Anda di halaman 1dari 15

Kepemimpinan dalam manajemen keperawatan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan

DISUSUN OLEH KEL. 2 :


1. Laurensia
2. Maya Sri Ayu Wahyuni
3. Seli Echa Wahyuni

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Riris Friandi, M.Kep
Ns. Moza Suzana, M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN BINA INSANI SAKTI


KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Makalah
yang berjudul “Kepemimpinan dalam manajemen keperawatan”yang mana
merupakan penugasan yang harus diselesaikan untuk memenuhi penugasan oleh
Dosen. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah
ini dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat.

Sungai Penuh,28 September 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................3
Bab II Pembahasan
A. Defenisi Kepemimpinan........................................................................4
B. Teori Teori Kepemimpinan...................................................................7
C. Tipe Kepemimpinan..............................................................................9
D. Gaya Kepemimpinan.............................................................................9
Bab III Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Cook & Holt (2006 dalam Nassar, 2017) kepemimpinan
keperawatan adalah tentang memiliki sebuah visi dan pemberdayaan staf. Mereka
juga menambahkan bahwa pemimpin perawat harus memiliki keterampilan,
seperti kepercayaan diri, menghargai orang lain, dan mampu membangun tim
secara efektif.

Kepemimpinan telah diilustrasikan dalam literatur keperawatan sebagai


proses yang sulit dan multifaset. Ini termasuk memberikan arahan dan dukungan,
memotivasi, mengkoordinasikan, berkolaborasi, komunikasi efektif, dan advokasi
pasien untuk mencapai hasil pasien yang optimal.

Di keperawatan, kepemimpinan menunjukkan kepada para pengikut bagaimana


hal-hal dilakukan, membimbing jalan mereka, dan tindakannya. Selain itu,
perawat sebagai bagian dari tim intra disiplin kesehatan harus mampu memimpin
era ketajaman pasien yang tinggi, serba cepat, dan lingkungan yang sangat
kompleks (Nassar, 2017).

Kepemimpinan keperawatan didefinisikan sebagai pengaruh orang lain


untuk memperbaiki kualitas perawatan bersama dengan partisipasi langsung
dalam perawatan klinis. Kepemimpinan dalam keperawatan melibatkan
lingkungan yang memiliki visi yang jelas, dan dimana staf berada termotivasi dan
diberdayakan. Pemimpin keperawatan adalah agen yang memiliki pengikut di tim
kesehatan (Nassar, 2017).

Kepemimpinan keperawatan paling sering dikaitkan dengan eksekutif


perawat dan kurang sering dihubungkan dengan praktik keperawatan di samping
tempat tidur. Dalam literatur keperawatan, sampai saat ini, fenomena

1
kepemimpinan telah mencerminkan umum kepemimpinan. Itulah kepemimpinan
didefinisikan dalam hal proses interaktif dimana pengikut berada termotivasi dan
diberdayakan untuk mencapai tujuan tertentu. Meski demikian, kepemimpinan
tidak semata terkait dengan tingkat manajemen puncak, namun dapat
dikembangkan dan diterapkan di tempat tidur perawat.

Dengan demikian, memperoleh keterampilan kepemimpinan klinis sangat


penting bagi perawat yang memberikan pasien langsung peduli. Hal ini
memungkinkan perawat untuk mengarahkan dan mendukung pasien dan tim
kesehatan saat memberikannya perawatan (Nassar, 2017).

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Defenisi Kepemipinan
b. Teori – Teori Kepemimpinan
c. Tipe Kepemimpinan
d. Gaya Kepemimpinan

C. Tujuan Penulisan
Mengetahui tentang Kepemipinan Dalam Manajemen Keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah orang yang orang lain ikuti secara sukarela dan rela.
Menurut Bennis (1959 dalam Nasar, 2017) mendefinisikan bahwa kepemimpinan
sebagai proses dimana seseorang mempengaruhi seorang pengikut untuk bersikap
sesuai cara. Sedangkan menurut Kouzes & Posner (1995 dalam Nasar, 2017)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai, seni memobilisasi orang lain untuk
menginginkannya untuk memperjuangkan aspirasi bersama.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai pengaruh dan mencakup penggunaan


keterampilan interpersonal untuk mendorong orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu. Selanjutnya, kepemimpinan didefinisikan sebagai seni untuk
mempengaruhi orang lain untuk berjuang sukarela dan antusias menuju
pencapaian tujuan. Seorang pemimpin harus menjadi advokat terpercaya yang
efektif yang mengilhami tindakan berani dengan menggunakan komunikasi 2
arah.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.
Kepemimpinan terutama tentang mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
bersama. Kepemimpinan telah diselidiki oleh banyak ilmuwan, seperti yang
dibuktikan oleh kebanyakan orang (Nassar, 2017).

