengembalikan obat pasien yang tidak dilanjutkan dalam keadaan
tersegel dan diberi penandaan obat tidak dilanjutkan selama rawat inap”.
Apoteker memberikan edukasi kepada pasien/keluarga pasien bahwa obat
yang dikembalikan tidak boleh dikonsumsi selama rawat inap.
RSU Kasih Insani tidak memperbolehkan pasien m elakukan pengobatan
sendiri (self administration).
Semua obat yang digunakan oleh pasien akan diberikan oleh perawat selama
masa perawatan.
Efek obat terhadap pasien dimonitor. Dokter, perawat dan apoteker bekerja
sama untuk memantau terapi obat.
Seluruh hasil identifikasi masalah terkait obat dicatat di rekam medis pasien
dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan formuulir
Pemantauan Terapi Obat oleh Apoteker.
RSU Kasih Insani menetapkan kriteria pasien yang dilakukan pemantauan
terapi obat :
- Pasien dengan gangguan fungsi organ hati dan ginjal yang signifikan.
- Pasien dengan perawatan intensif
Apabila ditemukan efek samping obat yang serius dalam penggunaan obat
akan dilakukan pelaporan dalam formulir Monitoring Efek Samping Obat
(MESO) dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Obat yang diprioritaskan untuk dipantau efek sampingnya adalah obat yang
baru masuk Formularium Rumah Sakit atau obat yang terbukti dalam literatur
menimbulkan efek samping serius.
Laporan efek samping obat dikirimkan ke Tim Farmasi dan Terapi untuk
dievaluasi dan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mempertahankan
atau mengeluarkan obat dari formularium.
Tim Farmasi dan Terapi RSU Kasih Insani melaporkan hasil evaluasi
pemantauan ESO kepada Ka.Bid. Pelayanan Medik dan Keperawatan dan
menginformasikan ke seluruh KSM/Instalasi/Unit Pelaksanaan di RSU Kasih
Insani sebagai umpan balik/ edukasi.
Petugas pelaksanaan pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah
dokter, perawat dan Apoteker.
Efek obat yang tidak diharapkan harus segera dilaporkan dalam waktu 2x24
jam setelah kejadian.