Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN GAMBARAN FOTO THORAX KASUS HIPERTENSI

DENGAN GAMBARAN CT SCAN PADA KASUS STROKE

Relation between Thorax Photo Imaging in Hipertension


with CT scan Imaging in Stroke
Bangga Arseta1, Ana Majdawati2
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2Bagian Radiologi FK UMY

ABSTRACT

Stroke is a multifactorial disease with many causes with major clinical


manifestations and the main cause of disability and death in developing countries,
and 15 million people in the world suffer stroke every years. The purpose of this
research was to determine relation between thorax photo imaging hypertension
with CT scan imaging in stroke using observational analytic design with 60
samples of people . Sampling using purposive sampling technique. Data were
collected from the stroke patients in the ward or emergency room and analyzed by
correlation coefficient lambda kontengensi with p <0.05.Patients with positive
chest radiographs as many as 41 people ( 82 % ) , patients with negative chest
radiographs were 9 people ( 18 % ) , patients with a positive head CT scan as
many as 47 people ( 94 % ) and patients with a CT scan of the head negaitf many
as 3 people ( 6 % ) .This research was analyzed using correlation coefficient
lambda kontengensi test with p value is 0.403 , it can be concluded that the
relationship of hypertension cases thorax picture with a picture ct scan in cases of
stroke was not significant ( p > 0.05 ) .

Key Word : CT scan, Hypertension, Stroke, Thorax photo

Stroke adalah penyakit multifactorial dengan berbagai manifestasi klinis


dan menyebabkan kecacatan dan kematian pada negara berkembang, dan 15 juta
orang dari seluruh dunia menderita stroke setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gambaran foto thorax kasus
hipertensi dengan gambaran CT scan pada kasus stroke menggunakan desain
analisis observasional dengan sampel 50 orang. Desain penelitiannini
menggunakan metode penelitian survey analiik dengan pendekatan cross
sectional. Data dikumpulkan dari pasien stroke di bangsal dan laboratorium
radiologi dan analisis menggunakan koefisien korelasi kontingensi lambda dengan
p<0,05. Pasien dengan radiografi dada positif sebanyak 41 orang (82%), pasien
dengan radiografi dada negatif sebanyak 9 orang (18%), pasien dengan CT scan
sebanyak 47 orang (94%) dan pasien dengan CT scan negatif sebanyak 3 orang
(6%). Analisis penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi kontingensi
lambda denga nilai p=0,403, bias disumpulkan hubungan gambran foto thorax
1
kasus hipertensi dengan gambaran CT scan pada kasus stroke tidak signifikan
(p>0,05)

Kata kunci : CT scan, Hipertensi, Stroke, Foto Thorax

Pendahuluan Amerika Serikat dan sekitar 795.000

orang terserang stroke setiap


Stroke adalah penyakit
tahunnya, dimana 610.000 orang
multifaktorial dengan berbagai
terkena stroke untuk yang pertama
penyebab disertai manifestasi klinis
kalinya dan 185.000 orang dengan
mayor dan penyebab utama
serangan stroke berulang (Elovainio,
kecacatan dan kematian di negara-
2007).
negara berkembang (Saidi, 2010).
Stroke secara garis besar
Berdasarkan data 15 juta orang dari
dibagi menjadi stroke iskemik dan
seluruh dunia menderita stroke setiap
stroke hemoragik. Di negara barat
tahunnya yang terdiri dari 5 juta
sekitar 80% stroke merupakan jenis
orang meninggal, 5 juta orang
stroke iskemik dan sisanya stroke
lainnya menderita cacat yang
hemoragik. Di Indonesia stroke
permanen. Penyakit stroke telah
iskemik lebih sering ditemukan
menjadi masalah kesehatan yang
dibanding hemoragik. Studi rumah
menjadi penyebab utama kecacatan
sakit yang ada di Medan pada tahun
pada usia dewasa dan merupakan
2001, yang tidak sempat dipublikasi,
penyebab terbanyak di dunia Stroke
ternyata pada 12 rumah sakit di
menduduki peringkat ke-3 sebagai
Medan dirawat 1263 kasus stroke
penyebab kematian tertinggi setelah
terdiri dari 821 stroke iskemik dan
penyakit jantung dan kanker di

