Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren”

Makalah ini ditulis untuk dipresentasikan dan sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen
Pesantren

Dosen Pengampu :
Ahmat Jaelani S.Ud., M.Pd

DISUSUN OLEH :
1. Refi Mariska (2001067)
2. Tari Ariska (2001080)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MAMBA’UL HIKAM PALI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen Mata Kuliah Manajmen Pondok Pesantren yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini
Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

PALI, 15 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren................................. 4
B. Prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren....................................................................................... 5
C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren....................................................................................... 8
D. Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren....................................................................................... 8
E. Pendidikan Karakter dalam Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren…................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, telah
melahirkan berbagai kebijakan ditingkat satuan pendidikan tentang upaya meningkatkan
kualitas pendidikan. Didukung dengan adanya instrument-instrument pengembangan
kualitas yang dapat memberikan gambaran kepada pengelola sekolah bagaimana
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan serta mengevaluasi perkembangan
sekolahnya dari berbagai bidang. Namun berbagai perubahan kebijakan ini sebagaian
besar belum dapat mengembangkan budaya sekolah dalam rangka menanamkan nilai-
nilai kepada peserta didiknya. Apalagi ditengah keberlangsungan hidup bangsa yang
berada ditengah-tengah perkembangan zaman dengan teknologi yang semakin canggih
menyebabkan berbagai perubahan dan pergeseran nilai seperti yang terjadi akhir-akhir
ini.
Manajemen budaya dan lingkungan sekolah merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mengembangkan karakter positif siswa. Manajemen budaya dan
lingkungan sekolah dilakukan agar lingkungan sekolah dapat menjadi tempat yang
kondusif bagi penyemaian dan pengembangan watak optimisme, mengembangkan
penalaran, pencerahan akal budi, membekali ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan
untuk menjadikan siswa yang jujur, sopan santun, kreatif produktif, mandiri, dan
bermanfaat bagi sesamanya.
Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat berbasis sekolah adalah
pengaturan hubungan sekolah dan masyarakat yang meliputi kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan hubungan
sekolah dan masyarakat, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi
manajemen berbasis sekolah.Dengan demikian perlunya perubahan cara pandang kepala
sekolah, guru, administrator, murid, orangtua, dan masyarakat sebagai langkah untuk
merubah sistem, baik tindakan maupun proses pencapaian tujuan sekolah.
Dengan adanya perubahan ini maka implikasinya sekolah akan merancang apa
yang mesti dilakukan dan beusaha memahami tindakan-tindakan yang dirancangnya

1
sebagai sesuatu yang disepakati bersama. Dengan kata lain tindakan ini mendorong
untuk terciptanya budaya sekolah.
Budaya sekolah merupakan karakteristik khas sekolah, kepribadian sekolah yang
membedakan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Budaya sekolah diartikan
sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh warga sekolah yang membedakannya
dengan sekolah lain.1 Budaya sekolah yang baik akan mendorong seluruh anggota
masyarakat sekolah untuk meningkatkan kinerjanya agar tujuan sekolah dapat tercapai.
Karena Nilai, moral, sikap dan perilaku siswa selama di sekolah dipengaruhi oleh
struktur dan kultur sekolah, serta interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen
yang ada di dalamnya, seperti kepala sekolah, guru, materi pelajaran dan hubungan
antarsiswa sendiri.
Menyadari pentingnya budaya dan lingkungan sekolah, sesuai tugas mata kuliah
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, penulis menyusun makalah terkait
pengembangan dan penerapan secara konsisten nilai-nilai, aturan, filosofi dan
kebiasaan-kebiasaan perilaku warga sekolah, dan tindakan yang ditampilkan dan
ditunjukkan oleh seluruh warga/1sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang pemikiran di atas penulis mengidentifikasi
beberapa permasalahan diantaranya :
1. Apa Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren?
2. BagaimanaPrinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren?
3. Bagaimana Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok pesantren?
4. Bagaimana Manajemen budaya dan lingkungan sekolah dalam prespektif
islam/berbasis islam ?
5. Apa saja Pendidikan Karakter Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren?

C. Tujuan Masalah
1
Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan Implementasi.
Gorontalo : Senta Media, hal. 150

2
Berdasarkan beberapa permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok
Pesantren.
3. Untuk mengetahui Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren.
4. Untuk mengetahui manajemen budaya dan lingkungan sekolah dalam prespektif
islam/berbasis islam
5. Untuk dapat mengetahui Tujuan dan Manfaat Pengembangan Budaya Lingkungan
Pondok Pesantren.

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren


1. Budaya
Istilah budaya dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian,
kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran
manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang
ditransmisikan bersama. Kebudayaan “merupakan masyarakat yang berdasarkan
hukum-hukum yang adil, yang memungkinkan kondisi ekonomi dan psikologis
yang paling baik bagi warga negaranya”.2
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang
memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu sekolah adalah
kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka,
yaitu kegiatan tentang cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi
pekerti) dan estetika (seni). Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan
atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi
pelajaran.
Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh
warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”. 3 Budaya sekolah adalah
sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan
simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi,
siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.4 Budaya sekolah merupakan ciri khas,
karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Budaya sekolah
sebagai karakteristik khas sekolah yang dapat didefinisikan melalui nilai yang
dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan
tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh personil sekolah yang membentuk satu
kesatuan khusus dari sistem sekolah. Sebagai suatu organisasi, sekolah
menunjukkan kekhasan, yaitu pembelajaran.Budaya sekolah semestinya

2
Wahab, Abdul Aziz. 2011, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap organisai
dan pengelolaan organsisasi pendidikan). Bandung: Alfabeta, hal. 229
3
Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan Implementasi.
Gorontalo: Senta Media, hal. 179
4
Deal & Peterson. 1999. Menciptakan budaya sekolah yang tetap eksishttp://www.mediaindonesia.co.id
diakses tanggal 21 Juni 2018

4
menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Konsep
budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan itu pada dasarnya sebagai upaya untuk
memberikan arah tentang efisiensi lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam hal
ini dapat dibedakan dalam dua hal (1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai
dengan budaya siswa dan guru, (2) lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru
atau hasil interaksi antara guru dengan siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan
masyarakat sekitar sekolah.
2. Lingkungan Pondok Pesantren
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya.5Yang dimaksud lingkungan pendidikan meliputi kondisi dan alam dunia ini
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak
didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang
sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun lingkungan yang disadari
atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup
lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang optimal.

5
Zazin, Nur. 2011. Gerakan menata sekolah pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media, hal. 76

5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang
dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan/1sikap
dan pengembangan potensi peserta didik.

B. Prinsip-prinsip Manajemen Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren


Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang disertai dengan
kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan kesan
yang meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan kepala
sekolah tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan perannya memenuhi
tuntutan dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat. Upaya pengembangan budaya
sekolah seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip berikut ini6 :
1. Berfokus pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah.
Pengembangan budaya sekolah harus senantiasa sejalan dengan bisi, misi, dan
tujuan sekolah.Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan
pengembagnan budaya sekolah.Visi tentang keunggulan sekolahmisalnya, harus
disertai dengan program-program yang nyata mengenai penciptaan budaya sekolah.
2. Penciptaan komunikasi Formal dan Informal.
Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam
menyamaikan pesan-pesan pentingnnya budaya sekolah, komunikasi informal sama
pentingnnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur komunikasi
tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan efisien.
3. Inovatif dan bersedia mengambil resiko.
Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan kesediaan mengambil
resiko.Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus
diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan resiko menyebabkan
kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap dan keputusan dalam waktu
cepat.
4. Memiliki strategi yang jelas.
Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan
program.Strategi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program

6
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta: Bumi Aksara, hal. 90

6
menyengkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan.Strategi dan program
merupakan dua hal yang selalu berkaitan.
5. Berorientasi kinerja.
Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang terdapat
mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran
capaian kinerja dari suatu sekolah.
6. Sistem evaluasi yang jelas.
Untuk mengetaui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan
evaluasi secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka panjang.
Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal kapan evluasi
dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus
dilakukan.
7. Memiliki komitmen yang kuat.
Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menetukan implementasi
program-program pengembangan budaya sekolah.Banyak bukti menunjukan bahwa
komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program
tidak terlaksana dengan baik.
8. Keputusan berdasarkan consensus.
Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengambilan keputusan partisipatif
yang berujung pada pengambilan keputusan secara consensus. Meskipun hal itu
tergantung pada pengambilan keputusan, namun pada umumnya consensus dapat
meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan
tersebut.
9. Sistem imbalan yang jelas.
Pengambilan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan
meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang.Bentuk lainnya adalah
penghargaan atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukan perilaku positif
yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah.
10. Evaluasi diri,
Merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
di sekolah.Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah
pendapat atau menggunakan skala penilaian diri.Kepala sekolah dapat

7
mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya
sekolah.7

C. Karakteristik Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren


1.Agamis artinya masing-masing memiliki keimanan ,taat ibadah,dan menjujung
tinggi nilai-nilai spiritual dalam aktivitas sehari-hari.
2. Mandiri dalam hal ini dimana santri dituntut untuk mandiri sejak mereka
masuk kedalam pondok pesantren
3.Individual dalam hal penyesuaian diri santri dalam berinteraksi dengan santri
lainnya.
4.Sosial artinya meningkatkan hubungan antar individu ataupun kelompok

D. Manajemen Budaya Dan Lingkungan Pondok Pesantren Dalam Prespektif


Islam/Berbasis Islam
Pelaksanaan pendidikan menurut islam bertujuan untuk membina manusia secara
pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah
dan khalifah-Nya guna membangun dunia sesuai dengan yang ditetapkan Allah sejalan
dengan risalah Islam.8
Dengan demikian, dari beberapa devinisi manajemen dan budaya yang telah
diuraikan dimuka, maka yang dimaksud dengan manajemen budaya dan lingkungan
sekolah berbasis islam disini adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan
budaya dilembaga pendidikan islam dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran
dan nilai-nilai islam ysng pada akhirnya akan menjadi budaya islami.
Dari sini dapat diketahui, budaya islami adalah norma hidup yang bersumber dari
syariat islam, budaya ini merupakan prasarana yang esensial untuk dikeloladalam
rangka penerapan pengajaran berbasis nilai di sekolah, khususnya sekolah yang
bercirikan islam. Budaya islam ini dapat tercermin dalam sikap: tabassum (senyum),
menghargai waktu, cinta ilmu, mujahadah (kerja keras dan optimal), tanafus dan
ta’awun (berkompetensi dan tolong menolong).
Konsep dari budaya ini adalah sebuah presepsi sadar bagi para anggota organisasi.
Persepsi ini meliputi kata, tindakan, rasa, keyakinan, dan nilai-nilai yang dapat
7
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
8
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), hal. 173

8
berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Oleh karena itu budaya sekolah harus dikelola
agar tujuan yang telah ditetapkan sekolah dapat tercapai, khususnya dalam hal ini untuk
meningkatkan mutu lembaga pendidikan islam.
Di sekolah para siswa diarahkan untuk memahami dan mampu menyerap norma-
norma tradisional sekolah seperti sopan santun, menjaga kebersihan baik pribadi, kelas
maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan dan kedisiplinan atau ketaatan terhadap
norma-norma sekolah.
Penerapan budaya islami di sekolah memerlukan penanganan yang tepat, dalam
pengelolaannya dapat dilakukan melalui penciptaan suasana keagamaan di sekolah.
Suasana keagamaan tersebut bukan hanya makna simbolik tetapi lebih dari itu, berupa
penanaman dan pengembangan nilai-nilai religious.9
Penciptaan suasana keagamaan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengajak agar seluruh warga sekolah bersikap dan berperilaku sesuai dengan
ajaran islam.
2. Menciptakan hubungan yang islamidalam bentuk rasa saling toleransi (tasamuh),
saling menghargai (takaarum), saling menyayangi (taraahum),
saling membantu (ta’awun), dan mengakui akan eksistensi masing-masing,
mengakui dan menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing.
3. Menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan dalam menunjang terciptanya ciri
khas agama islam.
4. Adanya komitmen setiap warga sekolah menampilkan cerita islami.
5. Melakukan pendekatan terpadu dalam proses pembelajaran.
6. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat mencerminkan suasana keagamaan.

E. Pendidikan Karakter dalam Budaya dan Lingkungan Pondok Pesantren


Karakter dipengaruhi oleh hereditas (keturunan ).perilaku seorang anak
seringkali tidak jauh dari perilaku dari orang tuanya.karakter juga dipengaruhi oleh
lingkungan anak yang berada dalam lingkungan yang baik ,cendrung akan
berkarakter baik,demikian juga sebaliknya karakter mengacu pada beberapa hal
yaitu:

9
a) Sikap (Attitudes)
b) Perilaku (Behaviors)
c) Motivasi (Motivations)
d) Keterampilan (Skills)
Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nlai karakter sebagai
karakter dirinya ,menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai
anggota masyarakat warga negara yang religius ,nasionalis,produktif,dan kreatif.
Karakter juga berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing),sikap moral(moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior).disamping itu memerlukan proses
pendidikan yang mencakup penghayatan ,pelatihan dan pembiasaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau
pegangan yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen
sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di
sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah.
Dalam pengembangan budaya sekolah perlu mengacu pada 10 prinsip dari
berpedoman pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah hingga Evaluasi Diri, selain
menggunakan 10 prinsip tersebut dalam pengembangan kebudayaan sekolah juga perlu
memegang asas-asas seperti: kerjasama kelompok, kemampuan bertanggung jawab,
keinginan pada kemauan, kegembiraan yang harus dimiliki seluruh anggota, hormat,

10
jujur, disiplin, kemampuan menempatkan diri, kemampuan dan kesopanan yang dimiliki
seluruh anggota.
Manajemen budaya dan lingkungan sekolah berbasis islamdisini adalah
manajemen yang diterapkan dalam pengembangan budaya dilembaga pendidikan islam
dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islamysng pada
akhirnya akan menjadi budaya islami.
Dalam mengembangkan budaya dalam proses pembelajaran didalam kelas guru-
guru di Sekolah mengembangkannya dengan memberi salam ketika membuka dan
menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan membaca do’a,
memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan bersikap sopan, ramah, dan peduli
kepada para siswa serta memotivasi mereka agar menumbuhkan sikap tersebut kepada
sesama

DAFTAR PUSTAKA

Chatab, Nevizond. Profil Budaya Organisasi.Bandung : Alfabeta, 2007


Deal & Peterson. Menciptakan budaya sekolah yang tetap
eksishttp://www.mediaindonesia.co.id diakses tanggal 24 oktober 2013, 1999
Ikhwan, Afiful, Kajian Sosio-Historis Pendidikan islam Indonesia Era Reformasi,
(Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung, 2017),/1Jurnal pendidikan
Islam, Vol. 5 No. 1
Masaong, Abd Kadim & Ansar.Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan
Implementasi. Gorontalo: Senta Media, 2001
Masaong, Abd Kadim & Arfan A.T. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence
(sinergi kecerdasan intelektual, emosional dan spritual untuk meraih kesuksesan
yang gemilang).Bandung : Alfa beta. 2001

11
Mulyasa, H.E. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta : Bumi Aksara,
2011
Riduwan.Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.Bandung : Alfabeta, 2012
Wahab, Abdul Aziz, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap
organisai dan pengelolaan organsisasi pendidikan).Bandung : Alfabeta, 2011
Zazin, Nur. Gerakan Menata Sekolah Pendidikan. Jogjakarta : Ar-ruzz Media, 2

12

Anda mungkin juga menyukai