Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PARAGRAF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: SOPYAN SAURI,M.Pd

Dibuat Oleh: Kelompok 6

M. Guntur Nugraha 620230022

Three Ainun 620230035

Novita Sri Pohaci 620230032

Rifqoh Nurmaidah 620230033

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS SAINS, FARMASI DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MATLAULANWAR BANTEN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu di Universitas Matlaulanwar Banten ini.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Kimia Dasar
dengan judul “PARAGRAF”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak SOPYAN SAURI,,M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah ini, yang telah membimbing kami dalam mengerjakan tugas
makalah ini. Dengan adanya tugas makalah ini, kami banyak mendapat pengetahuan yang
sangat bermanfaat bagi kami.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik
dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca makalah ini.

Menes, 10 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

A. Pengertian paragraf.........................................................................................................5

B. Ciri-ciri Suatu paragraf...................................................................................................6

C. Rangka atau Struktur Paragraf........................................................................................6

D. Syarat Paragraf yang Baik...............................................................................................7

E. Jenis-jenis paragraf........................................................................................................11

F. Macam-macam paragraf................................................................................................14

BAB III 17

PENUTUP 17

A. Kesimpulan...................................................................................................................17

B. Saran..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam
membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah
paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang
lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu
paragrap dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian paragraf ?


2. Apa saja ciri-ciri paragraf ?
3. Bagaimana rangka atau struktur dalam suatu paragraf ?
4. Apa saja syarat-syarat Paragraf yang baik ?
5. Apa saja jenis-jenis paragraf ?
C. Tujuan

1. Mampu mengetahui pengertian paragraf


2. Mampu mengetahui ciri-ciri paragraf
3. Mampu mengetahui rangaku atau struktur paragraf
4. Mampu mengetahui syarat-syarat paragraph yang baik
5. Mampu mengetahui jenis-jenis paragraph berdasarkan tujuan dan letak gagasan
utama

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Paragraf

Paragraf sepadan dengan istilah alenia. Paragraf merupakan satu pemikiran berupa gagasan
atau ide yang dituangkan dalam dua kalimat atau lebih yang saling berkaitan dalam satu kesatuan
yang utuh dan padu. Paragraf disebut kesatuan yang utuh karena dalam satu paragraf hanya
terdapat kepaduan bentuk/koherensi dan kepaduan makna/kohesi.

Satu paragraf sudah bisa dikatakan karangan karena satu paragraf sudah mengandung satu
pokok pikiran yang mendukung satu karangan. Hal ini bahwa dalam karangan satu paragraf terdiri
dari beberapa kalimat yang saling berhubungan baik secara tata bahasa maupun secara logis
berpikir dan bernalar. Pada dasarnya, sebuah paragraf mengandung satu sub buah pikiran dalam
karangan. Sebuah paragraf sudah merupakan satu sajian informasi yang utuh. Ada kalanya sebuah
karangan terdiri atas hanya satu paragraf karena karangan itu hanya berisi satu pikiran.

Kalimat-kalimat dalam satu paragraf harus terdiri dan san kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Kalimat topik atau kalimat utama merupakan kalimat lengkap yang berdiri sendiri,
pernyataan umum dan tidak memberikan pernyataan yang spesifik. Kalimat penjelas atau kalimat
pengembang adalah kalimat yang memberikan penjelasan atau membuktikan kalimat topik
dengan mengajukan informasi lebih luas atau mendalam tentang yang dibahas dalam kalimat
topik

Paragraf akan memudahkan pembaca untuk memahami teks bacaan dengan cara memisahkan
satu ide dengan ide yang lain. Berikutnya akan mudah memisahkan antargagasan secara wajar
agar pembaca dapat mengendalikan tingkat pemahamannya.

5
B.Ciri-ciri Suatu Paragraf

Sebuah paragraph yang baik memiliki ciri khas. Sebuah paragraph yang baik setidaknya
memiliki tiga ciri khusus, yaitu

1. Paragraf diawali dengan kalimat baru dan baris baru yang menjorok ke dalam, kira-kira lima
ketukan mesin ketik atau kira- kira dua sentimeter. Dengan demikian, para pembaca mudah
dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat
permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Selain itu
penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak
renggang dari paragraf sebelumnya.

2. Paragraf yang baik memiliki gagasan pokok. Gagasan pokok wajib dimiliki sebuah paragraf
yang diwujudkan dalam sebuah kalimat utama. Kalimat utamalah yang mengikat isi pokok
pembicaraan yang disampaikan kalimat-kalimat penjelas paragraf. Gagasan pokok bersifat
mutlak dimiliki sebuah paragraf, baik letaknya di awal maupun di akhir paragraf.
Gagasan pokok ini selalu didukung oleh kalimat-kalimat penjelas yang makin mendukung
gagasan penulis. Keterkaitan antarkalimat ini disatukan dengan berbagai piranti kebahasaan.
Piranti kebahasaan dapat berupa konjungsi antarkalimat maupun kata-kata yang memiliki
sifat transisional. Hal ini mutlak dimiliki sebuah paragraf agar kesatuan dan kepaduan makna
dan bentuk.

3. Paragraf yang baik memiliki kepaduan bentuk dan kepaduan makna. Kepaduan bentuk
berkaitan dengan teknik paragraf, jumlah kalimat penjelas yang mendukung gagasan utama,
dan tentunya gagasan utama harus dimiliki sebagai pengikat ide penulis. Kepaduan makna
berkaitan dengan kesatuan ide yang saling berkesinambungan. Konten pembicaraan
cenderung membahas satu hal yang sama.

6
C.Rangka atau Struktur Paragraf

Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat
topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus
saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya.

Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang
meletakkan inti maksud pembicaraannya dan kalimat topik. Karena topik paragraf adalah pikiran
utama dalam sebuah paragraf kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena
setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat
utama. Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf
itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umun akan berubah menjadi kalimat yang
khusus apabila paragraf itu diperluas.

D.Syarat-syarat Paragraf yang Baik

Secara umum Syarat-syarat paragraf yang baik meliputi kesatuan, keterpaduan,


keutuhan/kelengkapan, keterpaduan, dan kekonsistenan. Perincian mengenai syarat-syarat suatu
paragraf yang baik adalah sebagai berikut.

1.Kesatuan Paragraf

Salah satu hal mendasar yang harus diperhatikan penulis adalah kesatuan paragraf. Kesatuan
berkaitan dengan adanya gagasan pokok dan beberapa gagasan tambahan atau penjelasan yang
mendukung gagasan pokok. Dalam gagasan tambahan ini, tidak boleh ada unsur atau informasi
yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan utama. Penyimpangan informasi dari
gagasan utama akan menyulitkan pembaca. Jadi, semua ide tambahan dalam paragraf harus
berbicara tentang ide utama.

7
Kesatuan paragraf dapat terpenuhi jika semua informasi dalam paragraf masih dikuasai oleh
gagasan utama. Dengan kata lain, informasi dalam paragraf hanya terfokus pada topik yang
sedang dibahas. Oleh karena itu, penulis harus selalu mengevaluasi kalimat-kalimat yang
dibuatnya. Jika ada kalimat yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan utama, kalimat
tersebut harus dikeluarkan dari paragraf. Jika ternyata dalam suatu paragraf terdapat dua pokok
pikiran, kedua pokok pikiran tersebut harus dipisahkan dan dibuat menjadi paragraf tersendiri.

2.Kepaduan Paragraf

Paragraf bukanlah kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibangun
oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan atau keterkaitan. Pembaca dapat dengan mudah
memahami dan mengikuti cara berpikir penulis tanpa terhalang oleh pemikiran yang
membingungkan. Urutan pikiran yang teratur dapat terbentuk dari keterkaitan dan keselarasan
antarkalimat dalam paragraf.

Keterpaduan suatu paragraf berkaitan dengan keserasian antarkalimat yang membangun


paragraf tersebut. Hubungan yang harmonis antarkalimat dalam paragraf dapat dibangun dengan
menggunakan alat kohesi, baik gramatikal maupun leksikal. Alat kohesi gramatikal yang dapat
digunakan untuk membangun paragraf yang kohesif meliputi (1) kata transisi (konjungsi/frasa
penghubung antarkalimat), (2) referensi (referensi), (3) paralelisme (penyelarasan struktural), dan
(4) elipsis (penghapusan). Alat kohesi leksikal antara lain adalah (1) sinonim, (2) antonim, (3)
hiponim, dan (4) perulangan (repetisi).

3.Kata Transisi (Ungkapan Penghubung Antarkalimat)

Kata transisi adalah penghubung atau penyambung yang digunakan untuk menghubungkan unsur-
unsur dalam kalimat atau antarkalimat dalam sebuah paragraf. Ketepatan penggunaan kata transisi
mempengaruhi ketegasan informasi. Gagasan dalam kalimat yang sama dapat menyampaikan
informasi yang berbeda karena perbedaan penggunaan kata transisi.

Kata peralihan atau ungkapan penghubung antarkalimat adalah kata atau frasa yang berfungsi
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya sesuai dengan jenis hubungan yang ditunjukkan.
yang biasa digunakan dalam paragraf antara lain adalah sebagai berikut.

a) Relasi yang menyatakan penambahan terhadap sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya
Paragraf yang hubungan antar kalimatnya menunjukkan penambahan makna ini biasanya
menggunakan ungkapan penghubung antarkalimat, seperti more, addition (juga), next, di samping
itu, kemudian, juga, also, again (juga), next, kedua, ketiga, akhirnya, sebagai tambahan, dan

8
seterusnya. Dalam hubungan ini, pernyataan yang dinyatakan setelah frasa penghubung
antarkalimat adalah suatu keadaan atau peristiwa lain yang mirip dengan keadaan atau peristiwa
yang disebutkan sebelumnya.

b) Hubungan yang mengungkapkan konflik Dalam paragraf ini suatu pernyataan, keadaan, atau
peristiwa yang dinyatakan setelah frasa penghubung antarkalimat menunjukkan suatu keadaan
yang berlawanan dengan sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk menghubungkan dua
pernyataan yang berlawanan seperti itu, biasanya digunakan kata transisi, seperti tetapi,
bagaimanapun, meskipun demikian, sebaliknya, meskipun, dan meskipun demikian.

Paragraf ini mengandung informasi yang kontradiktif. Namun, informasi yang dimaksud
dimulai dengan ekspresi transisi. Dengan demikian, kalimat perubahan suatu kebudayaan tidak
terjadi secara spontan dan sama sekali bertentangan dengan informasi gagasan pokok yang
terkandung dalam kalimat topik, yaitu arsitektur suatu daerah akan mengalami perubahan.

c) Hubungan yang mengungkapkan perbandingan


Dalam hubungan perbandingan ini, situasi atau peristiwa yang disebutkan setelah penghubung
antarkalimat adalah perbandingan dari pernyataan, kondisi, atau peristiwa yang telah disebutkan
sebelumnya. Ungkapan konjungsi yang umum digunakan dalam hubungan semacam itu antara
lain sama dengan, seperti, dalam kasus yang sama, dalam kasus seperti itu, sebagaimana adanya,
dan juga dengan.

d) Hubungan yang menyatakan hasil atau outcome


Dalam hubungan yang menyatakan hasil ini, kondisi atau peristiwa yang disebutkan setelah
frasa penghubung antarkalimat adalah hasil atau akibat dari yang sebelumnya. Dalam sebuah
paragraf, ungkapan penghubung yang biasa digunakan dalam hubungan tersebut antara lain,
karena itu, jadi, lalu, dan sebagai akibat.

e) Hubungan yang menyatakan tujuan


Dalam paragraf hubungan yang menyatakan tujuan ini, kondisi atau peristiwa yang disebutkan
setelah frasa penghubung antarkalimat adalah tujuan dari kalimat sebelumnya. Ungkapan
penghubung yang biasa digunakan dalam hubungan semacam itu antara lain untuk tujuan itu,
untuk tujuan itu, dan agar.

f) Relasi yang menyatakan singkatan

9
Dalam konteks menyatakan singkatan ini, keadaan atau peristiwa yang disebutkan setelah
frasa penghubung antarkalimat merupakan contoh atau identifikasi dari pernyataan, keadaan, atau
peristiwa yang telah disebutkan sebelumnya. Ekspresi konjungsi yang umum digunakan dalam
hubungan semacam itu termasuk secara singkat, secara ringkas, seperti yang telah dikatakan,
dengan kata lain, misalnya, yaitu, dan faktanya.

g) Relasi yang menyatakan waktu


Dalam hubungan yang menyatakan waktu ini, keadaan atau peristiwa yang disebutkan setelah
frasa penghubung antarkalimat adalah waktu terjadinya keadaan atau peristiwa yang disebutkan
tadi.

h) Relasi yang menyatakan tempat

Dalam hubungan yang menyatakan tempat ini, situasi atau peristiwa yang disebutkan setelah
frasa penghubung antarkalimat adalah tempat terjadinya situasi atau peristiwa yang disebutkan
sebelumnya.

4.Kelengkapan dan Ketuntasan

Kelengkapan atau ketuntasan merupakan salah satu syarat suatu paragraf yang baik. Aspek
kelengkapan ini terpenuhi jika semua informasi yang diperlukan untuk mendukung atau menjelaskan
gagasan utama disertakan. Artinya, ide pokok dalam paragraf harus dikembangkan sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan dan dituntut oleh ide pokok tersebut. Dengan begitu, pembaca akan
mendapatkan informasi yang lengkap.

Kelengkapan dapat diartikan sebagai kedalaman pembahasan, yaitu semakin konkret gambaran
suatu objek, semakin jelas pula informasi yang disampaikan. Ketuntasan pembahasan berkaitan
dengan kesempurnaan pembahasan materi secara utuh. Hal ini dilakukan karena pembahasan yang
tidak lengkap akan menghasilkan simpulan yang salah dan tidak valid. Kelengkapan dapat dilakukan
dengan klasifikasi, yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. Kelengkapan
klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian yang tidak termasuk dalam kelompok klasifikasi.

5.Keruntutan

Suatu paragraf dikatakan padu jika uraian informasi disajikan secara berurutan, tidak ada informasi
yang melompat-lompat sehingga memudahkan pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis. Koherensi
paragraf ditampilkan melalui hubungan formalitas antara kalimat-kalimat yang membentuk paragraf
tersebut. Hubungan formalitas menunjukkan pola urutan penyajian informasi.

10
Ada beberapa model urutan informasi, seperti urutan tempat, urutan waktu, urutan khusus-umum,
urutan tingkat, urutan apresiatif, urutan kausal, dan urutan tanya jawab. Setiap model memiliki
karakteristik yang berbeda. Untuk model urutan tempat, misalnya, penyajian informasi tentang objek
harus disampaikan secara horizontal, dari kiri ke kanan atau sebaliknya, atau secara vertikal, dari bawah
ke atas atau sebaliknya.

6.Konsistensi

Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam karangannya. Dengan kata lain,
sudut pandang dapat diartikan sebagai cara pengarang atau pengarang menempatkan diri dalam sebuah
cerita atau karangan; atau dari sudut mana penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandang ini bisa
menjadi perspektif yang ingin dibangun oleh penulis.

E.Jenis-jenis Paragraf

Jenis paragraph berdasarkan tujuannya:

1.Paragraf Naratif

Paragraf naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara kronologis dan memiliki
alur gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya digunakan sebagai media dalam teknik menulis
yang menuntut penggambaran alur cerita yang runtut dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif
biasanya banyak digunakan dalam teks fiksi yang menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya.

Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang pelaku, ada waktu dan
latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam jenis paragraf naratif adalah urut atau
kecenderungan memiliki alur yang jelas, misalnya alur maju.

Jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi ekspositoris dan narasi
sugestif. paragraf narasi ekspositoris menampilkan informasi peristiwa yang tepat untuk pembaca
ketahui. Sedangkan paragraf narasi sugestif menampilkan kisah fiksi yang sifatnya imajinatif.

2.Paragraf Deskritif

Paragragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek dalam teks dengan
lengkap dan jelas sehingga pembaca mendapat gambaran objek dengan nyata. Teknik menulis
paragraf ini mengandalkan indra, jadi pembaca seolah-olah bisa benar-benar melihat, mendengar,
meraba, merasa objek yang diceritakan dalam paragraf. Objek yang yang dideskripsikan dalam
paragraf dapat berupa manusia, benda, tempat, waktu atau masa, dan sebagainya.

11
Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang, makhluk, tempat dan
sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang ditampilkan merupakan hasil indra
(pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan) sang penulis. jenis paragraf ini

bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan memicu imajinasi
mereka tentang cerita tersebut.

3.Paragraf Ekspositif

Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu peristiwa dengan
tujuan menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis paragraf ini yakni menyajikan peristiwa
atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan informasi tertentu agar
pembaca mengetahuinya. Jenis paragraf ini mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When,
Why, dan How). Gaya penulisan pada jenis paragraf ekspositif adalah bersifat informatif.

Bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf ekspositif dapat pula menginformasikan
sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra. Jenis paragraf ekspositif memiliki ciri-ciri
menampilkan definnis dan menampilkan langkah-langkah , metode atau cara melakukan sesuatu
tindakan. Jenis paragraf ekspositif antara lain eksposisi definisi, klasifikasi, proses, ilustrasi, berita,
pertentangan, perbandingan, dan analisis.

4.Paragraf Persuasif

Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk membujuk atau
mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud sang penulis. Struktur paragraf
persuasif memiliki unsur ajakan, anjuran, atau pemberitahuan pada pembaca dengan maksud tertentu.
dalam paragraf ini sang penulis perlu menampilkan bukti, data dan fakta untuk menyakinkan
pembaca.

Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran manusia dapat diubah dan
dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus berhasil meyakinkan pembaca, yakni
menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca. Hal ini
agar maksud dari teks dapat tersampaikan seutuhnya. Dalam jenis paragraf persuasif data dan fakta
menjadi hal penting yang perlu digali oleh penulis agar teks yang mereka hasilkan berkualitas, alih-
alih mengajak pembaca tetapi juga memberi mereka pengetahuan yang luas. Paragraf ini pada
umumnya dapat ditemukan pada penulisan berita yang ada pada media.

5,Paragraf Argumentatif

12
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat
dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai dengan data dan fakta. Dalam jenis paragraf ini
penulis mengutarakan pendapat beserta alasannya.

Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide , gagasan, atau pendapat sang
penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri penjelasan yang
padat terhadap sesuatu agar pembaca percaya.

Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari pengamatan, analisis, atau pengalaman.
Kemudian paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat kesimpulan.

Jenis paragraf Argumentasi memiliki tiga pola, yakni pola analogi, pola generalisasi, dan pola
hubungan sebab akibat.

Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif dengan pola generalisasi
menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan
sejumlah data dan fakta. Sedangkan paragraf argumentatif dengan pola hubungan sebab akibat
menampilkan fakta khusus yang menjadi penyebab dan akan menghasilkan kesimpulan tertentu
sebagai akibat.

Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama:

Kehadiran paragraf dalam teks biasanya ditandai dengan penulisan yang menjorok ke dalam di
baris pertama. Satu paragraf harus memiliki ide pokok dan serangkaian kalimat yang berhubungan
satu sama lain yang dapat ditemukan.Selain tujuannya, jenis paragraf juga dibagi berdasarkan letak
kalimat utamanya.

1.Paragraf Dedukatif

paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada diawal. jenis paragraf ini
bersifat deduksi yang gagasannya berkembang dari umum ke khusus. Kalimat utama paragraf
deduktif berada di awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat setelah kalimat utamanya.
Jenis paragraf deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni gagasan utama atau ide pokok berupa
pernyataan umum.

2.Paragraf Indukatif

Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf deduktif, yakni gagasan
utama paragraf induktif berada di akhir kalimat dalam paragraf. Jenis paragraf induktif pasti akan

13
diawali dengan penyebutan peristiwa khusus atau penjelasan yang berfungsi untuk mendukung
gagasan utama.

Jenis paragraf ini memiliki ciri-ciri menggunakan konjungsi seperti “jadi”, “akhirnya”,
“akibatnya”, “oleh karena itu”, “maka dari itu”, berdasarkan uraian di atas”, “dengan demikian”,
untuk menghubungkan kalimat pendukung dengan kalimat gagasan utama.

3.Paragraf Interatif

Paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan pokoknya di tengah
paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-khusus atau kalimat penjelas-kalimat
utama-kalimat penjelas.

Kalimat penjelas di awal paragraf ini memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka.
sementara kalimat utama berada ditengah sebagai gagasan utama dalam paragraf ini. Selanjutnya
masih ada kalimat penjelas di akhir paragraf yang berfungsi sebagai penegasan atau kesimpulan.

E.Macam-macam Paragraf

paragraf menurut fungsinya dalam sebuah karangan,terdiri atas:


1. Paragraf pembuka

Paragraf pembuka merupakan paragraf pengantar untuk sampai segala pembicaraan yang akan
menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian
pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan
selanjutnya. Salah satu untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang
memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Atau dapat juga
dengan cara memulai tulisan dengan peribahasa atau anekdot,dapat juga dengan cara membatasi
arti dari pokok atau subjek tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan, membuat
tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu kontras yang menarik,
mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan maupun yang pahit, menyatakan
maksud dan tujuan tulisan, memulai tulisan dengan pertanyaan.

2. Paragraf pengembang atau paragraf penghubung

pengembang adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang
terakhir di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang
dirancang.Paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh
karenanya, antara paragraf yang satu dengan paragraf berikutnya harus memperlihatkan hubungan
yang serasi logis. Paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai pola paragraf. Fungsi utama
paragraf pengembang adalah selain untuk mengemukakan inti persoalan sebagaimana yang telah

14
diungkapkan pada kalimat sebelumnya, juga dapat untuk memberikan ilustrasi atau contoh,
menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya, atau meringkas paragraf
sebelumnya, serta mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan. Paragraf juga dapat
dikembangkandengan cara ekspositoris, atau dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau
dengan cara argumentatif.

3. Paragraf penutup

Paragraf penutup merupakan paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir satu
kesatuan yang lebih kecil didalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan
semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya (Arifin dan Tasai,
2008: 122).Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan, penyajiannya diharapkan memperhatikan hal-hal berikut ini; sebagai bagian
penutup,paragraf tidak boleh terlalu panjang, kemudian, isi paragraf harus berupa simpulan
sementara atau simpulan akhir sebagaicerminan inti seluruh uraian, dan sebagai bagian yang
paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi
pembaca. Jadi, karena paragraf penutuhanya terdapat di akhir sebuah teks, isinya dapat berupa
kesimpulan dari paragraf pengembang atau dapat juga berupa penegasan kembali tentang hal-hal
yang dianggap penting dari paragraf pengembang.

Menurut sifat isinya/teknik pemaparannya

1. Paragraf deskripsi

Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang melukiskan atau memberikan sesuatu. Artinya,
paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau
tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas kebawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata
lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh panca indra(Arifin dan Tasai,
2008: 131). Perhatikan contoh berikut.

Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna.Semua barang ada di sana. Di toko
yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri.lantai dasar terdapat toko kain
yang lengkap dan berderet-deret. Di Samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil
penjual sayur dan bahan dapur.

2. Paragraf eksposisi

Paragraf ekspositoris/eksposisi, yaitu yang disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini
menampilkan suatu objek.Penggunaannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisis kronologis/keruangan. Singkatnya, ini merupakan paragraf
yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu. Perhatikan Contoh berikut.

Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh
kios penjual kain dasar. Setiap Hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari

15
Data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah
Abang.

3. Paragraf argumentasi

Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti
atau alasan yang mendukung.Paragraf ini sebenarnya juga dapat dimasukkan ke paragraf
ekspositoris. Selain itu, paragraf argumentasi disebut juga paragraf persuasi. Paragraf ini lebih
bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya,paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis

Perhatikan contoh berikut.

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines
celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang
badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu,
adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di
Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat
Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya berapa biayanya sehingga ia
tetap nyaman dinaiki?

4. Paragraf naratif

Paragraf naratif atau karangan naratif/narasi biasanya dihubungkan dengan cerita. Oleh karena
itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi biasanya hanya ditemukan dalam buku harian,
novel, cerpen, atau hikayat. Jadi, paragraf naratif/narasi merupakan paragraf yang menuturkan
peristiwa/keadaan dalam bentuk cerita/kisahan, contoh:

Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul 13.40 WIB di
Klinik Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya sudah tiga tahun empat bulan.
Dia memiliki banyak teman. Dia bersekolah di PAUD Melati Kemanggisan, Jakarta Barat.
Setiap pagi, ketika akan berangkat ke sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak
sekali acara ulang tahun di sekolahnya itu.

5. Paragraf persuasi

Paragraf Persuasif/persuasi adalah alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi


atau mengajak pembaca. Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama
advertorial yang dewasamarak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi,
deskripsi,eksposisi umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku, skripsi, disertasi,
makalah, dan laporan. Berita Dalam Surat kabar sebagian besar memakai alinea eksposisi.
Paragraf Narasi sering dipakai dalam karangan fiksi atau non ilmiah seperti novel cerpen,
termasuk buku harian. Paragraf narasi tidak dipantang digunakan dalam karangan ilmiah,
misalnya, jika ada bagian karangan perlu disajikan dengan gaya bercerita.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf didefinisikan sebagai sekumpulan kalimat yang dihubungkan sehingga membentuk


sebuah gagasan tertentu. Paragraf bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahamannya.
Sebuah paragraf yang baik juga harus memperhatikan beberapa syarat agar terbentuk suatu
gagasan yang dapat dimengerti dan dipahami oleh para pembaca. Sebuah paragraf biasanya terdiri
dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Jenis-jenis
paragraf terbagi 3 yaitu paragraf pengantar, paragraf pengembang dan paragraf penutup.

B. Saran

17
Sebagai mahasiswa, kita dituntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan
benar sesuai dengan kaedahnya. Hal ini karena paragraf merupakan salah satu unsur penting
dalam menyusun sebuah cerita atau artikel. mengikuti kegiatan pembelajaran menulis paragraf,
kita dapat mengekspresikan gagasan dalam bentuk paragraf dengan tepat sehingga tidak terjadi
kesalahan.

Dengan dipelajarinya pengertian, definisi, Jenis-jenis, dan fungsi penulisan paragraf, penulis
memperlukan waktu yang cukup untuk pembuatanmakalah karena dalam menyusun sebuah
makalah membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit sehingga perlu dipahami.

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya agar kami
bisa membuat makalah lebih baik lagi , dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami paragraf

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/jenis-paragraf/

https://books.google.co.id/books?id=Ddr8DwAAQBAJ&pg=PA111&dq=macam%20macam
%20paragraf&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=
2ahUKEwidteiNq8WCAxXx3jgGHVz9CDAQ6wF6BAgOEAU#v=onepage&q=macam
%20macam%20paragraf&f=false

18

Anda mungkin juga menyukai