2
442 stroke hemoragik. Pasien menjelang tahun 2025

meninggal 201 orang (15,91%) (Muhammadun, 2010). Di Indonesia

terdiri dari(11,93%) stroke iskemik sendiri prevalensi hipertensi menurut

dan 103(23,30%) stroke hemoragik survey kesehatan rumah

(Nasution, 2007). tangga/SKRT tahun 2008, pada

Salah satu faktor risiko yang orang berusia 25 tahun keatas

potensial bisa dikendalikan pada menunjukan bahwa 30% pria dan

penyakit stroke adalah hipertensi. 35% wanita menderita hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai (Ahmad, 2008).

tekanan sistolik 160 mmHg dan Penegakan diagnosis stroke

tekanan diastolik 90 mmHg khususnya yang memiliki riwayat

(Smeltzer, 2002). Penyakit hipertensi hipertensi diperlukan pemeriksaan

di dunia semakin meningkat. penunjang berupa foto thorax dan

Sebanyak 1 miliar orang di dunia computed tornografi scan (CT scan).

atau satu dari empat orang dewasa Pemeriksaan lain yang biasanya

menderita hipertensi. Bahkan di dibutuhkan adalah anamnesis,

perkirakan jumlah penderita pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

meningkat menjadi 1,6 miliar orang vital sign seperti tekanan darah,
3
frekuensi pernafasan, suhu tubuh dan ventrikuler. CT scan juga dapat

denyut nadi. Foto thorax penderita membantu untuk perencanaan

hipertensi biasanya dijumpai operasi. Pemeriksaan MRI (magnetic

gambaran elongasi aorta, resonance imaging) dapat

kardiomegali dan aterosklerosis menunjukan infark pada fase akut

(Kirsch, 2011). dalam beberapa saat setelah serangan

Gambaran CT scan kasus yang pada pemeriksaan CT scan

stroke akan ditemukan lesi hiperdens belum tampak, sedang pada

pada stroke hemoragik dan lesi perdarahan intraserebral setelah

hipodens pada stroke iskemik beberapa jam pertama yang

(Brown, 2000). Pemeriksaan mengikuti perdarahan. Foto thorax

radiologi yang dilakunan adalah CT juga biasa dilakukan untuk

scan dan MRI yang merupakan gold mengetahui apakah ada riwayat

standard untuk mendiagnosis stroke. hipertensi atau tidak pada pasien

Pada CT scan dapat memberikan stroke dengan melihat gambaran

informasi tentang lokasi, ukuran aterosklerosis, elongasi aorta atau

infark, perdarahan dan apakah kardiomegali.

perdarahan menyebar keruang intra Metode


4
Penelitian ini termasuk dalam pada bangsal dengan klinis stroke

kelompok metode penelitian survei yang mempunyai CT scan kepala dan

analitik dengan pendekatan cross foto thorax

sectional untuk mencari hubungan


. Tahap pertama, pasien
gambaran foto thorax kasus
mengisi lembar ceklis. Lalu diperiksa
hipertensi dengan CT scan kepala
hasil dari foto thorax dan hasil CT
pada kasus stroke.
scan kepala.

Penelitan dilaksanakan di Tahap kedua, uji korelasi

RSU PKU Muhammadiyah Unit 2 koefisien kontengensi lambda

Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan variabel nominal-nominal

pada bulan September 2014 - untuk mengetahui adanya hubungan

Februari 2015. yang bermakna antara gambaran foto

Penelitian dilaksanakan pada thorax kasus hipertensi dengan

2 kondisi pasien yaitu pasien dengan gambaran CT scan kepala pada kasus

klinis stroke yang datang ke instalasi stroke.

radiologi, yang dilakukan CT scan Hasil Penelitian

kepala dan foto thorax dan pasien

5
Berikut ini adalah Gambaran Scan.

Distribusi Foto Thoraks dan CT

Tabel 1. Gambaran Distribusi Foto Thoraks dan CT Scan

Karakteristik Frekuensi persentase

Foto Thorax (+) 41 82%

Foto Thorax (-) 9 18%

Total 50 100%

Ct scan (+) 47 94%

Ct scan (-) 3 6%

Total 50 100%

6
Tabel diatas menunjukan dengan CT scan kepala positif

bahwa pasien dengan foto thorax sebanyak 47 orang (94%) dan pasien

positif sebanyak 41 orang (82%), dengan CT scan kepala negaitf

pasien dengan foto thorax negatif sebanyak 3 orang (6%).

