Analisis Kekar Tiang Berdasarkan Morfometrinya Di Desa Ngrayun Dan Sekitarnya, Kecamatan Slahun, Ngrayun, Dan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur
Analisis Kekar Tiang Berdasarkan Morfometrinya Di Desa Ngrayun Dan Sekitarnya, Kecamatan Slahun, Ngrayun, Dan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur
Bintang Akbar Savero, Dzaky Ahmad Semengguk, Faisal Fadillah, Muhammad Bagus Raharjo, Rona Aulia Tareza Utami,
Nugroho Imam Setiawan*
Program Studi Sarjana Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
email: nugroho.setiawan@mail.ugm.ac.id; ronaaulia02@mail.ugm.ac.id
Abstrak
Kekar tiang merupakan salah satu bentukan morfologi yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik maupun intrusi.
Salah satunya di Desa Ngrayun, Munggu, Cepoko, dan Baosan Lor, Kecamatan Slahung, Ngrayun dan Bungkal,
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Kekar tiang pada daerah tersebut terbentuk dari litologi lava andesit dan
endapan piroklastik. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami karakteristik kekar tiang dan faktor
yang mempengaruhi pembentukannya di daerah ini. Metode penelitian melibatkan penggunaan metode lapangan
dan pengolahan data dengan bantuan perangkat lunak ImageJ. Hasil analisis menunjukkan bahwa kekar tiang
dengan litologi piroklastik cenderung memiliki nilai L, N, A, dan H yang lebih kecil, sementara kekar tiang yang
terbentuk dari intrusi memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan aliran lava. Analisis setting tektonik
menunjukkan adanya tiga setting tektonik utama: intrusi, lava flow (SUF), dan pyroclastic flow. Meskipun diagram
yang digunakan sebagai acuan berasal dari Hetenyi (2012), data yang ditemukan di daerah Ponorogo menunjukkan
hasil yang berbeda, dengan identifikasi tiga setting tektonik yang lebih spesifik.
Gambar 4. Menunjukkan bahwa sebagian besar Gambar 6. (a) Diagram regresi piroklastik dan (b) Diagram
kolom berbentuk segi empat, dan rata rata Navg regresi lava
dibawah 5 (4,59cm) diambil dari 244 data kolom,
Gambar 6. (a) menunjukkan garis dengan tren negatif
dimana rata rata kolom ternyata tidak berhubungan
dan distribusi nilai kekar tiang bersifat non-Gaussian
dengan ukuran rata rata sisi kolom. Navg tidak
dari 4 area pengukuran dan (b) menunjukkan garis
pernah mencapai 6 dan pada sistem yang lebih
dengan tren positif dan distribusi nilai kekar tiang
mature, variasi luas dan lebar N harus lebih
bersifat non-Gaussian dari 5 area pengukuran.
berkurang (Budkewitsch dan Robin, 1994).
Berdasarkan nilai dan teori yang didapat
3.6. Diagram Persebaran H terhadap mean L di daerah
kebanyakan dari data yang ditemukan memiliki
penelitian
pendinginan yang cukup lambat dan matang
sehingga menghasilkan polygon yang lebih sedikit,
namun hal ini tidak dapat sepenuhnya diyakinkan
karena dipengaruhi oleh ideal atau tidaknya
singkapan pada titik yang diambil.
1. Semakin besar mean A maka semakin minim Pratama, Aditya & Hakim, Fahmi. 2018. Karakteristik
variasi N pada STA. Pada area penelitian nilai N Kekar Tiang Pada Lava Andesit Di Daerah
yang didapatkan adalah 4,5, dan 6 dengan 4 Randubang, Wonogiri, Jawa Tengah. Jurusan
sebagai modus. Pengolahan menunjukkan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada,
proses pendinginan yang cukup lambat dan Yogyakarta, Indonesia.
matang yang menghasilkan polygon yang lebih
sedikit. Setiyawan, B. A., Guntara, N. Y. A., Ningrum, W. A. S.,
2. Area Pyroclastic flow berada di dekat & Sugarbo, O. 2021. Analisis Genesa Batuan
persimpangan antara sumbu X dan Y Beku Berstruktur Kekar Tiang Menggunakan
(mendekati area Lava Flow) Data Lapangan dan Petrografi pada Daerah
3. Terdapat Lava Flow dengan Body of Thickness Lemahabang, Doro, Pekalongan, Jawa Tengah.
yang tinggi. Hal tersebut memerlukan Program Studi Teknik Geologi, Institut
identifikasi dari studi lebih lanjut. Teknologi Nasional Yogyakarta. ReTII, pp. 417-
4. Diagram Hetenyi dapat digunakan untuk 424.
menentukan jenis batuan melalui analisis kekar
tiang walau masih terdapat anomali.
DAFTAR PUSTAKA