Anda di halaman 1dari 3

MUQODDIMAH

Sebagai umat islam akhir zaman, kita dapat melihat dimana kerusakan, bencana2
alam yang semakin besar tanda bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menegur umat
manusia melalui bencana dan kezhaliman terhadap sesama manusia karena ulah
manusia-manusia yang telah melampaui batas, termasuk dalam dampak penurunan
moralitas karakteristik warga indonesia akibat masuknya culture budaya barat yang
diterima tanpa penyaringan, culture yang tidak dilandaskan tuntunan agama islam. hal
yang sudah sangat merajalela terjadi disekitar kita, yang harusnya bisa menjadi
momentum bagi umat muslim terutama generasi muda Islam, untuk meningkatkan
semangat juang serta dukungan yang bertujuan mengarahkan kembali kepada
ketaqwaan umat muslim seperti pada masa kejayaan islam dahulu. Dan merubah
umat muslim yang mulai kelam penuh kemaksiaatan, penuh pembangkangan
terhadap hukum Allah, dan keburukan akhlaqnya kepada alam keistiqomahan yang
lurus, berpegang teguh kepada ajaran Allah,. umat islam yang seharusnya semakin
menampakkan agama islam sebagai mayoritas agama terbesar dan bangga denganya,
menjelaskan kepada manusia bahwa dirinya telah bersaksi dengan kebenaran. Dalam
persaksian syahadat tauhid Laa ilaha illallah dan syahadat risalah Muhammad
Rasulullah,
Pengertian hijrah

secara umum, yaitu setiap hijrah yang dilakukan dari negeri kafir ke negeri Islam.
Kewajiban hijrah ini berlaku sampai hari kiamat. Namun hijrah juga diartikan secara
maknawi adalah hijrah dari kemaksiatan menuju kepada ketaatan. Dalilnya adalah
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫واملهاجر من هجر ما هنى اهلل عنه‬

“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang” (HR.
Bukhari).
Contohnya hijrah dari memakan harta riba, mendengrakan musik, meminum khamr,
dan perbuatan maksiat lainnya
Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala pernah berkata, “Coba kita renungkan,
semua perkara ini kembalinya kepada makna segera berlindung dari Allah kepada
Allah.” Karena segala sesuatu yang kita takutkan ada ditangan Allah dan Dia yang
Maha Kuasa untuk melimpahkannya. Dia yang mentakdirkan segala sesuatu yang
terjadi. Baik itu hal-hal yang disukai atau tidak disukai oleh manusia. Untuk bisa
melindungi kita dari hal-hal yang buruk, kita juga hanya bisa mendapatkan
perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah makna hijrah kepada Allah
yang hakiki. Inilah hijrah yang sejati. Ketika seorang hamba telah merasakan dalam
dirinya rasa putus asa dari bergantungnya dia kepada makhluk karena ternyata
makhluk lemah seperti dirinya. Saat itulah dia akan menemukan tempat bersandar
yang sesungguhnya dengan dia mengenal Allah subhanahu wa ta’ala. Maka setelah
itu hatinya akan selalu menghadapkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam
semua keadaannya. Baik susah atau senang. Ketika susah dia bersyukur, dia
menisbatkan nikmat itu kepada Allah. Ketika susah dia bersabar dengan tetap
bersangka baik kepada Allah dan meyakini segala sesuatu yang Allah takdirkan
adalah kebaikan untuk dirinya.
Istilah “hijrah” juga menjadi lebih populer di zaman ini yaitu mulai kembali kepada
kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan
berusaha menjadi lebih baik, karena sebelumnya tidak terlalu peduli atau sangat tidak
peduli dengan aturan agama. Istilah ini dibenarkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjelaskan bahwa orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang
meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada perintah Allah dan agamanya.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫َﻭﺍْﻟُﻤ َﻬ ﺎِﺟ ُﺮ َﻣْﻦ َﻫ َﺠ َﺮ َﻣ ﺎ َﻧَﻬ ﻰ ﺍُﻪﻠﻟ َﻋْﻨﻪ‬

”Dan Al-Muhaajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan larangan
Allah”.

Tidak sedikit dari saudara kita yang hijrahnya gagal, tidak istiqamah dalam proses
hijrah yang ia jalani, dan kembali lagi ke dunia kelamnya yang dahulu dan kembali
melanggar larangan Allah

Berikut kiat-kiat agar “hijrah tidak gagal” dan dapat istiqamah di jalan agama:

1. Berniat Ikhlas dalam berhijrah


2. Segera mencari lingkungan yang baik dan sahabat yang shalih
3. Menguatkan fondasi dasar tauhid dan akidah yang kuat dengan mengilmui
dan memahami makna syahadat dengan baik dan benar
4. Mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya
5. Berusaha tetap terus beramal walaupun sedikit
6. Sering berdoa dan memohon keistiqmahan dan keikhlasan

Anda mungkin juga menyukai