Makalah ini ditulis untuk dipresentasikan dan sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen
Pesantren
Dosen Pengampu :
Ahmat Jaelani S.Ud., M.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Refi Mariska (2001067)
2. Tari Ariska (2001080)
Puji Syukur Kami Panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen Mata Kuliah Manajmen Pondok Pesantren yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini
Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren................................. 4
B. Prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren....................................................................................... 5
C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren....................................................................................... 8
D. Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren....................................................................................... 8
E. Pendidikan Karakter dalam Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren…................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sebagai sesuatu yang disepakati bersama. Dengan kata lain tindakan ini mendorong
untuk terciptanya budaya sekolah.
Budaya sekolah merupakan karakteristik khas sekolah, kepribadian sekolah yang
membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Budaya sekolah diartikan
sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh warga sekolah yang membedakannya
dengan sekolah lain.1 Budaya sekolah yang baik akan mendorong seluruh anggota
masyarakat sekolah untuk meningkatkan kinerjanya agar tujuan sekolah dapat tercapai.
Karena Nilai, moral, sikap dan perilaku siswa selama di sekolah dipengaruhi oleh
struktur dan kultur sekolah, serta interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen
yang ada di dalamnya, seperti kepala sekolah, guru, materi pelajaran dan hubungan
antarsiswa sendiri.
Menyadari pentingnya budaya dan lingkungan sekolah, sesuai tugas mata kuliah
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, penulis menyusun makalah terkait
pengembangan dan penerapan secara konsisten nilai-nilai, aturan, filosofi dan
kebiasaan-kebiasaan perilaku warga sekolah, dan tindakan yang ditampilkan dan
ditunjukkan oleh seluruh warga/1sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang pemikiran di atas penulis mengidentifikasi
beberapa permasalahan diantaranya :
1. Apa Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren?
2. BagaimanaPrinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren?
3. Bagaimana Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok pesantren?
4. Bagaimana Manajemen budaya dan lingkungan sekolah dalam prespektif
islam/berbasis islam ?
5. Apa saja Pendidikan Karakter Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren?
C. Tujuan Masalah
1
Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan Implementasi.
Gorontalo : Senta Media, hal. 150
2
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren.
3. Untuk mengetahui Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren.
4. Untuk mengetahui manajemen budaya dan lingkungan sekolah dalam prespektif
islam/berbasis islam
5. Untuk dapat mengetahui Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya Lingkungan
Pondok Pesantren.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2
Wahab, Abdul Aziz. 2011, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap organisai
dan pengelolaan organsisasi pendidikan). Bandung: Alfabeta, hal. 229
3
Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan Implementasi.
Gorontalo: Senta Media, hal. 179
4
Deal & Peterson. 1999. Menciptakan budaya sekolah yang tetap eksishttp://www.mediaindonesia.co.id
diakses tanggal 21 Juni 2018
4
menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Konsep
budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan itu pada dasarnya sebagai upaya untuk
memberikan arah tentang efisiensi lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam hal
ini dapat dibedakan dalam dua hal (1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai
dengan budaya siswa dan guru, (2) lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru
atau hasil interaksi antara guru dengan siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan
masyarakat sekitar sekolah.
2. Lingkungan Pondok Pesantren
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya.5Yang dimaksud lingkungan pendidikan meliputi kondisi dan alam dunia ini
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak
didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang
sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun lingkungan yang disadari
atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup
lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang optimal.
5
Zazin, Nur. 2011. Gerakan menata sekolah pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media, hal. 76
5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang
dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan/1sikap
dan pengembangan potensi peserta didik.
6
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta: Bumi Aksara, hal. 90
6
menyengkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan.Strategi dan program
merupakan dua hal yang selalu berkaitan.
5. Berorientasi kinerja.
Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang terdapat
mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran
capaian kinerja dari suatu sekolah.
6. Sistem evaluasi yang jelas.
Untuk mengetaui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan
evaluasi secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka panjang.
Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal kapan evluasi
dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus
dilakukan.
7. Memiliki komitmen yang kuat.
Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menetukan implementasi
program-program pengembangan budaya sekolah.Banyak bukti menunjukan bahwa
komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program
tidak terlaksana dengan baik.
8. Keputusan berdasarkan consensus.
Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengambilan keputusan partisipatif
yang berujung pada pengambilan keputusan secara consensus. Meskipun hal itu
tergantung pada pengambilan keputusan, namun pada umumnya consensus dapat
meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan
tersebut.
9. Sistem imbalan yang jelas.
Pengambilan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan
meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang.Bentuk lainnya adalah
penghargaan atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukan perilaku positif
yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah.
10. Evaluasi diri,
Merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
di sekolah.Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah
pendapat atau menggunakan skala penilaian diri.Kepala sekolah dapat
7
mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya
sekolah.7
8
berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Oleh karena itu budaya sekolah harus dikelola
agar tujuan yang telah ditetapkan sekolah dapat tercapai, khususnya dalam hal ini untuk
meningkatkan mutu lembaga pendidikan islam.
Di sekolah para siswa diarahkan untuk memahami dan mampu menyerap norma-
norma tradisional sekolah seperti sopan santun, menjaga kebersihan baik pribadi, kelas
maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan dan kedisiplinan atau ketaatan terhadap
norma-norma sekolah.
Penerapan budaya islami di sekolah memerlukan penanganan yang tepat, dalam
pengelolaannya dapat dilakukan melalui penciptaan suasana keagamaan di sekolah.
Suasana keagamaan tersebut bukan hanya makna simbolik tetapi lebih dari itu, berupa
penanaman dan pengembangan nilai-nilai religious.9
Penciptaan suasana keagamaan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengajak agar seluruh warga sekolah bersikap dan berperilaku sesuai dengan
ajaran islam.
2. Menciptakan hubungan yang islamidalam bentuk rasa saling toleransi (tasamuh),
saling menghargai (takaarum), saling menyayangi (taraahum),
saling membantu (ta’awun), dan mengakui akan eksistensi masing-masing,
mengakui dan menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing.
3. Menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan dalam menunjang terciptanya ciri
khas agama islam.
4. Adanya komitmen setiap warga sekolah menampilkan cerita islami.
5. Melakukan pendekatan terpadu dalam proses pembelajaran.
6. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat mencerminkan suasana keagamaan.
9
a) Sikap (Attitudes)
b) Perilaku (Behaviors)
c) Motivasi (Motivations)
d) Keterampilan (Skills)
Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nlai karakter sebagai
karakter dirinya ,menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai
anggota masyarakat warga negara yang religius ,nasionalis,produktif,dan kreatif.
Karakter juga berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing),sikap moral(moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior).disamping itu memerlukan proses
pendidikan yang mencakup penghayatan ,pelatihan dan pembiasaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau
pegangan yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen
sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di
sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah.
Dalam pengembangan budaya sekolah perlu mengacu pada 10 prinsip dari
berpedoman pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah hingga Evaluasi Diri, selain
menggunakan 10 prinsip tersebut dalam pengembangan kebudayaan sekolah juga perlu
memegang asas-asas seperti: kerjasama kelompok, kemampuan bertanggung jawab,
keinginan pada kemauan, kegembiraan yang harus dimiliki seluruh anggota, hormat,
10
jujur, disiplin, kemampuan menempatkan diri, kemampuan dan kesopanan yang dimiliki
seluruh anggota.
Manajemen budaya dan lingkungan sekolah berbasis islamdisini adalah
manajemen yang diterapkan dalam pengembangan budaya dilembaga pendidikan islam
dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islamysng pada
akhirnya akan menjadi budaya islami.
Dalam mengembangkan budaya dalam proses pembelajaran didalam kelas guru-
guru di Sekolah mengembangkannya dengan memberi salam ketika membuka dan
menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a,
memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan bersikap sopan, ramah, dan peduli
kepada para siswa serta memotivasi mereka agar menumbuhkan sikap tersebut kepada
sesama
DAFTAR PUSTAKA
11
Mulyasa, H.E. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta : Bumi Aksara,
2011
Riduwan.Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.Bandung : Alfabeta, 2012
Wahab, Abdul Aziz, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap
organisai dan pengelolaan organsisasi pendidikan).Bandung : Alfabeta, 2011
Zazin, Nur. Gerakan Menata Sekolah Pendidikan. Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2
12