sebanyak 9 orang (18%), pasien

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian

Karakteristik Frekuensi Persentase

1. Usia

< 50 tahun 10 20%

50 tahun 40 80%

Total 50 100%

2. Keturunan

Ada Keturunan 32 64%

36
Tidak ada keturunan 18 36%

Total 50 100%

3. Jenis Kelamin

Laki - laki 23 46%

Perempuan 27 54%

Total 50 100%

Tabel diatas menunjukan hipertensi ada 32 orang (64%), dan

pasien yang mengalami klinis stroke yang tidak mempunyai riwayat klinis

dengan hipertensi pada umur kurang stroke dengan hipertensi ada 18

dariatau sama dengan 50 tahun ada orang (36%). Tabel yang ketiga

10 orang (20%), dan yang lebih dari menunjukan angka kejadian kasus

50 tahun ada 40 orang (80%). Tabel penyakit klinis stroke dengan

yang kedua menunjukan pasien yang hipertensi pada laki-laki 23 orang

mempunyai riwayat keturunan (46%), dan pada perempuan 27

penyakit dengan klinis stroke dengan orang (54%).

Tabel 3. Hubungan gambaran Foto Thoraks dengan CT Scan

8
Karakteristik Frekuensi Persentase

FT (+)dan CT (+) 38 76%

FT (+)dan CT (-) 3 6%

FT (-) dan CT (+) 9 18%

FT (-) dan CT (+) 0 0%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel diatas hasil foto thorax dan ct scan yang

didapatkan nilai p adalah 0,403, dilakukan pemeriksa mendapatkan

maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan blinding atau pemeriksa

hubungan gambaran foto thorax tidak mengetahui subjek dan klinis

kasus hipertensi dengan gambaran ct dari pasien. Pemeriksaan dilakukan

scan pada kasus stroke tidak dengan seorang ahli dan mendapat

signifikan (p>0,05). Hal ini berarti nilai uji kappa sebesar 0,9 sehingga

tidak ada hubungan bermakna antara validitas dari penelitian ini dinilai

gambaran foto thorax kasus bagus. Peneliti mengambil data

hipertensi dengan gambaran ct scan dengan kondisi alat dan pemeriksaan

pada kasus stroke. Data klinis dari


9
dengan standar yang diusahakan Kemunduran itu bersifat fisiologis

sama. dan berjalan secara alamiah. Arteri

besar biasanya kehilangan


Pembahasan
kelenturannya dan menjadi kaku,
Dari 50 sampel yang
sehingga tidak dapat mengembang
memenuhi kriteria inklusi terdapat
pada saat jantung memompa darah
40 sampel yang memiliki umur
melalui arteri tersebut (O’connor et
diatas 50 tahun (80%) dan 10 sampel
al, 1999).
yang berumur kurang dari sama
Hasil penelitian ini
dengan 50 tahun (20%), yang berarti
mendukung hasil penelitian
umur >50 tahun mempengaruhi
Medikanto (2011) dan Wardhana
gambaran foto thorax kasus
(2011) dengan judul hubungan antara
hipertensi dengan gambaran ct scan
hipertensi dan gangguan fungsi
pada kasus stroke lebih banyak
kognitif pada pasien stroke dan
terjadi yakni 80%. Usia lanjut yang
hubungan antara hipertensi dengan
menyebabkan hipertensi biasanya
luaran fungsi motorik pada pasien
bukan karena orang itu tidak
stroke dimana seiring bertambahnya
menjaga kesehatan saat muda tetapi
usia faktor resiko terkena penyakit
memang masa tua yang biasanya
yang mempengaruhi kemampuan
ditandai dengan berbagai

kemunduran fungsi tubuh.


10
kognitif dan motorik akan motorik pada pasien stroke dimana

meningkat. didapatkan pasien yang memiliki

Pada penelitian ini juga riwayat hipertensi 39 orang (72%)

diketahui 32 sampel ada faktor dan yang tidak memiliki riwayat

keturunan (64%) dan 18 sampel tidak hipertensi 8 orang (27%), yang

memiliki faktor keturunan (36%). berarti faktor keturunan

Factor genetic memang efeknya mempengaruhi gambaran foto thorax

tidak secara langsung dapat kasus hipertensi dengan gambaran ct

menyebabkan seseorang mengalami scan pada kasus stroke. Faktor

hipertensi, namun menyebabkan keturunan ini mempengaruhi

seseorang akan lebih sensitive kejadian hipertensi yang disebabkan

terhadap garam atau NaCl. oleh konsumsi garam itu.

