Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat allah swt. atas limpahan nikmat dan karunia-
Nya sehingga Makalah ini dapat tersusun dengan baik meskipun masih jauh dari
kesempurnaan. Selawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad saw. Beserta keluarga dan pengikutnya. Semoga kita selaku pengikut setianya
dapat menegakkan nilai-nilai sunnah secara integral dalam kehidupan pribadi dan sosial.

Hadirnya Makalah ini diharapkan dapat memotivasi terciptanya komunitas belajar.


Dengan judul “ KEGAWATDARURATAN MEDIK UMUM “FRAKTUR PADA RAHANG
BAWAH“ semoga dapat memberikan referensi tambahan dan memberikan alternatif
penuntun belajar yang dapat diterapkan dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi,
kreativitas, kemandirian, dan integrasi prestasi belajar yang berorientasi pada tuntutan masa
depan.

Penyusun berharap semoga adanya Makalah ini dapat mengoptimalkan proses


pembelajaran.Akhirnya, kami menyadari segala kekurangan yang melekat pada penerbitan
makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang berkompeten merupakan suatu
hal berharga dan sangat berarti dalam menyempurnakan Makalah ini. Semoga segala iktikad
dan ikhtiar yang dilakukan mendapatkan rahmat dan ridho allah swt..

Makassar, Januari 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................................4

2. TUJUAN.................................................................................................................................................... 4

3. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................................. 4

4. MANFAAT................................................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5

1. PENGERTIAN FRAKTUR MANDIBULA..........................................................................................................5

2. ANATOMI MANDIBULA........................................................................................................................... 6

3. PENYEBAB FRAKTUR PADA MANDIBULA...................................................................................................8

4. FRAKTUR MANDIBULA DAPAT DISEBABKAN OLEH TRAUMA MAUPUN PROSES PATOLOGIK


ANTARA LAIN.....................................................................................................................................................9

5. TANDA DAN GEJALA....................................................................................................................................14

6. Diagnosis................................................................................................................................................ 15

7. PEMERIKSAAN LOKAL DAN PERAWATAN................................................................................................15

8. KOMPLIKASI..................................................................................................................................................24

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................................27

1. KESIMPULAN.................................................................................................................................................27

Mandibula merupakan tulang yang berperan kompleks dalam penampilan estetis wajah dan oklusi
fungsional. Karena letaknya yang menonjol, mandibula menjadi tulang wajah yang paling
umum mengalami fraktur. Fraktur mandibula dapat disebabkan oleh trauma maupun proses
patologik. Tanda klinis utama fraktur mandibula adalah rasa nyeri, perdarahan, trismus,
gangguan oklusi, gerakan abnormal, krepitasi tulang, dan mati rasa pada bibir bawah dan pipi.
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan radiologis.
Penatalaksanaan fraktur mandibula terdiri atas perawatan pendahuluan dan perawatan
defenitif. Hal yang diperhatikan

2
pada perawatan pendahuluan, adalah primary survey, yaitu airway, breathing, circulation,
sedangkan perawatan defenitifnya terdiri atas reduksi terbuka atau reduksi tertutup, imobilisasi
dan fiksasi............................................................................................................................................................................27

2.................................................................................................................................................. SA
RAN................................................................................................................................................................ 27

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari proses pembuatan makalah ini,...............................27

Olehnya itu kami berharap pembaca dapat memberikan saran yang membangun guna......................27

pengembangan ilmu pengetahuan secara akurat.................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................................................28

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kasus di bidang kegawatdaruratan medik umum akhir akhir ini sering terjadi di
Indonesia. Mobility dan aktivitas manusia sehari hari menyebabkan masyarakat Indonesia
belum menyadari pentingnya kesehatan bagi kelangsungan hidupnya. Selain itu,,, kesadaran
masyarakat akan pentingnya keselamatan diri masih sangat kurang. Hal ini terbukti dengan
banyaknya kasus kriminalitas dan kecelakaan yang disebabkan karena “human eror”. Kasus
yang terbanyak adalah kasus kecelakaan lalulintas yang dapat berdampak pada trauma
penderita itu sendiri. DI Rumah Sakit tak jarang masyarakat yang umumnya kecelakaan
mengalami Fraktur pada bagian wajah (Mandibula) olehnya itu sangat penting dalam
membahas kasus tersebut pada makalah ini.

2. TUJUAN
1. Mengetahui penyebab terjadinya Fraktur pada Rahang Bawah
2. Mengetahui tanda dan gejala fraktur mandibula
3. Cara menangani Fraktur Rahang Bawah

3. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses terjadinya Fraktur pada rahang bawah?
2. Bagaimana tanda dan gejalanya?
3. Komplikasi apa saja yang terjadi?
4. Bagaimana penanganannya?

4
4. MANFAAT
1. Mengetahui penyebab terjadinya Fraktur pada Rahang Bawah akibat Trauma.
2. Memahami tanda dan gejala saat terjadi fraktur pada rahang bawah.
3. Mengetahui cara menangani Fraktur pada Rahang Bawah.

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN FRAKTUR MANDIBULA


Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial, yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma pada wajah sering melibatkan
tulang-tulang pembentuk wajah, diantaranya mandibula. Mandibula merupakan bagian dari
tulang wajah yang sering mengalami cedera karena posisinya yang menonjol, dan
merupakan sasaran pukulan dan benturan. Trauma yang terjadi pada mandibula sering
menimbulkan farktur yang menganggu fungsi pengunyahan. Fraktur mandibula adalah salah
satu cedera wajah yang sering ditemukan dan biasanya disebabkan oleh trauma langsung.
Penyebab utama dari fraktur di seluruh dunia adalah kecelakaan lalu lintas dan kekerasan.

5
2. ANATOMI MANDIBULA
PICTURE: h6.ggpht.com

Mandibula merupakan tulang yang besar dan paling kuat pada daerah muka, terdapat
barisan gigi.

Mandibula dibentuk

Oleh dua bagian simetris,yang mengadakan fusi dalam tahun pertama kehidupan. Tulang ini
terdiri dari korpus yaitu suatu lengkungan tapal kuda dan sepasang ramus yang pipih dan
lebar, yang mengarah keatas pada bagian belakang dari korpus.

Pada ujung dari masing-masing ramus didapatkan dua buah penonjolan disebut
prosesus kondiloideus dan prosesus koronoideus. Prosesus kondiloideus terdiri dari kaput
dan kolum. Permukaan luar dari korpus mandibula pada garis median, didapatkan tonjolan
tulang halus yang disebut simfisis mentum, yang merupakan tempat pertemuan embriologis
dari dua buah tulang.

6
6. Diagnosis

Diagnosis fraktur mandibula dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dari riwayat kejadian,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan radiologis.
I. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan subyektif berkaitan dengan fraktur mandibula dicurigai dari adanya nyeri,
pembengkakan oklusi abnormal, mati rasa pada distribusi saraf mentalis, pembengkakan, memar,
perdarahan dari soket gigi, gigi yang fraktur atau tunggal, trismus, ketidakmampuan mengunyah.
Selain itu keluhan biasanya disertai riwayat trauma seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan,
terjatuh, kecelakaan olah raga ataupun riwayat penyakit patologis

7. PEMERIKSAAN LOKAL DAN PERAWATAN


1). Pemeriksaan local fraktur mandibula

Pemeriksaan klinis ekstraoral

Tampak diatas tempat terjadinya fraktur biasanya terjadi ekimosis dan


pembengkakan. Seringpula terjadi laserasi jaringan lunak dan bisa terlihat jelas
deformasi dari kontur mandibula yang bertulang. Jika terjadi perpindahan tempat dari
fragmen-fragmen itu pasien tidak bisa menutup geligi anterior, dan mulut
menggantung kendur dan terbuka. Pasien sering kelihatan menyangga rahang bawah
dengan tangan. Dapat pula air ludah bercampur darah menetes dari sudut mulut pasien
Palpasi lembut dengan ujung-ujung jari dilakukan terhadap daerah kondilus pada
kedua sisi, kemudian diteruskan kesepanjang perbatasan bawah mandibula. Bagian-
bagian melunak harus ditemukan pada daerah-daerah fraktur, demikian pula
terjadinya perubahan kontur dan krepitasi tulang. Jika fraktur mengenai saraf
mandibula maka bibir bawah akan mengalami mati rasa.

2). Pemeriksaan klinis intraoral

Setiap serpihan gigi yang patah harus dikeluarkan. Dari dalam mulut. Sulkus
bukal diperiksa adanya ekimosis dan kemudian sulkus lingual. Hematoma didalam
sulkus lingual akibat trauma rahang bawah hampir selalu patognomonik fraktur
mandibula. Dengan hati-hati dilakukan palpasi pada daerah dicurigai farktur ibu jari
serta telunjuk ditempatkan di kedua sisi dan ditekan untuk menunjukkan mobilitas
yang tidak wajar pada daerah fraktur.

15
3). Pemeriksaan Radiologis

Evaluasi radiografis dibutuhkan untuk mempertegas bukti dan memberikan


data yang lebih akurat.(5) Adapun pemeriksaan radiologist yang dapat dilakukan
yaitu:
a. Foto panoramic dapat memperlihatkan keseluruhan mandibula dalam satu foto.
Pemerikasaan ini memerlukan kerjasama pasien, dan sulit dilakukan pada pasien
trauma, selain itu kurang memperlihatkan TMJ, pergeseran kondilus medial dan
fraktur prosessus alveolar.
b. Pemeriksaan radiografik defenitif terdiri dari fotopolos mandibula, PA, oblik
lateral.
c. CT Scan baik untuk fraktur kondilar yang sulit dilihat dengan panorex.

4). Perawatan Pendahuluan

Pada penderita cedera wajah terlebih dahulu harus diperhatikan pernapasan,


peredaran darah umum dan kesadaran. Jika terdapat patah tulang dengan atau tanpa
perdarahan, jalan napas bagian atas mudah tersumbat akibat dislokasi, udem, atau
perdarahan. Dalam hal ini selalu harus diingat bahaya aspirasi darah atau isi alir balik
lambung (regurgitasi). Disamping itu lidah mudah menutup faring pada penderita
yang pingsan.
Resusitasi merupakan tindakan pertolongan terhadap seseorang yang terancam
jiwanya karena gangguan pernapasan yang kadang disertai henti jantung. Resusitasi
ditujukan untuk menjamin tersedianya zat dijaringan vital. Untuk itu dibutuhkan jalan
napas yang bebas (A : airway), pernapasan dan ventilasi paru (B : breathing) yang
baik, serta transport melalui peredaran darah (C : circulation) yang memadai..(1)
Jika pasien datang dengan persangkaan fraktur mandibula, hal yang terpenting adalah
mempertahankan jalan napas yang tetap bebas. Karenanya pasien harus dirawat
dengan posisi terbaring pada satu sisi atau dalam posisi duduk dengan kepala
menengadah, selain itu perlu pemberian antibiotic dan toksoid tetanus.(16)
5). Perawatan defenitif

Prinsip umum perawatan fraktur mandibula secara esensial tidaklah berbeda


dari perawatan fraktur-fraktur manapun saja di badan. Fragmen direduksi ke dalam
suatu posisi yang baik dan kemudian dilakukan immobilisasi sampai waktu tertentu

16
sehingga terbentuk penyatuan tulang. Pada prinsipnya ada dua cara penatalaksanaan
fraktur mandibula, yaitu cara tertutup atau disebut juga perawatan konservatif, dan
cara terbuka yang ditempuh dengan cara pembedahan. Pada cara tertutup imobilisasi
dan reduksi fraktur dicapai dengan penempatan peralatan fiksasi maksilomandibular.
Pada prosedur terbuka bagian yang mengalami fraktur dibuka dengan pembedahan
dan segmen direduksi serta difiksasi secara langsung dengan menggunakan kawat
(wire osteosynthesis) atau plat (plat osteosynthesis). Kedua teknik ini tidak selalu
dilakukan tersendiri tetapi kadang-kadang dikerjakan bersama-sama atau disebut
dengan prosedur kombinasi. Pendekatan ketiga adalah merupakan modifikasi dari
teknik terbuka, yaitu metode fiksasi skeletal eksternal.

Fraktur ini diindikasikan untuk reduksi terbuka bila fragmen proksimal berubah
tempat ke arah posterior atau median dan reduksi tidak dapat dipertahankan tanpa
intraosseus wiring, skrew dan plat.
Fraktur yang tidak menguntungkan pada bodi mandibula atau daerah para simpisis
mandibula
Otot mylohyoid, digastrikus, geniohyoid dan genioglosus dapat menyebabkan
perpindahan fragmen lebih jauh. Ketika dilakukan perawatan reduksi
terbuka, fraktur parasimpisis cenderung membuka pada border inferior, dengan
aspek dari segmen mandibula berputar ke arah median pada titik fiksasi. Dengan
rotasi medial dari body mandibula, cusp lingual seluruh premolar dan molar bergerak
keluar dari kontak oklusal. Kalau konstriksi ini tidak diperbaiki, akan terjadi
inefisiensi pengunyahan dan perubahan periodontal yang buruk (Gambar 2).

17
DAFTAR PUSTAKA

- http://dubrit.blogspot.com/2013/01/fraktur-mandibula-makalah.html
di akses pada tanggal 07 january 2014 pkl 19.23
- Pederson,Gordon.1996.” buku ajar praktis B edah Mulut” .Jakarta:EGC\

- http://www.bedahmulut.ariirnawan.com di akses tanggal 09 January pkl 21.20

- http://dentistlove.blogspot.com di akses tanggal 09 january pkl 22.05

- http://www.bedahmulut.ariirnawan.com di akses tanggal 09 january pkl 22.21

28
LAMPIRAN

29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai