Anda di halaman 1dari 9

139

UJI BAKTERIOLOGIS TERHADAP MINUMAN AIR TEBU YENG BEREDAR DI


PINGGIR JALAN KOTA KENDARI DENGAN METODE KULTUR DAN
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

- Sugireng1, Tasman 2 , Sri Umiarti Pratiwi 3.


- Sugireng92@gmail.com 1 ,tasman@gmail.com 2, sriumiarti1997@gmail.com3

STIKES Mandala Waluya Kendari

ABSTRAK

Sari tebu merupakan salah satu minuman yang disukai oleh masyarakat untuk dikonsumsi
sebagai menghilang dahaga. Sari tebu memiliki khasiat yaitu untuk mengobati berbagai penyakit.
Sari tebu mengandung zat - zat yang diperlukan oleh tubuh antara lain sukrosa, protein,
kalsium,lemak,vitamin B1,vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, dan asam amino. Berdasarkan hal
tersebut nutrisi yang terkandung dalam sari tebu dapat menjadi tempat tumbuh bakteri. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri pada air tebu dengan
menggunakan metode kultur dan metode Polimerase chain reaction (PCR) yang beredar
dipinggir jalan kelurahan Kota Kendari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh penjual air tebu di kota Kendari dengan jumlah sampel
sebanyak 8 pedagang sari tebu. Analisis deskriptif data penelitian dilakukan dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Hasil pemeriksaan dari 8 sampel pedagang sari tebu diperiksa menggunakan metode
kultur dan PCR (Polymerase chain reaction) terhadap deteksi bakteri Eschericia coli didapatkan
hasil negatif (100%), dan telah di uji konfirmasi melalui uji penegasan (pewarnaan gram) dan uji
MR-VP bahwa sampel sari tebu yang beredar dipinggir jalan Kota Kendari tidak terkontaminasi
dengan bakteri Escherichia coli atau negatif.

Kata Kunci : Air


: tebu, kultur, PCR, Eschericia coli, pita DNA, Metode
Kultur Kota Kendari

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020


140

PENDAHULUAN kejadian luar biasa (KLB) keracunan

Sari tebu merupakan salah satu minuman makanan dengan gejalan mual/muntah,

yang disukai oleh masyarakat untuk dikonsumsi pusing, dan diare (Sukawaty dkk., 2016).

sebagai penghilang dahaga. Selain manis dan Dari hasil observasi dengan beberapa

lezat, ternyata sari tebu memiliki khasiat yaitu penjual tebu dengan berbagai merek dagang

untuk mengobati sakit panas, meredakan yang berbeda, penjualan minuman tebu ini

batuk,mengobati kanker,dan juga membantu tidak mendaftrakan diri ke dalam Dinas

ginjal untuk melakukan fungsinya dengan baik. perdagangan atau Dinas kesehatan. Para

Sari tebu mengandung zat - zat yang diperlukan penjualan hanya mendaftarkan diri ke Dinas

oleh tubuh antara lain sukrosa, protein, kalsium, perhubungan terkait dengan lokasi jalanan

lemak,vitamIn B1,vitamin B2, vitamin B6, yang mereka sewa kepada pemerintah.

vitamin C,dan asam amino. Bakteri juga Penggunaan bahan baku, berupa tebu dan es

membutuhkan nutrisi menjaga kelangsungan yang digunakan berasal dari sumber yang

hidupnya. Nutrisi yang diperlukan oleh bakteri berbeda.

juga sama dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh Berdasarkan peraturan Menkes

mahluk hidup lain antara lain karbohidrat, Kesehatan Republik Indonesia No.492

vitamin, kalsium, dan protein. Berdasarkan hal /MENKES/PER/2010,gpersyaratan kualitas

tersebut nutrisi yang terkandung dalam sari tebu air meliputi syarat fisika, syarat kimia, dan

dapat menjadi tempat tumbuh bakteri (Djasmi syarat mikrobiologi. Secara bakteriologi

dkk., 2015). untuk mengetahui bakteri apa yang terdapat

Sari tebu dapat menjadi tidak layak minuman air tebu menggunakan metode

dikonsumsi karena beberapa hal, antara lain: kultur dan metode Polimerase chain

kualitas bahan, yaitu: batang tebu yang sudah reaction (PCR). Pada metode ini, bakteri

lama disimpan, cara mencuci batang tebu yang enteropatogen yang identifikasi adalah

tidak menggunakan air mengalir serta cara Eschericia coli yang berperan Coli tinja

pemerasan dan penyajian yang kurang atau fecal coliform,karena bakteri ini

memperhatikan kebersihan. Hal tersebut dapat merupakan flora normal usus yang dapat

mengakibatkan kontaminasi pada minuman sari meragi laktosa dan berada bersama tinja

tebu sehingga menjadi media yang baik bagi yang mengontaminasi makanan dan

suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh minuman (Depkes RI. 2010).

minuman yang terkontaminasi disebut penyakit Bakteri Eschericia coli adalah salah satu

bawaan makanan (food-borned diseases) yang jenis spesies utama bakteri gram negatif

dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan fakultas anaerobic yang mempunyai alat
gerak berupa flagel dan tersusun dari sub
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020
141

ukuran diameter 12-18 nm dan dengan pangan air tebu dengan menggunakan metode kultur
12 nm, kaku dan berdiameter lebih kecil dan dan Polimerase chain reaction (PCR).
tersusun dari protein,dapat berfungsi sebagai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jalan pemindahan DNA saat konjugasi. Selain bakteri pada air tebu yang beredar dipinggir
itu, mempunyai kapsul atau lapisan lendir yang jalan Kota Kendari.
merupakan polisakarida tebal dan air yang
METODE PENELITIAN
melapisi permukaan luar sel (Ikmalia, 2010).
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, Jenis penelitian yang digunakan dalam
virus dan parasit. Penyebab diare terbanyak penelitian ini adalah rancangan penelitian
kedua setelah rotavirus adalah infeksi karena deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
bakteri Eschericia coli (Monem et al.,2014). Penelitian kualitatif mengacu pada makna,
Eschericia coli merupakan bakteri komensal, definisi konsep, karakteristik, metafora,
patogen intestinal dan patogen ekstraintestinal simbol (Saryono, 2010). Populasi dalam
yang dapat menyebabkan infeksi traktus penelitian ini adalah seluruh penjual air tebu
urinarius, meningitis, dan septicemia. Sebagian di kota Kendari dengan jumlah populasi
besar dari bakteri Eschericia coli berada dalam sebanyak 10 sampel air tebu. Besar sampel
saluran pencernaan hewan maupun manusia dan dalam penelitian ini adalah 8 sampel air tebu
merupakan flora normal, namun ada yang HASIL
bersifat patogen yang dapat menyebabkan diare 1. Karangteristik Responden
pada manusia (Bettelhein, 2009). Berdasarkan data hasil penelitian
Infeksi bakteri Eschericia coli pada manusia yang dilakukan, jumlah responden
ditandai dengan manifestasi klinis yang luas berdasarkan lama beroperasi
mulai dari tanpa menunjukkan gejala klinis atau ditunjukkan pada tabel 5.
asimtomatis sampai terlihat adanya diare Tabel 1. Distribusi sampel
berdasarkan lama beroperasi
berdarah atau tanpa berdarah. Manusia yang
terpapar oleh kuman Eschericia coli disebabkan Lama Persentase
Jumlah
beroperasi (%)
oleh kontak langsung dengan hewan infektif
8 1 12,5%
atau akibat mengkonsumsi makanan seperti 6 2 25%
daging, buah, sayur, air yang telah 4 1 12,5%
3 4 50%
terkontaminasi serta susu yang belum Sumber : data terolah 2020
dipasteurisasi (Sartika dkk., 2011).
2. Analisis Univariat
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
berkeinginan untuk melakukan penelitian Hasil deteksi Escherichia coli pada sampel

mengenai uji bakteriologis terhadap minuman air tebu yang beredar dipinggir jalan kota
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020
142

kendari dengan metode kultur dan metode b. Metode Polymerase chain reaction (PCR)
polymerase chain reaction. Berdasarkan hasil
Tabel 3. Hasil deteksi Escherichia coli
penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa menggunakan metode PCR pada
air tebu yang beredar dipinggir
hasil pertumbuhan Escherichia coli adalah
jalan kota kendari tahun 2020.
sebagai berikut.
Variabel Jumlah Persentese
a. Metode Kultur
Sampel (%)
Tabel 2. Hasil deteksi Escherichia coli Hasil PCR
pada air tebu yang beredar dipinggir jalan kota Positif 0 0%
kendari dengan metode kultur tahun 2020. Negatif 8 100%
Jumlah 8 100%
Variabel Jumlah Persentese Sumber : data terolah 2020
Samp (%)
el
Hasil Kultur
Media EMBA
Positif 0 0%
Negatif 8 100%
Jumlah 8 100%
Sumber data : Data primer (2020)

