Pada masa Abbasiyah I (750-847 M), kekuasaan kholifah
sebagai kepala negara sangatterasa sekali dan benar seorang kholifah adalah penguasa tertinggi dan mengatursegala urusan negara. Sedang masa Abbasiyah II 847-946 M) kekuasaan kholifah sedikitmenurun, sebab Wazir (perdana mentri) telah mulai memiliki andil dalam urusannegara. Dan pada masa Abbasiyah III (946-1055 M) dan IV (1055-1258 M), kholifahmenjadi boneka saja, karena para gubernur di daerah-daerah telah menempatkan dirimereka sebagai penguasa kecil yang berkuasa penuh. Dengan demikian pemerintahpusat tidak ada apa-apanya lagi.
Dalam pembagian wilayah (propinsi), pemerintahan Bani
Abbasiyah menamakannyadengan Imaraat, gubernurnya bergelar Amir/ Hakim. Imaraat saat itu ada tiga macam,yaitu ; Imaraat Al-Istikhfa, Al-Amaarah Al-Khassah dan Imaarat Al-Istilau. Kepadawilayah/imaraat ini diberi hak-hak otonomi terbatas, sedangkan desa/ al-Qura dengankepala desanya as-Syaikh al-Qoryah diberi otonomi penuh.
Selain itu, dinasti Abbasiyah juga telah membentuk
angkatan perang yang kuat dibawah panglima, sehingga kholifah tidak turun langsung dalam menangani tentara.Kholifah juga membentuk Baitul Mal/ Departemen Keuangan untuk mengaturkeuangan negara khususnya. Di samping itu juga kholifah membentuk badanperadilan, guna membantu kholifah dalam urusan hukum.[7]
c. Bangunan Tempat Peribadatan dan Pendidikan
Di antara bentuk bangunan yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan adalahmadrasah. Madrasah yang terkenal saat itu adalah Madrasah Nizamiyah, yang didirikandi Baghdad, Isfahan, Nisabur, Basrah, Tabaristan, Hara dan Musol oleh Nizam al-Mulkseorang perdana menteri pada tahun 456 – 486 H. selain madrasah, terdapat jugaKuttab, sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah, Majlis Muhadhoroh sebagaitempat pertemuan dan diskusi para ilmuan, serta Darul Hikmah sebagai perpustakaan.
Di samping itu, terdapat juga bangunan berupa tempat-
tempat peribadatan, sepertimasjid. Masjid saat itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ibadahsholat, tetapi juga sebagai tempat pendidikan tingkat tinggi dan takhassus. Di antara
masjid-masjid tersebut adalah masjid Cordova, Ibnu
Toulun, Al-Azhar dan lainsebagainya.[8]
d. Bidang Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan pada masa Daulah Bani Abbasiyah
terdiri dari ilmu naqli dan ilmu „aqli. Ilmu naqli terdiri dari Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits Ilmu Fiqih, Ilmu Kalam, IlmuTasawwuf dan Ilmu Bahasa. Adapaun ilmu „aqli seperti : Ilmu Kedokteran, Ilmu Perbintangan, Ilmu Kimia, Ilmu Pasti, Logika, Filsafat dan Geografi.[9]
D.
Perluasan/ekspansi Kekuasaan Islam
Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, luas wilayah
kekuasaan Islamsemakin bertambah, meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara lainHijaz, Yaman Utara dan Selatan, Oman, Kuwait, Irak, Iran (Persia), Yordania,Palestina, Lebanon, Mesir, Tunisia, Al- Jazair, Maroko, Spanyol, Afganistan danPakistan, dan meluas sampai ke Turki, Cina dan juga India.[10]
Khalifah Al-Manshur berusaha menaklukan kembali
daerah-daerah yangsebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat, dan memantapkan keamanan didaerah perbatasan. Di antara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng-bentengdi Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia, dan Cicilia pada tahun 756-758 M. Keutara, bala tentaranya melintasi pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosporus.
Di pihak lain, dia berdamai dengan kaisar Constantine V
dan selama genjatansenjata 758-765 M, Bizantium membayar upeti tahunan. Bala tentaranya jugaberhadapan dengan pasukan Turki Khazar di Kaukasus, Daylami di laut Kaspia, Turki dibagian lain Oksus dan India.[11]
E.
Sebab-sebab Kemunduran dan Kehancuran
Kehancuran Dinasti Abbasiyah ini tidak terjadi dengan
cara spontanitas,melainkan melalui proses yang panjang yang diawali oleh berbagai pemeberontakandari kelompok yang tidak senang terhadap kepemimpinan kholifah Abbasiyah.
Disamping itu juga, kelemahan kedudukan kekholifahan
dinasti Abbasiyah di Baghdad,disebabkan oleh luasnya wilayah kekuasaan yang kurang terkendali, sehinggamenimbulkan disintegrasi wilayah. Berakhirnya kekuasaan dinasti Seljuk atas Baghdad atau khalifah Abbsiyahmerupakan awal dari periode kelima. Pada periode ini, khalifah Abbasiyah tidak lagiberada dibawah kekuasaan suatu dinasti tertentu, walaupun banyak sekali DinastiIslam berdiri. Ada diantaranya dinasti yang cukup besar, namun yang terbanyakadalah dinasti kecil. Para khalifah Abbasiyah, sudah merdeka dan berkuasa kembali,tetapi hanya di Baghdad sekitarnya. Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit inimenunjukan kelemahan politiknya. Pada masa inilah tentara Mongol dan tatarmenyerang Baghdad. Baghdad dapat direbut dan dihancurluluhkan tanpa perlawananyang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara Mongol ini adalah awalbabak baru dalam sejarah Islam, yang disebut masa pertengahan.
Sebagaimana dalam periodisasi khalifah Abbasiyah, masa
kemunduran dimulaisejak periode kedua, namun demikian faktor-faktor penyebab kemunduran itu tidakdatang secara tiba-tiba, benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanyakhalifah pada saat periode ini sangat kuat, benih-benih ini tidak sempat berkembang.Dalam sejarah kekuasaan Bani Abbas terlihat bahwa apabila kalifah kuat, paramenteri cenderung berperan sebagai pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, merekaakan berkuasa mengatur roda pemerintahan.
Di antara kelemahan yang menyebabkan
kemunduran Dinasti Abbasiyah adalahsebagai berikut :
a. Mayoritas Kholifah Abbasiyah periode akhir lebih
mementingkan urusan pribadinyadan cenderung hidup mewah.
b. Luasnya wilayah kekuasaan Abbasiyah, sementara
komunikasi pusat dengan daerahsulit dilakukan.
c. Ketergantungan kepada tentara bayaran.
d. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki dan Persia, yang menimbulkankecemburuan bagi bangsa Arab murni.
e. Permusuhan antara kelompok suku dan agama.
f. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang
dan menelan banyak korban.
g. Penyerbuan tentara Mongol di bawah pimpinan
Panglima Hulagu Khan yangmenghacur leburkan kota Baghdad.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin
Abdul Mutholib, pamanNabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Daulah BaniAbbasiyah berdiri antara tahun 132 – 656 H / 750 – 1258 M. Lima setengah abadlamanya keluarga Abbasiyah menduduki singgasana khilafah Islamiyah. Pusatpemerintahannya di kota Baghdad.
Di antara kota pusat peradaban pada masa dinasti
Abbasiyah adalah Baghdad danSamarra. Bangdad merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan Kholifah Abu Ja‟far Al -Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M. Sejak awal berdirinya,kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan.Ketika banyak terjadi pemberontakan, kekuatan Dinasti Abbasiyah pun melemah.Sehingga terjadi kegoncangan kekuasaan yang berakhir dengan disintegrasi wilayahdan keruntuhan dinasti ini