Puji syukur kami panjatkan ke hadirat allah swt. atas limpahan nikmat dan karunia-
Nya sehingga Makalah ini dapat tersusun dengan baik meskipun masih jauh dari
kesempurnaan. Selawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad saw. Beserta keluarga dan pengikutnya. Semoga kita selaku pengikut setianya
dapat menegakkan nilai-nilai sunnah secara integral dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................................4
2. TUJUAN.................................................................................................................................................... 4
3. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................................. 4
4. MANFAAT................................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2. ANATOMI MANDIBULA........................................................................................................................... 6
6. Diagnosis................................................................................................................................................ 15
8. KOMPLIKASI..................................................................................................................................................24
1. KESIMPULAN.................................................................................................................................................27
Mandibula merupakan tulang yang berperan kompleks dalam penampilan estetis wajah dan oklusi
fungsional. Karena letaknya yang menonjol, mandibula menjadi tulang wajah yang paling
umum mengalami fraktur. Fraktur mandibula dapat disebabkan oleh trauma maupun proses
patologik. Tanda klinis utama fraktur mandibula adalah rasa nyeri, perdarahan, trismus,
gangguan oklusi, gerakan abnormal, krepitasi tulang, dan mati rasa pada bibir bawah dan pipi.
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan radiologis.
Penatalaksanaan fraktur mandibula terdiri atas perawatan pendahuluan dan perawatan
defenitif. Hal yang diperhatikan
2
pada perawatan pendahuluan, adalah primary survey, yaitu airway, breathing, circulation,
sedangkan perawatan defenitifnya terdiri atas reduksi terbuka atau reduksi tertutup, imobilisasi
dan fiksasi............................................................................................................................................................................27
2.................................................................................................................................................. SA
RAN................................................................................................................................................................ 27
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari proses pembuatan makalah ini,...............................27
Olehnya itu kami berharap pembaca dapat memberikan saran yang membangun guna......................27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................................28
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kasus di bidang kegawatdaruratan medik umum akhir akhir ini sering terjadi di
Indonesia. Mobility dan aktivitas manusia sehari hari menyebabkan masyarakat Indonesia
belum menyadari pentingnya kesehatan bagi kelangsungan hidupnya. Selain itu,,, kesadaran
masyarakat akan pentingnya keselamatan diri masih sangat kurang. Hal ini terbukti dengan
banyaknya kasus kriminalitas dan kecelakaan yang disebabkan karena “human eror”. Kasus
yang terbanyak adalah kasus kecelakaan lalulintas yang dapat berdampak pada trauma
penderita itu sendiri. DI Rumah Sakit tak jarang masyarakat yang umumnya kecelakaan
mengalami Fraktur pada bagian wajah (Mandibula) olehnya itu sangat penting dalam
membahas kasus tersebut pada makalah ini.
2. TUJUAN
1. Mengetahui penyebab terjadinya Fraktur pada Rahang Bawah
2. Mengetahui tanda dan gejala fraktur mandibula
3. Cara menangani Fraktur Rahang Bawah
3. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses terjadinya Fraktur pada rahang bawah?
2. Bagaimana tanda dan gejalanya?
3. Komplikasi apa saja yang terjadi?
4. Bagaimana penanganannya?
4
4. MANFAAT
1. Mengetahui penyebab terjadinya Fraktur pada Rahang Bawah akibat Trauma.
2. Memahami tanda dan gejala saat terjadi fraktur pada rahang bawah.
3. Mengetahui cara menangani Fraktur pada Rahang Bawah.
BAB II PEMBAHASAN
5
2. ANATOMI MANDIBULA
PICTURE: h6.ggpht.com
Mandibula merupakan tulang yang besar dan paling kuat pada daerah muka, terdapat
barisan gigi.
Mandibula dibentuk
Oleh dua bagian simetris,yang mengadakan fusi dalam tahun pertama kehidupan. Tulang ini
terdiri dari korpus yaitu suatu lengkungan tapal kuda dan sepasang ramus yang pipih dan
lebar, yang mengarah keatas pada bagian belakang dari korpus.
Pada ujung dari masing-masing ramus didapatkan dua buah penonjolan disebut
prosesus kondiloideus dan prosesus koronoideus. Prosesus kondiloideus terdiri dari kaput
dan kolum. Permukaan luar dari korpus mandibula pada garis median, didapatkan tonjolan
tulang halus yang disebut simfisis mentum, yang merupakan tempat pertemuan embriologis
dari dua buah tulang.
6
6. Diagnosis
Diagnosis fraktur mandibula dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dari riwayat kejadian,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan radiologis.
I. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan subyektif berkaitan dengan fraktur mandibula dicurigai dari adanya nyeri,
pembengkakan oklusi abnormal, mati rasa pada distribusi saraf mentalis, pembengkakan, memar,
perdarahan dari soket gigi, gigi yang fraktur atau tunggal, trismus, ketidakmampuan mengunyah.
Selain itu keluhan biasanya disertai riwayat trauma seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan,
terjatuh, kecelakaan olah raga ataupun riwayat penyakit patologis
Setiap serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan. Dari dalam mulut. Sulkus
bukal diperiksa adanya ekimosis dan kemudian sulkus lingual. Hematoma didalam
sulkus lingual akibat trauma rahang bawah hampir selalu patognomonik fraktur
mandibula. Dengan hati-hati dilakukan palpasi pada daerah dicurigai farktur ibu jari
serta telunjuk ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk menunjukkan mobilitas
yang tidak wajar pada daerah fraktur.
15
3). Pemeriksaan Radiologis
16
sehingga terbentuk penyatuan tulang. Pada prinsipnya ada dua cara penatalaksanaan
fraktur mandibula, yaitu cara tertutup atau disebut juga perawatan konservatif, dan
cara terbuka yang ditempuh dengan cara pembedahan. Pada cara tertutup imobilisasi
dan reduksi fraktur dicapai dengan penempatan peralatan fiksasi maksilomandibular.
Pada prosedur terbuka bagian yang mengalami fraktur dibuka dengan pembedahan
dan segmen direduksi serta difiksasi secara langsung dengan menggunakan kawat
(wire osteosynthesis) atau plat (plat osteosynthesis). Kedua teknik ini tidak selalu
dilakukan tersendiri tetapi kadang-kadang dikerjakan bersama-sama atau disebut
dengan prosedur kombinasi. Pendekatan ketiga adalah merupakan modifikasi dari
teknik terbuka, yaitu metode fiksasi skeletal eksternal.
Fraktur ini diindikasikan untuk reduksi terbuka bila fragmen proksimal berubah
tempat ke arah posterior atau median dan reduksi tidak dapat dipertahankan tanpa
intraosseus wiring, skrew dan plat.
Fraktur yang tidak menguntungkan pada bodi mandibula atau daerah para simpisis
mandibula
Otot mylohyoid, digastrikus, geniohyoid dan genioglosus dapat menyebabkan
perpindahan fragmen lebih jauh. Ketika dilakukan perawatan reduksi
terbuka, fraktur parasimpisis cenderung membuka pada border inferior, dengan
aspek dari segmen mandibula berputar ke arah median pada titik fiksasi. Dengan
rotasi medial dari body mandibula, cusp lingual seluruh premolar dan molar bergerak
keluar dari kontak oklusal. Kalau konstriksi ini tidak diperbaiki, akan terjadi
inefisiensi pengunyahan dan perubahan periodontal yang buruk (Gambar 2).
17
DAFTAR PUSTAKA
- http://dubrit.blogspot.com/2013/01/fraktur-mandibula-makalah.html
di akses pada tanggal 07 january 2014 pkl 19.23
- Pederson,Gordon.1996.” buku ajar praktis B edah Mulut” .Jakarta:EGC\
28
LAMPIRAN
29
30
31
32
33