Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara adalah suatu batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa
berbagai tumbuhan yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa
organik dan zat anorganik yang menyatu di bawah beban strata yang menghimpitnya
(Muchjidin, 2006).
Lapisan batuan pengapit baik lapisan yang berada diatas batubara (roof)
maupun lapisan yang berada di bawahnya (floor) harus disingkirkan
kemudian ditimbun ditempat penimbunan (disposal area) atau langsung digunakan
untuk penutupan kembali area bekas tambang. Kedua material tersebut dapat
mengandung mineral yang mengandung sulfur, terutama besi sulfida (FeS) sebagai
pirit, sehingga ketika terpapar udara dan air akan menghasilkan air yang bersifat
asam dari asam sulfat sebagai hasil reaksi oksidasi senyawa sulfida yang dibantu
oleh aktifitas mikroba (Gautama, 2014).
Batubara merupakan bahan bakar fosil dengan harga yang kompetitif dan
lebih murah jika dibandingkan bahan bakar minyak dan bahan bakar gas (Tekmira
ESDM, 2006 dalam Nugrainy, 2015). Indonesia memiliki sumberdaya batubara yang
sangat besar dengan jumlah 125,28 miliar ton dan cadangan yang dapat ditambang
sebesar 32,36 miliar ton. Selama 10 tahun terakhir (2005-2014) produksi batubara
Indonesia terus meningkat ratarata 4% setiap tahunnya, sebagai upaya memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Berdasarkan data Dirjen Minerba 2015,
produksi batubara selama tahun 2014 berjumlah 458 juta ton, dari jumlah tersebut
382 juta ton diekspor dan 76 juta ton dikonsumsi di dalam negeri. Konsumen
terbesar batubara di dalam negeri adalah PLN untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) sebesar 46,15 juta ton (64,00%) (Haryadi dan Suseno, 2015).
Batubara juga merupakan bahan galian strategis dan menempati posisi yang
sangat penting dalam pembangunan nasional. Seiring dengan meningkatnya harga
minyak dan gas bumi, maka posisi batubara sebagai bahan bakar alternatif
diharapkan dapat mengantisipasi krisis energi dengan meningkatkan pemanfaatannya
untuk keperluan domestik, sebagai bahan bakar pada pembangkit tenaga listrik,
industry maupun untuk kepentingan eksport. Untuk itu diperlukan batubara yang
1
berkualitas. Batubara yang berkualitas, diketahui dari beberapa variabel yaitu rank
dan grade (Artininsih, 2015). Batubara yang memiliki rank yang tinggi belum tentu
layak untuk dimanfaatkan tampa mempertimbangkan variabel grade, sehingga butuh
penelitian lebih lanjut mengenai kualitas batubara baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif. Hasil analisis X-RD batubara dapat dijadikan asumsi untuk
menentukan grade batubara, sehingga batubara dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kualitasnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:


1. Bagaimana cara mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam batubara dengan
menggunakan pengujian XRD di Desa Patappa Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru?
2. Bagaimana cara mengetahui komposisi mineral pada batubara dengan
menggunakan pengujian XRD di Desa Patappa Kecamtan Pujananting Kabupaten
Barru

TSS terdiri dari lumpur dan pasir


halus serta
jasad-jasad renik, yang terutama
disebabkan oleh
kikisan tanah atau erosi tanah
yang terbawa ke
badan air (Effendi, 2003).
TSS terdiri dari lumpur dan pasir
halus serta
2
jasad-jasad renik, yang terutama
disebabkan oleh
kikisan tanah atau erosi tanah
yang terbawa ke
badan air (Effendi, 2003).
TSS terdiri dari lumpur dan pasir
halus serta
jasad-jasad renik, yang terutama
disebabkan oleh
kikisan tanah atau erosi tanah
yang terbawa ke
badan air (Effendi,
1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kandungan senyawa


kimia dalam batubara di Desa Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu:
Mengetahui kandungan senyawa batubara dan komposisi mineral di Desa Patappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yakni mengetahui kandungan senyawa


serta mengetahui komposisi mineral dalam batubara di Desa Patappa Kecamatan
pujananting Kabupaten Barru dengan metode xrd (x- ray diffraction)

3
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh atau diambil dari hasil penelitian ini
yaitu:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi khususnya untuk
mengetahui kandungan senyawa kimia batubara di Desa Patappa Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru.
2. Hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan untuk membuat rekasaya batubara yang
lebih berkualitas.
1.6. Alat dan Bahan

1.6.1 Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah:
1. Alat tulis menulis;
2. Kamera handphone;
3. Laptop;
4. Sepatu Lapangan;
5. Palu Geologi;
6. Kompas Geologi;
7. GPS.
1.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan selama penelitian berlangsung yaitu:
1. HCl;
2. Kertas;
3. Kantong Sampel.

1.7 Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Lokasi penelitian berada di Desa Patappa Kecamatan Pujananting Kabupaten


Barru terletak pada kooerdinat 119o43’ 45,8’’ LS dan 4o 37’ 45’’ BT. Daerah

4
penelitian ditempuh dari Kota Makassar kurang lebih selama 2 jam 30 menit dengan
jarak 92 km.

5
6

Anda mungkin juga menyukai