Berdasarkan penelitian Pada penelitian ini selain

eksperimental diketahui bahwa faktor usia dan faktor keturunan juga

tekanan darah manusia terhadap jenis kelamin. Sebanyak 27 sampel

garam diturunkan secara genetik. adalah perempuan (54%) dan 23

Hasil penelitian ini mendukung sampel adalah laki-laki (46%), yang

penelitian dari Wardhana (2011) berarti angka kejadian pada

dengan judul hubungan antara perempuan lebih sering daripada

hipertensi dengan luaran fungsi laki-laki pada kasus ini. Hasil

11
penelitian initidak sesuai dengan dikarenakan nilai p adalah 0,403,

penelitian dari Medikanto (2011) untuk hasil dapat dikatakan

dengan judul hubungan antara bermakna apabila nilai p < 0,05. Hali

hipertensi dan gangguan fungsi ini tidak sesuai dengan hasil

kognitif pada pasien stroke dimana penelitian Yulia (2004), yang

penderita perempuan dan laki-laki didapatkan hasil nilai p adalah 0,001

perbandingannya 1 : 1,33 dan untuk yang menyatakan hubungan yang

di Australia dan Amerika bermakna. Penelitian ini tidak ada

perbandingannya 1 : 1,45 (Appeleros hubungan bermakna antara hubungan

et al, 2009). Hal ini dikarenakan gambaran foto thorax hipertensi

sampel yang didapatkan dari rumah dengan gambaran ct scan pada kasus

sakit PKU Muhammadiyah unit 2 stroke karena stroke yang terjadi

Yogyakarta banyak yang perempuan, lebih banyak stroke iskemik.

tetapi secara pustaka kejadian Kesimpulan

hipertensi banyak pada laki-laki. Pada penelitian ini

Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak

didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara gambaran foto

bermakna antara gambaran foto thorax kasus hipertensi dengan

thorax kasus hipertensi dengan gambaran ct scan pada kasus stroke.

gambaran ct scan pada kasus stroke

12
nilai p adalah 0,403, untuk

hasil dapat dikatakan bermakna Daftar Pustaka

apabila nilai p < 0,05.


Ahmad, S. (2008). Kendalikan Stres
Saran dan Hipertensi, Raih
Produktivitas.
Untuk peneliti selanjutnya http://www.dinkes-
sunsel.go.id/view.php?id=60
sebaiknya memperpanjang waktu 0&jenis=berita. Diakses 8
April 2014.
penelitian guna memperbanyak
Aliah A, Kuswara FF, Limoa A,
sampel. Wuysang G. (2007).
Gambaran umum tentang
Sebaiknya dilakukan juga gangguan peredaran darah
otak. Edisi ke 6. Editor
pemeriksaan foto thorax pada pasien Harsono. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta. 81-115
dengan klinis stroke. Karena Appelros P, Stegmayr B, Terent A.
Sex Differences in Stroke
biasanya pasien dengan klinis stroke Epidemiology. A systematic
Review. DOI :
hanya dilakukan pemeriksaan Ct
10.1161/STROKEAHA.108.
scan. 540781

Untuk penelitian selanjutnya Aulia, S. (2013). Hipertensi Pada


Lansia.
diharapkan ada penelitian yang http://www.scribd.com/doc/1
69817137/Hipertensi-Pada-
melihat hubungan gambaran foto Lansia. Diakses 7 April
2014
thorax hipertensi dengan gambaran Becske T. (2013). Subarachnoid
Hemorraghe. Medscape.
Ct scan kepala pada kasus stroke Diakses 18 April 2014
hemoragik.

13
Brown, M.M. (2000). Stroke : Dorland (2002). Kamus Kedokteran
Epidemiology and Clinical Dorland edisi XXIX. Jakarta
Features. Medicine Int 4: 45- : EGC, hal: 133-134.
52.
Chobanian, A.V. (2007). Isolated Dreisbach, A.W. (2013).
systolic hypertension in the Epidemiology of
elderly. N Engl J Med. Hypertension. Medscape.
357:789-796. Diakses 12 April 2014

Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Efendi, D. (2003). Korelasi Dispersi


Suku Patafisiologi (hands QT Dengan Hipertrofi
book of pathophysiologi) Ventrikel Kiri Pada
.Jakarta : EGC Penderita Hipertensi.
Bagian Ilmu Penyakit
Dekker, E. (1996). Hidup dengan Dalam Fakultas Kedokteran
Tekanan Darah Tinggi. Universitas Sumatera Utara.
Jakarta : CV. Mulia Sari Diakses 15 April 2104
Elovainio R. (2007). Stroke
Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan
Statistics. World Health
Indonesia 2008. Jakarta.
Report. Diakses 7 April
2009. Diperoleh dari
2014
http://www.depkes.go.id.
Diakses 12 April 2014 Goetz Christopher G. (2007).
Cerebrovascular Diseases. In
Detty ,N.F. (2009). Mencegah Dan : Goetz: Textbook of
Mengatasi Stroke. Clinical Neurology, 3rd ed.
Yogyakarta : Kujang Press Philadelphia : Saunders.

Dinata, C.A., Safrita, Y., Sastri, S. Guyton AC, Hall JE (2007).


(2012). Gambaran Faktor Tinjauan Sirkulasi; Fiska
Risiko dan Tipe Stroke pada Kedokteran Mengenai
Pasien Rawat Inap di Bagian Tekanan, Aliran, dan
Penyakit Dalam RSUD Resistensi. Dalam: Buku
Kabupaten Solok Selatan Ajar Fisiologi Kedokteran
Periode 1 Januari 2010-31 Edisi IX. Jakarta: EGC, hal:
Juni 2012. 168, 170, 172.
http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Diakses 8 April 2014 Kirsch, J. (2011). Routine Chest
Radiographs in
Uncomplicated
14
Hypertension. American Spontaneous intracerebral
College of Radiology. hemorrhage. N Engl J Med.
Diakses 16 April 2014 2001;344:1450–1460
Medikanto, A. R. (2011). Hubungan Saidi, S., Mahjoub T., and Almawi,
Antara Hipertensi dan W.Y. (2010). Aldosterone
Gangguan Fungsi Kognitif Syntase Gene (CYP11B2)
Promoter Polymorphism as a
Pada Pasien Stroke.
Risk Factor for Ischemic
Yogyakarta: UGM. Stroke in Tunisian Arabs.
Journal of Renin-
Muhammadun ,A,S. (2010). Hidup
Angiotensin-Aldosterone
Bersama Hipertensi.
System 11: 180.
Jogjakarta : In-Books.
Sherwood L (2001). Fisiologi
Nasution D. (2007). Strategi Manusia dari Sel ke Sistem
Pencegahan Stroke Primer. Edisi 2. Jakarta: EGC, hal:
http://repository.usu.ac.id/h 331.
andle/123456789/20531.
Diakses 7 April 2014 Sibarani, E. (2013). Gambaran
Obesitas Pada Pasien Stroke
O’Connor DW, Pollitt PA, Treasure Iskemik. Repository.usu.
FP, Brook CPB, Reiss BB. Diakses 8 April 2014
The influence of education,
Smeltzer, S.C. and Bare, B.G.
social class and sex on Mini-
(2002). Buku Ajar
Mental State Scores. Psycho Keperawatan Medikal
Med, 1999;19;771-776. Bedah. Edisi 8 Vol.2.
Jakarta : EGC.
Purwohudoyono, S. S. 2010. Sistem
kardiovaskular. Dalam: Taylor, T. (2013). Human Anatomy
Rasad (ed). Radiologi System. Innerbody.com.
Diagnostik Edisi II. Jakarta : Diakes tanggal 18 April
FK UI, pp: 165, 173. 2014
Putra, H.P. (2004). Guidline Stroke. Trihono. (2013). Riset Kesehatan
Scribd. Diakses tanggal 8 Dasar. http://depkes.go.id.
April 2014 Diakses 12 April 2014
Quershi A.I, (2001); Broderick, et al, Valery L Feigin, Ritha Krishnamurti.
1999; Becker et al. (2002). (2011). Stroke Prevention In
15
the Developing World.
American Stroke
Assosciation. Diakses
tanggal 8 April 2014
Wardhana, D. A. (2011). Hubungan
Antara Hipertensi dan
Luaran Fungsi Motorik
Pada Pasien Stroke.
Yogyakarta: UGM.

WHO, W. (2006). STEPS Stroke


manual: the WHO STEP
wise approach to stroke
surveillanceWorld Health
Organization.
Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi,
Konsep Klinis dan Proses-
Proses Penyakit Edisi 6,
Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Yogiantoro M. (2006). Hipertensi
esensial dalam buku ajar
Ilmu penyakit dalam. Jakarta
: FKUI.599-603.

16

Anda mungkin juga menyukai