Berdasarkan Tabel 5 didapatkan hasil


dari 8 sampel yang dideteksi menggunakan Gambar 2. Hasil deteksi bakteri
Escherichia coli dengan
metode kultur pada media EMBA 8 sampel sari
metode PCR menggunakan
tebu (100%) hasil negatif ditandai dengan tidak primer 16E1 dan 16E2 pada
sampel sari tebu yang
tumbuhnya koloni berwarna hijau metalik.
beredar dipinggir jalan kota
Kendari diperoleh hasil 8
sampel negatif tidak
terbentuk pita DNA dengan
ukuran 584 bp pada gel
elektroforesis (Data primer:
2020).

Gambar 1. Pertumbuhan negatif koloni


Escherichia coli pada media
EMBA (Suardana et al 2007)

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020


143

c. Hasil Uji Penegasan (Pewarnaan Gram) d. Uji MR-VP (Methyl red-Voges

Tabel 4. Hasil uji penegasan (Pewarnaan gram) proskauer)


Kode
N Pewarnaan gram Tabel 4. Hasil deteksi Escherichia coli
Sampel
o menggunakan Uji MR-VP
bulat (coccus), gram (Methyl red-Voges proskauer)
1. P1
negatif
bulat (coccus), gram Jumlah
2. P2 Persentese
negatif Sampe
Variabel (%)
bulat (coccus), gram l
3. P3
negatif Hasil
bulat (coccus), gram Uji MR-
4. P4
negatif VP
bulat (coccus), gram Positif 0 0%
5. P5
negatif Negatif 8 100%
bulat (coccus), gram Jumlah 8 100%
6. P6
negative Sumber : data terolah 2020
bulat (coccus), gram
7. P7
negative
bulat (coccus), gram
8. P8
negative
Sumber : data terolah 2020

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil


dari 8 sampel yang dideteksi menggunakan
Gambar 4. Hasil deteksi Escherichia coli
pewarnaan gram koloni warna hijau metalik menggunakan Uji MR-VP
(Methyl red-Voges proskauer)
pada media EMBA didapatkan hasil gram
diperoleh hasil negatif yang
negatif berbentuk coccus (bulat) berwarna ditandai dengan perubahan
warna menjadi kuning
kemerahan.
(Acharya, 2014)

PEMBAHASAN

1. Metode Kultur

a. Hasil Uji Penduga (Media Lactosa


Broth)
Gambar 3. Hasil uji penegasan (pewarnaan
gram) (Fitrinaldi (2011) Berdasarkan hasil penelitian yang
telah didapatkan pada 8 pedagang sari tebu
di Kota Kendari ditemukan 8 tabung terlihat

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020


144

timbulnya gas dan kekeruhan pada media Berdasarkan penelitian yang telah
Lacose Broth, maka sampel sari tebu yang diuji dilakukan pada ke 8 sampel sari tebu
positif terdapat bakteri golongan coliform. didapatkan hasil coloni berwarna pink muda
Uji penduga pada penelitian ini untuk dan keunguan yang berarti negatif bakteri
mengetahui secara kualitatif ada atau tidaknya Eschericia coli, biakkan bakteri Eschericia
bakteri golongan coliform yang terkandung coli jika positif pada media EMBA
dalam sampel air tebu. Uji ini dilakukan dengan berwarna hijau metalik dengan ciri-ciri
uji gas dan asam (kekeruhan) pada media permukaan koloni, cembung dengan
Lactose Broth. Media yang digunakan dalam pinggiran rata yang khas. Hal ini sesuai
pengujian ini yaitu Lactose Broth, karena media dengan pendapat Cheeptham dkk.,(2012)
ini yang umum digunakan pada uji bakteri bahwa EMBA merupakan media selektif
golongan coliform. dan media diferensial. Media ini
Faktor yang menyebabkan hasil positif mengandung eosin metilen biru, yang
dari uji penduga (Lactose Broth) adalah menghambat pertumbuhan bakteri gram
terjadinya kontaminasi sari tebu karena media positif, maka media ini dipilih untuk bakteri
LB sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment gram negatif. Perubahan warna hijau
broth) untuk bakteri coliform dalam metalik pada media EMBA karena
pembelajaran fermentasi laktosa oleh bakteri Eschericia coli dapat memfermentasikan
pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef laktosa yang mengakibatkan peningkatan
menyediakan nutrien esensial untuk kadar asam dalam media.
metabolisme bakteri (Radji, 2008). 2. Metode PCR (Polymerase Chain
Kendala dalam penelitian ini adalah Reaction)
masih sedikitnya pedagang sari tebu di Kota Berdasarkan hasil PCR yang telah
Kendari. Dan pada saat musim hujan atau saat dilakukan pada 8 pedagang sari tebu tidak
hujan tiba pedagang sari tebu tidak menjual. ditemukan adanya pita (band) DNA pada
b. Hasil Isolasi Bakteri pada Media Eosin ukuran 584 bp dengan menggunakan primer
Methylene Blue Agar (EMBA). Eschericia coli yaitu 16E1: GGG AGT
Penelitian ini telah dilakukan selama AAA GTT AAT ACC TTT GCT C dan
periode Juli – September 2020, dengan 8 primer 16E2: TTC CCG AAG GCA CAT.
pedagang sari tebu yang beredar dipinggir jalan 16E1 merupakan nukleotida ke 452-476 dari
Kota Kendari dan telah dilakukan pemeriksaan daerah V3, sedangkan 16E2 merupakan
untuk mendeteksi bakteri Eschericia coli pada nukleutida ke 1018-1035 dari daerah V6.
sampel sari tebu dan semua sampel dikerjakan Penyiapan template DNA sampel yang
secara kultur dan molekuler. digunakan untuk diamplifikasi dengan PCR,
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020
145

ekstraksinya dilakukan dengan cara boiling warna dan penambahan larutan pencucian
method. Escherichia coli termasuk bakteri Gram (Yuliana, 2016).
negatif yang memiliki dinding sel yang tidak 4. Uji MR-VP
terlalu tebal sehingga mudah dilisiskan dengan Berdasarkan hasil penelitian uji methyl
pemanasan. Pada dasarnya, metode boiling red menunjukan bahwa media tidak berubah
0
dengan pemanasan 100 C selama 10 menit,ini menjadi merah ketika ditetesi reagen
mempercepat lisis dinding sel bakteri sehingga sebanyak 4-5 tetes reagen metil merah yang
DNA dapat diekstraksi sekaligus mempermudah menandakan bahwa hasil uji negatif tidak
proses denaturasi rantai DNA ketika dilakukan mengandung bakteri anggota genus
amplifikasi dengan cara PCR. Escherichia. Menurut Sudarsono (2008), uji
Selanjutnya dilakukan uji penegasan methyl red dilakukan untuk mengetahui
(pewarnaan gram) dan uji MR-VP untuk kemampuan bakteri mengoksidasi glukosa
mengkonfirmasi seberapa efektifnya metode dengan memproduksi asam dengan
PCR mendeteksi bakteri Escherichia coli. konsentrasi tinggi sebagai hasil akhirnya
3. Hasil Uji Penegasan (Pewarnaan Gram) dan hasil asam yang terbentuk berubah
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada menjadi merah dengan ditambahkan reagen
pewarnaan gram, di dapatkan hasil berbentuk metil merah. Selanjutnya tahap kedua pada
coccus (bulat) berwarna kemerahan. Uji uji voges proskauer diteteskan 2 tetes
pewarnaan gram yang digunakan menunjukkan reagen barit A dan barit B, didapatkan hasil
bahwa bakteri yang didapatkan merupakan negatif atau tidak terjadi perubahan apapun
bakteri gram negatif karena hasil pengecatan pada media. Uji VP merupakan pengujian
berwarna merah dengan demikian 8 pedagang untuk mendeteksi asetoin dalam kultur
sari tebu tersebut mengandung bakteri gram bakteri. Pengujian ini dilakukan dengan
negatif dan merupakan golongan bakteri penambahan alpha-naftol pada media VP
Eschericia coli. Hal ini sejalan dengan Okayanti yang telah diinokulasikan bakteri
(2017) dalam penelitiannya mengenai bakteri KESIMPULAN
Eschericia coli, bahwa bakteri Eschericia coli Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
banyak ditemukan pada air. dapat disimpulkan bahwa hasil uji kultur
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang dan uji PCR tidak terdapat bakteri
digunakan untuk mengelompokkan bakteri gram Escherichia coli yang ditandai dengan tidak
positif dan gram negatif. Prinsip pewarnaan terbentuknya pita DNA yang berukuran 584
gram didasarkan pada perbedaan struktur bp. Hal ini telah terbukti setelah konfirmasi
dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan melalui uji penegasan (pewarnaan gram)
perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat dan uji MR-VP bahwa sampel sari tebu
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020
146

yang beredar dipinggir jalan Kota Kendari tidak Escherichia Coli Patogen Pada
Pangan Menggunakan Metode
terkontaminasi dengan bakteri Escherichia coli.
Konvensional Dan Metode
SARAN Multiplex PCR. Jurnal Sainhealth.
Fakultas Ilmu Kesehatan,
Perlu penelitian lebih lanjut tentang uji
Universitas Maarif Hasyim Latif
jenis bakteri lain pada minuman yang beredar Sidoarjo. Vol. 1 No. 2
dipinggir jalan kota kendari.
Monem MA., Mohamed EA., Awad ET.,
. Ramadan AHM., and Mahmoud HA.
(2014). Multiplex PCR as emerging
DAFTAR PUSTAKA
technique for diagnosis of
enterotoxigenic Escherichia coli
Bakri, Zakia, Mohammad Hatta dan Muh.
isolates from pediatric watery
Nasrum Massi. 2015. Deteksi
diarrhes. Journal of American
Keberadaan Bakteri Eschericia coli
Science, Vol 10 No (10).
O157:H7 Pada Feses Penderita Diare
Dengan Diare Metode Kultur Dan PCR.
Radji, Maksum, 2010, Anglia
Jurnal Sains Terapan Kesehatan. ISSN
Puspaningrum, Atiek Suamiati.
225-5416. Vol 5. No 2:182:192. Fakultas
Deteksi Cepat Bakteri Escherichia
Kedokteran Universitas Hasanudin.
coli dalam Sampel Air dengan
Makassar.
Metode Polymerase Reaction
Menggunakan Primer 16E1 dan
Bettlelheim K.A. (2000). Role of non O157
16E2. Makara Sains, Vol. 14, No.
VTEC. J. Appl. Symp. Microbiol. Suppl.
1.
Bourne, D. 2005. Escherichis Coli.Terjemahkan
Sartika, Indrawani, dan Sudiarti. (2005).
Dra. Astrid Ratna Tanuwinata. Jakarta:
Analisis Mikrobiologi Escherichia coli
Balai Pustaka
O157:H7 Pada Hasil Olahan
Produksinya. Jurnal Makara
Cahyaningsih, Chairini Tri, 2009. Hubungan
Kesehatan, Vol 9 No (1), hal 23-28.
Higiene Sanitasi Dan Perilaku Penjamah
Makanan Dengan Kualitas Bakteriologis
Simanjuntak,dkk.2018. Tingkat hygiene dan
Peralatan Makan Diwarung Makan.
kandungan escherichia coli pada air
Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 25,
tebu yang di jual sekitar kota medan.
No. 4(Diakses pada tanggal 21 April
Jurnal Kesehatan Fakultas Kesehatan
2020).
Masyarakat USU. Vol 9 (2):215.
Danuz, Sonia Zulfa Deshi, 2014. Amplifikasi
Stikes MW. 2018. Pedoman
DNA Leptospira Dengan Menggunakan
panduan skripsi.
Metode Insulated Isothermal Polymerase
Chain Reaction(Ii-PCR). Skripsi:Farmasi
Sukawaty,Y.,K.Muhammad dan K. Eko.
UIN Syarif Hidayatullah
2016. “Uji cemaran bakteri coliform
Jakarta.(Diakses pada 24 Maret 2020).
pada minuman tebu”. Jurnal Ilmiah
Manuntang, 2(2),248-253
Depkes RI. 2010. Keputusan menteri kesehatan
RI Nomor 492 tentang persyaratan
Sulistyaningsi, Erna. 2007. Polymerase
kualitas air minum. Jakarta.
Chain Reaction (PCR). Era Baru
Diagnosis Dan Manajemen Penyakit
Ekawati, Evy Ratnasari, Siti Nur Husnul Y.
Infeksi. Biomedis. Vol 1.
Fakhmi Rooslan Hamidi. 2017. Deteksi
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020
147

Tim Biologi Molekuler. 2017. Isolasi DNA,


PCR, dan Elektroforesis. Jurusan Biologi
Fakultas MIPA UHO dan Prodi TLM
STIKES Mandala Waluya Kendari.

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No 2, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai