Mei 2017
Abstract:
This study aimed to determine the views of the father of early childhood care and
any involvement of fathers in early childhood care in the district of Aceh Besar,
Darussalam. This study used descriptive qualitative method. The data collection
was done through observation and interviews. Subjects in this study were five
fathers of aged 4-6 years children; the determination of the subject was done by
applying purposive sampling. The results showed the involvement of fathers in
caring for children in terms of the role of fathers in the family is described as
follows: breadwinner, togetherness between father and son, parenting, teachers
or mentors, people who support all the children activities. It can be concluded
that fathers have an awareness of care for children, but their demands as
breadwinners make fathers cannot be fully involved in the care of children.
Hopefully, the fathers have the awareness that they are not only the breadwinner
in the family, but also their involvement in parenting is also highly expected.
Keywords: the role of the father, childcare
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan ayah terhadap pengasuhan
anak usia dini dan apa saja keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia dini di
Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan
wawancara. Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang ayah yang memiliki
anak usia 4-6 tahun, penentuan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa para ayah memiliki kesadaran akan
pengasuhan terhadap anak, namun tuntutan mereka sebagai pencari nafkah
membuat para ayah tidak dapat terlibat secara penuh dalam pengasuhan anak.
Diharapkan para ayah memiliki kesadaran bahwa mereka bukan hanya sebagai
pencari nafkah di dalam keluarga, namun keterlibatannya dalam mengasuh anak
juga sangat diharapkan.
Kata Kunci: peran ayah, pengasuhan anak
50
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
51
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
Pada usia 4-6 merupakan masa golden age peran untuk pelopor, koordinator dan peran
bagi perkembangan anak usia dini dimana informal lainnya.
pada usia itu anak mampu menyerap hampir
50 persen dari apa yang dilihat dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola
didengarnya. Asuh Orangtua Terhadap Anak
Masa ini merupakan masa yang tepat Perbedaan gaya pengasuhan orangtua
untuk meletakkan dasar-dasar terhadap anak disebabkan oleh beberapa
pengembangan kemampuan fisik, bahasa, faktor diantaranya seperti yang
sosial emosional, konsep diri, seni moral dan dikemukakan oleh Maccoby & Mcloby
nilai-nilai agama. Pada tahap ini orang tua (Madyawati, 2016:39) sebagai berikut:
harus mampu bersikap dengan cara 1. Faktor Sosial Ekonomi
berbicara kepada anak, menanyakan Sosial ekonomi merupakan salah
pendapat anak, menciptakan suasana yang satu faktor yang mempengaruhi
berwarna-warni sehingga anak nyaman pengasuhan orangtua terhadap
besama kita dan juga mengarahkan anak anak.Tuntutan hidup yang begitu besar
secara tidak langsung (Yamin dan Sanan, membuat orangtua harus bekerja lebih
2010:06). giat dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, sehingga waktu yang
Peran Orangtua dalam Pengasuhan Anak dihabiskan antara orang tua dan anak
Pengasuhan bersama dilakukan oleh menjadi berkurang.Biasanya keluarga
ayah dan ibu secara bersama-sama untuk yang berasal dari ekonomi kebawah
tumbuh kembang sang anak. Pengasuhan lebih cenderung memilih untuk tidak
tidak hanya dilakukan oleh keluarga yang melanjutkan studi anaknya ke jenjenag
masih hidup bersam-sama namun bisa juga pendidikan yang lebih tinggi.
dilakukan oleh keluarga yang sudah 2. Pendidikan
bercerai ataupun single parent.Karena Status pendidikan orangtua juga
pendidikan pertama yang diterima anak dapat mempengaruhi pola pikir orangtua
berasal dari keluarga dan yang paling utama dalam mengasuh anak. Kemudian akan
adalah orang tua.Peran anggota keluarga berpengaruh pada harapan orangtua
dijalankan untuk menjaga keseimbangan terhadap anaknya. Cenderung orangtua
dalam keluarga, yang dijalankan melalui yang memiliki pendidikan tinggi lebih
peran formal maupun informal.Peran memahami bagaimana seharusnya
formal yang dijalankan keluarga mereka mendidik anaknya.
menentukan tercapainya keseimbangan 3. Nilai agama yang Dianut oleh
dalam keluarga atau tidak.Pria atau ayah Orangtua
lebih umum dikenal sebagai pencari nafkah Nilai agama juga menjadi hal
di dalam keluarga keterlibatannya dalam penting yang ditanamkan orang tua
megasuh anak tidak terlalu menonjol, kepada anak dalam pengasuhan yang
karena keberadaannya di rumah yang mereka lakukan sehingga lembaga
sangat sedikit.Peran informal adalah peran keagamaan juga turut berperan di
sebagai pemberi dorongan, peran dalamnya.
mempertahankan keharmonisan, peran 4. Jumlah Anak
untuk kompromi, peran untuk memulai atau Jumlah anak yang dimiliki dalam
berkontribusi dalam menghadapi masalah, suatu keluarga juga akan mempengaruhi
pola asuh yang diterapkan orangtua
52
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
53
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
54
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
55
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
56
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
57
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
anak usia dini. Beberapa subjek menjawab kemampuan untuk bertindak sepeka dan
tidak setuju jika ayah terlibat penuh dalam setanggap ibu yaitu mampu bertindak secara
pengasuhan anak, sedangkan subjek lainnya sensitive dan respontif terhadap bayi
menjawab setuju atas keterlibatan ayah mereka”. Dapat dikatakatan bahwa seorang
dalam mengasuh anak.Meskipun ada ayah juga mampu menjadi seperti seorang
diantara subjek mengatakan tidak setuju ibu dalam mengasuh anak, namun tidak
namun mereka secara tidak langsung sudah secekatan sang ibu dalam merawat anak. Hal
terlibat dalam mengasuh anak, walaupun ini sesuai dengan jawaban yang diberikan
keterlibatannya hanya sedikit. Bagi subjek oleh kelima responden tersebut.Bagi para
yang menjawab setuju mereka memiliki ayah tidak masalah untuk mengasuh anak
keterlibatan lebih banyak dari subjek yang hanya saja mereka memiliki batas tertentu
menjawab tidak setuju dalam mengasuh dalam mengasuh anak.
anak, akan tetapi keterlibatan mereka tidak
dapat dilakukan secara penuh seperti halnya Keterlibatan Ayah dalam Mengasuh
ibu mengasuh anak, ini dikarenakan sosok Anak Usia Dini
ayah merupakan seorang kepala rumah Berdasarkan analisis data pada
tangga yang seharusnya mencari nafkah di penelitian ini, peneliti menemukan berbagai
luar rumah dan tidak memiliki waktu yang informasi mengenai apa saja keterlibatan
banyak untuk mengasuh anak. Seperti yang ayah dalam mengasuh anak yang kemudian
dikemukakan oleh Dagun (2002:02) dalam peneliti kaitkan dengan teori yang
bukunya “Ayah akhirnya seperti sudah dipaparkan oleh Maccoby & Mcloby
terkondisi bukan sebagai pengasuh anak dan (Madyawati, 2016:39). Peneliti membagi
lebih sibuk sebagai pencari nafkah”. keterlibatan ayah ke dalam beberapa bagian
Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh ayah diantaranya adalah: Peranan ayah dalam
untuk berada di rumah membuat seorang keluarga yang pertama adalah sebagai
ayah jarang melibatkan diri dalam merawat pencari nafkah bagi keluarga. Dua dari
anak. limasubjek dalam penelitian ini merupakan
Dari hasil penelitian ditemukan pencari nafkah utama dalam keluarga,
bahwa sebenarnya ada kesadaran pada diri sedangkan tiga subjek lainnya istri ikut
kelima responden mengenai pentingnya terlibat dalam mencari nafkah. Peran ayah
keterlibatan ayah dalam mengasuh anak, dalam mencari nafkah dilakukan kelima
namun kembali lagi pada konteks bahwa subjek untuk memenuhi kebutuhan rumah
tugas mengasuh anak adalah sang ibu bukan rumah tangga serta demi kelangsungan
ayah. Namun bukan berarti bahwa sang ayah hidup mereka. Rasa tanggung jawab sebagai
tidak boleh mengasuh anak, keterlibatan seorang ayah dalam memenuhi kebutuhan
seorang ayah dalam mengasuh anak juga rumah tangga membuat para ayah lebih
sangat penting terutama dalam membina banyak meluangkan waktunya di luar rumah
pertumbuhan fisik dan psikologis anak sehingga keterlibatannya dalam mengasuh
dengan terlibatnya kedua orangtua. Seorang anak menjadi sedikit;
ayah akan mampu mengasuh anak ketika Peran ayah kedua adalah
sang istri bekerja di luar rumah, ayah akan kebersamaan antara ayah dan
berusaha mengasuh anaknya sebaik anak.Meskipun ayah sebagai pencari nafkah
mungkin sama halnya seperti seorang ibu. serta lebih banyak meluangkan waktu di luar
Parke dan Buriel (Santrock, 2011:317) rumah bukan berarti ayah tidak memiliki
mengatakan bahwa “Ayah memiliki waktu bersama dengan anak.Kebersamaan
58
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
antara ayah dan anak sekedar kegiatan dan menjemput anak sekolah dan bahkan
bermain, jalan-jalan ataupun membelikan memasak untuk anak. Namun kegiatan ini
anak mainan.Hal ini serupa dengan jawaban dapat terjadi ketika sang suami lebih banyak
yang diberikan kelima subjek yang memiliki waktu luang di rumah dan jika
mengatakan bahwa mereka sering mengajak sang istri lebih banyak bekerja seperti
anak jalan-jalan ataupun bermain.Sesuai halnya Santrock (2011:317)
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh mengatakan”Ayah lebih terlibat dalam
seorang peneliti Amerika terhadap interaksi pengasuhan mandi, makan, memakaikan
antara ayah dan ibu terhadap anak yang baju anak, membawa anak ketempat
berusia 12-13 bulan oleh Michael E. Lam penitipan dan seterusnya ketika jam kerja
(Dagun, 2002:55) menyebutkan bahwa mereka lebih sedikit dan jam kerja ibu lebih
“Ternyata sikap ayah dan ibu banyak”;
berbeda.Ketika mereka mendekati dan Peran ayah yang keempat adalah
memegang bayi ayah cenderung mengajak sebagai guru atau pembimbing.Ada
bayinya bermain, sementara ibu cenderung ungkapan yang mengatakan bahwa ibu
mengajak makan dan mandi”.Kebersamaan sebagai Madrasatulula yang artinya ibu
antara ayah dan anak dibatasi oleh waktu sekolah pertama bagi anak, namun bukan
dikarenakan ayah harus bekerja sehingga berarti ibu satu-satunya orangtua yang dapat
tidak memiliki banyak waktu untuk berada menjadi guru bagi anak.Ayah juga dapat
di rumah kecuali pada hari libur. SP1 ikut andil dalam memberikan layanan
memberikan jawaban bahwa ia dalam pendidikan bagi anak.Tiga dari lima subjek
seminggu hanya 5 jam berada di rumah menyatakan keterlibatannya dalam kegiatan
dikarenakan pekerjaannya. Seperti halnya belajar dengan anak diantaranya adalah
diungkapkan oleh Young dkk (Santrock, mengajarkan anak mengaji dan membantu
2007:195) mengatakan”anak-anak anak belajar atau sekedar menemani anak
menghabiskan rata-rata 2,5 jam sehari menggambar. Sedangkan dua lainnya
dengan ayah mereka pada hari kerja dan 6,2 menyerahkan masalah pendidikan anak
jam pada akhir pekan”; kepada sang istri;
Peran ayah yang ketiga adalah Peran ayah yang kelima adalah
sebagai pengasuhan.Pengasuhan anak bukan sebagai orang yang mendukung segala
hanya keterlibatan seorang ibu namun juga kegiatan anak.Meskipun para ayah lebih
ayah ikut terlibat di dalamnya. Pengasuhan banyak meluangkan waktu di luar rumah
antara ayah dan ibu sebenarnya sama hanya bukan berarti mereka tidak mengetahui
saja kuantitas dan kualitasnya berbeda. Hasil segala aktivitas yang dilakukan oleh anak.
wawancara yang telah dilakukan pada lima Ibu menjadi penghubung antara ayah dan
subjek mengenai keterlibatannya dalam anak, ibu sebagai orang yang selalu berada
pengasuhan anak didapati hasil bahwa tiga dengan anak akan menyampaikan kepada
dari lima subjek sering melibatkan diri ayah mengenai perkembangan dan segala
dalam mengasuh anak sedangkan dua kegiatan yang telah anak lakukan. Ayah
lainnya mengaku jarang. Keterlibatan para akan selalu mendukung segala kegiatan
subjek dalam mengasuh anak antara lain yang dilakukan anak selama kegiatan
adalah melakukan kegiatan menyuapi anak tersebut positif dan tidak merugikan bagi
makan, memandikan anak, membantu anak anak, meskipun ayah tidak terlibat dalam
dalam kegiatan di kamar mandi, kegiatan anak. Seperti yang diungkapkan
membuatkan susu untuk anak, mengantar oleh kelima subjek, mereka megatakan
59
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
bahwa selalu mendukung segala kegiatan mereka secara tidak langsung sudah
yang dilakukan oleh anak.Satu dari terlibat dalam mengasuh anak, walaupun
limasubjek menyatakan bahwa dirinya keterlibatannya hanya sedikit. Bagi
sering terlibat setiap kegiatan yang subjek yang menjawab setuju mereka
dilakukan anak di sekolah seperti kegiatan memiliki keterlibatan lebih banyak dari
pawai, kegiatan menari dan kegiatan pada subjek yang menjawab tidak setuju
perlombaan. Namun empat lainnya dalam mengasuh anak, akan tetapi
menjawab jarang terlibat langsung bersama keterlibatan mereka tidak dapat dilakukan
anak tetapi tetap mendukung aktivitas anak. secara penuh seperti halnya ibu
Berdasarkan penelitian yang telah mengasuh anak, ini dikarenakan sosok
dilakukan, dapat dilihat beragam ayah merupakan seorang kepala rumah
keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. tangga yang seharusnya mencari nafkah
Ayah juga menjadi sosok yang sangat di luar rumah sehingga tidak memiliki
penting akan kehadirannya bagi seorang banyak waktu dalam mengasuh anak.
anak. Namun setiap ayah tidak lah sama, 2. Keterlibatan para ayah dalam mengasuh
mereka memiliki pola pikir yang berbeda anak meliputi beberapa hal sebagai
terhadap pengasuhan anak. Pada nyatanya berikut: 1) Ayah sebagai pencari nafkah
tidak ada ayah yang tidak sayang ataupun bagi keluarga; 2) Kebersamaan antara
tidak peduli terhadap anaknya.Hanya saja ayah dan anak meliputi kegiatan bermain,
penyampaian kasih sayang antara ibu dan jalan-jalan dan membelikan mainan; 3)
ayah berbeda, ibu lebih banyak meluangkan Ayah sebagai pengasuh diantaranya
waktu bersama anak.Sedangkan bentuk adalah menyuapi anak makan,
perhatian dan kasih sayang ayah menidurkan anak, membuatkan susu,
diperlihatkannya melalui giatnya seorang terlibat pada saat kegaiatan kamar mandi,
ayah dalam mencari nafkah demi serta mengantar dan menjemput anak
kesejahteraan keluarganya. Walaupun sekolah; 4) Ayah sebagai guru atau
kesibukannya dalam mencari nafkah, sang pembimbing, ayah juga dapat
ayah juga akan menyempatkan diri untuk membimbing anak baik dalam belajar
mengasuh anak bersama istri ketika ia maupun mengajar anak mengaji; 5) Ayah
memiliki waktu luang atau sedang libur dari sebagai orang yang mendukung segala
pekerjaannya meskipun keterlibatannya kegiatan anak.
hanya sedikit.
SARAN
KESIMPULAN Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian,
Berdasarkan hasil analisis data penelitian analisis data serta pembahasan maka peneliti
dapat disimpulkan sebagai berikut: memberikan beberapa saran yaitu:
1. Pandangan ayah pada pengasuhan anak 1. Keterlibatan sang ayah dalam mengasuh
usia dini dalam keluarga didapati bahwa, anak sangat penting, sehingga
beberapa diantara subjek menyatakan diharapakan para ayah memiliki
bahwa mereka tidak setuju untuk terlibat kesadaran bahwa mereka bukan hanya
secara penuh dalam pengasuhan anak, sebagai pencari nafkah di dalam
sedangkan subjek lainnya menjawab keluarga, namun keterlibatannya dalam
setuju mengenai keterlibatannya dalam mengasuh anak juga sangat diperlukan.
pengasuhan anak. Meskipun ada diantara Keterlibatan sang ayah dalam keluarga
subjek mengatakan tidak setuju namun
60
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini, 2(1):50-61
Mei 2017
DAFTAR RUJUKAN
Dagun, Save M. 2002.Psikologi Keluarga:
Peranan Ayah dalam Keluarga.
Jakarta: Rineka Cipta
Hidayati, Frida dkk.2011. Peran Ayah
dalam Pengasuhan Anak.Jurnal
Psikologi UNDIP (online) vol. 9
no.
1.http://.ejurnal.undip.ac.id//psikolo
gi/artikel/2841
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Margiono. 2007. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Levine, Janet. 2004. Orang Tua Macam Apa
Anda?. Bandung: Kaifa
Madyawati, Lilis. 2016. Strategi
Pengembangan Bahasa Pada Anak.
Jakarta: Prenamedia Group
Santrock, John W. 2011. Masa
Perkembangan Anak. Jakarta:
Salemba Humanika
Santrock, John W. 2007. Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2003. Adolescence:
Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
61