Menurut Nassar (2017) bahwa tidak ada satu definisi kepemimpinan yang
akurat. Namun, definisi ini dapat membantu untuk mendapatkan pemahaman
kepemimpinan yang lebih baik fenomena dan menawarkan berbagai sudut
pandang konsep dan faktor yang mungkin berpengaruh kepemimpinan.

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan


bimbingan yang ditujukan kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan

4
kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam
rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian kepemimpinan sebagai berikut:


1. Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang
tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman, dikutip dari Gillies,
1996).
2. Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi orang
lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya (Sullivan dan Decleur, 1989).
3. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota
kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily,
Lancoster dan Lancoster, 1989)
4. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang
didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies,
1996).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi perilaku orang lain.
2. Kepemimpinan diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kepemimpinan dapat berjalan bila ada perbedaan kekuasaan atau wewenang
antara pemimpin dan anggota organisasi yang dipimpinnya.

Pemimpin yang baik hendaknya memiliki karateristik sebagai berikut:


1. Tanggung Jawab yang Seimbang.
Keseimbangan dini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus mengerjakan pekerjaan
tersebut.

5
2. Mode Perencanaan yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh oleh
bawahannya. Misalnya ia mengharapkan bawahannya untuk tepat waktu. Maka
pemimpin tersebut harus bersikap tepat waktu dalam memenuhi janji atau
melaksanakan tugasnya.
3. Memilih Keterampilan Komunikasi Yang Baik
Pemimpin harus dapat menyampaikan ide-idenya secara singkat dan jelas, serta
dengan cara yang tepat.
4. Memiliki Pengaruh yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik memiliki pengaruh terhadap bawahannya dan
menggunakan pengaruh tersebut untuk hal hal yang positif.
5. Mempunyai Kemampuan Untuk Meyakini Orang Lain
Peminpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan
komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap ide-idenya /
sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab terhadap ide /
sudut pandangnya tersebut.

Kepemimpinan keperawatan mempunyai tanggung jawab yang besar


terhadap pasien meskipun mereka kelihatannya jauh dari pasien. Para pemimpin
keperawatan melakukan kontak dengan pasien secara langsung maupun tidak
langsung. Stomer (1985) mengemukakan sebaiknya seorang pemimpin
keperawatan / manager keperawatan mendorong stafnya untuk melaksanakan
melalui:
1. Membuat kebijaksanaan yang jelas dan mendorong perilaku etikal.
2. Tanggung jawab kepemimpinan.
3. Menyebarluaskan kode etik melalui teknik kerja yang aktif.
4. Mendorong staf untuk menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus,
pelatihan atau pendidikan keperawatan berkelanjutan.

6
B. Teori Teori Kepemimpinan
Semua teori mengenai kepemimpinan menekankan pada tiga gagasan yang
dibangun baik secara bersama-sama maupun terpisah yaitu:
(1) rasionalitas, perilaku, dan kepribadian pemimpin;
(2) rasionalitas, perilaku, dan kepribadian pengikut; dan
(3) faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas, iklim
organisasi, dan budaya.
Kepemimpinan pada dasarnya melibatkan orang lain, melibatkan distribusi
kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok,
menggerakkan kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan
untuk mempengaruhi tingkah laku bawahan, dan menyangkut nilai.

Empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, yaitu:
(1) kecerdasan,
(2) kedewasaan,
(3) motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan
(4) sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin mempunyai tanggung jawab
baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja
dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan
tidak setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan
kepemimpinannya (Milkhatun, 2016). Kepemimpinan yang dijalankan
seseorang dapat mengacu kepada teori kepemimpinan tertentu.

Kepemimpinan dapat diklasifikasikan menjadi tiga pendekatan, yaitu:


1. Teori Sifat
(Trait Approach) Teori sifat memandang bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat/karakter yang dimiliki pemimpin itu. Pendekatan sifat
memandang bahwa pemimpin yang efektif atau tidak efektif memiliki sifat-sifat
atau karakteristikkarakteristik yang berbeda. Teori ini lebih bersifat genetik dalam

7
memandang asal mula pemimpin. Para penganut teori ini mengemukakan bahwa
leaders are burned not built (Milkhatun, 2016).

2. Teori Perilaku
Douglas Mc Gregor mengemukakan bahwa para pimpinan organisasi birokratis
menganut asumsi tentang sifat alami manusia yang oleh Mc Gregor disebut Teori
X. Asumsi tersebut adalah:
1) Rata-rata individu memiliki ketidaksukaan pada pekerjaan dan akan
menghindarinya sewaktu ada kesempatan.
2) Rata-rata individu memilih diarahkan dengan harapan menghidari tanggung
jawab dan lebih tertarik kepada insentif materi daripada prestasi diri.
3) Karena manusia tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dikendalikan,
diancam dan dipaksa untuk mengerahkan usaha yang cukup untuk mencapai
tujuan organisai.

Mc Gregor mempertanyakan asumsi tersebut dengan mengajukan asumsi yang


berbeda (Teori Y) agar dapat mendorong pekerja untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya secara utuh. Asumsi teori Y adalah:
1) Pengeluaran usaha fisik dan mental dalam bekerja harus seimbang dengan
istirahat atau hiburan.
2) Manusia akan membiasakan kontrol diri dan mengarahkan diri untuk mencapai
tujuan-tujuan yang dipatuhinya secara pribadi.
3) Rata-rata individu belajar di bawah kondisi yang sesuai untuk mencari dan
menerima tanggung jawab.
4) Kapasitas untuk menerapkan imajinasi dan kreatifitas terhadap pemecahan
masalah-masalah organisasi secara lebih luas terbagi di antara para pekerja.

Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach) Pendekatan perilaku memandang


bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola perilaku, bukan dari sifat-sifat
(traits) pemimpin. Alasannya sifat seseorang relatif sukar untuk diidentifikasikan.

8
Para penganut teori ini berpendapat bahwa leaders are built not borned
(Milkhatun, 2016).

3.Teori Bakat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang dilahirkan dengan bakat pimpinan yang
tidak dapat dipelajari. Kemampuan seorang pemimpin ditentukan oleh bakat,
intelegensi, stabilitas emosi dan kebugaran fisik.

C. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang
dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) mengemukakan ada tiga gaya
pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis(outoctatic/authoritarian
leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership),
dan kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire leadership).

D. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik
khusus dari suatu bentuk kepemimpinan (Follet, 1940; dikutip dari Gillies, 1996).
Ada 4 (empat) gaya kepemimpinan yang telah dikenal yaitu: otokratis,
demokratis, partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis:


Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua
perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan
cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis:


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai
karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi.
Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi
untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk
mencapai tujuan bersama.

9
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif:
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya
kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan
saran bawahan. Dengan mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan
selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan
bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.

4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire:


Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan”
bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini,
pemimpin melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah,
supervisi atau koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan
dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat.

Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas


memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa
efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya (Tannenbaum
dan Schmit, 1973; dikutif dari Gillies, 1996).

Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara situasional


meliputi: kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan, waktu yang tersedia
untuk menyelesaikan tugas, ukuran unit organisasi, pola komunikasi dalam
organisasi, latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai, kebutuhan
pegawai dan kepribadian pemimpin (Gillies, 1996).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan
atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin. Kepemimpinan
dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan
kepada semua staf keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga
timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efisien.

A. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan sesuai dengan isi makalah adalah
sebagai berikut, diharapkan bagi mahasiswa agar lebih memahami mengenai
Kepemimpinan dalam manajemen keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arwani dan Heru.S, (2005), Manajemen Bangsal keperawatan,


EGC, Jakarta

Danim. S. (2004), Motivasi Kepemimpinan dan efektivitas


Kelompok, Rineka Cipta, Jakarta

Goleman. D. dkk, (2006), Kepemimpinan Berdasarkan


Kecerdasan Emosional, alih bahasa Susi Purwoko, Gramedia, Jakarta.

Hersey.P dan Blanchard. K, 1982, Manajemen Perilaku


Organisasi; Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Agus
Darma, Erlangga, Jakarta

Qurratyl Aini. Sito Meiyanto, A. M. (2004). Hubungan Antara


Gaya Kepemimpinan, 7(4).

Winardi, (1998), Kepemimpinan dalam Manajemen, Rineka


Cipta, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai