3551 8544 1 PB
3551 8544 1 PB
ANAK
Abstak : Dampak Fatherless Terhadap Prestasi Belajar Anak. Fatherless dapat didefinisikan
sebagai tidak adanya seorang ayah baik secara fisik atau psikologis dalam kehidupan anak.
Keterlibatan ayah dalam mendidik anak-anak menjadi masalah yang menarik untuk dibahas.
Faktor munculnya fatherless dapat disebabkan oleh sebuah perceraian, kematian ayah, pemisahan
karena masalah dalam hubungan pernikahan, atau masalah kesehatan. Pemisahan antara ayah dan
anak disini ada yang berupa pemisahan karena frekuensi pertemuan yang jarang terjadi meskipun
hidup bersama, sehingga dapat dikatakan ayah tidak sepenuhnya terlibat dalam mendidik anak-
anak. Dampak fatherless yang akan dialami oleh anak-anak dapat berupa guncangan jiwa
psikologis, sehingga anak memiliki rasa kecewa, putus asa, malas, tidak semangat, yang semuanya
itu dapat mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Anak-anak sering merasa kurang
termotivasi dari pihak yang paling dekat dengan dirinya sehingga kebutuhan prestasikhususnya di
sekolah tidak begitu diperhatikan sehingga mengalamipenurunan..
Berbicara tentang prestasi pasti berkaitan Maksud dari peran keluarga disini
dengan hasil dan semua itu diperoleh dari adalah seberapa besar keluarga memberikan
sebuah kegiatan yang sudah dilakukan individu kehangatan untuk anak, sehingga dalam hal ini
baik meliputi ranah kognitif, afektif maupun kehadiran orang tua yakni baik ayah maupun
psikomotor. Dalam hal ini kita akan berbicara ibu menjadi faktor penting dalam keberhasilan
tentang prestasi anak di sekolah yang semua pada diri anak. Kehadiran mereka berdua
itu pasti tidak akan terlepas dari campur tangan sebagai orang tua haruslah kompak bukan
keluarga khususnya significant other yakni hanya dalam hal pengasuhan anak melainkan
ayah dan ibu. Keluarga merupakan kelompok juga mendidik anak menjadi pribadi yang
terkecil dari kehidupan manusia di masyarakat berhasil di lingkungannya baik disekolah
yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. maupun di masyarakat. Pernyataan diatas
didukung oleh Sulastri (2009) yang
menyatakan bahwa pengaruh keharmonisan
83
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 84
dalam keluarga mempengaruhi prestasi belajar sensitivitas ayah terhadap kebutuhan anak
anak disekolah; sebaliknya dengan Violita apalagi dalam prestasi belajar anak di sekolah.
(2013) yang juga menyatakan bahwa
lingkungan keluarga dan fasilitas belajar yang Ada pengungkapan disalah satu buletin
dimiliki oleh siswa merupakan dua faktor yang ―magazine USA” yang menyatakan bahwa di
dapat mempengaruhi prestasi belajar. Amerika sekarang ini sudah mulai mengganti
paradigma lama menjadi baru yakni kehadiran
Maka dari pernyataan diatas ayah secara fisik dan psikologis dalam
menekankan bahwa keluarga yang hangat mendidik anak semakin populer dibicarakan,
memiliki pengaruh besar pada keberhasilan Ayah kini menggambil peranan begitu besar
anak. Namun, kehangatan keluarga atau bisa dalam aktivitas rumah tangga bahkan terdapat
dibilang kekompakan dalam keluarga sudah pernyataan bahwa para pria yang akan menjadi
begitu jarang nampak dibicarakan karena, seorang ayah sudah menyiapkan cuti kerjanya
belakang ini yang sering dibicarakan baik di guna memberikan waktu lebih besar untuk
artikel maupun di media massa tentang anaknya, baik peran secara aktif membentuk
ketimpangan atau pertikaian dalam keluarga perkembangan emosi anak, menanamkan nilai-
yang berakibat perceraian dan secara nilai hidup dan kepercayaan dalam keluarga.
kuantitatif di Indonesia kasus ini semakin
banyak terjadi. Banyak suami istri yang Namun, inspirasi di atas masih begitu
memutuskan bercerai tanpa memikirkan jangka sedikit mendapatkan perhatian di Indonesia,
panjangnya bahkan sampai berfikir tentang meskipun sudah banyak buku-buku yang
dampak yang akan terjadi. Salah satu dampak beredar bertema peran ayah dalam keluarga.
yang muncul adalah mengakibatkan peran Tetap saja orangtua di Indonesia menggunakan
diantara ayah dan ibu tidak bisa berkolaborasi paradigma lama yakni menganggap bahwa
lagi secara efektif dalam mendidik anak, yang berperan mendidik anak adalah tugas
sehingga disini anak akan kehilangan salah penuh dari seorang ibu, dan ayah hanyalah
satu figur orang tuanya karena anak dituntut diminta untuk bekerja guna membiayai
tinggal dengan salah satu orang tuanya. keluarganya tanpa harus mengurusi masalah
rumah seperti menyangkut kebutuhan anak
Ketidakhadiran salah satu pihak dalam dirumah termasuk masalah akademik dan
mendidik anak kali ini membahas tentang perilaku moralistik.
ketiadaan ayah (fatherless) dalam kehidupan
anak. Jika tadi kita mengetahui bahwa ayah Fenomena ketidakadaan figur ayah
dan ibu memiliki pengaruh besar terhadap dalam keluarga yang sering dikenal dengan
keberhasilan anak utamanya tentang prestasi istilah fatherless yakni suatu kajian yang
belajarnya di sekolah. Bagaimana jika salah menarik terkait ketimpangan pengasuhan anak,
satu dari mereka tidak hadir secara fisik yang selama ini masih sedikit dikaji di
maupun psikis bagi anak. Meskipun selama ini Indonesia. Dalam penelitian longitudinal
banyak orang tua yang masih menggunakan menyebutkan bahwa pada siswa Sekolah Dasar
paradigma lama yakni masih memiliki kelas 4 menemukan adanya tingkat agresi yang
anggapan bahwa dalam proses pengasuhan lebih tinggi pada anak laki-laki yang hanya
atau parenting pada anak yang paling banyak tinggal dengan ibu, tanpa kehadiran seorang
keterlibatan perannya adalah seorang ibu. ayah (Vaden-Kierman dkk, 1995; Osborne dan
Pengungkapan tersebut didukung dengan McLanahan, 2007).
sebuah dalil yang diyakini bahwa anak adalah
urusan ibu dan hanya ibulah yang paham Dilanjutkan pada sebuah studi penelitian
tentang apa yang dibutuhkan anak. Keyakinan yang menyatakan bahwa dampak fatherless
tersebut tidak hanya didominasi oleh pada anak-anak yang mengalami perceraian
masyarakat Indonesia saja, melainkan sudah orangtua atau ditinggalkan ayahnya dibawah
menjadi suatu pandangan yang bersifat atau disaat usia 5 tahun yaitu memiliki masalah
universal sebagaimana diyakini di berbagai dengan gangguan kecemasan dan depresi,
budaya masyarakat di dunia. Jadi, pada (Kandel dkk, 1994), sampai menjadi pasien
umumnya keterlibatan seorang ayah dalam psikiatri di rumah sakit, (Block, 1988) selain
pengasuhan anak masih sangat minimal yang itu juga ditemukan identifikasi terlibat dengan
kemudian berdampak pada rendahnya aktivitas seksual dini, penyalahgunaan obat-
obatan, gangguan mood, dan terlibat kenakalan
85 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146
Tugas mendidik ayah kepada anaknya Peran ayah seharusnya dapat menjadi
disini adalah tugas yang menuntut pengabdian pelindung, penyokong materi dan model
waktu, tenaga dan pikiran. Karena itu, ayah keteladanan bagi anak-anaknya, sehingga
perlu sekali memasukkan tugas mendidik anak beberapa kasus diatas tidak akan terjadi.
dalam jadwal kerja utama setiap hari. Ayah Idealnya, ayah dapat memberikan kenyamanan
perlu mengenal dengan baik setiap anaknya tempat tinggal dan keamanan dari bahaya yang
dan menggunakan waktu lebih banyak untuk mengancam secara fisik maupun psikologis.
belajar mendidik anak. Pernyataan diatas harus Sehingga dengan begitu perlindungan, jaminan
selalu ditekankan bahwa pentingnya peran finansial dan pemenuhan spiritual yang
ayah dalam mendidik anak, jika terjadi menyeluruh dapat menyentuh jiwa dan raga
kekaburan peran maka yang terjadi adalah anak-anak dan seluruh anggota keluarga.
anak kehilangan figur. Coba kita pelajari
tentang konsep fatherless. Ketiadaan peran-peran penting ayah
akan berdampak pada rendahnya harga diri
Konsep Fatherless (self-esteem) ketika ia dewasa, adanya
perasaan marah (anger), rasa malu (shame)
Ketiadaan peran ayah yang dimaksud karena berbeda dengan anak-anak lain dan
disini adalah ketidakhadiran secara fisik tidak dapat mengalami pengalaman
maupun psikologis dalam kehidupan anak. kebersamaan dengan seorang ayah yang
Dikenal dengan adanya istilah fatherless, dirasakan anak-anak lainnya, (Lerner, 2011).
father absence, father loss atau father hunger. Kehilangan peran ayah juga menyebabkan
Ketiadaan peran ayah secara fisik bisa seorang anak akan merasakan kesepian
disebabkan karena kematian, mengarahkan (loneliness), kecemburuan (envy), dan
pada adanya sebutan anak yatim. Namun kedukaan (grief), (Lerner, 2011) dan
apabila ketidakhadirannya disebabkan oleh kehilangan (lost) yang amat sangat, yang
karena kepergian dari perannya sebagai disertai pula oleh rendahnya kontrol diri (self-
seorang ayah, maka anak tersebut dapat control), keberanian mengambil resiko (risk-
dikatakan seolah-olah menjadi yatim sebelum taking), (Williams, 2011), dan psychology well
waktunya, sebaliknya juga dengan kasus being (Bronte-Tinkew, Horowitz, dan Scott,
perceraian. 2009), serta kecenderungan memiliki neurotik,
terutama pada anak perempuan, (Thomas,
Fatherless adalah ketiadaan peran dan 2009). Akibat-akibat psikologis yang dirasakan
figur ayah dalam kehidupan seorang anak. Hal oleh anak tersebut berdampak pada
ini terjadi pada anak-anak yatim atau anak- penyimpangan perilaku dan
anak yang dalam kehidupan sehari-harinya ketidakbermaknaan hidupnya. Oleh karena itu
tidak memiliki hubungan yang dekat dengan untuk dapat merumuskan penanganan yang
ayahnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Smith diperlukan serta antisipasi yang dibutuhkan
(2011) bahwa seseorang dikatakan mendapat terhadap fatherless ini, maka dibutuhkan
kondisi fatherless ketika ia tidak memiliki ayah pemahaman tentang penyebab dari kondisi
atau tidak memiliki hubungan dengan ayahnya, fatherless.
disebabkan perceraian atau permasalahan
pernikahan orangtua. Penyebab Fatherless
Permasalahan fatherless telah menjadi Fatherless terjadi tidak hanya di masa
permasalahan internasional, yang semuanya kanak-kanak, namun hingga ia dewasa. Sebuah
dikemas dalam hasil pegamatan dibeberapa penelitian yang dilakukan oleh Aquilino
negara. Akibat yang terjadi dari fatherless (1994) pada individu dewasa awal, yang
adalah permasalahan psikologis dan keinginan mengalami perceraian orangtua, ditemukan
untuk bunuh diri yang lebih tinggi terjadi pada kenyataan bahwa situasi tersebut membuatnya
remaja di Belanda. Di Finlandia, anak-anak kehilangan komunikasi dengan ayah setelah
yang berasal dari seorang ayah yang sedang perceraiaan terjadi. Kock & Lowery (1984)
memiliki perseteruan pernikahan, terlibat melakukan penelitian yang serupa pada anak-
tindakan kriminal. Sedangkan di Australia anak, dan menemukan hasil yang sama bahwa
anak-anak fatherless ini harus mengalami ditemukan ketidakpuasan dengan komunikasi
kehidupan dalam kemiskinan (Horn, dengan ayahnya, secara kuantitas.
www.cyep.org ).
87 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146
Hal tersebut mengindikasikan adanya membawa berbagai dampak yang buruk bagi
kekosongan figur dan keteladanan serta anak-anaknya. Berbagai dampak buruk yang
pengaruh ayah dalam hidupnya oleh karena mungkin terjadi akibat tidak berfungsinya ayah
jumlah pertemuan dan komunikasi yang terjadi antara lain adalah
diantara ayah dan anak yang minimal.
Sementara para pria yang mengalami 1. Krisis identitas dan perkembangan
perceraian dan harus berpisah tempat tinggal seksual Anak.
dengan anak-anaknya, menyatakan adanya 2. Gangguan Psikologis Pada Anak di
kekurangan pertemuan dengan anak-anaknya Masa Dewasa.
(Kock & Lowery, 1984). Hal tersebut dapat
terjadi dikarenakan alokasi waktu yang kurang Di AS, sudah banyak penelitian yang
dari ayah itu sendiri dalam mengelola waktu menyebutkan dampak buruk kepada anak
pertemuan, kualitas dari pertemuan yang akibat kurangnya peran dan perhatian ayah
kurang maksimal atau dapat pula dikarenakan kepada mereka fatherless. Penelitian yang
faktor ibu yang tidak bersedia untuk dilakukan dirumah yatim menyebutkan banyak
mempertemukan anak dengan ayah dampak-dampak perilaku yang dimunculkan,
kandungnya. www.harisanusi.com yakni:
Kurangnya pertemuan antara ayah dan 1 63% kasus bunuh diri remaja (US Dept
anak korban perceraian atau perpisahan Kesehatan / Sensus)
orangtua dapat terjadi disebabkan pengaruh 2 90% anak menjadi tunawisma dan
dari ibu anak-anak tersebut, (Ahrons dan anak jalanan
Miller, 1993; Seltzer, Shaeffer dan Charing, 3 85% anak menunjukkan gangguan
1989). Pengaruh tersebut dapat berupa perilaku seperti tuna laras (Center for
perasaan amarah terhadap mantan pasangannya Disease Control)
yang mencegah dan menghindarkan para ayah 4 80% anak terseret kasus pemerkosa
ini melakukan keterlibatan yang efektif pada dengan masalah kemarahan (Hukum
pengasuhan anak, sehingga dilakukan sabotase dan Perilaku, Vol 14, hal. 403-26)
oleh ibu yang melaksanakan joint custody (hak 5 71% anak memutuskan putus sekolah
asuh bersama) terhadap upaya para ayah untuk tinggi (Prinsipal National Association
menjumpai anak-anaknya. Wood & Gell Report)
(www.ancpr.com) menyebut gejala ini sebagai Dampak sosial dari ketidakhadiran
―father hatred‖ atau kebencian pada ayah yang ayah dalam kehidupan anak cukup
mengarah pada adanya father absence. menggetarkan hati, karena kerusakan yang
Perasaan benci yang dirasakan oleh ibu ditimbulkannya cenderung membesar dan
menyebabkannya tidak membiarkan anak meluas dari generasi ke generasi, yang
untuk bertemu dengan ayahnya sama sekali, mengakibatkan banyak bermuculan perilaku
(Furstenberg dan Winquist Nord, 1985; sosial yang buruk seperti membangkang, oleh
Braver, 1991) atau jika diperbolehkan untuk karena itu kita coba pahami tentang konsep
menemui anak, seorang ibu yang ketunalarasan.
melaksanakan pengasuhan bersama atau joint-
custody akan turut campur dalam kunjungan Prestasi Belajar
ayah dengan maksud memberikan ayah
tersebut ‗hukuman‘ (Braver, 1991). ―father Memahami pengertian prestasi belajar
hatred‖ atau kebencian terhadap ayah oleh ibu secara garis besar harus bertitik tolak kepada
mempengaruhi cara pandang anak secara pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para
langsung, hal ini ditemukan saat meneliti anak- ahli mengemukakan pendapatnya yang
anak yang mengalami pengasuhan bersama berbeda-beda sesuai dengan pandagan mereka.
setelah perceraian orangtua, (Koch & Lowery, Dalam proses pendidikan prestasi dapat
1984). diartikan sebagai hasil dari proses belajar
mengajar yakni, penguasaan, perubahan
Dampaknya Fatherless emosional, atau perubahan tingkah laku yang
dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah,
Ayah yang kurang berperan dalam 2008).
menjalankan fungsi keayahannya akan
Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146 88
Ahrons.; Constance R.; & Miller, R. B. (1993). Ilyas. (2008). Fungsi dan Pengukuran prestasi
The Effect of the Post Divorce belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Relationship on Paternal Involvement: A
91 Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014, hal 76-146